Anda di halaman 1dari 31

CASE REPORT CA RECTI

PEMBIMBING : dr.Hadiyana Sp.B DISUSUN OLEH : Tifano Prasali Arian (1102008254)

Status Pasien
STATUS PASIEN I. IDENTITAS Nama Usia No. RM Alamat Pekerjaan Tgl masuk RS Tgl pemeriksaan

: Ny. Jakiah : 67 tahun : 01513206 : Margawati : Ibu Rumah Tangga : 12 April 2013 : 01 Mei 2013

II. ANAMNESA Keluhan Utama : Tidak BAB sejak 5 hari SMRS Anamnesa Khusus Sejak 5 hari SMRS, pasien mengeluh tidak buang air besar. Sekitar 1 bulan sebelum masuk rumah sakit pasien merasakan terdapat perubahan pada pola buang air besarnya. Sebelumnya pasien mengaku selalu membuang air sekali setiap hari, namun 1 bulan terakhir buang air besar tidak lancar kadang buang air besar disertai lendir dan darah segar. Pasien mengatakan buang air besar terakhirnya sekitar 5 hari sebelum masuk rumah sakit. Buang air besar keras yang mengharuskan pasien untuk mengejan, selain itu jumlah yang dikeluarkanpun sedikit dan bentuk tinja kecil-kecil. Pasien merasa walaupun sudah buang air besar berupa tinja dengan darah dan lendir tetapi masih merasa banyak kotoran dalam perut yang sukar keluar karena seperti ada yang menyumbat. Disamping itu timbul rasa nyeri pada waktu buang air besar.

Pasien juga mengeluh perut kembung yang makin hari makin kembung, terasa penuh namun masih dapat flatus dan perut tidak tegang. Pasien juga mengeluh nafsu makannya menurun, merasa lemas, berat badan turun drastis dalam 1 bulan terakhir dari 45 kg menjadi 40 kg. Pasien mengatakan jarang mengkonsumsi sayur-sayuran. Pasien tidak mengeluhkan adanya benjolan pada dubur. Pasien mengatakan tidak pernah demam selama ini.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien tidak pernah mengalami gejala serupa sebelumnya Riwayat operasi usus disangkal Riwayat penyinaran pada daerah panggul disangkal riwayat penggunaan sitostatika disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


Keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan yang sama Riwayat keluarga dengan kanker disangkal

PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum Kesadaran Tensi Nadi Respirasi Suhu Mata Hidung Mulut Leher

: Tampak sakit sedang, : CM : 120/80 mmHg : 86x/ mnt : 20 x/mnt : 36,5 oC : ca (-/-), si (-/-) : Epistaksis (-/-), Deviasi Septum (-) : Tidak ada kelainan. : Trakea ditengah, Perbesaran KGB -

THORAKS Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi

: Bentuk dan gerak Hemitoraks ka/ki simetris : Fremitus vokal dan taktil ka/ki simetris : Sonor dikedua lapang paru : - Pulmo : VBS ka=ki, rh -/-, wh -/- Cor : bj I-II murni regular

ABDOMEN Inspeksi Auskultasi Perkusi Palpasi

: Perut Datar : Bu (+) normal : Tympani dikeempat kuadran : NT (-), Hepar, Lien, Ginjal tidak teraba

EKSTREMITAS : Ekstremitas superior dan inferior Turgor kulit

: Akral hangat, : dbn

COLOK DUBUR (RT) Tonus Spincter Ani cukup, ampula recti tidak kolaps, mukosa rectum licin, teraba massa 7 cm di mucosa recti dari arah caudal, berbenjol, terfiksir, tidak terdapat nyeri tekan, sarung tangan terdapat faeces, lendir dan sedikit darah.

PEMERIKSAAN PENUNJANG LABORATORIUM : tanggal 27 april 2013 1 Hematologi Darah Rutin Haemoglobin : 10,2 gr/dl Hematokrit : 34 % Leukosit : 10.300/mm3 Trombosit : 299.000/mm3 Eritrosit : 3,91 juta/mm3

V. DIAGNOSA BANDING Fissura Anus Hemmoroid Ca Anus Polip recti VI. DIAGNOSA KERJA Ca Recti 1/3 medial

VII. USULAN PEMERIKSAAN Abdomen 3 posisi USG Abdomen Colon in Loop Colonoscopy

VIII. PENATALAKSANAAN Umum : IUFD dengan RL = 20 gtt/menit Diet cair 6 x 100 cc perhari Khusus : Cefotaxime inj. 2 x 1 gram Ketorolac 2 x 1 amp Ranitidin 2 x 1 amp Tindakan : Pro operasi Colostomy elektif

X. PROGNOSA Quo ad vitam Quo ad fungsionam Quo ad sanationam

: ad bonam : dubia ad bonam : dubia ad bonam

CA RECTI
I. DEFINISI DAN ANATOMI
Ca Rekti adalah kanker yang terjadi pada rektum. Rektum terletak di anterior sakrum and coccyx panjangnya kira kira 15 cm. Rectosigmoid junction terletak pada bagian akhir mesocolon sigmoid. Bagian sepertiga atasnya hampir seluruhnya dibungkus oleh peritoneum. Di setengah bagian bawah rektum keseluruhannya adalah ektraperitoneral.

ETIOLOGI
1. Polip 2. Idiopathic Inflammatory Bowel Disease
Ulseratif Kolitis Penyakit Crohns

3. Faktor Genetik
Riwayat Keluarga Herediter Kanker Kolorektal FAP (Familial Adenomatous Polyposis) HNPCC (Hereditary Non Polyposis Colorectal Cancer)

4. Diet
5. Gaya Hidup 6. Usia

PATOFISIOLOGI
Brunner dan Suddart (2002), menjelaskan patofisiologi terjadinya karsinoma rektum sebagai berikut : Polip jinak pada kolon atau rektum | menjadi ganas | menyusup serta merusak jaringan normal kolon | meluas ke dalam struktur sekitarnya | bermetastatis dan dapat terlepas dari tumor primer Penyebaran ke bagian tubuh yang lain dengan cara : 1. Limfogen ke kelenjar parailiaka, mesenterium dan paraaorta 2. Hematogen terutama ke hati 3. Perkontinuitatum (menembus ke jaringan sekitar atau organ sekitarnya) misalnya : ureter, buli-buli, uterus, vagina, atau prostat dan dapat mengakibatkan peritonitis karsinomatosa.

GEJALA KLINIS
Tanda dan gejala yang mungkin muncul pada kanker rektal antara lain ialah : Perubahan pada kebiasaan BAB atau adanya darah pada feses, baik itu darah segar maupun yang berwarna hitam. Diare, konstipasi atau merasa bahwa isi perut tidak benar benar kosong saat BAB Feses yang lebih kecil dari biasanya Keluhan tidak nyama pada perut seperti sering flatus, kembung, rasa penuh pada perut atau nyeri Penurunan berat badan yang tidak diketahui sebabnya Mual dan muntah, Rasa letih dan lesu Pada tahap lanjut dapat muncul gejala pada traktus urinarius dan nyeri pada daerah gluteus.

DIAGNOSIS DAN STAGING 1. Diagnosis Ada beberapa tes pada daerah rektum dan kolon untuk mendeteksi kanker rektal, diantaranya ialah :
Pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan CEA (Carcinoma Embrionik Antigen) dan Uji faecal occult blood test (FOBT)

Digital rectal examination (DRE)

Dapat pula dengan Barium Enema,. yaitu Cairan yang mengandung barium dimasukkan melalui rektum kemudian dilakukan seri foto xrays Sigmoidoscopy, yaitu sebuah prosedur untuk melihat bagian dalam rektum dan sigmoid apakah terdapat polip kakner atau kelainan lainnya. Alat sigmoidoscope dimasukkan melalui rektum sampai kolon sigmoid, polip atau sampel jaringan dapat diambil untuk biopsi. Colonoscopy yaitu sebuah prosedur untuk melihat bagian dalam rektum dan sigmoid apakah terdapat polip kanker atau kelainan lainnya. Alat colonoscope dimasukkan melalui rektum sampai kolon sigmoid, polip atau sampel jaringan dapat diambil untuk biopsi. Biopsi

2. Staging

2. Staging
Tabel 1. CT Staging System for Rectal Cancer*

Stadium T1 T2 T3a T3b T4

Deskripsi Massa polypoid Intraluminal; tidak ada penebalan pada dinding rectum Penebalan dinding rectum >6 mm; tidak ada perluasan ke perirectal Penebalan dinding rectum dan invasi ke otot dan organ yang berdekatan. Penebalan dinding rectum dan invasi ke pelvic atau dinding abdominal Metastasis jauh, biasanya ke liver atau adrenal

Tabel 2. TNM/Modified Dukes Classification System*

TNM Stadium

Modified Dukes Stadium A B1 B2 C1 C2 C2 D

Deskripsi

T1 N0 M0 T2 N0 M0 T3 N0 M0 T2 N1 M0 T3 N1 M0 T4 Any T, M1

Tumor terbatas pada submucosa Tumor terbatas pada muscularis propria Penyebaran transmural T2, pembesaran kelenjar mesenteric T3, pembesaran kelenjar mesenteric Penyebaran ke organ yang berdekatan Metastasis jauh

PENATALAKSANAAN
1. Pembedahan

2. Radiasi

Sebagai mana telah disebutkan, untuk banyak kasus stadium II dan III lanjut, radiasi dapat menyusutkan ukuran tumor sebelum dilakukan pembedahan. Peran lain radioterapi adalah sebagai sebagai terapi tambahan untuk pembedahan pada kasus tumor lokal yang sudah diangkat melaui pembedahan, dan untuk penanganan kasus metastasis jauh tertentu.

Terutama ketika digunakan dalam kombinasi dengan kemoterapi, radiasi yang digunakan setelah pembedahan menunjukkan telah menurunkan resiko kekambuhan lokal di pelvis sebesar 46% dan angka kematian sebesar 29%. Pada penanganan metastasis jauh, radiasi telah berguna mengurangi efek lokal dari metastasis tersebut, misalnya pada otak. Radioterapi umumnya digunakan sebagai terapi paliatif pada pasien yang memiliki tumor lokal yang unresectable

3. Kemoterapi Adjuvant chemotherapy, (menengani pasien yang tidak terbukti memiliki penyakit residual tapi beresiko tinggi mengalami kekambuhan), dipertimbangkan pada pasien dimana tumornya menembus sangat dalam atau tumor lokal yang bergerombol (Stadium II lanjut dan Stadium III).

Terapi standarnya ialah dengan fluorouracil, (5-FU) dikombinasikan dengan leucovorin dalam jangka waktu enam sampai dua belas bulan. 5-FU merupakan anti metabolit dan leucovorin memperbaiki respon. Agen lainnya, levamisole, (meningkatkan sistem imun, dapat menjadi substitusi bagi leucovorin. Protopkol ini menurunkan angka kekambuhan kira kira 15% dan menurunkan angka kematian kira kira sebesar 10%.

PROGNOSIS
Secara keseluruhan 5-year survival rates untuk kanker rektal adalah sebagai berikut : Stadium I - 72% Stadium II - 54% Stadium III - 39% Stadium IV - 7%

PROGNOSIS
Lima puluh persen dari seluruh pasien mengalami kekambuhan yang dapat berupa kekambuhan lokal, jauh maupun keduanya. Kekambuhan lokal lebih sering terjadi pada. Penyakit kambuh pada 5-30% pasien, biasanya pada 2 tahu pertama setelah operasi. Faktor faktor yang mempengaruhi terbentuknya rekurensi termasuk kemampuan ahli bedah, stadium tumor, lokasi, dan kemapuan untuk memperoleh batas batas negatif tumor.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai