Anda di halaman 1dari 46

Laporan kasus

CARCINOMA COLON
Oleh :
Nabila Besari Putri
201820401011122

Pembimbing :
dr. Moh. Akram, Sp.B

SMF ILMU BEDAH


RSUD DR. H. SLAMET MARTODIRDJO PAMEKASAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2019
Identitas pasien
• Nama : Tn. A
• Umur : 39 tahun
• Jenis kelamin
: Laki-laki
• Alamat : Dsn Tattat, Ds/Kel Patarongan, Kec Torjun, Kab
Sampang
• Pekerjaan : Petani
• Agama : Islam
• Tanggal MRS : 9 Desember 2019, pukul 22.30 WIB
Anamnesis
• Keluhan Utama : Nyeri Perut
• Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Dr. H.
Slamet Martodirdjo pada hari Senin, 9 Desember 2019 pukul 22.30
WIB. Pasien datang dengan keluhan nyeri perut sebelah kanan bawah
sejak 15 hari yang lalu. Nyeri dirasakan terus menerus seperti ditusuk-
tusuk sehingga pasien tidak bisa beraktivitas. Mencret sejak 10 hari
lalu, 4x sehari, warna kuning, darah(-), lendir (+). Demam 2 hari. Mual
(-) muntah (-). Makan minum seperti biasa. Riwayat pengobatan:
pasien sudah MRS di RS Larasati, kemudian dirujuk ke RSUD
• Riwayat Penyakit Dahulu
▫ Keluhan serupa disangkal

• Riwayat penyakit keluarga


▫ Keluarga tidak ada yang pernah mengalami sakit seperti pasien
• Riwayat Sosial:
▫ Pasien suka makan makanan yang dibakar
▫ Perokok aktif
• Pemeriksaan Fisik
• Tanda-tanda Vital
Keadaan Umum : Cukup
Kesadaran : Compos mentis
GCS : 456
Tekanan darah : 138/69 mmHg
Nadi : 96 x/ menit
Frekuensi nafas : 24 x / menit
Temperatur : 36,8ºC
SpO2 : 96%
• Status Generalis
• Kepala/Leher
▫ Bentuk : Normochepali a-/i-/c-/d-
▫ Leher : JVP (-), pembesaran KGB (-)
• Thorax
▫ Pulmo : Pergerakan dinding dada simetris, sonor +/+, ves +/+ rh -/-
wh -/-
▫ Cor : batas jantung dalam batas normal, S1 S2 tunggal, murmur
(-) gallop(-)
• Abdomen:
- Inspeksi : distended(-), discharge(-)
- Auskultasi: BU(+) menurun
- Palpasi : soepel, teraba massa lumbar-inguinal dextra,
hepatomegali (-), nyeri tekan (+), mc. Burney sign(+),
psoas sign(+), obturator sign(+), rovsing sign(+)
- Perkusi : hipocondriac dextra, lumbar dextra, inguinal dextra
redup
• Extremitas: Akral hangat, CRT < 2 detik, edema -/-
Pemeriksaan penunjang
8 Desember 2019 Hasil Nilai normal Satuan

Darah lengkap

Hb 11,7 P 11.0-14,7 L 13.0-16.6 g/dL

Hct 33.8 L 41,3-52,1 P 35,2-46,7 %

MCV 87.00-102,3 Fl

MCH 27.1-32.4 Pg

MCHC 29.7-33.1 g/dL

Darah Lengkap Trombosit 293.000 150.000-450.000 uL

Lekosit 13.800 3.37-8,38 10^3/uL

Neutofil 67 39.8-70.5 %

Limfosit 24 23.1-49.9 %

Monosit 9 4,3-10.0 %

Eosinophil 0,6-5,4 %

Basofil 0.3-1.4 %

Eritrosit 4,8 3.69-5,46 10^6/uL

GDA : 110 mg/dL


8 Desember 2019 Hasil Nilai normal Satuan

Faal Hati Faal Hati

SGOT 21 P< 31, L<37 U/L


SGPT 21 P< 31, L<41 U/L
USG
(9 Desember 2019)

Kesimpulan:
Tampak gambaran intraluminal mass di daerah flexura hepatica ukuran
82,49 x 92,01 x 70,32mm kesan suatu massa colon
Colon in Loop
(4 Desember 2019)
Clue and cue

-Nyeri perut kanan bawah


- diare+lendir -USG
- riwayat demam intraluminal mass di flexura
-Teraba massa di abdomen kanan
hepatica
bawah
- leukositosis
Assesment

1. Tumor abdomen susp. Ca colon ascenden dd PAI


Planning
• Diagnosis
▫ CT colonography

• Terapi
▫ MRS
▫ Infus RL 20 tpm
▫ Inj. Ciprofloxacin 2x200 mg
▫ Inj santagesik 3x1
▫ Rujuk dr. Sp.B
Anatomi dan Vaskularisasi

terdiri dari caecum, appendix


vermiformiis, colon ascendens,
colon transversum, colon
descendens, colon sigmoid,
rectum dan canalis analis

Panjang 1-3 meter.


Diameter terbesar
pada caecum, makin
ke distal makin kecil
Definisi
• keganasan yang berasal dari
jaringan usus besar, terdiri dari
kolon (bagian terpanjang dari
usus besar) dan atau rektum
(bagian kecil terakhir dari usus
besar sebelum anus)
Epidemiologi

angka kejadian kanker kolorektal mencapai


urutan ke-4 di dunia

laki-laki: perempuan = 19.4 dan 15.3 per


100.000 penduduk
Faktor risiko • :

• Genetik
Tidak dapat di • Polip
modifikasi • Inflammatory Bowel Disease
• Usia

• Diet: tinggi lemak, tinggi kalori,


daging merah, rendah serat
Dapat di • Merokok
modifikasi • Alkohol
• Aktivitas fisik kurang
Patofisiologi
• Sel-sel epitel kolon yang normal secara histopatologi melalui
kejadian molekular
• Polip adenomatosa(pramaligna)  kanker kolorektal karena
proses karsinogenesis
Manifestasi klinis
Kolon kanan Kolon kiri Rektum

- Kelemahan yang tidak dapat - Gangguan pola buang air besar -Perdarahan per rektal
dijelaskan / anemia - Darah makro pada feses - gangguan pola buang air besar
- Tes darah samar pada feses - Gejala obstruksi - teraba massa intrarectal
- Gejala dispepsia
-Ketidaknyamanan abdomen
kanan persisten
- Teraba massa abdominal
Diagnosis
Anamnesis
Perdarahan per-anum disertai peningkatan frekuensi defekasi dan/atau diare
selama minimal 6 minggu (semua umur)

Perdarahan per-anum tanpa gejala anal (di atas 60 tahun)

Peningkatan frekuensi defekasi atau diare selama minimal 6 minggu (di atas 60
tahun)

Tanda-tanda obstruksi mekanik usus


Pemeriksaan Fisik Massa teraba pada fossa iliaka dekstra (semua umur)

Tanda-tanda obstruksi mekanik usus

Rectal touch

▫ Keadaan tumor: lesi pada dinding rektum serta letak


bagian terendah terhadap cincin anorektal
▫ Mobilitas tumor: Hal ini sangat penting untuk mengetahui
prospek terapi pembedahan
▫ Ekstensi dan ukuran tumor dengan menilai batas atas,
bawah
Pemeriksaan Penunjang
• Endoscopy  Gold standard
▫ Sigmoidoscopy (>35% tumor
terletak di rectosigmoid
▫ Colonoscopy total
• Barium enema
▫ Injeksi kontras ke dalam anus melalui tabung kecil
▫ Kontras mengandung zat logam (barium) yang melapisi lapisan usus besar 
Biasanya, X-ray menghasilkan citra jaringan lunak yang buruk, tetapi hasil
pelapisan barium menghasilkan gambaran colon yang relatif jernih
• CT colonography
▫ Tes yang menggunakan CT Scan untuk menghasilkan gambar bagian
dalam colon sampai anus
Staging
Tumor primer (T)

Metastase (M)

KGB Regional (N)


• Klasifikasi kanker kolorektal dari Dukes:
Tatalaksana
Eksisi Lokal (Polipektomi Sederhana)

▫ Eksisi lokal dilakukan baik


untuk polip kolon maupun polip
rektum
▫ Polipektomi endoskopik harus
dilakukan apabila struktur
morfologik polip
memungkinkan
Eksisi Transanal

▫ Dilakukan pada kanker rektum


▫ Syarat untuk melakukan eksisi transanal adalah:
 T1
 <30% dari lingkar rektum Ukuran <3 cm
 Margin bersih (>3 mm)
 Dapat digerakkan (mobile)
 Tidak ada invasi limfovaskular
Transanal Endoscopic Microsurgery (TEM)

• Jika lesi dapat diidentifikasi secara adekuat


di rektum
• Prosedur TEM memudahkan eksisi tumor
rektum yang berukuran kecil melalui anus
• Keterbatasan eksisi transanal adalah
evaluasi penyebaran ke KGB secara
patologis tidak dapat dilakukan
Kolektomi dan reseksi KGB regional en-Bloc

▫ Indikasi: kanker kolon yang masih dapat


direseksi (resectable) dan tidak ada
metastasis jauh
▫ Luas kolektomi sesuai lokasi tumor, jalan
arteri yang berisi kelenjar getah bening, serta
kelenjar lainnya yang berasal dari pembuluh
darah yang ke arah tumor dengan batas
sayatan yang bebas tumor
Total Mesorectal Excision (TME)

▫ Diseksi tajam pada batas ekstrafasial


▫ Dengan eksisi lengkap mulai dari mesorektum ke
dasar pelvis termasuk batas lateralnya
▫ Saat ini TME merupakan prosedur baku untuk
bedah kanker rektum dengan mengangkat
mesorektum, yang meliputi pembuluh darah,
pembuluh getah bening, jaringan lemak, dan fasia
mesorektal
Bedah laparoskopik pada kanker kolorektal

▫ Kriteria pertimbangan untuk melakukan


laparoskopi kolektomi:
 Diperlukan eksplorasi intraabdomen sebelum
tindakan definitif
 Dilakukan pada tumor stadium dini sampai
stadium lanjut lokal yang masih resectable
 Tidak ada peningkatan tekanan intrabdomen
seperti obstuksi atau distensi usus akut karena
tumor
Tindakan bedah untuk kanker metastatik

▫ Tumor primer resektabel dan metastasis resektabel 


Metastasis pada hepar tidak lebih dari 2 atau 3 nodul
▫ Tumor primer resektabel dan metastasis tidak resektabel 
reseksi tumor primer dilanjutkan dengan kemoterapi untuk
metastasisnya
▫ Tumor primer tidak resektabel, metastasis tidak resektabel 
kemoterapi atau radiasi paliatif merupakan penanganan standar
untuk pasien dengan KKR metastasis
Komplikasi
Perforasi
• disekitar tumor akibat nekrosis  Peritonitis

Obstruksi

Abses di sekitar tumor


• reaksi dari peritoneum

Fistel gastroiliaka
• mual dan muntah fekal

Fistel visikokolika
• pneumaturia
Anemia/ • Infiltrasi ke sumsum tulang  penekanan sel
progenitor eritrosit eritropoiesis terganggu
CRA(Cancer- • Blood loss
Related • Kelainan ginjal  kelainan struktur dan
fungsi  defisiensi eritropoietin  produksi
Anemia)) eritrosit menurun
Prognosis
DAFTAR PUSTAKA
• Johnson CM, Wei C, Ensor JE, et al. Meta-analyses of colorectal cancer risk factors. 2014; 24: 1207–1222
• Komite Penanggulangan Kanker Nasional, Panduan Penatalaksanaan Kanker Kolorektal, Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia
• Moore, K., Dalley, AF., Agur, MR., 2014, Chapter 1: Overview of Abdominal Viscera and Digestive Tract, 7th
ed., Wolters-Kluwer Health, United State, pp. 226
• Netter, Frank H. 2012. The Netter Collection of Medical Illustrations. Philadephia: Elsevier Saunders
• Sjamsuhidajat, Wim de Jong, 2016, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 4. Jakarta: EGC, pp. 794
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai