Anda di halaman 1dari 54

Laporan Kasus

CKD stage – 5
Pembimbing :
dr. Pujo Hendriyanto, Sp.PD

Disusun :
Kaesa Maximilian S (406222049)
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM PERIODE 2 Januari - 9 Maret 2023

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA

RSD K.R.M.T WONGSONEGORO SEMARANG 2024


I. IDENTITAS
: Ny. L Jenis Kelamin : Laki Laki
Nama
: 40 Tahun Suku Bangsa : Jawa
Usia
: Menikah No. CM : 590**
Status Perkawinan

: ART Tgl Masuk RS : 15 – 1 – 2024


Pekerjaan
: Banteng sari, rt8/10
Alamat
II. ANAMNESIS
Dilakukan autoanamnesis pada tanggal 19 Januari 2023 di Ruang Rawat Inap Nakula 3 - RSD
K.R.M.T Wongsonegoro serta didukung dengan data rekam medik pasien.

• Keluhan Utama :

Nyeri perut sampai pinggang blkg

• Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke IGD RSD K.R.M.T Wongsonegoro Semarang pada hari Senin, tanggal 15 – 01 –
2024 pukul 06.30 WIB dengan keluhan nyeri perut hebat pada bagian kanan bawah, disertai mual
muntah. BAB dan BAK tidak ada keluhan
Riwayat Penyakit Sekarang
Sebelum masuk rawat inap tanggal 15 Januari 2024, pasien bercerita pernah masuk IGD tanggal
7 dengan keluhan nyeri perut, dan mual muntah. Keluhan yang paling dirasakan adalah mual muntah hebat
pada jam 3 sore. Pasien menyatakan muntah di IGD tiap 2 jam dan telah mendapatkan terapi injeksi dan
dilaukan cek lab glukosa, EKG semua dalam batas normal sehingga pasien tidak dirawat inap.

Keluhan timbul lagi pada tanggal 15 Januari 2024, dengan keluhan nyeri perut hebat bagian
kanan, mual muntah, dan lemes. Pasien masuk IGD pada pagi hari jam 6.30 WIB dan masuk rawat inap
pada jam 9 pagi.

Nyeri perut bagian kanan pasien dirasakan sejak 2 minggu terakhir disertai badan lemas. Keluhan
mual muntah hebat juga dirasakan sejak seminggu terakhir sebelum masuk IGD yang pertama
Riwayat Penyakit Sekarang
Nyeri dirasakan menjalar dari perut sampai punggung belakang dan onset nyeri pasien dirasakan
sejak 2 minggu terakhir sehingga mengganggu aktivitas pasien sebagai ART. Badan lemas juga ikut
menyertai ketika nyeri perut timbul dengan skala nyeri 7 ketika keluhan timbul.

Keluhan nyeri membaik ketika pasien beristirahat dan saat ke IGD pertama keluhan nyeri mereda
selama 3 hari, namun kambuh kembali. Keluhan lain seperti lemes, mual muntah membaik ketika pasien
beristirahat dan meminum – minuman hangat.

Keluhan memburuk ketika pasien mulai masuk bekerja, dimana badan semakin lemas dan pucat
dikarenakan nyeri perut hebat ketika pasien kecapekan ketika bekerja. Keluhan mual muntah hebat juga
dirasakan pasien. Karena keluhan semakin memburuk pasien memutuskan untuk masuk IGD RSWN
Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan bengkak pada ekstrimitas disangkal, dan keluhan seperti gangguan berkemih , nocturia,
kesulitan berkemih, sensasi terbakar saat berkemih, kesemutan area pubis disangkal. Komposisi urin
pasien juga normal, tidak ada oligouria, polyuria, anuria, urin berbusa dan hematuria disangkal pasien.
BAB pasien juga masih normal
Riwayat Pengobatan

• Pada serangan nyeri perut dan mual muntah pasien sudah ke IGD

• Dirumah ketika keluhan muncul, pasien hanya beristirahat dan pijat


• Riwayat Penyakit Dahulu :
- Ini merupakan kedua kalinya keluhan serupa timbul
- DM (-)
- HT (-)
- Riw. Penyakit Hati (-)
- Riw. Infeksi (-)
- Alergi (-)
- Riw. Ggn pembekuan darah (-)
• Riwayat Penyakit Keluarga :
- Riwayat keluhan serupa pasien di keluarga disangkal

- DM & HT (-)
Riwayat Asupan Nutrisi

• Nafsu makan pasien sebelum dan sesudah muncul keluhan baik. Konsumsi makanan baik dengan menu variasi.

• Asupan cairan pasien juga tercukupi

Riwayat Kebiasaan

• Pasien bekerja sebagai ART dari pagi sampai malam setiap harinya

• Pasien tidak merokok dan meminum alkohol


Riwayat Lingkungan
• Lingkungan pasien dirasakan baik

• Sirkulasi udara pada rumah pasien baik


III. PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan pada tanggal 08 Januari 2024 di Ruang Rawat Inap Brotojoyo 4 - RSD
K.R.M.T. Wongsonegoro Semarang.

A. STATUS GENERALIS • Tanda Vital


Tekanan Darah : 158/100 mmHg
• Pemeriksaan Umum
Nadi : 74 x/menit
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang Suhu : 36.4 C
Kesadaran : Compos mentis, GCS 15 Pernapasan : 20 x/menit
(E4M6V5) SpO2 : 98 %
Pemeriksaan Sistem
Kepala

• Bentuk dan ukuran normal, tidak ada benjolan, tidak ada jejas, rambut terdistribusi merata.

Mata

• Bentuk simteris, pupil ODS bulat, isokor, refleks cahaya (+/+), konjungtiva anemis (+/+),
sklera ikterik (-/-)

Hidung
• Bentuk normal, sekret (-/-), deviasi septum (-/-), nyeri tekan (-)
Pemeriksaan Sistem
Telinga

• Daun telinga normal, darah (-/-), sekret (-/-)

Mulut

• Bibir dalam batas normal, atrofi papil lidah (-), faring tidak hiperemis

Thorax (paru)

• Inspeksi : Bentuk dada normal, pergerakan dada simetris (+/+), tidak ada retraksi pernapasan

• Palpasi : Stem fremitus kanan-kiri sama kuat

• Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru

• Auskultasi : Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), rhonki (-/-)


Pemeriksaan Sistem
 Thorax (jantung)
• Inspeksi : Pulsasi iktus kordis tidak tampak
• Palpasi : Iktus kordis teraba pada linea midclavicularis sinistra (ICS V)
• Perkusi : Pekak

Batas Kiri : ICS VI, linea midclavicularis sinistra

Batas Kanan : ICS IV, linea parasternalis dextra

Batas Atas : ICS II, linea parasternalis sinistra


• Auskultasi : BJ 1 dan 2 normal, murmur (-) , gallop (-)
Pemeriksaan Sistem
 Abdomen
• Inspeksi : Perut tidak tampak membesar, tidak ada jejas
• Auskultasi : Bising usus (+)
• Perkusi : nyeri ketok CVA (+), Shifting dullness (-)

• Palpasi : tidak teraba massa, nodul (-)

 Ekstremitas dan Kulit

• Akral hangat, CRT < 2 detik, turgor kulit baik, tidak sianosis maupun ikterik, ada tampak bintik
bintik merah di kulit
Pemeriksaan Sistem
 Kelenjar Getah Bening
• Tidak teraba membesar

 Anus dan Genitalia


• Pemeriksaan anus dan genitalia tidak dilakukan pemeriksaan
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium Hematologi (15/01/2024)

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal


Hemoglobin 5 g/dL 13.2 – 17.3
Hematokrit 15 % 40 - 52
Jumlah Eritrosit 1.82 /uL 4.7 – 6.1
Jumlah Lekosit 4.3 /uL 3.8 – 10.6
Jumlah Trombosit 208 /uL 150 – 400
Kalium 4.1 mEq/L 3.50 – 5.0
Kalsium 1.02 mEq/L 1.00 – 1.15
Natrium 134 mEq/L 135.0 – 147.0
Ureum 158.7 mq/dL 17.0 – 43.0
Creatinine 17.9 mq/Dl 0.6 – 1.1
Laboratorium Hematologi (06/01/2022)
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

Bilirubin Indirek 0.69 mg/dL 0.0 – 0.65

Bilirubin Direk 0.60 mg/dL 0.0 – 0.35

Bilirubin Total 1.29 mg/dL 0.0 – 1.00


IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium Hematologi (19/01/2024)

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal


Hemoglobin 10.6 g/dL 13.2 – 17.3
Hematokrit 32.8 % 40 - 52
Jumlah Eritrosit 3.73 /uL 4.7 – 6.1
Jumlah Lekosit 5.5 /uL 3.8 – 10.6
Jumlah Trombosit 171 /uL 150 – 400
Ureum 165.6 mq/dL 17.0 – 43.0
Creatinine 12.1 mq/Dl 0.6 – 1.1
Pemeriksaan USG Abdomen
Kesan :
• Ginjal kanan  uk kecil (+/- 7.13 cm), batas jelas, tak tampak penipisan
korteks, peningkatan echogenitas corteks lebih dari hepar, tidak tampak batu
• Ginjal kiri  uk kecil (+/- 6.73 cm), batas jelas, tak tampak penipisan
korteks, peningkatan echogenitas korteks sama dengan sinus ginjal, tidak
tampak batu
• Contracted kidney kanan dan kiri disertai peningktan echogenitas corteks
pada ginjal kanan (BrandBridge II) dan ginjal kiri (BrandBridge III) 
cenderung gambaran kronis ginjal
V. Resume
Sebelum masuk rawat inap tanggal 15 Januari 2024, pasien bercerita pernah masuk IGD tanggal
7 dengan keluhan nyeri perut, dan mual muntah. Keluhan yang paling dirasakan adalah mual muntah
hebat pada jam 3 sore. Pasien menyatakan muntah di IGD tiap 2 jam dan telah mendapatkan terapi
injeksi dan dilaukan cek lab glukosa, EKG semua dalam batas normal sehingga pasien tidak dirawat inap.

Keluhan timbul lagi pada tanggal 15 Januari 2024, dengan keluhan nyeri perut hebat bagian
kanan, mual muntah, dan lemes. Pasien masuk IGD pada pagi hari jam 6.30 WIB dan masuk rawat inap
pada jam 9 pagi.

Nyeri perut bagian kanan pasien dirasakan sejak 2 minggu terakhir disertai badan lemas.
Keluhan mual muntah hebat juga dirasakan sejak seminggu terakhir sebelum masuk IGD yang pertama
V. Resume
Nyeri dirasakan menjalar dari perut sampai punggung belakang dan onset nyeri pasien dirasakan
sejak 2 minggu terakhir sehingga mengganggu aktivitas pasien sebagai ART. Badan lemas juga ikut
menyertai ketika nyeri perut timbul dengan skala nyeri 7 ketika keluhan timbul.

Keluhan nyeri membaik ketika pasien beristirahat dan saat ke IGD pertama keluhan nyeri mereda
selama 3 hari, namun kambuh kembali. Keluhan lain seperti lemes, mual muntah membaik ketika pasien
beristirahat dan meminum – minuman hangat.

Keluhan memburuk ketika pasien mulai masuk bekerja, dimana badan semakin lemas dan pucat
dikarenakan nyeri perut hebat ketika pasien kecapekan ketika bekerja. Keluhan mual muntah hebat juga
dirasakan pasien. Karena keluhan semakin memburuk pasien memutuskan untuk masuk IGD RSWN
V. Resume
Keluhan bengkak pada ekstrimitas disangkal, dan keluhan seperti gangguan berkemih , nocturia,
kesulitan berkemih, sensasi terbakar saat berkemih, kesemutan area pubis disangkal. Komposisi urin pasien juga
normal, tidak ada oligouria, polyuria, anuria, urin berbusa dan hematuria disangkal pasien. BAB pasien juga masih
normal.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis dan nyeri ketok CVA (+). Pada pemeriksaan lab
didapatkan hasil hemoglobin yang rendah serta peningkatan ekstrim pada ureum dan creatinine
VI. DAFTAR MASALAH/DIAGNOSA

Diagnosis Utama

• CKD Stage - V

Diagnosa Banding

• Nefrolithiasis

• Nefritis

• Glomerulonefritis kronis
VII. PENGKAJIAN

Terapi Farmakologis Terapi Non-Farmakologi

 Bedrest
 Nocid PO tab 3x1
 Obs. Perbaikan ukuran abdomen
 Bic Nat PO 3x1

 CaCO 3 PO 3x1
Rencana Evaluasi

 Pemantauan tanda-tanda vital dan keadaan umum

 Pemantauan perbaikan keluhan pasien

 Hasil lab Hb, eritrosit, ureum dan creatinine

Edukasi

 Edukasi pasien dan keluarga tentang penyakit pasien

 Edukasi untuk dilakukan HD rutin

 Menyarankan pasien untuk bedrest & pemberian nutrisi yang adekuat.


Prognosis
• Ad vitam : dubia ad dubia

• Ad functionam : dubia ad dubia

• Ad sanationam : dubia ad malam


Definisi

Penyakit ginjal kronis (CKD) berarti ginjal rusak dan tidak dapat menyaring darah sebagaimana
mestinya. Penyakit ini disebut "kronis" karena kerusakan pada ginjal terjadi secara perlahan-lahan
dalam jangka waktu yang lama. Kerusakan ini dapat menyebabkan penumpukan limbah di dalam
tubuh. CKD juga dapat menyebabkan masalah kesehatan lainnya
Etiologi CKD
• Pre Renal
- Perfusi ke ginjal menurun  pada orang gagal jantung kronik dan sirosis hepar.
• Intrinsic Renal
- Gangguan vascular renal  kerusakan vascular pada glomerulus dan tubulointerstitium. Bisa juga karena
stenosis vascular renal, aterosklerosis, dan dysplasia fibromuscular  iskemik nefrophaty.
- Gangguan glomerulus  nefritik dan nefrotik
Nefritik : terdapat RBC, WBC, dan protein dalam urin
Nefrotik : proteinuria dalam jumlah banyak (>3,5 gr dlm 24 jam)

- Tubular  Polycystic Kidney Disease


• Post Renal
- Karena obstruksi kronis
Etiologi CKD
Kriteria CKD
Cockcroft-Gault equation
Staging CKD
Patofisiologi CKD
Patofisiologi CKD

• Massa ginjal berkurang  hipertrofi nefron (sebagai kompensasi)  Hiperfiltrasi


(meningkatkan aliran darah glomerulus dan kapiler)  sclerosis nefron
(maladpatasi)  fungsi nefron menurun progresif

• Peningkatan RAAS Intrarenal (diperantarai growth factor (TGF-B)  Hiperfiltrasi


 sclerosis secara progresif  Penurunan fungsi ginjal

• Std dini : LFG (n)/(++)  progresif penurunan fungsi nefron, tanda pasti 
Peningkatan Urea & kreatinin
Patofisiologi CKD

• LFG 60 %  asimptomatik & peningkatan ureum, kreatinin

• LFG 30 %  timbul gejala : nocturia, letargi, nausea, penurunan BB

• LFG < 30 %  sindrom uremi, anemia, Ht, gangguan keseimbangan elektrolit,


pruritus, hipo/hypervolemia

• LFG 15 %  perlu dialysis/transplantasi ginjal


Patofisiologi CKD
Tatalaksana CKD
Tujuan tatalaksana CKD :
- Terapi spesifik sesuai dasar penyakit
- Pencegahan dan terapi terhadap komorbid
- Memperlambat progresifitas
- Pencegahan dan terapi terhadap penyakit kardiovaskular
- Terapi pengganti ginjal seperti dialisi atau transplantasi ginjal
Terapi Nutrisi

• Diet  Batasi protein makanan hingga < 40 g/hari, Batasi asupan


Na, K, PO4 (Hindari makanan yang mengandung kalium, misalnya
pisang)
• Keseimbangan air dan elektrolit  Asupan cairan harian =
keluaran urin hari sebelumnya + 600 ml
• Pembatasan Asupan Protein  pada LFG < 60 ml/mnt, 0,6 -
0,8/kg.bb/hari, yang 0,35 - 0,50 gr di antaranya protein tinggi
• Jumlah Kalori  30-35 kkal/kgBB/hari
Pharmacological treatment
• Pengobatan kondisi yang mendasari (diabetes, HPT, autoimun, dll)

• Pengobatan kelebihan cairan :

- Diuretik: Furosemid, oral / IV, 40-120 mg setiap hari

• Pengobatan hiper hipertensi (target tekanan darah <130/8mmHg):i.

- ACE i- Lisinopril, oral, 5-40 mg setiap hari Atau Ramipril, oral, 2,5-10 mg setiap hari

- ARB- Losartan, oral, 25-100 mg setiap hari atau Valsatan, oral, 80-160 mg setiap hari

• Pengobatan anemia:

- Injeksi eritropoietin 50-100 unit IV/SC 3 kali seminggu

- Pengobatan dimulai pada Hb <10g/dt  Tab. Fero sulfat 200mg 3 kali sehari
• Pengobatan hiperkalemia/asidosis metabolic :

- 10% Kalsium glukonat, IV, 10-20 ml selama 2-5 menit + Natrium


Bikarbonat, IV, 8,4% 50mEq, lebih dari 5 menit + Insulin Reguler, IV, 10
unit dalam 50-100 ml Glukosa 50 %
Renal Placement Therapy

• Dialisis  menghilangkan produk sisa dan cairan ekstra dari darah


ketika ginjal tidak dapat lagi melakukan hal ini
- Hemodialisa  Mesin menyaring limbah dan kelebihan cairan dari darah

- Peritoneal dialysis  Kateter yang dimasukkan ke dalam perut mengisi rongga perut dengan
larutan dialisis yang menyerap limbah dan kelebihan cairan dalam darah

• Transplantasi ginjal
Dialisis

• Prinsip  membersihkan zat sisa (toxin)


dan kelebihan cairan dalam darah,
dengan 3 tahap :

- Difusi

- Osmosis

- Ultra-Filtrasi
Indikasi Hemodialisa

1. Kelebihan cairan
2. Asidosis berat
3. Hiperkalemia
4. Perikarditis
5. Ensefalopati
Hemodialisa

• Tujuan  mengurangi cairan dan


produk sisa dari darah serta
memperbaiki elektrolit imbalance,
dengan menggunakan mesin dan
dialyzer (artificial kidney)
Hemodialisa

• Akses Vaskularnya :

1. CVC

2. Cimino (Arteriovenous Shunt)  dgn


prosedur operasi menggabungkan arteri
dan vena.

3. Arteri Graft  graft ditanam dalam kulit


dan menggabungkan vena dan arteri
• Antikoagulan diperlukan  interaksi plasma dan
membrane dialysis mengaktifkan faktor pembekuan

• Heparin  awal 50 – 100 U/kg diteruskan 100 U/jam


bolus

• Monitoring APTT
Peritoneal Dialisis
• Dialisis dengan perantara peritoneum
sebagai membrane semipermeable 
sebagai media pertukaran digunakan
caairan dialisat yang dimasukan
dikeluarkan lewat selang yang di pasang
diperut untuk pertukaran zat dalam
darah
Komplikasi Dialisis

Intra dialisi Kronik


• Aritmia • Anemia
• Kram otot • Kalsifikasi vascular
• Hipotensi • Calciphylaxis
• Hipoglikemi • Infeksi
• Dialisis disequiliribrium sindrom • Firbrosis system nefron
• Sindrom reaksi pertama dializer
Transplantasi Ginjal
• Transplantasi ginjal melibatkan pembedahan
untuk menempatkan ginjal yang sehat dari
donor ke dalam tubuh. Ginjal yang
ditransplantasikan dapat berasal dari donor
yang sudah meninggal atau donor yang masih
hidup. Pasien harus minum obat selama sisa
hidup Anda untuk menjaga agar tubuh tidak
menolak organ baru.

Anda mungkin juga menyukai