Anda di halaman 1dari 24

KELOMPOK III:

DEWI SEPTIANI JAMIN


RIKI AHMAD FIRMANDA DITA PUSPITA
FERA OKTAVIANI ENDAH PUJI ASTUTI
SITI ROHMI LISMARIA
NAINA AYU NORITA PUTRI
MUSTIKA RIOLITA SUMARNI
CHAIRUNNISA M. FADIL



ASUHAN KEPEREWATAN
PADA PASIEN
KANKER REKTUM
Defenisi
kanker rektal adalah keganasan jaringan
epitel pada daerah rektum
karsinoma rektal merupakan salah satu
dari keganasaan pada kolon dan rektum
yang khusus menyerang bagian rekti yang
terjadi akibat gangguan ploliferasi sel
epitel yang tidak terkendali
Epidemiologi

Insiden karsinoma rektum di Indonesia cukup
tinggi demikian juga angka kematiannya.Insiden
pada pria sebanding dengan wanita, dan lebih
banyak pada orang muda.Sekitar 75 %
ditemukan di rektosigmoid. Di negara barat,
perbandingan insiden pria : wanita = 3 : 1 dan
kurang dari 50 % ditemukan di rektosigmoid dan
merupakan penyakit orang usia lanjut.
Pemeriksaan cocok dubur merupakan penentu
karsinoma rektum.

Etiologi
Penyebab nyata dari kanker rektal
tidak diketahui secara pasti, tetapi
faktor resiko telah teridentifikasi .
Faktor resiko
1. Polip di usus (Colorectal Polyps)
Polip diketahui memiliki potensi untuk menjadi
kanker rektal.
Evolusi dari kanker itu sendiri merupakan
sebuah proses bertahap, dimana proses itu
dimulai dari hiperplasia sel mukosa, adenoma
formation, perkembangan dari displasia menuju
transformasi maligna dan masa invasif kanker.

2.Colitis Ulcerativa
Orang dengan kondisi yang menyebabkan
peradangan pada kolon (mis:colitis
ulcerativa) selama bertahun-tahun
memiliki resiko yang tinggi terkena kanker
rectal.
3.Penyakit Crohns
Pasien yang menderita penyakit crohns
mempunyai resiko tinggi untuk menderita
kanker kolorektal tetapi masih kurang jika
dibandingkan dengan ulserativ colitis
(Casciato DA, 2004).
4. Faktor genetik

5. Diet
Pada kebanyakan penelitian, masyarakat yang
menjalankan pola diet tinggi lemak, tinggi kalori,
daging dan diet rendah serat berkemungkinan
besar menderita kanker rektal
6. Gaya Hidup
- Merokok
- Alkohol
7. Usia



Klasifikasi

stadium 0: kanker ditemukan hanya pada lapisan
terdalam di kolon atau rektum.carsinoma
insitu adalah nama lain untuk kanker
kolorektal stadium 0.
stadium 1: tumor telah tumbuh kediniding dalam kolom
atau rektum,tumor belum tumbuh menembus
dindidng.
stadium 2: tumor telah berkembang lebih dalam atau
menembus dindidng kolon atau
rektum,kanker ini mungkin telah menyerang
jaringan sekitarnya tetapi sel-sel kanker
belum meyebar ke kelenjar gatah bening.

stadium 3:kanker telah meyebar kekelenjar getah bening
sekitarnya,tetapi belum menyebar ke bagian
tubuh yang lain.
stadium 4: kanker telah menyebar ke bagian tubuh lain
misalnya hati atau paru.
Kambuh : kanker ini merupakan kanker yang
sudah diobati tetapi kambuh kembali
setelah priode tertentu karena kanker tidak
terdeteksi,penyakit ini dapat kambuh kembali
dalam kolon atau rektum,atau dibagian tubuh
yang lain.
Patofisiologi

patof ca rektum.docx
Manifestasi klinis

Perubahan pada kebiasaan BAB atau adanya darah
pada feses, baik itu darah segar maupun yang berwarna
hitam.
Diare, konstipasi atau merasa keadaan perut tidak
benar-benar kosong saat BAB
Feses yang lebih kecil dari biasanya
Keluhan tidak nyaman pada perut seperti sering flatus,
kembung, rasa penuh pada perut, nyeri.
Penurunan berat badan yang tiak diketahui sebabnya
Mual dan muntah
Rasa letih atau lesu

Komplikasi
Obstruksi usus parsial
Obstruksi usus adalah penyumbatan parsial atau
lengkap dari usus yang menyebabkan kegagalan dari isi
usus untuk melewati usus.
Perforasi atau perlobangan
Perdarahan
Syok
Syok merupakan keadaan gagalnya sirkulasi darah
secara tiba-tiba akibat gangguan peredaran darah atau
hilangnya cairan tubuh secara berlebihan.

Pencegahan
Hindari makanan junk food dan daging
merah, perbanyak makan sayuran dan
buah-buahan serta ikan
Berhenti merokok dan minuman alcohol
Perbanyak aktifitas atau olahraga
Hindari makanan yang mengandung
pengawet dan zat pewarna

Pemerikasaan Diagnostik
Rectal toucher
a.Tonus sfingterani keras/lembek.
b.Mukosa kasar,kaku
c. Ampula rektum kolaps/kembung terisi feses atau
tumor

Foto sinar X
Pemeriksaan antigen karsinoembrionik
(CEA)
Tes darah samar pada feses/kotoran
(Fecal Occult Blood Test FOBT)
Kolonoskopi
Enema barium kontras ganda

Penatalaksanaan Medis
Pembedahan
Radiasi
Obat sitostatika
- Fluoro-Uracil 13,5 mg/kg BB/hari intravena
selama 5 hari berturut-turut. Pemberian
berikutnya pada hari ke-36 (siklus sekali 5
minggu) dengan total 6 siklus.
- Futraful 3-4 kali 200 mg/hari per os selama 6
buland
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
1. Anamnesis
2. Riwayat keperawatan
3. Aktivitas/istirahat
4.Sirkulasi
5. Eliminasi
6. Nyeri/ketidak nyamanan
7. Riwayat kesehatan masa lalu
8. Riwayat psikologis keluarga


Diagnosa,Intervensi,Evaluasi
Pre Operatif
Nyeri b/d adanya kanker pada daerah rectal
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan
diharapkan nyeri berkurang
Intervensi :
Kaji tingkat nyeri
Berikan tekhnik distraksi dan relaksasi
Berikan lingkungan yang nyaman pada pasien
Berikan analgetik sesuai prosedur/instruksi dokter
Evaluasi :
Nyeri yang dirasakan pasien tidak dirasakan lagi

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d hipermetabolik
akibat kanker
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan berat
badan pasien kembali normal
Intervensi :
Pantau masukan makanan tiap hari
Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya
nutrien dengan masukan cairan yang adekuat
Ciptakan suasana makan malam yang menyenangkan
Evaluasi :
Berat badan stabil dan pasien mampu berpartisipasi
dalam intervensi spesifik untuk merangsang nafsu
makan


Post operatif
Nyeri post operatif b/d pembedahan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri
pasien berkurang bahkan tidak dirasakan lagi
Intervensi :
Kaji tingkat nyeri
Atur posisi pasien senyaman mungkin
Ajarkan tekhnik distraksi dan relaksasi
Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian
analgetik
Evaluasi :
Pasien mengungkapkan tidak nyeri lagi, nyeri berkurang
dan pasien tidak tampak meringis dan menahan sakit
lagi
Resiko infeksi b/d adanya luka akibat pembedahan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien
tidak mengalami infeksi akibat mikroorganisme
melalui luka pembedahan
Intervensi :
Observasi tanda-tanda infeksi
Gunakan tehknik septik dalam setiap tindakan
keperawatan terhadap luka pembedahan
Tekankan hygiene personal
Evaluasi :
Tanda-tanda infeksi tidak terjadi

Anda mungkin juga menyukai