Nama : Tn. S
Umur : 65 tahun
Agama : Islam
Keluhan Utama :
Benjolan di perut bagian bawah bertambah sejak + 1 minggu SMRS
Keluhan Tambahan :
Nyeri pada benjolan, nafsu makan menurun, penurunan berat badan, mual dan muntah,
sulit BAB
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien, laki-laki berusia 65 tahun, datang ke IGD RSUD Kab. Bekasi dengan
keluhan benjolan di perut bagian bawah sejak + 1 bulan SMRS. Benjolan tersebut
awalnya seukuran bola pingpong dan semakin besar sebesar bola kasti sejak + 1 minggu
SMRS. Benjolan disertai dengan rasa nyeri tetapi tidak menjalar ke tempat lain, bersifat
hilang timbul. Pasien juga mengatakan sulit BAB sejak 3 hari SMRS. Sedangkan BAK
lancar, warna kuning, tidak nyeri, tidak berpasir dan tidak berdarah. Pasien juga
mengatakan bahwa nafsu makan menurun sejak + 1 bulan terakhir dan pasien merasakan
ada penurunan berat badan tetapi tidak diketahui berapa banyak penurunan berat
badannya. Pasien mual dan muntah setiap kali makan.
Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan lain seperti demam, batuk, sesak, nyeri dada, dan sakit kepala disangkal
oleh pasien. Pasien sudah berobat ke puskesmas terdekat dengan keluhan yang sama dan
mendapatkan obat pereda nyeri (pasien lupa nama obatnya) namun tidak ada perbaikan.
Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan yang sama seperti pasien. Tidak ada
anggota keluarga yang memiliki riwayat hipertensi, DM, alergi, penyakit jantung,
penyakit paru.
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran: Komposmentis
Tinggi Badan : 165 cm
Tanda Vital
IMT : 20,2 (normoweight)
• Tekanan Darah: 110/70 mmHg
• Nadi: 84 x/menit
• Pernapasan: 24 x/menit
• Suhu: 37 oC
• SpO2: 97 %
Status Generalis
Status Generalis
Status Lokalis
Pemeriksaan Penunjang (10/11/19)
PARAMETER HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN
Darah Lengkap
Hemoglobin 9.5 (L) g/dL 13.0 - 18.0
Hematokrit 27 (L) % 40.0 - 54.0
Eritrosit 3.07 (L) 10^6/ µL 4.60 - 6.20
MCV 87 fL 80 - 96
MCH 31 pg/mL 28 - 33
MCHC 36 g/dL 33 - 36
Trombosit 283 10^3/ µL 150 - 450
Leukosit 10.3 (H) 10^3/ µL 5.0 - 10.0
Hitung Jenis
Basofil 0 % 0.0 - 1.0
Eosinofil 0 (L) % 1.0 - 6.0
Neutrofil 86 (H) % 50 - 70
Pemeriksaan Penunjang (10/11/19)
Limfosit 5 (L) % 20 - 40
Monosit 9 % 2-9
Laju Endap Darah (LED) 50 (H) mm/jam < 10
Ureum Kreatinin
Ureum 17 mg/dL 13 - 43
Kreatinin 0.6 (L) mg/dL 0.67 – 1.17
eGFR 105.5 mL/min/1.73 >60 mL/min/1.73 m^2
m^2
Elektrolit
Natrium 124 (L) mmol/L 136 - 146
Kalium 3.4 (L) mmol/L 3.5 - 5.0
Klorida (Cl) 96 (L) mmol/L 98 - 106
Pemeriksaan Penunjang (10/11/19)
Fungsi Hati
SGOT (AST) 18 U/L < 38
SGPT (ALT) 8 U/L < 41
Glukosa Sewaktu 132 mg/dL 80 - 170
Golongan Darah + Rhesus
Golongan Darah O
Rhesus (+) Positif
Pemeriksaan Penunjang (11/11/19)
Pemeriksaan Penunjang (12/11/19)
Foto Thorax
• Infiltrat (+) bilateral etc proses
spesifik lama
• Elongatio aorta
Foto Abdomen 3 Posisi
Pasien, laki-laki berusia 65 tahun, datang ke IGD RSUD Kab. Bekasi dengan keluhan benjolan
di perut bagian bawah sejak + 1 bulan SMRS. Benjolan tersebut awalnya seukuran bola pingpong
dan semakin besar sebesar bola kasti sejak + 1 minggu SMRS. Benjolan disertai dengan rasa nyeri
tetapi tidak menjalar ke tempat lain, bersifat hilang timbul. Pasien juga mengatakan sulit BAB sejak 3
hari SMRS. Sedangkan BAK lancar, warna kuning, tidak nyeri, tidak berpasir dan tidak berdarah.
Pasien juga mengatakan bahwa nafsu makan menurun sejak + 1 bulan terakhir dan pasien
merasakan ada penurunan berat badan tetapi tidak diketahui berapa banyak penurunan berat
badannya. Pasien mual dan muntah setiap kali makan. Pasien bekerja sebagai driver ojek online dan
selalu menggunakan masker.
Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 84 x/menit,
pernapasan 24 x/menit, suhu 37 oC. Pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis (+/+), edema
pada extremitas inferior (+/+), dan Teraba massa di regio suprapubic dengan ukuran 15 cm x 10 cm,
jumlah satu, konsistensi keras, batas tegas, permukaan rata, terfiksir, nyeri tekan (+). Pada hasil
laboratorium didapatkan hb 9.5, ht 27, eritrosit 3.07, leukosit 10.3, LED 50, kreatinin 0.6, natrium
124, kalium 3.4, dan klorida 96. Pada foto thoraks didapatkan infiltrat (+) bilateral etc proses spesifik
lama dan elongatio aorta. Kesan CT scan abdomen yaitu tumor mesenterium.
• Diagnosis Kerja : Tumor Intra Abdomen
• Tatalaksana : IVFD Asering 500 cc/8jam
Inj Ketorolac 30 mg
Inj Omeprazole 40 mg
Inj Ondansetron 40 mg
Pasang NGT
Transfusi PRC
Konsul spesialis bedah
• Laparotomi explorasi + Biopsi perlaparatomi pada tanggal 14 November 2019
• Hasil Biopsi
1. Karsinogen
2. Hormon
3. Faktor gaya hidup : Kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan makan- makanan
yang kurang berserat.
4. Parasit : parasit schistosoma hematobin yang mengakibatkan karsinoma planoseluler.
5. Genetik, infeksi, trauma, hipersensivitas terhadap obat
Lambung
Lambung merupakan bagian sistem gastrointestinal yang terletak diantara esofagus dan duodenum.
• Tiga perempat proksimal terdiri atas fundus dan korpus, berfungsi sebagai penampung makanan
yang ditelan serta tempat produksi asam lambung dan pepsin
• Seperempat distal atau antrum bekerja mencampur makanan dan mendorongnya ke duodenum
serta memproduksi gastrin
A. Tumor Jinak Lambung
Tumor jinak yang sering ditemukan adalah polip dan leiomioma yang dapat berbentuk adenomatosa,
hiperplastik atau fibroid. Leiomioma merupakan tumor jinak otot polos lambung tidak bersimpai sehingga
sulit dibedakan dari bentuk yang ganas (leiomiosarkoma).
Gambaran klinis hanya berupa nyeri yang tidak sembuh dengan antasid. Pemeriksaan fisik tidak ditemukan
kelainan.
Polip kecil dapat dikeluarkan sewaktu endoskopik. Bila ditemukan tanda keganasan, operasi diteruskan
dengan gastrektomi.
B. Karsinoma Lambung
Sebab timbulnya karsinoma lambung tidak diketahui. Beberapa faktor tertentu yang menunjukkan factor etiologi :
• Iritasi berulang
• Frekuensi lebih tinggi pada orang dengan golongan darah A
• Polipus lambung, anemia pernisiosa, ulkus ventriculi dan lain-lain.
Gejala klinis tidak dapat makan, anoreksia, dyspepsia, penurunan berat badan, nyeri abdomen, konstipasi, anemia,
mual serta muntah, hepatomegaly, asites, teraba massa pada colok dubur, dan kelenjar limf supraklavikuler kiri.
Gastroskopi dengan biopsi multiple dan pemeriksaan sitologi terhadap bahan sikatan tukak diperlukan untuk
memastikan diagnosis
Pembedahan merupakan terapi primer bagi kanker lambung jika tumor belum menyebar keluar lambung, biasanya
dilakukan gastrektomi subtotal (gastroduodenostomi atau gastro yeyunostomi). Bila tumor setinggi lambung
bagian kardiakmungkin membutuhkan gastrectomy total (esofagojejunostomy).
Empedu
A. Tumor Ganas Saluran Empedu
Jenis tumor kebanyakan adenokarsinoma pada duktus hepatikus atau duktus koledokus. Keluhan utama ialah
icterus obstruktif yang progresif secara lambat disertai pruritus.
Adenokarsinoma saluran empedu yang baik direseksi bila terdapat pada duktus koledokus bagian distal atau
papilla vater. Pembedahan dilakukan dengan cara whipple.
B. Tumor Ganas Kandung Empedu
Sekitar 8% faktor etiologi adalah kolelitiasis karena resiko transformasi kearah keganasan.
Sering ditemukan nyeri menetap di perut kuadran kanan atas, mirip kolik bilier. Gejala lain yang
dapat terjadi adalah icterus obstruksi dan kolangitis akibat invasi tumor ke duktus koledokus.
Pemeriksaan ultrasonografi dan CT scan dapat membantu menemukan tumor dan batu.
Apabila sudah ditemukan karsinoma kandung empedu harus dilakukan kolesistektomi dan reseksi
baji hepar selebar 3-5 cm
Hati
Karsinoma Hepatoseluler
Karsinoma hepatoseluler merupakan 80% dari semua karsinoma hati primer.
Tampak benjolan di perut bagian atas disertai rasa nyeri yang bersifat terus menerus hingga
menembus kebelakang atau ke daerah bahu. Nyeri meningkat jika penderita bernapas dalam.
Berat badan cepat menurun. Kadang terdapat asites atau perdarahan saluran cerna bagian atas
karena varises esofagus.
Prognosis biasanya buruk akibat diagnosis yang sering lambat ditegakkan karena tumor tidak
menyebabkan keluhan dan tidak ada gejala dini
Usus Halus
A. Tumor Jinak
Polip adenomatosa menduduki tempat nomor satu, disusul oleh Lipoma, leiomioma dan
hemangioma.
Kebanyakan tumor jinak di usus halus tidak menimbulkan gangguan yang berarti
B. Tumor Ganas
Separuh kasus tumor ganas terdapat diileum, jenis yang ditemukan ialah limfoma
ganas, karsinoid dan adenokarsinoma.
Keluhannya samar, seperti penurunan berat badan dan nyeri perut. Diagnosis tumor
usus halus umumnya baru ditegakkan setelah atau sewaktu laparotomi.
Colon
Neoplasma Ganas
Gejala karsinoma kolon kiri berbeda dengan yang kanan. Karsinoma kolon kiri sering
bersifat lebih banyak menimbulkan stenosis dan obstruksi, terlebih karena feses sudah
menjadi padat.
Pada karsinoma kolon kanan jarang terjadi stenosis dan feses masih cair sehingga tidak
ada factor obstruksi.
Tiga pengobatan utama dari kanker kolon adalah operasi, radiasi, dan kemoterapi.
Ginjal
Adenokarsinoma ginjal
Tumor ini tersering mengenai penderita pada usia enam puluhan dan dua atau tiga kali
dijumpai lebih sering pada laki-laki.
Di Indonesia karsinoma pankreas, tidak jarang ditemukan dan merupakan tumor ganas
ketiga terbanyak pada pria setelah tumor paru dan tumor kolon. Insiden tertinggi pada
usia 50-60 tahun.
Terapi dari kanker pankreas melibatkan kombinasi dari operasi, radioterapi, dan
kemoterapi.
Patofisiologi Tumor
• Ketika dicapai suatu tahap dimana sel mendapatkan ciri-ciri invasi, dan terjadi
perubahan pada jaringan sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitar
dan memperoleh akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluh
darah tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam tubuh untuk membentuk
metastase (penyebaran tumor) pada bagian tubuh yang lain.
• Meskipun penyakit ini dapat diuraikan secara umum seperti yang telah digunakan,
namun tumor bukan suatu penyakit tunggal dengan penyebab tunggal : tetapi lebih
kepada suatu kelompok penyakit yang jelas denagn penyebab, metastase,
pengobatan dan prognosa yang berbeda.
Manifestasi
1.Hiperplasia
2.Konsistensi tumor umumnya padat atau keras
3.Tumor epitel biasanya mengandung jaringan ikat maka akan elastic kenyal atau lunak.
4.Kadang tampak hipervaskulari disekitar tumor.
5.Biasa terjadi pengerutan dam mengalami retraksi.
6.Edema disekitar tumor disebabkan infiltrasi kepembuluh limfe.
7.Nyeri
8.Anoreksia, mual, muntah.
9.Penurunan berat badan.
Pemeriksaan
• Endoskopi
• Biopsi
• CT- Scan
• FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsy)
Pemeriksaan Staging
- Radiografi polos atau radiografi tanpa kontras, contoh: X-foto tengkorak, leher, toraks,
abdomen, tulang, mammografi, dll.
- Radiografi dengan kontras, contoh: Foto Upper Gr, bronkografi, Colon in loop, kistografi, dll.
- USG (Ultrasonografi), yaitu pemeriksaan dengan menggunakan gelombang suara. Contoh: USG
abdomen, USG urologi, mammosografi, dll.
- CT-scan (Computerized Tomography Scanning), contoh: Scan kepala, thoraks, abdomen, whole
body scan, dll.
- MRI (Magnetic Resonance Imaging). Merupakan alat scanning yang masih tergolong baru dan
pada umumnya hanya berada di rumah sakit besar. Hasilnya dikatakan lebih baik dari CT.
- Scinfigrafi atau sidikan Radioisotop. Alat ini merupakan salah satu alat scanning dengan
menggunakan isotop radioaktif, seperti: Iodium, Technetium, dll. Contoh: scinfigrafitiroid, tulang,
otak, dll