0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
27 tayangan24 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien kanker rektum. Kanker rektum adalah keganasan jaringan epitel pada daerah rektum yang disebabkan oleh gangguan proliferasi sel epitel yang tidak terkendali. Dokumen ini menjelaskan definisi, epidemiologi, etiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, komplikasi, pencegahan, pemeriksaan diagnostik, dan penatalaksanaan medis serta asuhan keperawatan
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien kanker rektum. Kanker rektum adalah keganasan jaringan epitel pada daerah rektum yang disebabkan oleh gangguan proliferasi sel epitel yang tidak terkendali. Dokumen ini menjelaskan definisi, epidemiologi, etiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, komplikasi, pencegahan, pemeriksaan diagnostik, dan penatalaksanaan medis serta asuhan keperawatan
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien kanker rektum. Kanker rektum adalah keganasan jaringan epitel pada daerah rektum yang disebabkan oleh gangguan proliferasi sel epitel yang tidak terkendali. Dokumen ini menjelaskan definisi, epidemiologi, etiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, komplikasi, pencegahan, pemeriksaan diagnostik, dan penatalaksanaan medis serta asuhan keperawatan
ASUHAN KEPEREWATAN PADA PASIEN KANKER REKTUM Defenisi kanker rektal adalah keganasan jaringan epitel pada daerah rektum karsinoma rektal merupakan salah satu dari keganasaan pada kolon dan rektum yang khusus menyerang bagian rekti yang terjadi akibat gangguan ploliferasi sel epitel yang tidak terkendali Epidemiologi
Insiden karsinoma rektum di Indonesia cukup tinggi demikian juga angka kematiannya.Insiden pada pria sebanding dengan wanita, dan lebih banyak pada orang muda.Sekitar 75 % ditemukan di rektosigmoid. Di negara barat, perbandingan insiden pria : wanita = 3 : 1 dan kurang dari 50 % ditemukan di rektosigmoid dan merupakan penyakit orang usia lanjut. Pemeriksaan cocok dubur merupakan penentu karsinoma rektum.
Etiologi Penyebab nyata dari kanker rektal tidak diketahui secara pasti, tetapi faktor resiko telah teridentifikasi . Faktor resiko 1. Polip di usus (Colorectal Polyps) Polip diketahui memiliki potensi untuk menjadi kanker rektal. Evolusi dari kanker itu sendiri merupakan sebuah proses bertahap, dimana proses itu dimulai dari hiperplasia sel mukosa, adenoma formation, perkembangan dari displasia menuju transformasi maligna dan masa invasif kanker.
2.Colitis Ulcerativa Orang dengan kondisi yang menyebabkan peradangan pada kolon (mis:colitis ulcerativa) selama bertahun-tahun memiliki resiko yang tinggi terkena kanker rectal. 3.Penyakit Crohns Pasien yang menderita penyakit crohns mempunyai resiko tinggi untuk menderita kanker kolorektal tetapi masih kurang jika dibandingkan dengan ulserativ colitis (Casciato DA, 2004). 4. Faktor genetik
5. Diet Pada kebanyakan penelitian, masyarakat yang menjalankan pola diet tinggi lemak, tinggi kalori, daging dan diet rendah serat berkemungkinan besar menderita kanker rektal 6. Gaya Hidup - Merokok - Alkohol 7. Usia
Klasifikasi
stadium 0: kanker ditemukan hanya pada lapisan terdalam di kolon atau rektum.carsinoma insitu adalah nama lain untuk kanker kolorektal stadium 0. stadium 1: tumor telah tumbuh kediniding dalam kolom atau rektum,tumor belum tumbuh menembus dindidng. stadium 2: tumor telah berkembang lebih dalam atau menembus dindidng kolon atau rektum,kanker ini mungkin telah menyerang jaringan sekitarnya tetapi sel-sel kanker belum meyebar ke kelenjar gatah bening.
stadium 3:kanker telah meyebar kekelenjar getah bening sekitarnya,tetapi belum menyebar ke bagian tubuh yang lain. stadium 4: kanker telah menyebar ke bagian tubuh lain misalnya hati atau paru. Kambuh : kanker ini merupakan kanker yang sudah diobati tetapi kambuh kembali setelah priode tertentu karena kanker tidak terdeteksi,penyakit ini dapat kambuh kembali dalam kolon atau rektum,atau dibagian tubuh yang lain. Patofisiologi
patof ca rektum.docx Manifestasi klinis
Perubahan pada kebiasaan BAB atau adanya darah pada feses, baik itu darah segar maupun yang berwarna hitam. Diare, konstipasi atau merasa keadaan perut tidak benar-benar kosong saat BAB Feses yang lebih kecil dari biasanya Keluhan tidak nyaman pada perut seperti sering flatus, kembung, rasa penuh pada perut, nyeri. Penurunan berat badan yang tiak diketahui sebabnya Mual dan muntah Rasa letih atau lesu
Komplikasi Obstruksi usus parsial Obstruksi usus adalah penyumbatan parsial atau lengkap dari usus yang menyebabkan kegagalan dari isi usus untuk melewati usus. Perforasi atau perlobangan Perdarahan Syok Syok merupakan keadaan gagalnya sirkulasi darah secara tiba-tiba akibat gangguan peredaran darah atau hilangnya cairan tubuh secara berlebihan.
Pencegahan Hindari makanan junk food dan daging merah, perbanyak makan sayuran dan buah-buahan serta ikan Berhenti merokok dan minuman alcohol Perbanyak aktifitas atau olahraga Hindari makanan yang mengandung pengawet dan zat pewarna
Pemerikasaan Diagnostik Rectal toucher a.Tonus sfingterani keras/lembek. b.Mukosa kasar,kaku c. Ampula rektum kolaps/kembung terisi feses atau tumor
Foto sinar X Pemeriksaan antigen karsinoembrionik (CEA) Tes darah samar pada feses/kotoran (Fecal Occult Blood Test FOBT) Kolonoskopi Enema barium kontras ganda
Penatalaksanaan Medis Pembedahan Radiasi Obat sitostatika - Fluoro-Uracil 13,5 mg/kg BB/hari intravena selama 5 hari berturut-turut. Pemberian berikutnya pada hari ke-36 (siklus sekali 5 minggu) dengan total 6 siklus. - Futraful 3-4 kali 200 mg/hari per os selama 6 buland Asuhan Keperawatan Pengkajian 1. Anamnesis 2. Riwayat keperawatan 3. Aktivitas/istirahat 4.Sirkulasi 5. Eliminasi 6. Nyeri/ketidak nyamanan 7. Riwayat kesehatan masa lalu 8. Riwayat psikologis keluarga
Diagnosa,Intervensi,Evaluasi Pre Operatif Nyeri b/d adanya kanker pada daerah rectal Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri berkurang Intervensi : Kaji tingkat nyeri Berikan tekhnik distraksi dan relaksasi Berikan lingkungan yang nyaman pada pasien Berikan analgetik sesuai prosedur/instruksi dokter Evaluasi : Nyeri yang dirasakan pasien tidak dirasakan lagi
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d hipermetabolik akibat kanker Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan berat badan pasien kembali normal Intervensi : Pantau masukan makanan tiap hari Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrien dengan masukan cairan yang adekuat Ciptakan suasana makan malam yang menyenangkan Evaluasi : Berat badan stabil dan pasien mampu berpartisipasi dalam intervensi spesifik untuk merangsang nafsu makan
Post operatif Nyeri post operatif b/d pembedahan Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri pasien berkurang bahkan tidak dirasakan lagi Intervensi : Kaji tingkat nyeri Atur posisi pasien senyaman mungkin Ajarkan tekhnik distraksi dan relaksasi Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian analgetik Evaluasi : Pasien mengungkapkan tidak nyeri lagi, nyeri berkurang dan pasien tidak tampak meringis dan menahan sakit lagi Resiko infeksi b/d adanya luka akibat pembedahan Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien tidak mengalami infeksi akibat mikroorganisme melalui luka pembedahan Intervensi : Observasi tanda-tanda infeksi Gunakan tehknik septik dalam setiap tindakan keperawatan terhadap luka pembedahan Tekankan hygiene personal Evaluasi : Tanda-tanda infeksi tidak terjadi