Anda di halaman 1dari 30

RUPTURE URETRA

Putri Maulidasari
Ghina Khalishah
Haris
Putri Ramdhani

Pembimbing
Dr. Dahril Sp. U FRACS

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BAGIAN / SMF ILMU BEDAH RSUDZA
BANDA ACEH
2018
LAPORAN KASUS
• Nama : Tn. S
• Umur : 42 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-Laki
• No. CM : 1-17-88-36
• Agama : Islam
• Status : Menikah
• Alamat : Seulimum, Aceh Besar
• Suku : Aceh
• Pekerjaan : Swasta
• Tanggal Masuk IGD : 18 Juli 2018
• Tanggal Pemeriksaan : 24 April 2018
• KU : Tidak bisa BAK
• RPS :
• Pasien datang ke IGD RSUDZA dengan keluhan tidak
bisa BAK sejak 1 hari SMRS. Pasien juga mengeluh
nyeri perut di bagian bawah dan keluhan disertai
demam. Sejak satu tahun terakhir pasien mengeluh BAK
sulit keluar, mengejan saat BAK, nyeri saat BAK, akhir
kencing yang kurang puas, pancaran kencing yang
lemah, dan frekuensi kencing yang semakin meningkat
dalam sehari hingga 10 kali BAK. Pasien juga mengaku
sering terbangun tengah malam untuk BAK lebih dari 5
kali. Riwayat kencing berdarah (-), BAK berpasir (-),
mual-muntah (-).
• RPK : Disangkal
• RPD : Hipertensi (+) 7 bulan, DM (-)
• RPO : Pasien selama ini berobat ke
puskesmas, tapi pasien tidak ingat obat
apa yang dikonsumsi.
• RKS : Perokok aktif selama 25 tahun,
PEMERIKSAAN FISIK
VITAL SIGN
• Kesadaran : Compos mentis
• Tekanan Darah : 140/90 mmHg
• Nadi : 80 kali/ menit
• Pernapasan : 20 kali/ menit
• Suhu : 36,8 0C
KEPALA LEHER
• Mata : Konjungtiva palpebra inferior pucat (-/-),
sklera ikterik (-/-) pupil isokor ø 3 mm/3 mm
• Telinga : Normotia (+), sekret (-)
• Hidung : Sekret (-), Darah (-)
• Mulut : Pucat (-), Sianosis sentral (-)
• Leher : TVJ R ± 2cmH2O, perbesaran KGB (-)
Toraks
• Inspeksi : Simetris pada saat statis dan dinamis,
bentuk normal, retraksi interkostal (-)
• Palpasi : SF kanan = SF kiri, nyeri tekan (-)
• Perkusi : Sonor/sonor
• Auskultasi : Vesikular (+/+), rh (-/-) wh (-/-)
Jantung
• Inspeksi : iktus kordis terlihat
• Palpasi : iktus kordis teraba pada ICS V linea midclavicula 2 cm kearah
lateral
• Perkusi :
– Batas atas : ICS III midclavicula sinistra
– Batas kiri : ICS VI linea axila anteriorsinistra
– Batas kanan: ICS V linea parasternal dextra
• Auskultasi : BJ I > BJ II, regular (+), gallop (-)
Abdomen
• Inspeksi : Simetris (+), Distensi (-),
• Auskultasi : BU (+)
• Palpasi : Soepel
• Perkusi : Timpani (+)
S/L : Suprapubik
• I: Tidak tampak Full blast
• F: Tidak teraba full blast
Ekstremitas : Edema (-) di kedua lengan dan tungkai
Genetalia ; Terpasang kateter.
Status Urologi
• Flank dex et sin :perabaan ginjal (-/-)
NT (-), nyeri ketok CVA (-/-)
• Suprapubik : bulli kesan kosong, NT
(+)
• Genitalia eksterna : terpasang FC 18fr,
produksi kesan jernih
• RT : TSA kuat, ampula
tidak kolaps, mukosa licin, teraba prostat
40-60 gr, kenyal, nodul (-), simetris, BCR
(-)
LABORATORIUM 8/4/2018
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hemoglobin 14,3 14,0-17,0 g/dL
Hematokrit 41 45-55 %
Eritrosit 5,6 4,7-6,1 106/mm³
Trombosit 202 150-450 10³/mm³
Leukosit 34,1 4,5-10,5 10³/mm³
Eosinofil 0 0-6 %
Basofil 1 0-2 %

Neutrofil batang 0* 2-6 %


Neutrofil segmen 83 50-70 %
Limfosit 8 20-40 %
Monosit 8 2-8 %
GDP 106 60-110 Mg/dl

Ureum 23 13-43 Mg/dL


Kreatinin 0,99 0,67-1,17 Mg/dL
URINALISA 8/4/18
HASIL NILAI RUJUKAN
MAKROSKOPIS
Warna Kuning
Kejernihan keruh
Berat jenis 1,020 1,003-1,030
pH 7,0 5,0-9,0
Leukosit Negatif Negatif
Protein Positif (+1) Negatif
Glukosa Positif +1 Negatif
Keton Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Urobilinogen Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Darah positif Negatif
SEDIMEN
Leukosit 8-10 0-5
Eritrosit 40-50 0-2
Epitel 6-8 0-2
USG Urologi
• USG Prostat : membesar, volume 101 cc,
nodul (-)
Kesimpulan : BPH
DIAGNOSA
• Retensi urin ec Susp BPH volume 101 cc
TATALAKSANA
Farmakologi
• Antibiotik
• Analgetik

Tindakan
• TUR-P
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi
Definisi
• Ruptur uretra merupakan salah satu kasus
kegawatdaruratan urologi karena adanya trauma
lain yang lebih mengancam nyawa.
Pemeriksaan radiologi memiliki peran penting
dalam diagnosis. Penatalaksanaan yang
terlambat dan tidak tepat akan mengurangi
kualitas hidup dan meningkatkan mortalitas.
Epidemiologi
• Cedera saluran kemih memiliki proporsi 10%
dari seluruh kasus trauma. Trauma uretra
mencakup 4% dari seluruh trauma saluran
kemih, terutama disebabkan fraktur pelvis pada
kecelakaan lalu lintas dan kasus jatuh dari
ketinggian.
• Lebih panjangnya uretra pada laki-laki,
menyebabkan kasus trauma uretra lebih sering
pada laki-laki.
Etiologi
• Trauma uretra dapat disebabkan trauma
tumpul, trauma tajam, atau trauma pada
instrumentasi endoskopi dan trauma
iatrogenik
• Penyebab trauma uretra lainnya adalah
perilaku seksual, fraktur penis, dan
stimulasi intralumen uretra.
Etiologi
Klasifikasi
• Secara anatomi uretra dibagi menjadi 2
bagian, yaitu uretra posterior dan anterior.
Disebut trauma uretra posterior jika terjadi
proksimal dari membran perineal pada
uretra prostatika atau uretra
membranasea, sedangkan trauma uretra
anterior melingkupi uretra bulbar dan
pendulosa sampai ke fosa navikularis.1
Klasifikasi
• Menurut derajatnya, ruptur uretra dibagi
menjadi ruptur inkomplit dan ruptur
komplit.
Patofisiologi
• Trauma dengan fraktur pelvis sebagian besar
disertai trauma uretra posterior.
• Pada kasus trauma uretra posterior, uretra
pars membranasea atau pars prostatika
merupakan bagian prostat yang ruptur.
• fraktur pelvis menembus lantai pelvis dan
sfingter volunter, dan robekan ligamen
puboprostatik akan merobek uretra
membranosa dari apeks prostat.
• Kemudian akan terbentuk hematoma di
retropubis dan perivesika.
Gambaran Klinis
• Riwayat terjatuh dari tempat yang ting dan terkena di daerah
perinum
• Perdarahan per uretra post trauma
• Retensi urin
• Kontraindikasi pemasangan kateter :
a. Pada posterior (proksimal urogenital)
• Perdarahan per uretra
• Retensi urin dan nyeri perut bawah
• Pemeriksaan Rektal tuse: floating prostat
• Ureterografi: ekstravasasi kontras dan adanya fr. Pelvis
Gambaran Klinis

b. Pada anterior
• Perdarahan per uretra/hematuri
• Butterfly hematom
• Kadang terjadi retensi urin
Pemeriksaan RUG
• Pemeriksaan radiologis uretrografi
retrograd (RU) dapat menunjukkan derajat
ruptur uretra, parsial atau komplit, serta
lokasinya, baik anterior maupun posterior,
sehingga dapat menentukan pilihan
tatalaksana akut drainase kandung kemih.
Tatalaksana
Prognosis
• Ruptur uretra parsial dapat ditatalaksana secara
konservatif dengan pemasangan kateter uretra atau
suprapubik dan memiliki risiko striktur lebih rendah.
Sebaliknya, ruptur uretra komplit ditatalaksana dengan
tindakan operatif berupa realignment endoskopik atau
uretroplasti, dan memiliki risiko tinggi striktur uretra.3
Jika terbentuk striktur uretra, harus dilakukan uretrotomi
atau dilatasi uretra
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai