Anda di halaman 1dari 16

Sebagian besar masyarakat banyak yang mengetahui bahwa jika tiba-tiba terserang rasa nyeri di

perut kanan bawah merupakan gejala dari serangan akut usus buntu atau appendicitis. Tetapi jika
anda seorang wanita, dan melakukan hubungan seksual secara aktif, maka anda harus waspada
jika mengalami rasa nyeri di bagian tersebut. Bisa saja kejadian itu bukan merupakan gejala dari
usus buntu, melainkan gejala dari kehamilan ektopik atau biasa dikenal di masyarakat awam
sebagai kehamilan di luar rahim.
Kehamilan ektopik merupakan salah satu masalah kehamilan yang sering dijumpai. Angka
kejadiannya sangat tinggi. Terutama kehamilan ektopik yang terjadi di saluran tuba. Menurut
National Hospital Ambulatory Medical Care Survey (NHAMCS) angka kejadian dari kehamilan
di luar kandungan ini dari tahun ke tahun semakin meningkat. Banyak hal yang menyebabkan
terjadinya penyakit ini, menurut American College of Obstetricians and Gynecologist (1998),
radang panggul yang terjadi sebelumnya terutama yang disebabkan oleh infeksi klamidia
merupakan penyebab paling lazim.
Karena memiliki gejala yang sangat mirip dengan usus buntu jika kehamilan ektopik-nya terjadi
di saluran tuba sebelah kanan, maka sering terjadi kesalahan diagnosis yang bisa berakibat fatal
pada pasien. Tetapi anda bisa mencurigai bahwa nyeri yang anda rasakan ini merupakan
kehamilan diluar kandungan dan bukan usus buntu jika ada hal-hal sebagai berikut:
Tidak ada demam
Pada usus buntu serangan akut, selalu bersamaan dengan demam tinggi sebagai kompensasi
tubuh terhadap infeksi yang di alami. Sedangkan pada kehamilan ektopik tidak terjadi demam.
Sempat tidak menstruasi
Sama seperti kehamilan yang normal, kehamilan di luar kandungan mengakibatkan anda tidak
mendapat tamu bulanan. Oleh karena itu jika anda tiba-tiba merasa nyeri di perut kanan bawah
dan sempat tidak mendapat menstruasi teratur, maka ada kemungkinan gejala ini bukan karena
usus buntu.
Tes kehamilan positif
Kehamilan ektopik juga akan memberikan hasil positif pada tes kehamilan.
Jika anda mendapat gejala sangat nyeri yang mendadak di perut kanan bawah dan anda
mengalami hal-hal seperti di atas, maka jangan ragu-ragu untuk segera ke Rumah Sakit. Karena
kehamilan di luar kandungan merupakan keadaan gawat dan mengancam jiwa.
Tagged nyeri perut kanan bawah, tips kesehatan, usus buntu
Share berita ini

APENDISITIS
PENGERTIAN
Apendisitis adalah kondisi di mana infeksi terjadi di umbai cacing. Dalam kasus ringan dapat
sembuh tanpa perawatan, tetapi banyak kasus memerlukan laparotomi dengan penyingkiran
umbai cacing yang terinfeksi. Bila tidak terawat, angka kematian cukup tinggi, dikarenakan oleh
peritonitis dan shock ketika umbai cacing yang terinfeksi hancur.
Apendisitis adalah peradangan yang terjadi pada apendiks vermiformis, dan merupakan
penyebab abdomen akut yang paling sering1. Apendiks disebut juga umbai cacing. Istilah usus
buntu yang selama ini dikenal dan digunakan di masyarakat kurang tepat, karena yang
merupakan usus buntu sebenarnya adalah sekum. Sampai saat ini belum diketahui secara pasti
apa fungsi apendiks sebenarnya. Namun demikian, organ ini sering sekali menimbulkan masalah
kesehatan.2
Apendiks merupakan organ yang berbentuk tabung panjang dan sempit. Panjangnya kira-kira
10cm (kisaran 3-15cm) dan berpangkal di sekum. Apendiks menghasilkan lendir 1-2ml per hari.
Lendir itu secara normal dicurahkan ke dalam lumen dan selanjutnya dialirkan ke sekum.
Adanya hambatan dalam pengaliran tersebut, tampaknya merupakan salah satu penyebab
timbulnya appendisits. Di dalam apendiks juga terdapat immunoglobulin sekretoal yang
merupakan zat pelindung efektif terhadap infeksi (berperan dalam sistem imun). Dan
immunoglobulin yang banyak terdapat di dalam apendiks adalah IgA. Namun demikian, adanya
pengangkatan terhadap apendiks tidak mempengaruhi sistem imun tubuh. Ini dikarenakan jumlah
jaringan limfe yang terdapat pada apendiks kecil sekali bila dibandingkan dengan yang ada pada
saluran cerna lain.2
Apendisitis dapat mengenai semua umur, baik laki-laki maupun perempuan. Namun lebih sering
menyerang laki-laki berusia 10-30 tahun.1
ETIOLOGI

Apendisitis umumnya terjadi karena infeksi bakteri. Berbagai hal berperan sebagai faktor
pencetusnya. Diantaranya adalah obstruksi yang terjadi pada lumen apendiks. Obstruksi ini
biasanya disebabkan karena adanya timbunan tinja yang keras (fekalit), hiperplasia jaringan
limfoid, tumor apendiks, striktur, benda asing dalam tubuh, dan cacing askaris dapat pula
menyebabkan terjadinya sumbatan. Namun, diantara penyebab obstruksi lumen yang telah
disebutkan di atas, fekalit dan hiperplasia jaringan limfoid merupakan penyebab obstruksi yang
paling sering terjadi. Penyebab lain yang diduga menimbulkan apendisitis adalah ulserasi
mukosa apendiks oleh parasit E. histolytica.1,2
Penelitian epidemiologi menunjukkan peranan kebiasaan mengkonsumsi makanan rendah serat
dan pengaruh konstipasi terhadap timbulnya penyakit apendisitis. Tinja yang keras dapat
menyebabkan terjadinya konstipasi. Kemudian konstipasi akan menyebabkan meningkatnya
tekanan intrasekal yang berakibat timbulnya sumbatan fungsional apendiks dan meningkatnya
pertumbuhan kuman flora kolon biasa. Semua ini akan mempermudah timbulnya apendisitis.2
PATOGENESIS
Patologi apendisitis berawal di jaringan mukosa dan kemudian menyebar ke seluruh
lapisan dinding apendiks. Jaringan mukosa pada apendiks menghasilkan mukus (lendir) setiap
harinya. Terjadinya obstruksi menyebabkan pengaliran mukus dari lumen apendiks ke sekum
menjadi terhambat. Makin lama mukus makin bertambah banyak dan kemudian terbentuklah
bendungan mukus di dalam lumen. Namun, karena keterbatasan elastisitas dinding apendiks,
sehingga hal tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan intralumen. Tekanan yang
meningkat tersebut akan menyebabkan terhambatnya aliran limfe, sehingga mengakibatkan
timbulnya edema, diapedesis bakteri, dan ulserasi mukosa. Pada saat inilah terjadi apendisitis
akut fokal yang ditandai oleh nyeri di daerah epigastrium di sekitar umbilikus.1,2
Jika sekresi mukus terus berlanjut, tekanan intralumen akan terus meningkat. Hal ini akan
menyebabkan terjadinya obstruksi vena, edema bertambah, dan bakteri akan menembus dinding
apendiks. Peradangan yang timbul pun semakin meluas dan mengenai peritoneum setempat,
sehingga menimbulkan nyeri di daerah perut kanan bawah. Keadaan ini disebut dengan
apendisitis supuratif akut.1

Bila kemudian aliran arteri terganggu, maka akan terjadi infark dinding apendiks yang disusul
dengan terjadinya gangren. Keadaan ini disebut dengan apendisitis ganggrenosa. Jika dinding
apendiks yang telah mengalami ganggren ini pecah, itu berarti apendisitis berada dalam keadaan
perforasi.1
Sebenarnya tubuh juga melakukan usaha pertahanan untuk membatasi proses peradangan ini.
Caranya adalah dengan menutup apendiks dengan omentum, dan usus halus, sehingga terbentuk
massa periapendikuler yang secara salah dikenal dengan istilah infiltrat apendiks. Di dalamnya
dapat terjadi nekrosis jaringan berupa abses yang dapat mengalami perforasi. Namun, jika tidak
terbentuk abses, apendisitis akan sembuh dan massa periapendikuler akan menjadi tenang dan
selanjutnya akan mengurai diri secara lambat.1,2
Pada anak-anak, dengan omentum yang lebih pendek, apendiks yang lebih panjang, dan
dinding apendiks yang lebih tipis, serta daya tahan tubuh yang masih kurang, memudahkan
terjadinya perforasi. Sedangkan pada orang tua, perforasi mudah terjadi karena adanya gangguan
pembuluh darah.1
Apendiks yang pernah meradang tidak akan sembuh dengan sempurna, tetapi akan
membentuk jaringan parut. Jaringan ini menyebabkan terjadinya perlengketan dengan jaringan
sekitarnya. Perlengketan tersebut dapat kembali menimbulkan keluhan pada perut kanan bawah.
Pada suatu saat organ ini dapat mengalami peradangan kembali dan dinyatakan mengalami
eksaserbasi.2
MANIFESTASI KLINIK
Gejala awal yang khas, yang merupakan gejala klasik apendisitis adalah nyeri samar
(nyeri tumpul) di daerah epigastrium di sekitar umbilikus atau periumbilikus. Keluhan ini
biasanya disertai dengan rasa mual, bahkan terkadang muntah, dan pada umumnya nafsu makan
menurun. Kemudian dalam beberapa jam, nyeri akan beralih ke kuadran kanan bawah, ke titik
Mc Burney. Di titik ini nyeri terasa lebih tajam dan jelas letaknya, sehingga merupakan nyeri
somatik setempat. Namun terkadang, tidak dirasakan adanya nyeri di daerah epigastrium, tetapi
terdapat konstipasi sehingga penderita merasa memerlukan obat pencahar. Tindakan ini dianggap

berbahaya karena bisa mempermudah terjadinya perforasi. Terkadang apendisitis juga disertai
dengan demam derajat rendah sekitar 37,5 -38,5 derajat celcius.2,3,4
Selain gejala klasik, ada beberapa gejala lain yang dapat timbul sebagai akibat dari apendisitis.
Timbulnya gejala ini bergantung pada letak apendiks ketika meradang. Berikut gejala yang
timbul tersebut.2,4
1. Bila letak apendiks retrosekal retroperitoneal, yaitu di belakang sekum (terlindung
oleh sekum), tanda nyeri perut kanan bawah tidak begitu jelas dan tidak ada tanda rangsangan
peritoneal. Rasa nyeri lebih kearah perut kanan atau nyeri timbul pada saat melakukan gerakan
seperti berjalan, bernapas dalam, batuk, dan mengedan. Nyeri ini timbul karena adanya
kontraksi m.psoas mayor yang menegang dari dorsal.
2. Bila apendiks terletak di rongga pelvis

Bila apendiks terletak di dekat atau menempel pada rektum, akan timbul gejala dan
rangsangan sigmoid atau rektum, sehingga peristalsis meningkat, pengosongan rektum
akan menjadi lebih cepat dan berulang-ulang (diare).

Bila apendiks terletak di dekat atau menempel pada kandung kemih, dapat terjadi
peningkatan frekuensi kemih, karena rangsangannya dindingnya.

Gejala apendisitis terkadang tidak jelas dan tidak khas, sehingga sulit dilakukan diagnosis, dan
akibatnya apendisitis tidak ditangani tepat pada waktunya, sehingga biasanya baru diketahui
setelah terjadi perforasi. Berikut beberapa keadaan dimana gejala apendisitis tidak jelas dan tidak
khas.2,3
1. Pada anak-anak
Gejala awalnya sering hanya menangis dan tidak mau makan. Seringkali anak tidak bisa
menjelaskan rasa nyerinya. Dan beberapa jam kemudian akan terjadi muntah- muntah dan anak
menjadi lemah dan letargik. Karena ketidakjelasan gejala ini, sering apendisitis diketahui setelah
perforasi. Begitupun pada bayi, 80-90 % apendisitis baru diketahui setelah terjadi perforasi.
2. Pada orang tua berusia lanjut

Gejala sering samar-samar saja dan tidak khas, sehingga lebih dari separuh penderita baru dapat
didiagnosis setelah terjadi perforasi.
3. Pada wanita
Gejala apendisitis sering dikacaukan dengan adanya gangguan yang gejalanya serupa dengan
apendisitis, yaitu mulai dari alat genital (proses ovulasi, menstruasi), radang panggul, atau
penyakit kandungan lainnya. Pada wanita hamil dengan usia kehamilan trimester, gejala
apendisitis berupa nyeri perut, mual, dan muntah, dikacaukan dengan gejala serupa yang biasa
timbul pada kehamilan usia ini. Sedangkan pada kehamilan lanjut, sekum dan apendiks
terdorong ke kraniolateral, sehingga keluhan tidak dirasakan di perut kanan bawah tetapi lebih ke
regio lumbal kanan.
PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan Fisik2,3,4
Inspeksi : pada apendisitis akut sering ditemukan adanya abdominal swelling, sehingga
pada pemeriksaan jenis ini biasa ditemukan distensi perut.
Palpasi : pada daerah perut kanan bawah apabila ditekan akan terasa nyeri. Dan bila
tekanan dilepas juga akan terasa nyeri. Nyeri tekan perut kanan bawah merupakan kunci
diagnosis dari apendisitis. Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasakan nyeri pada
perut kanan bawah. Ini disebut tanda Rovsing (Rovsing Sign). Dan apabila tekanan di
perut kiri bawah dilepaskan juga akan terasa nyeri pada perut kanan bawah.Ini disebut
tanda Blumberg (Blumberg Sign).
Pemeriksaan colok dubur : pemeriksaan ini dilakukan pada apendisitis, untuk
menentukan letak apendiks, apabila letaknya sulit diketahui. Jika saat dilakukan
pemeriksaan ini dan terasa nyeri, maka kemungkinan apendiks yang meradang terletak
didaerah pelvis. Pemeriksaan ini merupakan kunci diagnosis pada apendisitis pelvika.

Pemeriksaan uji psoas dan uji obturator : pemeriksaan ini juga dilakukan untuk
mengetahui letak apendiks yang meradang. Uji psoas dilakukan dengan rangsangan otot
psoas lewat hiperektensi sendi panggul kanan atau fleksi aktif sendi panggul kanan,
kemudian paha kanan ditahan. Bila appendiks yang meradang menempel di m. psoas
mayor, maka tindakan tersebut akan menimbulkan nyeri. Sedangkan pada uji obturator
dilakukan gerakan fleksi dan endorotasi sendi panggul pada posisi terlentang. Bila
apendiks yang meradang kontak dengan m.obturator internus yang merupakan dinding
panggul kecil, maka tindakan ini akan menimbulkan nyeri. Pemeriksaan ini dilakukan
pada apendisitis pelvika.
2. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : terdiri dari pemeriksaan darah lengkap dan test protein reaktif (CRP). Pada
pemeriksaan darah lengkap ditemukan jumlah leukosit antara10.000-20.000/ml
(leukositosis) dan neutrofil diatas 75%, sedangkan pada CRP ditemukan jumlah serum
yang meningkat.1,6
Radiologi : terdiri dari pemeriksaan ultrasonografi dan CT-scan. Pada pemeriksaan
ultrasonografi ditemukan bagian memanjang pada tempat yang terjadi inflamasi pada
apendiks. Sedangkan pada pemeriksaan CT-scan ditemukan bagian yang menyilang
dengan apendikalit serta perluasan dari apendiks yang mengalami inflamasi serta adanya
pelebaran sekum.3,5
DIAGNOSIS
Meskipun pemeriksaan dilakukan dengan cermat dan teliti, diagnosis klinis apendisitis masih
mungkin salah pada sekitar 15-20% kasus. Kesalahan diagnosis lebih sering terjadi pada
perempuan dibanding laki-laki. Hal ini dapat disadari mengingat pada perempuan terutama yang
masih muda sering mengalami gangguan yang mirip apendisitis. Keluhan itu berasal dari
genitalia interna karena ovulasi, menstruasi, radang di pelvis, atau penyakit ginekologik
lain.Untuk menurunkan angka kesalahan diagnosis apendisitis meragukan, sebaiknya dilakukan
observasi penderita di rumah sakit dengan pengamatan setiap 1-2 jam. Foto barium kurang dapat

dipercaya. Ultrasonografi dan laparoskopi bisa meningkatkan akurasi diagnosis pada kasus yang
meragukan.2
TATA LAKSANA
Bila dari hasil diagnosis positif apendisitis akut, maka tindakan yang paling tepat adalah segera
dilakukan apendiktomi. Apendektomi dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu cara terbuka dan
cara laparoskopi. Apabila apendisitis baru diketahui setelah terbentuk massa periapendikuler,
maka tindakan yang pertama kali harus dilakukan adalah pemberian/terapi antibiotik kombinasi
terhadap penderita. Antibiotik ini merupakan antibiotik yang aktif terhadap kuman aerob dan
anaerob. Setelah gejala membaik, yaitu sekitar 6-8 minggu, barulah apendektomi dapat
dilakukan. Jika gejala berlanjut, yang ditandai dengan terbentuknya abses, maka dianjurkan
melakukan drainase dan sekitar 6-8 minggu kemudian dilakukan apendisektomi. Namun, apabila
ternyata tidak ada keluhan atau gejala apapun dan pemeriksaan klinis serta pemeriksaan
laboratorium tidak menunjukkan tanda radang atau abses setelah dilakukan terapi antibiotik,
maka dapat dipertimbangkan untuk membatalkan tindakan bedah.2,6
DAFTAR PUSTAKA
[1] Mansjoer, A., Suprohaita., Wardani, W.I., Setiowulan, W., editor., Bedah Digestif, dalam
Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid 2, Cetakan Kelima. Media Aesculapius, Jakarta,
2005, hlm. 307-313.
[2] Sjamsuhidajat, R., Jong, W.D., editor., Usus Halus, Apendiks, Kolon, Dan Anorektum,
dalam Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2. EGC, Jakarta, 2005,hlm.639-645.
[3] Zeller, J.L., Burke, A.E., Glass, R.M., Acute Appendicitis in Children, JAMA,
http://jama.ama-assn.org/cgi/reprint/298/4/482, 15 Juli 2007, 298(4): 482.
[4]

Simpson,

J.,

Humes,

D.

J.,

Acute

Appendicitis,

BMJ,

http://www.bmj.com/cgi/content/full/333/7567/530, 9 September 2006, 333: 530-536.


[5] Mittal, V.K., Goliath, J., Sabir, M., Patel, R., Richards, B.F., Alkalay, I., ReMine, S.,
Edwards,M., Advantages of Focused Helical Computed Tomographic Scanning With Rectal

Contrast Only vs Triple Contrast in the Diagnosis of Clinically Uncertain Acute Appendicitis,
Archives of Surgery, http://archsurg.ama-assn.org/cgi/content/full/139/5/495, Mei 2004, 139(5):
495-500
[6] Grace, Pierce. A., Neil R. Borley., At a Glance, Edisi 3. Erlangga, Jakarta, 2007, hlm.106107.

Radang usus buntu atau Apendisitis


Posted on 23 September 2010 by bedahdigestif

Appendicitis atau apendisitis adalah peradangan usus buntu yang biasanya disebabkan oleh
obstruksi, tetapi dapat disebabkan oleh infeksi. Usus buntu adalah struktur jari berbentuk kecil
yang menonjol dari usus besar dan menggantung di sisi kanan bawah rongga perut. Jika tidak
diobati, radang usus buntu bisa pecah, menyebabkan infeksi rongga peritoneum (lapisan yang
mengelilingi organ-organ perut) dan bahkan kematian. Apendisitis merupakan salah satu
penyebab paling umum dari pembedahan darurat perut. Sampai 75.000 operasi tersebut
dilakukan
setiap
tahun
di
Amerika
Serikat
Tanda dan Gejala:
Tanda-tanda dan gejala berikut mungkin menyertai radang usus buntu:
* Sakit, dimulai sekitar pusar, kemudian bergerak ke bawah dan ke sisi kanan perut. Rasa sakit
memburuk ketika bergerak, mengambil napas dalam-dalam, batuk, bersin, atau disentuh di
daerah
ini.
*
Kehilangan
nafsu
makan
*
Mual
*
Muntah
* Perubahan buang air besar, termasuk diare atau ketidakmampuan untuk memiliki buang air
besar
atau
buang
gas
*
Demam
yang
dimulai
setelah
gejala
lain
* Sering kencing, atau buang air kecil sulit atau menyakitkan
Apa Penyebab ini?:
Apendisitis biasanya terjadi setelah infeksi di saluran pencernaan, atau ketika tabung
menghubungkan usus besar dan usus buntu diblokir oleh kotoran terperangkap atau makanan.
Peradangan yang dihasilkan dapat menyebabkan infeksi atau pecahnya usus buntu.
Siapa yang Paling Beresiko?:
Faktor-faktor berikut ini dapat menempatkan Anda pada risiko tinggi untuk mengembangkan
usus buntu:
*
Riwayat
keluarga
* Usia anak 2 tahun atau lebih muda dan orang-orang berusia 70 tahun atau lebih berada pada
risiko tinggi untuk usus buntu yang pecah
Apa yang Diharapkan di Kantor Penyedia Anda:

Karena risiko pecah, usus buntu dianggap darurat. Jika Anda memiliki gejala usus buntu, Anda
harus pergi ke sebuah ruang gawat darurat. Dokter akan bertanya tentang gejala dan riwayat
kesehatan anda, melakukan pemeriksaan fisik untuk memeriksa kelembutan perut, dan mungkin
meminta tes darah dan urin. Beberapa dokter menggunakan ultrasound untuk memeriksa apakah
usus buntu meradang (dan untuk menyingkirkan kista ovarium atau kehamilan ektopik pada
wanita).
A
computed
tomography
(CT)
scan
juga
dapat
dilakukan.
Pengobatan
Pilihan:
Pencegahan
Tidak ada cara yang telah terbukti untuk mencegah usus buntu, tetapi makan makanan yang
meliputi sayuran segar dan buah dapat menurunkan resiko mengembangkan kondisi.
Rencana Perawatan
Radang usus buntu paling sering diobati dengan kombinasi pembedahan dan antibiotik. Selain
antibiotik, Anda akan menerima intravena (IV) cairan dan mungkin obat untuk mengontrol
muntah. Eksplorasi operasi dilakukan jika dokter tidak dapat menentukan dari CT scan atau USG
apakah Anda memiliki usus buntu. Jika usus buntu dikonfirmasi, baik dari tes atau pembedahan
eksplorasi,
lampiran
akan
dihapus
(usus
buntu).
Terapi Narkoba
Penyedia layanan kesehatan Anda mungkin resep obat-obatan sebagai berikut:
*
* Obat-obatan yang diambil untuk mengurangi mual (anti-muntah)

Antibiotik

Bedah dan Prosedur Lainnya


Sebuah appendektomi adalah operasi pengangkatan usus buntu melalui sayatan di perut Anda
yang dapat beberapa inci panjang. Sebuah appendektomi laparoskopi melibatkan membuat
beberapa sayatan kecil di perut dan memasukkan kamera mini dan instrumen bedah. Ahli bedah
kemudian menghapus lampiran melalui salah satu sayatan kecil. Pemulihan biasanya lebih cepat
dibandingkan dengan operasi tradisional, dan bekas luka yang lebih kecil. Namun, tidak semua
orang
calon
untuk
prosedur
laparoskopi.
Komplementer dan Terapi Alternatif
Akut usus buntu adalah keadaan darurat medis, sehingga Anda harus mencari pengobatan
konvensional segera. Jangan mencoba untuk mengobati usus buntu dengan terapi alternatif saja.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplemen herbal tertentu dan dapat membantu untuk
mencegah usus buntu, memperkuat sistem kekebalan Anda, atau membantu Anda lebih cepat
pulih
dari
operasi.
Nutrisi

Di Inggris dan Wales, sebuah studi ditinjau apakah asupan rendah serat dan asupan tinggi gula
dan daging mempengaruhi perkembangan usus buntu akut. Meskipun tidak ada link spesifik
ditemukan dengan gula atau daging, studi itu menunjukkan bahwa lebih segar dan beku dan
sayuran hijau segar dan olahan tomat orang makan, semakin kecil kemungkinan mereka untuk
mengembangkan usus buntu. Makan sayuran hijau khususnya kubis, kembang kol, kacang
polong, kacang, dan kecambah Brussels dan mungkin tomat dapat melindungi terhadap radang
usus buntu.
Jika Anda memerlukan appendectomy, suplemen berikut dapat membantu anda pulih lebih cepat:
* Beta-karoten (250.000 IU sehari) atau vitamin A (25.000 IU per hari) untuk mempromosikan
jaringan parut sehat. Ini adalah dosis tinggi dan tidak boleh diambil lebih dari 1 2 minggu tanpa
pengawasan dokter Anda. Mengurangi dosis untuk 50.000 IU beta-karoten dan 15.000 25.000
IU vitamin A setiap hari setelah 2 minggu. Jangan mengambil vitamin A jika Anda sedang hamil
atau mencoba untuk hamil, atau jika Anda memiliki riwayat penyakit hati.
* Vitamin C (1.000 mg 2-6 kali per hari) membantu kulit menyembuhkan dan memperkuat
sistem kekebalan tubuh. dosis yang lebih rendah jika diare berkembang.
* Vitamin E (400-800 IU sehari) dan seng (10 30 mg per hari) mempromosikan penyembuhan.
* Bromelain (40 mg empat kali sehari antara makan) mengurangi pasca-operasi bengkak, memar,
waktu
penyembuhan,
dan
nyeri.
* L-arginin (17-25 g per hari) telah digunakan untuk meningkatkan waktu penyembuhan pada
pasien bedah. Beberapa laporan anekdot link arginine dosis tinggi dengan peningkatan wabah
herpes pada orang-orang yang sebelumnya terinfeksi virus herpes, sehingga Anda mungkin ingin
berbicara dengan dokter Anda sebelum mengambil arginin.
Herbal
Terapi herbal tradisional Cina dapat membantu mengobati usus buntu. Belum ada cukup
penelitian ilmiah tentang ramuan Cina atau Barat untuk mengatakan bahwa Tradisional Cina
Medicine (TCM) adalah efektif untuk usus buntu, tetapi ada laporan beberapa kasus dari
perspektif TCM. Dalam sebuah laporan 425 pasien dengan usus buntu akut diobati dengan obat
herbal Cina, baik dengan atau tanpa antibiotik, mayoritas berhasil dan tidak memerlukan operasi.
Hanya 30 pasien mengalami radang usus buntu akut kambuh sesaat setelah pemulihan. Namun,
karena standar perawatan bervariasi antara praktisi TCM berbeda, usus buntu harus ditangani
oleh pengobatan konvensional dan bukan dengan akupunktur dan obat Cina.
Tumbuhan lain yang dapat membantu tubuh Anda pulih lebih cepat jika Anda memiliki usus
buntu termasuk:
* Gotu kola (Centella asiatica) mempromosikan perbaikan jaringan ikat, mendukung
penyembuhan luka normal, dan mencegah bekas luka dari tumbuh lebih besar. Gunakan standar

ekstrak 60 mg 1-2 kali sehari, atau 60 tetes tingtur tiga sampai empat kali per hari. Jangan
mengambil gotu kola jika Anda memiliki tekanan darah tinggi atau kecemasan.
* Dandelion (Taraxacum officinale, 2 8 g per hari) memiliki sifat anti-inflamasi dan
antioksidan. Pastikan Anda tidak memiliki alergi terhadap dandelion, dan menghindari
mengambil ramuan jika Anda memiliki hati atau penyakit kandung empedu, diabetes, atau
penyakit
ginjal,
atau
jika
Anda
mengambil
obat
pengencer
darah.
* Agrimony (pilosa eupatoria) telah digunakan historis untuk usus buntu. Buat seduhan teh
dengan 1 sdt. dari herbal dalam satu cangkir air mendidih, saring, dan sejuk. Minum setiap 2 3
jam. Jangan mengambil agrimony jika anda menggunakan obat tekanan darah atau obat
pengencer darah, atau jika Anda memiliki diabetes.
Homoeopati
Menggunakan obat homeopati yang tepat bersama dengan obat konvensional Barat bisa
meringankan gejala Anda dan membantu membersihkan usus buntu lebih cepat. Namun, tidak
ada literatur ilmiah yang mendukung penggunaan homeopati untuk usus buntu. Sebuah
homoeopat yang berpengalaman akan mempertimbangkan kasus individu dan dapat
merekomendasikan perawatan untuk mengatasi kedua kondisi yang mendasari Anda dan gejala
saat ini.
Belladonna dan Bryonia adalah obat homeopati klasik yang sering digunakan untuk usus buntu
meradang.
Akupunktur
Dalam istilah medis Cina, usus buntu diduga disebabkan oleh penyumbatan dalam sirkulasi
darah dan aliran vitalitas. Akupunktur muncul untuk membantu menghilangkan rasa sakit,
kontrol peristaltik (gerakan seperti gelombang-otot di dalam usus), dan meningkatkan aliran
darah. Kasus laporan dari China menyarankan akupunktur yang telah digunakan untuk usus
buntu ringan. Electroacupuncture (mengirim arus listrik melalui jarum) juga telah digunakan.
Seorang ahli akupunktur berlisensi dan bersertifikat akan bekerja sama dengan dokter untuk
memantau kondisi Anda dengan cermat. Di beberapa bagian dunia, ahli akupunktur yang bekerja
di rumah sakit untuk memberikan perawatan pada waktu yang sama dengan praktek medis
konvensional. Bahkan dengan operasi, akupunktur bisa jadi akan sangat berguna untuk anestesi,
pengendalian
rasa
sakit,
dan
pemulihan
ditingkatkan.
Prognosis dan Kemungkinan Komplikasi:
Jika lampiran tidak pecah, resiko kematian sangat rendah. Dalam kasus-kasus dimana usus buntu
pecah, tingkat kematian lebih tinggi, terutama di kalangan lansia (15%). Komplikasi mungkin
termasuk usus buntu berulang, radang selaput perut, abses (nanah-daerah yang meradang diisi),
sepsis (darah keracunan yang disebabkan oleh adanya infeksi bakteri dalam darah), obstruksi

dari infertilitas, tuba fallopi, dan luka infeksi . Usus buntu terjadi hanya sekitar 1 dalam 1.000
kehamilan.
Berikut Up:
Jika Anda memiliki operasi, Anda akan perlu melihat dokter 2 minggu setelah operasi, dan sekali
lagi pada 6 minggu.
Like this:

Anda mungkin juga menyukai