Anda di halaman 1dari 27

Tn.

Deny Kurniawan / L / 51 thn/ RM: 0001781318 / BPJS


MRS : 08/08/2019 Pukul: 16.55
INA-CBG : K-1-20-III
DPJP : Bambang Am Am Setya Sulthana,dr., Sp.B-KBD, FINACS

KU : Tidak Bisa BAB dan tidak bisa buang angin.


AK :
Sejak 10 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluh tidak bisa BAB dan tidak bisa
buang angin. Keluhan disertai mual (+), muntah (+), kembung (+), dan nyeri pada perut pasien yang
hilang timbul. Riwayat BAB seperti kotoran kambing (-), riwayat BAB mencret (+), riwayat BAB berdarah
(+) , Riwayat BAB lendir (+) sejak 3 bulan yang lalu, riwayat penurunan berat badan 4 Kg (+) dalam 2
bulan yang lalu. Riwayat operasi sebelumnya (-). Riwayat sakit yang sama sebelumnya (-). Riwayat sakit
yg sama di keluarga (-)
Karena keluhan nya pasien berobat ke RS Siloam Purwakarta dirawat selama 3 hari dilakukan
rontgen perut Karena keluhan dirasakan tidak mengalami perbaikan kemudian pasien di rujuk ke RSHS
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis :
Kes : Compos mentis
TD : 110/60 mmHg N : 98 x/mnts
RR : 20 x/mnt S : 36,8 0C
Konjungtiva tidak anemis dan sklera tidak ikterik

Status Lokalis :
a/r thorax : Bentuk/Gerak simetris, VBS kanan=kiri, Rh (-/-), Wh (-/-)
a/r abdomen : Cembung, lembut, Bising Usus (+) meningkat, Metalik sound (+) Nyeri Tekan (+), Nyeri Lepas (-),
Defans Muskuler (-), pergerakan usus pada dinding perut (-) gambaran usus pada dinding
perut (-)
RT : Tonus sfingter ani kuat, mukosa berbenjol-benjol, ampula tidak kolap, massa (+)
circumscript 4 cm dari anal verge, nyeri tekan (+),
ST : feses (+), darah (-)
Tekanan intra vesika : 10 mmHg
FOTO KLINIS
FOTO POLOS DADA
RSHS – 08 Agustus 2019
FOTO POLOS ABDOMEN
RSHS – 08 Agustus 2019
Laboratorium
Laboratorium 08 Agustus 2019
PT/APTT/INR 10.8 / 32.0 / 0.96
Haemoglobin 12.9
Haematokrit 38.8
Leukosit 8.830
Trombosit 450.000
Na / K 138 / 3.6
Ur/Cr 44.0 / 1.41
SGOT/SGPT 17 / 16
GDS 101
Albumin 3.1
Diagnosis Kerja :
Ileus Obstruktif Total ec Tumor Rekti 1/3 Distal Suspek Maligna + Dehidrasi sedang

Tatalaksana :
• Rehidrasi ringer laktat 1000 ml
• Puasa
• Dekompresi dengan NGT dan Kateter urin
• Ceftriaxone 1x2 gr IV
• Ranitidin 2x50 mg IV
• Ketorolac 3x30 mg IV
• Laparotomi Eksplorasi + Colostomy diversi + biopsi massa rektum
INA CBG: K-1-20-III PROSEDUR INTESTINAL KOMPLEKS (BERAT) Rp. 37.048.273
DO (08 Agustus 2019) – dr. Iffa, dr. Jafan , dr. Simon :
• Ditemukan cairan peritoneum jernih kekuningan
• Ditemukan distensi pada usus halus dan colon
• Teraba massa berbenjol-benjol, konsistensi keras pada daerah
rektum, dan telah mencapai serosa dan melekat ke vesika urinaria
• Tidak ditemukan pembesaran KGB
• Nodul hepar (-)

Diagnosis Post Op :
Ileus Obstruktif Total ec Tumor Rekti 1/3 Distal Suspek Maligna
T4bN0M0 + Dehidrasi sedang yang telah dilakukan Laparotomi
Eksplorasi + Kolostomi Diversi + Biopsi Tumor per Rektum

INA CBG: K-1-20-III PROSEDUR INTESTINAL KOMPLEKS (BERAT) Rp. 37.048.273


KANKER KOLOREKTAL
DEFINISI
Kanker kolorektal adalah keganasan yang berasal dari jaringan
usus besar, terdiri dari kolon (bagian terpanjang dari usus
besar) dan/atau rektum (bagian kecil terakhir dari usus besar
sebelum anus).
EPIDEMIOLOGI
• Kanker ketiga terbanyak dan penyebab kematian ketiga terbanyak di
US
• Berdasarkan survei GLOBOCAN 2012, insidens KKR di seluruh dunia
menempati urutan ketiga (1360 dari 100.000 penduduk [9,7%]
keseluruhan laki-laki dan perempuan) dan menduduki peringkat
keempat sebagai penyebab kematian (694 dari 100.000 penduduk
[8,5%], keseluruhan laki-laki dan perempuan)
• Di Amerika Serikat sendiri pada tahun 2016, diprediksi akan terdapat
95.270 kasus KKR baru, dan 49.190 kematian yang terjadi akibat KKR
• Secara keseluruhan risiko untuk mendapatkan kanker kolorektal
adalah 1 dari 20 orang (5%)
FAKTOR RESIKO
Faktor unmodified:
• Riwayat KKR atau polip adenoma individual ataupun keluarga
• Riwayat individual penyakit inflamasi kronis pada usus

Faktor modified:
• Inaktivitas
• Obesitas
• Konsumsi tinggi daging merah
• Merokok
• Konsumsi alkohol moderat-sering
INDIVIDU BERESIKO SEDANG
• Individu berusia 50 tahun atau lebih
• Individu yang tidak mempunyai riwayat kanker
kolorektal atau inflammatory bowel disease
• Individu tanpa riwayat keluarga kanker kolorektal
• Individu yang terdiagnosis adenoma atau kanker
kolorektal setelah berusia 60 tahun.
RESIKO SEMAKIN MENINGKAT
• Individu dengan riwayat polip adenomatosa
• Individu dengan riwayat reseksi kuratif kanker kolorektal
• Individu dengan riwayat keluarga tingkat pertama kanker kolorektal
atau adenoma kolorektal (rekomendasi berbeda berdasarkan umur
keluarga saat diagnosis)
• Individu dengan riwayat inflammatory bowel disease yang lama
• Individu dengan diagnosis atau kecurigaan sindrom hereditary
nonpolyposis colorectal cancer (HNPCC) atau sindrom Lynch atau
familial adenomatous polyposis (FAP)
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
• Perdarahan per-anum disertai peningkatan frekuensi defekasi
dan/atau diare selama minimal 6 minggu (semua umur)
• Perdarahan per-anum tanpa gejala anal (di atas 60 tahun)
• Peningkatan frekuensi defekasi atau diare selama minimal 6 minggu
(di atas 60 tahun)
• Massa intra-luminal di dalam rektum dengan tanda-tanda obstruksi
mekanik usus
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN FISIK (PADA PEMERIKSAAN COLOK DUBUR)
• Keadaan tumor: Ekstensi lesi pada dinding rektum serta letak bagian
terendah terhadap cincin anorektal, cervix uteri, bagian atas kelenjar
prostat atau ujung os coccygis.
• Mobilitas tumor: Hal ini sangat penting untuk mengetahui prospek
terapi pembedahan.
• Ekstensi dan ukuran tumor dengan menilai batas atas, bawah, dan
sirkuler.
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Endoskopi merupakan prosedur diagnostik utama dan dapat
dilakukan dengan sigmoidoskopi (>35% tumor terletak di
rektosigmoid) atau dengan kolonoskopi total.
• Enema barium dengan kontras ganda
• CT colonography (Pneumocolon CT)
DIAGNOSIS
PENETAPAN STADIUM PRE-OPERATIF PADA CA RECTI
• Pemeriksaan colok dubur
• Endorectal Ultrasonography (ERUS)
• Computed Tomography (CT) Scan
• Magnetic Resonance Imaging (MRI) Rektum
DIAGNOSIS BANDING
• Irritable bowel syndrome (IBS)
• Kolitis ulseratif
• Penyakit Crohn
• Hemoroid
• Fisura anal
• Penyakit divertikulum
STAGING
STAGING
STAGING
STAGING
TATALAKSANA
PERSIAPAN PREOPERATIF
• Informed consent
• Pembuatan stoma
• Persiapan usus (kolon)
• Transfusi darah perioperatif
• Profilaksis antibiotik
TINDAKAN OPERATIF
Total Mesorectal Excision (TME)
• Mesorektum dan batas sirkumferensial (lateral) adalah hal yang sama pentingnya dengan batas
reseksi distal pada kanker rektum.
• TME adalah suatu diseksi tajam pada batas ekstrafasial (antara fascia propiarektum dan fascia
presakral), dengan eksisi lengkap mulai dari mesorektum ke dasar pelvis termasuk batas
lateralnya.
• Angka kekambuhan pada TME untuk kanker rektum tengah dan rendah dilaporkan sebesar 2,6%.
• Saat ini TME merupakan prosedur baku untuk bedah kanker rektum dengan mengangkat
mesorektum secara en bloc, yang meliputi pembuluh darah, pembuluh getah bening, jaringan
lemak, dan fasia mesorektal.
• Pada prosedur ini dilakukan diseksi secara tajam under direct vision pada holy plane diluar
mesorektum sampai 5 cm dibawah tumor. Pada rektum bagian atas dilakukan sampai 5 cm di
atas tumor. Dengan teknik ini, saraf otonom daerah pelvis tetap terjaga sehingga mengurangi
kejadian disfungsi seksual dan gangguan berkemih.
• Ligasi tinggi pada arteri mesenterika anterior tidak menghasilkan perbedaan ketahanan hidup,
tetapi mempermudah teknik pembedahan.
• Rectal wash out dapat dipertimbangkan untuk mengurangi kemungkinan implantasi dari sel- sel
kanker pada daerah anastomosis
PROGNOSIS

Anda mungkin juga menyukai