Anda di halaman 1dari 29

Laporan Kasus

Hernia Inguinalis Lateralis Inkarserata

Pembimbing
dr. H. Lili Koesman Djoewaeny, Sp.B

Oleh:
Sri Febriyanti Dewi
2015730124
Identitas

Nama : Tn.N
No. RM : 8983**
Umur : 40 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Alamat : Babakan
Tgl/Jam masuk RS : 09 Agustus 2019
Ruang Rawat inap : Kenanga
ANAMNESIS
Keluhan Utama

Benjolan di sekitar skrotum kanan 1


tahun SMRS
Riwayat Penyakit
Sekarang
ANAMNESIS
Pasien datang ke IGD RSUD Sayang Cianjur dengan keluhan terdapat
Benjolan di skrotum sejak + 1 tahun SMRS, benjolan muncul apabila pasien
batuk dan melakukan aktivitas, sebelumnya benjolan dapat dimasukan, lalu
benjolan tidak dapat dimasukan sejak 1 hari SMRS, pasien mengatakan
benjolan semakin lama semakin membesar, benjolan kadang terasa nyeri,
Keluhan disertai nyeri seluruh perut, mual muntah, kembung dan pasien
mengeluhkan belum BAB 1 hari SMRS, BAK keluar sedikit-sedikit
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit
Dahulu Keluarga

•Riwayat dengan keluhan yang sama


•Tidak pernah mengalami keluhan seperti
ini sebelumnya disangkal
•Riwayat hipertensi disangkal •Riwayat hipertensi disangkal
•Riwayat diabetes mellitus disangkal •Riwayat keganasan disangkal
•Riwayat penyakit jantung disangkal •Riwayat penyakit jantung disangkal
•Riwayat diabetes melitus disangkal
ANAMNESIS
Riwayat
Riwayat Alergi Psikososial
Pasien bekerja membantu
• Pasien tidak memiliki
riwayat alergi orang tua di rumah,
kebiasaan mengkonsumsi

Riwayat alkohol disangkal ,


merokok disangkal dan
Pengobatan
• Pasien belum pernah kopi disangkal
berobat untuk
mengurangi
keluhannya.
PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan Umum : Tampak


sakit sedang
 Kesadaran : Composmentis

 Tanda Vital
• Tekanan darah : 120/80 mmHg
• Nadi : 80 x/m
• Suhu : 36,5 ◦C
• Pernafasan : 20 x/m
Status Generalis
 Status Generalis
• Kepala : Normochepal
• Mata : Konjungtiva anemis (-/-), ikterus (-/-), refleks
pupil (+/+ isokor)
• Telinga : Dalam batas normal
• Hidung : Dalam batas normal
• Leher : tidak tampak benjolan (-), pembesaran KGB (-)
Status Generalis

• Thorax
o Inspeksi : Bentuk dada normochest, gerakan dada
simetris (+), retraksi dinding dada (-),
o Palpasi : Vokal fremitus kanan = kiri
o Perkusi : Sonor pada lapang paru kanan = kiri
o Auskultasi : Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)

• Jantung
o Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak
o Auskultasi : Bunyi jantung I & II reguler, murmur (-),
gallop (-)
Status Generalis
• Abdomen
o Inspeksi : tampak datar, lembut tidak ada bekas luka
operasi
o Auskultasi : Bising usus (+) normal
o Palpasi : Nyeri tekan (+)
o Perkusi: Timpani

• Ekstremitas
o Ekstremitas atas : Akral hangat (+/+), CRT < 2 detik,
edema (-/-)
o Ekstremitas bawah : Akral hangat (+/+), CRT < 2 detik,
edema (-/-) Akral hangat (+/+), CRT < 2 detik,
edema (-/-)
Status Lokalis
Status Lokalis a/r skrotum dekstra
• Inspeksi : terdapat benjolan berbentuk lonjong, dengan
ukuran 4x6 cm, hiperemis (-), transiluminasi (-)
• Palpasi : permukaan halus, nodul (-), nyeri tekan (-),
konsistensi kenyal, teraba hangat, tidak dapat
dimasukan kembali
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
HEMATOLOGI 09– 08 – 2019
Hematologi Lengkap

Haemoglobin 15.3 13.5 - 17.5 g/dL


Hematokrit 42.7 42 – 52 %
Leukosit *15.2 4.8 – 10.8 10^3/µL
Eritrosit 5.31 4.7 – 6.1 10^6/µL
MCV 80.4 80 – 94 fL
MCH 28.9 27 – 31 Pg
CHCM 36.3 33 – 37 g/dL
CH 29 Pg
MCHC 35.9 37 – 37 %
RDW-CV *15.7 10 – 15 %
HDW *3.3 2.2 - 3.2 g/dL
Trombosit 266 150 – 450 10^3/µL
MPV 8.7 8 – 12 fL
Pemeriksaa Penunjang
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Differential
Neutrofil % *86.3 40 – 70 %
Limfosit % *6.5 26 – 36 %
Monosit % 4.6 4–8 %
Eosinofil % 1.9 1–3 %
Basofil % 0.20 0 – 0.2 %
LUC % 0.5 0 -4 %
NRBC% 0.0 0.0 – 2.0 %
Absolut
Neutrofil # *13.14 1.8 – 7.6 10^3/µL
Limfosit # *0.99 1.00 – 1.43 10^3/µL
Monosit # 0.70 0.16 – 1.0 10^3/µL
Eosinofil # 0.3 0 – 0.8 10^3/µL
Basofil # 0.04 0 – 0.2 10^3/µL
LUC # 0.07 0 – 0.4 10^3/µL
Pemeriksaa Penunjang
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
HEMOSTASIS
Masa 2’ 30” 1–3 Menit
Pendarahan/BT
Masa 4’ 00” 3–7 Menit
Pembekuan/CT
KIMIA
KLINIK
Fungsi Hati
AST (SGOT) 24 15-37 U/L
ALT ( SGPT) 38 16-63 U/L
Fungsi Ginjal
Ureum 46.4 10 – 50 mg%
Kreatinin 1.0 0.5 – 1.1 mg%
IMUNOSEROL
OGI
Hepatitis Marker
HBsAg Non reactive Non reactive Non reactive
Pemeriksaa Penunjang

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan


Glukosa Rapid 111 <180 mg/dL
sewaktu
Elektrolit
Natrium (Na) *149.2 135 – 148 mEq/L
Kalium (K) *5.38 3.50 – 5.30 mEq/L
Calcium ion *1.06 1.15 – 1.29 Mmol/L
Pemeriksaa Penunjang

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan


IMUNOSEROLOGI
Hepatitis Marker
HBsAg Non reactive Non reactive Index

(10-08-2019) Hasil EKG:

Right Bundle Branch Block


Pemeriksaa Penunjang Anjuran

• Foto thorax
• USG
• Hitung darah lengkap
• Elektrolit
RESUME
Tn.N datang ke IGD RSUD Sayang Cianjur dengan keluhan terdapat
Benjolan di sekitar skrotum sejak + 1 tahun SMRS, benjolan muncul
apabila pasien batuk dan melakukan aktivitas, sebelumnya benjolan dapat
dimasukan, benjolan tidak dapat dimasukan sejak 1 hari SMRS,
sebelumnya benjolan dapat dimasukan, pasien mengatakan benjolan
semakin lama semakin membesar, benjolan kadang terasa nyeri, Keluhan
disertai nyeri seluruh perut, mual muntah, kembung dan pasien
mengeluhkan belum BAB 1 hari SMRS, BAK keluar sedikit-sedikit.
Pemeriksaan fisik didapatkan Inspeksi terdapat benjolan berbentuk
lonjong, dengan ukuran 4x6 cm, hiperemis (-), transiluminasi (-) Palpasi
didapatkan permukaan halus, nodul (-), nyeri tekan (-), konsistensi kenyal,
teraba hangat, tidak dapat dimasukan kembali.
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS BANDING

Hernia inguinalis lateralis 1. Hidrokel


inkaserata dekstra 2. Varikokel
TATALAKSANA
Rencana Terapi
 Bedah :Hernioraphy
 Non Bedah :
• IVFD RL 1500 cc/ 24 jam
• Ketorolac 1 x 30 mg
• Ondansetron 1 X 8 mg
• Anbacim 1 x 1 gr
• Ceftriaxon 1 x 2 gr
• Metronidazole 3 x 500 mg
PROGNOSIS

• Quo ad Vitam : Dubia ad Bonam


• Quo ad Functionam : Dubia ad
Bonam
• Quo ad Sanationam : Dubia ad
Bonam
Pembahasan

Hernia adalah penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian yang lemah dari
dinding rongga bersangkutan.
Berdasarkan letak:
•Hernia inguinalis
•Hernia femoralis
•Hernia diafragmatica
•Hernia umbilikalis
Berdasarkan gambaran klinis:
•Hernia reponible: isi hernia dapat keluar masuk
•Hernia ireponible: isi kantong tidak dapat kembali masuk ke rongga perut

Hernia inkarserata dan strangulata : terjadi bila isinya terjepit oleh cincin hernia
sehingga isi kantong terperangkap dan tidak dapat kembali kedalam rongga perut
akibatnya terjadi gangguan pasase atau vaskularisasi.
Penyebab hernia:
•Kelemahan otot dinding abdomen
•Peningkatan tekanan intra abdomen
Dasar diagnosis pada kasus ini adalah :

Dari hasil anamnesis, terdapat:


•Benjolan sekitar skrotum, benjolan keluar saat batuk dan aktivitas, benjolan
tidak dapat dimasukan kembali (hernia inguinalis, ireponible)
•Pasien mengeluhkan terdapat adanya gangguan pasase seperti mual muntah,
kembung, nyeri, tidak bisa BAB (terdapat pada hernia inkarserata)

Pada pemeriksaan fisik didapatkan inspeksi terdapat benjolan berbentuk


lonjong di sekitar skrotum kanan , dengan ukuran + 4x6 cm, Palpasi didapatkan
permukaan halus, konsistensi kenyal, teraba hangat, benjolan tidak dapat
dimasukan kembali (Hernia inguinalis lateralis ireponible)
Pada pemeriksaan penunjang
Dapat dilakukan USG, hitung darah lengkap dan elektrolit dapat menunjukkan
hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit), peningkatan sel darah putih
(leukosit: >10.000 – 18.000/mm3 ) dan ketidakseimbangan elektrolit

Pada pasien ini terdapat adanya peningkatan leukosit 15.2 10^3/µL dan
ketidakseimbangan elektrolit natrium 149.2 mEq/L, kalium 5.38 mEq/L dan
calcium ion 1.06 Mmol/L
Tatalaksana pada hemoroid terbagi menjadi tatalaksana
konservatif dan Operatif

Konservatif: Reposisi dan pemakaian penyangga untuk


mempertahankan isi hernia yang telah direposisi

Metode reposisi bimanual: tangan kiri memegang isi hernia sambil


membentuk corong sedangkan tangan kanan membentuk
sedangkan tangan kanan mendorongnya ke arah cincin hernia
dengan sedikit tekanan perlahan yang tetap hingga terjadi reposisi
Operatif:
Herniotomi: dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya.
Kantong dibuka, dan isi hernia dibebaskan jika ada pelekatan, lalu
kemudian direposisi. Kantong hernia dijahit ikat setinggi mungkin lalu
dipotong.
Hernioraphy: mengembalikan isi kantong hernia kedalam abdomendan
menutup celah yang terbuka dengan menjahit pertemuan tranversus
internus dan muskulus oblikus internus abdominus ke ligamen inguinal.

Pada pasien ini telah dilakukan tatalaksana berupa terapi operatif yaitu
dilakukannya
 Tindakan operatif: hernioraphy
 Diagnosis pasca bedah: Hernia Inguinalis Lateralis inkaserata dekstra
Progno
sis
Prognosa tergantung pada keadaan umum pasien
serta ketepatan penanganan, tetapi pada umumnya
baik kecuali pada hernia yang berulang atau hernia
yang besar. Pada hernia yang penting adalah
mencegah faktor predisposisinya.
DAFTAR PUSTAKA

 Sjamsuhijat R, Prasetyo TO, Rudiman R, et al. Buku Ajar Ilmu Bedah Vol 1-3,
Edisi 4, Jakart: EGC.2017
 Lutfi Achmad, Thalut kamardi.2007. Dinding perut, hernia, retroperitonium
dan omentum. Buku ajar ilmu bedah, ed 3.EGC
 Fitzgibbons R J, Ahlualia H S. 2006. Inguinal hernia. Schartz Manual of
Surgery. Eiht ed. USA McGra-Hills Companies
 . Sreve Eubanks M.D.2004.Hernia.Sabiston Textboox of surgery. 16 th ed.
Philadelphia. Elseiver saunders.

Anda mungkin juga menyukai