Disusun oleh:
Muhammad Faruq Abdan Syakuron
110.2012.256
Dokter Pembimbing:
dr. H. Dadan Susandi, Sp.OG
Identitas Suami
Nama :Ny. W
Umur : 45 tahun
Nama :Tn. T
Alamat : Sukawening
Pendidikan terakhir : SMA Umur :57 tahun
Pekerjaan : IRT Alamat : Sukawening
Agama : Islam Pendidikan terakhir :SMP
Suku : Sunda
Pekerjaan : PNS
Ruang rawat : Zade
Agama :Islam
Tgl Masuk RS: 07-02-2017
Tgl Keluar RS: 12-02-2016 Suku : Sunda
No. CM : 98-04-XX
Keluhan Utama
P0A0 mengaku belum pernah hamil, pasien mengeluh keluar darah dari jalan lahir sejak 3 bulan
SMRS. Darah yang keluar sedikit, berwarna merah segar. Pertama kali darah keluar selama 2 minggu,
kemudian pasien berobat ke bidan. Darah berhenti tetapi kemudian keluar lagi sejak 1 bulan sebelum
masuk rumah sakit dalam jumlah yang lebih banyak hingga mengganti pembalut 2-3 kali/hari. Pasien
sempat berobat ke klinik bidan tetapi darah tidak berhenti. Lima hari sebelum masuk rumah sakit ibu
mengaku keluar darah banyak berwarna coklat disertai gumpalan darah. Ibu berobat ke SPOG dan
berdasarkan hasil USG dokter menyatakan terdapat benjolan di Rahim dengan diameter kurang lebih 8
cm. Pasien juga mengeluh pusing dan lemas sejak 1 hari SMRS.
Pasien menyangkal terdapat nyeri pada daerah panggul Pasien mengaku sebelum nya menstruasi
normal setiap bulan selama 7 hari, 2 pembalut dalam sehari dan merasa tidak ada keluhan saat
menstruasi, tidak merasa nyeri perut, mulas-mulas dan juga tidak merasa adanya benjolan di perut.
Tidak ada gangguan pada saat buang air besar maupun berkemih.pasien tidak mengalami penurunan
berat badan yang signifikan maupun mual. Pasien mengaku tidak pernah merasakan keluhan seperti ini
sebelumnya.
Timeline
1 bulan SMRS
Keluar darah dari jalan lahir Perdarahan dari jalan lahir
Jumlah sedikit, warna merah Jumlah banyak, warna coklat
Selama 2 minggu Perdarahan dari jalan lahir Disertai gumpalan darah
Berobat ke bidan Jumlah banyak (2-3 Berobat ke SpOg benjolan
perdarahan berhenti pembalut) di rahim 8 cm
Berobat ke bidan darah Pusing dan lemas
tidak berhenti
5 hari SMRS
3 bulan SMRS
hingga Saat ini
Riwayat Obstetri
- - - - - - - - -
Keterangan Tambahan
Menikah pertama kali: Haid:
Istri : 43 tahun, SMA HPHT : 5 November 2016
IRT Siklus Haid : Teratur
Suami : 54 tahun, SMP, Lama haid : 7 hari
PNS Banyaknya Darah : Biasa
Nyeri haid : Tidak nyeri
Menarche usia : 13 tahun
Keadaan umum: Sakit sedang Kepala : Conjungtiva anemis +/+ Sklera ikterik : -/-
Leher: Tiroid: t.a.k Kelj. Getah bening: t.a.k
Kesadaran : CM
Jantung : BJ I dan II murni regular, M(-) G (-)
Tekanan Darah : 120/80 mmHg Paru : VBS kanan=kiri, Wh (-/-) Rh (-/-)
Abdomen : Datar lembut NT (-) DM (-) shifting dullness (-)
Nadi : 100 x/mnt massa (+)
Respirasi : 22 x/mnt Hati dan Lien : t.a.k
Hematologi (09/10/2016)
Darah rutin:
Hemoglobin : 6.8 mg/dl (13.0 18.0)
Hematokrit : 20 % (40 52 %)
Leukosit : 6.840/mm3 (3.800-10.600)
Trombosit: 255.000 /mm3 (150.000-440.000)
Eritrosit : 2.88 juta/mm3 (3.3 6.3)
Tampak massa
hipoekhoik intrauterine
Ukuran: 9x13 cm, batas
tegas
Kesan: Mioma Uteri
Diagnosis Awal
Cek Hb serial
Follow up terlampir
LAPORAN OPERASI
Jam Operasi Mulai : 10.45
Nama : Ny.W No. CM : 9804xx
Jam Operasi Selesai :13.00
Umur : 45 Tahun Ruang : Jade
Lama Operasi :135 menit
Akut / Terencana : Terencana Tanggal : 10 Februari 2017
Operator : Asisten I : Perawat Instrumen:
dr. Cytta /dr. Dhanny, SpOG Asisten II : Sirkulasi:
Ahli Anestesi : Asisten Anestesi : Jenis Anestesi : NU
dr. Dhadi SpAn Obat Anestesi : Provofol & Fentanyl
Diagnosis Akhir:
Post Histerektomi Totalis a.i. PUA e.c.
Mioma Uteri Multipel
PEMBAHASAN
PERDARAHAN UTERUS ABNORMAL
Definisi
Pendarahan Uterus Abnormal (PUA) adalah istilah
yang digunakan untuk menggambarkan semua
kelainan haid baik dalam hal jumlah maupun
lamanya. Manifestasi klinisnya dapat berupa
pendarahan dalam jumlah yang banyak atau sedikit,
dan haid yang memanjang atau tidak beraturan.
Perdarahan uterus abnormal terjadi tanpa kelainan
pada saluran reproduksi, penyakit medis tertentu atau
kehamilan.
Terminologi Haid
Klasifikasi PUA berdasarkan penyebab perdarahan
Peningkatan reseptor
estrogen-progesteron pada
jaringan mioma uteri
Herediter
Faktor hormon
pertumbuhan
Human
Placental
Lactogen
Faktor Predisposisi Mioma Uteri
Umur
35-50 th
Riwayat Keluarga
Obesitas
Hormon androgen meningkat
Paritas
G0 - G1
Kehamilan
Peningkatan esterogen
KLASIFIKASI
Berada di bawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus.
Umumnya diketahui dengan tindakan kuretase, dengan adanya benjolan
Mioma Submukosa waktu kuret, dikenal sebagai currete bump Tumor ini dapat keluar dari
rongga rahim ke vagina, dikenal dengan mioma geburt.
Hiperploriferasi
otot polos dan Peningkatan
matrix ekstraselular estrogen
MIOMA UTERI
GEJALA
Penurunan Kesuburan
dan Abortus
44% gejala perdarahan, yang paling sering
Pressure Effects (Efek adalah jenis mioma submukosa, sekitar 65%
Tekenan) wanita dengan mioma mengeluh dismenore,
nyeri perut bagian bawah, serta nyeri
GEJALA
Anamnesis Pemeriksaan
Keluhan Fisik
Perdarahan jalan lahir
Pemeriksaan
Infertil Inspeksi Penunjang
Efek tekanan Anemis USG
Faktor resiko benjolan Histeroskopi
Komplikasi PF abdomen
masssa
Nyeri tekan
Bimanual
Tatalaksana
Ukuran miom
kurang dari usia Sex steroid GnRh receptor
kehamilan 11-12 hormones agents Miomektomi Histerektomi
minggu
Komplikasi
Thrombosis
Torsio mioma Perdarahan
Degenerasi vena
subserosa intraperitoneal
mesentrika
Degenarasi sekunder
miom
Degenerasi merah
Nekrosis miom
Inkarserasi
PROGNOSIS
Goodwin SC, Spies TB. 2009. Uterin fibroid embolization. 361: 690-697.
Guyton AC. 2002. Fisiologi Manusia. Jakarta: EGC.
Hart MD, McKay D. 2000. Fibroids in Gynecology Ilustrated. London : Churchill Livingstone.
Joedosapoetro MS. 2005. Ilmu Kandungan Edisi Kedua. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka, pp: 38-41.
Manuaba B.G. 2003. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetric dan Ginekologi Edisi Kedua. Jakarta: EGC, pp: 309-312.
Parker WH. 2007. Etiology, syptomatology and diagnosis of uterin myomas. 87: 725-733.
Pradhan P, Acharya N, Kharel T, Manjin M. 2006. Myoma rahim sebuah profil para wanita. 2: 47-50.
Scott JR, Disala PJ, Hammond CB. 2002. Danforth Buku Saku Obstetric dan ginekologi. Jakarta: Widya Medika, pp: 484-487.
Stewart AA, Faur AV, Wise LA. 2002. Predictors of subsequent surgery for uterin leiomiomata after abdominal myomectomi. 99:
426-432 Stewart E. 2001. Fibroid rahim. 357: 293-298.
Swine, Smith. 2009. Uterine fibroids. http://www.emedicinehealth.com/uterine_fibroids/article_em.htmFibroids%20overview.
[Diakses tanggal 1 Mei 2009].
Thomason, Philip. 2008. Leiomyoma uterus (fibroid).http://emedicine.medscapecom/article/405676-overview. [Diakses
tanggal 15 Maret 2009].
Verala J, Luo X, Xu J, William RS. 2003. Gen expression profile of leiomyoma. 10: 161-171.
TERIMAKASIH