Anda di halaman 1dari 59

Karsinoma Rekti

Oleh:
Amaliaturrahmah
Pembimbing:
Dr. Syaiful Mukhtar, Sp.B-KBD

PENDAHULUAN

Diagnosis

TUJUAN

Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk


menambah pengetahuan mengenai karsinoma rekti
sehingga dokter muda dapat mengenali penyakit
ini dan menangani sesuai dengan kompetensinya

TINJAUAN PUSTAKA

Anatomi rektum

VASKULARISASI REKTUM

Rektum (Bahasa Latin: regere, meluruskan, mengatur)


adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar
(setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini
berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses.

Fungsi rektum antara lain:

Menerima feces dari usus besar

Menahan feces sampai pengeluaran terjadi

EPIDEMIOLOGI

Di dunia kanker kolorektal peringkat ke-3 pada tingkat insiden dan


mortalitas.

2002 >1 juta insiden kanker kolorektal dengan tingkat mortalitas


lebih dari 50%.

Karsinoma rekti tumor ganas terbanyak di antara tumor ganas


saluran cerna

penyebab kematian ke-4 dari kematian karena kanker di seluruh dunia

135.000 kasus baru kanker kolorektal terjadi di AS/tahun, dan


menyebabkan angka kematian sekitar 55.000

insiden pria : wanita = 3 : 1

histopatologis dari kanker kolorektal sebesar 96% berupa


adenocarcinoma, 2% karsinoma lainnya (termasuk karsinoid tumor),
0,4% epidermoid carcinoma, dan 0,08% berupa sarcoma.

Sebagian besar terdapat di rektum (51,6%), diikuti oleh kolon sigmoid


(18,8%), kolon descendens (8,6%), kolon transversum (8,06%), kolon
ascendens (7,8%), dan multifokal (0,28%)

2006-2010: di RS. AWS Samarinda 160 orang,

jenis kelamin pria 81 : wanita 65 orang,

jenis terbanyak didapatkan hasil Adeno Ca 130 orang,


Mucinous Ca Signet ring cell Ca, Lymphoma,Carcinoid cell Ca,
Sarcoma.

>>usia 31-40 tahun.14

FAKTOR RESIKO
1.

2.

3.

4.

5.
6.
7.

Faktor genetik seperti familial adenomatous


polyposis (FAP) dan hereditary nonpolyposis
colorectal cancer (HNPCC)
Inflamatory bowel disease seperti penyakit crohn
dan kolitis ulseratif.
Riwayat keluarga yang menderita kanker
kolorektal.
Riwayat menderita polip, kanker ovarium,
endometriosis, dan kanker payudara.
Umur di atas 40 tahun.
Diet tinggi lemak rendah serat
Gaya Hidup

PATOFISIOLOGI KANKER REKTUM

SKRINING PASIEN:

DIAGNOSA KLINIS
ANAMNESA
Diare palsu atau spurious diarrhoea
BAB berlendir
Feses pipih seperti kotoran kambing
Penurunan berat badan
Perdarahan bercampur tinja
PEMERIKSAAN FISIK
untuk mencari kemungkinan metastase seperti pembesaran
KGB atau hepatomegali
rectal touche

Rektum

Perdarahan rektum
Darah di feses
Perubahan pola defekasi
Pasca defekasi masih ada perasaan tidak puas atau penuh
Penemuan tumor pada colok dubur
Penemuan tumor pada rektosigmoidoskopi

DIAGNOSTIC

Biopsi
Pemeriksaan Tumor marker : CEA (Carcinoma
Embryonic Antigen), CA 242, CA 19-9
Fecal occult blood test (FOBT)
Foto rontgen dengan barium enema
Rectosigmoidoscopy
Colonoscopy
Virtual colonoscopy (CT colonography)
Imaging Tehnik(MRI,CT scan, Endoskopi
UltraSound )

BARIUM ENEMA

SIGMOIDOSCOPY

COLONOSCOPY

VIRTUAL COLONOSCOPY (CT


COLONOGRAPHY)

CT SCAN

Cara pemeriksaan

Persentase

Colok dubur

40%

Rektosigmoidoskopi

75%

Foto kolon dengan barium kontras

90%

Kolonoskopi

100% (hampir)

STADIUM
Stadium DUKES
1. Dukes A, tumor di mukosa usus
2. Dukes B1,tumor sampai muskulus propia,
3. Dukes B2,tumor menembus muskulus propia
4. Dukes C, kelenjar regional
5. Dukes D, tumor sudah mengenai organ lain.
Berdasarkan sistem TNM
TNM Stadium

Modified
Dukes
Stadium

Deskripsi

T1 N0 M0
T2 N0 M0

A
B1

Tumor terbatas pada submucosa


Tumor terbatas pada muscularis propria

T3 N0 M0
T2 N1 M0

B2
C1

Penyebaran transmural
T2, pembesaran kelenjar mesenteric

T3 N1 M0

C2

T3, pembesaran kelenjar mesenteric

T4

C2

Penyebaran ke organ yang berdekatan

Any T, M1

Metastasis jauh

Penatalaksanaan
1. Pembedahan
Operasi merupakan pilihan utama
2. Radiasi
3. Kemoterapi

PEMBEDAHAN

Eksisi lokal
Eksisi lokal jika kanker ditemukan pada stadium paling dini

Low anterior resection (LAR) u/ lesi yang terletak di


tengah atau 1/3 atas rektum. Untuk masa tumor > 5 cm
dari anokutan dipertimbangkan LAR sehingga tidak perlu
kolostomi (5 s/d 15 cm dari garis dentate)

reseksi abdominoperineal Quenu-MilesTumor 1/3


distal, yang berjarak <5cm dari anal verge

Low anterior resection

Gambar 14. A, Low anterior resection; B,C, coloanal anastomosis; D, j


pouch construction creating a reservoir.

Abdominoperineal resection (Miles procedure)

Gambar 15. Abdominoperineal resection with colostomy

Radiasi neoadjuvant stage 2 dan 3,


kombinasi dengan kemoterapi menurunkan angka
kekambuhan sampai 49% dan menurunkan angka
kematian sampai 24%

Kemoterapi neoadjuvant stage 2 dan 3 5FU,


Leucovorin, Levamisole menurunkan angka
kekambuhan 15% dan angka kematian 10%

PROGNOSIS
Secara keseluruhan 5-year survival rates untuk
kanker rektal adalah sebagai berikut :
Stadium
Stadium
Stadium
Stadium

I - 72%
II - 54%
III - 39%
IV - 7%

CONTOH KASUS
Anamnesis dan pemeriksaan fisik dilakukan pada hari
Kamis, 21 Oktober 2011 di ruang perawatan
Flamboyan RSUD AW.Sjahranie Samarinda
Identitas Pasien

Nama

: Tn. S

Umur

Jenis Kelamin

Alamat

: Jl. Tepian Langsat Kecamatan Bengalon

Pekerjaan

: Wakar perkebunan kelapa sawit

Suku

: Jawa

Status

: Menikah

Agama

: 59 tahun
: Laki-laki

: Islam

KELUHAN UTAMA

Buang air besar


berdarah

RIWAYAT
PENYAKIT
SEKARANG
Mual

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU:

Menurut pengakuan pasien, sejak 2


tahun
yang
lalu
pasien
sudah
mengalami kesulitan buang air besar.
BAB terasa keras, sehingga pasien
harus mengejan agar kotoran bisa
keluar. Pasien juga melihat adanya
guratan tipis berwarna merah pada
kotoran yang keluar, namun tidak
dihiraukan oleh pasien karena tidak ada
keluhan nyeri pada perut maupun anus.

Riwayat penyakit keluarga:


Pasien mengakui di keluarganya ada juga yang
memiliki kebiasaan sulit buang air besar, namun
untuk riwayat kanker di keluarga pasien
mengaku tidak mengetahuinya.

Riwayat kebiasaan

Pasien tinggal di hutan dan bekerja sebagai


wakar di perkebunan sawit, sehingga jarang
makan sayur dan seringkali hanya makan telur
dan mie instan.
Pasien mengaku tidak pernah merokok ataupun
mengkonsumsi minuman keras.

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
Keadaan sakit : sakit ringan
Kesadaran
: compos mentis, E4V5M6
Status habitus : atletikus
Vital sign
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi
: 78 x/menit
Pernafasan
: 20 x/menit
Suhu aksiler
: 36,7oC

Kepala/leher
Mata:
Konjunctiva anemis (-/-)
Sklera ikterik (-/-)
Katarak (-/-)
Pterigium (-/-)
Pupil isokor 4 mm/4 mm

Mulut:
bibir sianosis (-)
lidah kotor (-)
karies pada gigi (-)
pembesaran tosil (-)
hiperemis faring (-)

Hidung:
bentuk simetris
pernafasan cuping hidung
(-/-)

Leher:
Peningkatan JVP (-)
Pembesaran KGB (-)
Deviasi trakea (-)

Thorax paru:
I
: bentuk dan pergerakan dinding dada simetris
Pa : gerak nafas simetris, fremitus raba D=S
Pe : sonor pada seluruh lapangan paru, batas paru hepar pada ICS 6,
peranjakan hepar pada ICS 7
A
: vesikuler pada seluruh lapangan paru, rhonki
, wheezing
Thorax jantung:
I
: Ictus cordis tampak pada ICS V, 2 cm dari MCL sinistra
Pa : Ictus cordis teraba pada ICS V, 2 cm dari MCL sinistra
Pe : batas jantung kanan pada ICS III PSL dekstra Batas jantung kiri
pada ICS V MCL sinistra
A
: S1 & S2 normal, tunggal, murmur dan gallop (-)

Abdomen:
I
: flat, simetris, peristaltik tak tampak
Pa : soefl, nyeri tekan ulu hati (-), nyeri ketuk hepar
(-), nyeri tekan pada abdomen kiri bawah, hepar, lien,
dan ginjal tak teraba
Pe : timpani, ruang trobe kosong, shifting dullness (-)
A : bising usus normal

Ektrimitas superior: akral hangat, edema (-/-)


Ekstrimitas inferior: akral hangat, edema (-/-)

Pemeriksaan penunjang
Rectal touche:
Spinchter ani menjepit kuat, mukosa licin, teraba massa lunak dan
hilang pada penekanan di arah jam 6 dan 9, hanskun: darah (+),
lendir (+), feses (-)

Colonoscopy:
Colon descendens, transversum, dan ascendens normal. Pada
kedalaman 10 cm terlihat massa berbenjol. Massa ada yang keras,
ada yang rapuh dan mudah berdarah.
Hasil biopsy
Adenokarsinoma colon berdifferensiasi baik.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM:

Leukosit
Hb

: 5100

: 9.5 gr/dl

HCT : 36,5 %
Trombosit : 223000
GDS : 151
SGOT

: 31

SGPT

: 33

Bil total: 0,5


Bil direk

: 0,2

Bil indirek : 0,3

Protein total : 6,3


Albumin
: 3,1
Globumin : 3,2
Kolesterol : 181
Asam urat : 4,6
Ureum
: 20,0
Kreatinin
: 0,8
CRP
: < 6 mg/L
CEA
: 1,23 ng/ml

22 Agustus 2011

S : Nyeri perut bawah

Infus RL 20 tpm

O : TD=120/80, N=80x/menit,

Cek CEA dan CRP

RR=18x/menit, T=36,8oC

RT, jika hemoroid konsul

A : Hematoschezia + suspek

bedah, jika bukan hemoroid

colitis

colonoscopy hari sabtu

Spinchter

ani

menjepit

kuat, Konsul bedah, jawaban:

mukosa licin, teraba massa lunak RT : massa kenyal


dan hilang pada penekanan di Perianal : fistel (+) arah jam 11
arah jam 6 dan 9, hanskun: darah Dx : suspek hemoroid interna + fistel
perianal
(+), lendir (+), feses (-)
Usul : colonoscopy + biopsy
23 Agustus 2011

S : Nyeri perut bawah (+), nyeri

Infus RL 20 tpm

pada anus habis BAB (+), BAB

Kalnex 500 mg/8 jam

campur darah berwarna merah

Pro colonoscopy

hati (+)

O : TD=120/80, N=78x/menit,
RR=20x/menit, T=36,7oC

A : Hematoschezia + suspek
colitis + suspek hemoroid

24 Agustus 2011

S : Nyeri perut bawah dan anus saat BAB

Infus RL 20 tpm

(+), perut terasa cepat penuh jika makan

Kalnex 500 mg/8 jam

O : TD=110/70, N=68x/menit,

Pro colonoscopy

RR=20x/menit, T=36,8oC

Diet bubur kecap mulai besok

S : Nyeri perut bawah dan anus saat BAB

Infus RL 20 tpm

(+), BAB kotoran bercampur darah (+)

Kalnex 500 mg/8 jam

O : TD=110/70, N=80x/menit,

Pro colonoscopy

RR=20x/menit, T=36,8oC

Diet bubur kecap

S : Nyeri perut bawah dan anus saat BAB

Infus RL 20 tpm

(+), BAB kotoran bercampur darah sudah

Kalnex 500 mg/8 jam

berkurang

Pro colonoscopy

O : TD=110/70, N=80x/menit,

Diet bubur kecap

A : Hematoschezia + suspek colitis +


suspek hemoroid

25 Agustus 2011

A : Hematoschezia + suspek colitis +


suspek hemoroid

26 Agustus 2011

RR=20x/menit, T=36,8oC

A : Hematoschezia + suspek colitis +


suspek hemoroid

27

Agustus

2011

S : BAB berdarah (-), badan lemas

Infus RL 20 tpm

(+), pusing (+)

Kalnex 500 mg/8 jam

O : TD=110/80, N=78x/menit,

Diet bubur kecap

RR=20x/menit, T=36,5oC

Fleet enema + fleet phosposoda

A : Hematoschezia + suspek

Besok colonoscopy

colitis + suspek hemoroid

28

Agustus

2011

S : BAB berdarah (-), badan lemas

Infus RL 20 tpm

(+), pusing (+)

Kalnex 500 mg/8 jam

O : TD=110/70, N=80x/menit,

Tunggu hasil biopsi

RR=20x/menit, T=36,8oC

29

Agustus

A : Ca Rekti

S : BAB ada sedikit darah keluar

Infus RL 20 tpm

campur lendir, badan lemas (+),

Kalnex 500 mg/8 jam

pusing (-)

Tunggu hasil biopsi

2011

O : TD=110/70, N=82x/menit,
RR=22x/menit, T=36,8oC

A : Ca Rekti

PEMBAHASAN
Kasus

Teori

Pasien berusia 59 tahun.

Karsinoma rekti banyak terjadi pada usia > 50


tahun yaitu sebanyak 90%, sedangkan yang
berumur < 40 tahun hanya 5%.

Pasien mengaku, seringkali mules Pada karsinoma rekti seringkali ditemukan


ingin

buang

air

besar

dengan diare palsu yaitu keluhan BAB yang frekuen

frekuensi 3-4 kali sehari, namun namun hanya sedikit yang keluar disertai dengan
ampas kotoran tetap tidak mau keluar, darah lendir serta adanya rasa tidak puas setelah
hanya sedikit darah saja yang keluar BAB.
dan nyeri pada perut bagian bawah
selalu muncul. Pasien mengaku sering
merasa tidak puas setelah buang air
besar.

Kalaupun ada kotoran yang keluar Tinja

seperti

kotoran

kambing

biasanya

hanya sedikit sekali, seperti kotoran ditemukan pada pasien dengan karsinoma rekti
kambing.

stadium lanjut dan berbentuk anuler.

Pasien mengaku mengalami penurunan Pada

dasarnya,

penderita

keganasan

akan

berat badan dalam beberapa bulan mengalami penurunan berat badan, terutama
terakhir, dari 48 kg menjadi 42 kg.

pada stadium lanjut.

Pasien tinggal di hutan dan bekerja Salah satu faktor resiko terjadinya karsinoma
sebagai wakar di perkebunan sawit, rekti adalah kebiasaan mengkonsumsi makanan
sehingga jarang makan sayur dan tinggi lemak dan rendah serat.
seringkali hanya makan telur dan mie
instan.

Pasien bekerja sebagai wakar (petugas Penelitian terbaru menemukan bahwa bekerja
keamanan pada malam hari).

pada giliran atau shift malam minimal 3 hari


dalam

sebulan

meningkatkan
kolorektal.

selama
resiko

15

tahun

terjadinya

dapat
kanker

Kasus

Teori

Tidak ditemukan kelainan pada anggota tubuh Karsinoma

rekti

seringkali

bersifat

lain kecuali pada pemeriksaan rectal touche asimptomatis dimana rasa nyeri dan gejala
didapatkan sebagian berupa massa lunak yang lainnya dirasakan pasien ketika kanker sudah
hilang pada penekanan.

dalam stadium lanjut.

Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan rectal Pemeriksaan paling mudah untuk mendeteksi
touche pada awalnya dan kemudian dilakukan karsinoma rekti adalah rectal touche atau
colonoscopy.

colok dubur, namun ketepatan diagnosisnya


hanya 40% sehingga untuk memastikan
adanya karsinoma rekti perlu dilakukan
tindakan colonoscopy yang memiliki tingkat
keakuratan diagnostik sebesar hampir 100%.

Pada pasien ini didapatkan hasil CEA 1,23 Pada pasien-pasien dengan keganasan di
(tidak meningkat)

daerah

gastrointestinal

peningkatan kadar CEA.

akan

mengalami

STAGING

Pada pasien ini tidak dapat dilakukan staging karena


pemeriksaan yang kurang lengkap
Seharusnya dapat diketahui mengenai sudah sampai mana
keganasan menembus dinding kolon, sehingga dapat
ditentukan stagingnya dan dapat disesuaikan dengan
penentuan penatalaksanaannya serta perkiraan untuk
prognosisnya.

Kasus

Teori

Pilihan utama terapi pada pasien ini Pembedahan ada terapi pilihan
adalah pembedahan, namun tidak utama pada kanker kolorektal.
dilakukan karena pasien menolak.

BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kanker kolorektal menduduki peringkat ketiga jenis kanker
yang paling sering terjadi di dunia. Di seluruh dunia 9,5%
pria penderita kanker terkena kanker kolorektal,
sedangkan pada wanita angkanya mencapai 9,3% dari total
jumlah penderita kanker.
Karsinoma
rektal umumnya didahului oleh kondisi
pramaligna seperti adenomatous, villous polyp, familial
adenomatous polyposis dan kolitis ulseratif
Gambaran histopatologis yang paling sering dijumpai
adalah tipe adenocarcinoma (90-95%), adenocarcinoma
mucinous (17%), signet ring cell carcinoma (2-4%), dan
sarcoma (0,1-3%).

Skrening awal untuk mengarahkan diagnosa Karsinoma


kolorektal penting dilakukan untuk meningkatkan
survivalnya. Skrening awal yang dapat dilakukan yaitu:
pemeriksaan darah samar di feses, sigmodoskopi,
kombinasi darah samar feses dan sigmoidoskopi,
kolonoskopi, dobel kontras barium enema.

Operasi merupakan terapi utama untuk kuratif, namun bila


sudah dijumpai penyebaran tumor maka pengobatan hanya
bersifat operasi paliatif untuk mencegah obstruksi,
perforasi dan perdarahan.

SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

PERTANYAAN

Bowo : mengapa pada pria angka insidensi lebih banyak dibanding wanita ?

Tidak ada alasan yang bisa menyebutkan bahwa mengapa ca colo recti
terbanyak pada laki-laki, hanya saja alasan yang mungkin menguatkannya
adalah dimana beberapa faktor resik seperti merokok, mengkonsumsi alkohol,
serta bekerja dengan shift di malam hari, lebih banyak ditemukan pada laki-laki

Fransiska :

1. Apa hubungan fx resiko polip, ca ovarium, endometriosis thdp ca recti?

mutasi pada gen regulasi pertumbuhan sel yaitu proto-onkogen, gen penekan
tumor (Tumor Suppresor Gene = TSG), dan gen gatekeeper, merupakan sebuah
proses yang menjadikannya malignansi hiperplasia sel mukosa, adenoma
formation, perkembangan dari displasia menuju transformasi maligna dan
invasif kanker

6% dari adenomatous polip berupa high grade displasia dan 5% didalamnya berupa invasif
karsinoma pada saat terdiagnosa. Potensi malignansi dari adenoma berkorelasi dengan
besarnya polip, tingkat displasia, dan umur. Polip yang diameternya lebih besar dari 1
cm, berdisplasia berat dan secara histologi tergolong sebagai villous adenoma
dihubungkan dengan risiko tinggi untuk menjadi kanker kolorektal, sedangkan

Untuk kejadian ca varium dan endometriosis dikaitkan adanya metastase ke colon

2. Bagaimana mengetahui limfonodi yang terlibat dalam metastase ca recti?

3. Pada pasien, mgp tdk dpt ditentukan staging nya, pemeriksaan apa yg
kurang lengkap?
CT scan
Pemeriksaan CT scan dapat digunakan selain untuk mengetahui adanya
metastase ke organ-organ lain dapat juga untuk mengetahui apakah
tumor sudah mengecil setelah pemberian kemoterapi dan untuk
mendeteksi rekurensi.
Endoskopi ultrasonografi
Pemeriksaan endoskopi ultrasonografi dilakukan untuk mendeteksi ukuran
tumor, letak tumor apakah masih sebatas jaringan mukosa atau sudah
penetrasi ke submukosa dan jaringan lainnya.
Foto rontgen thorax
Foto rontgen thorax dilakukan untuk mendeteksi apakah keganasan sudah
menyebar ke paru-paru atau mediastinum dan rongga thorax lainnya.
USG abdomen
USG abdomen dilakukan untuk mendeteksi apakah keganasan sudah
bermetastase ke liver dan organ intraabdomen lainnya

Adel : Apa indikasi terapi radiasi yang internal dan


eksternal, dan berapa lama diberikan radiasi ?
Radiasi awal ckp meluas duke C atau D, diberikan dulu
radiasi lalu dilakukan operasi kemudian di lakukan radiasi
lagi sandwich prosedure
Bs terjadi colitis radiasi

Aryo : klo kita selaku dr umum, apa yg bs dilakukan pd


kasus2 dgn ca recti?
Ca recti kompetensi 3A mampu menegakkan diagnosa
kemudian merujuk

Fidya : klo sdh dilakukan operasi (colon sigmoid yg


disambung ke anus) kpn pasien boleh makan ?
Puasa klo berhari2 mematikan vili2 usus
Ketika BU (+) dpt diberi minum, LAR bisa dilindungi dgn
anal tube, jangan pakai serat (inumon memperbaiki
imunitas usus, dipeptiven (isi as.amino, dll) mmpercpt
penyembuhan pd pasien. Berikan rendah sisa jd BAB
hari ke 4/5. Psg anal tube biasanya 1 mgg saat BAB
peregangan udh kembali

Anis : faktor resiko gaya hidup, maksudnya spt apa?


Pembagian screening berdsrkn apa?
Junk food karsinogenik (cr pembuatan)
krn angka ca recti meningkat pd usia 30 thn jadi screening
dpt dimulai dini (usia 30 thn)

Bowo : kpn dilakukan rectosigmoidokopi, colonoscopy utk


screening?

Anda mungkin juga menyukai