Anda di halaman 1dari 44

PSEUDOMYXOMA

PERITONEI
Pembimbing: dr. Sjaiful Bachri, Sp. B (K) BD
Disusun oleh: Rachel Dwi Putri - 112015388
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 64 tahun
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan pada tanggal 21 April 2017 di
ruang Aster

Keluhan utama : perut membengkak sejak 1 tahun


yang lalu

Keluhan tambahan :
ANAMNESIS
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG:

OS mengeluh perutnya membengkak sejak 1 tahun


yang lalu secara perlahan. Perutnya terasa keras dan
nyeri bila ditekan. OS BAB 1 kali sehari, bentuk feses
normal, warna kecoklatan. Mual (+) muntah (-)
Demam (-) Tidak ada keluhan BAK.
ANAMNESA
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU:
Hernia inguinalis

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA: (-)


PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN GENERALIS

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang


Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 88x/menit
RR : 22x/menit
Suhu : 36,5C
Pemeriksaan Fisik
Kepala : Normocephal
Mata : C. Anemis (-/-), S. Ikterik (-/-)
Leher : P. KGB (-)
Cor : BJ I, II reguler, murmur (-), gallop(-)
Pulmo : Vesikuler (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)
Pemeriksaan Fisik
a/r abdomen

Inspeksi : cembung

Auskultasi : BU (+) menurun

Palpasi : keras, teraba massa di LLQ hingga sekitar


umbilikus

Perkusi : redup
Pemeriksaan Fisik
Rectal Toucher:

Tonus spinchter ani baik, ampulla ani tidak kolaps,


tidak teraba massa, feses (+), lendir dan darah (-)
RESUME
OS mengeluh perutnya membengkak sejak 1 tahun
yang lalu secara perlahan. Perutnya terasa keras dan
nyeri bila ditekan. OS BAB 1 kali sehari, bentuk feses
normal, warna kecoklatan. Mual (+) muntah (-)
Demam (-) Tidak ada keluhan BAK.
RESUME
Pada pemeriksaan fisik ditemukan status generalis
dalam batas normal. Pemeriksaan fisik a/r
abdomen ditemukan bentuk abdomen cembung,
BU (+) menurun, palpasi keras, teraba massa di
LLQ hingga sekitar umbilikus, perkusi redup

Rectal Toucher: Tonus spinchter ani baik, ampulla


ani tidak kolaps, tidak teraba massa, feses (+),
lendir dan darah (-)
DIAGNOSIS BANDING
Pseudomyxoma peritonei

Massa mesenterium

TB usus
PEMERIKSAAN PENUNJANG

CT-scan dengan kontras

Colonoscopy

PA

Petanda tumor : CEA


Hasil CT-Scan Abdomen
dengan Kontras
Penebalan mesenterium dengan kompleks asites
yang meluas ke pankreas disertai dilatasi dan
perlekatan usus.

Menurut AJCC : T4aN1Mx


Hasil PA
Makroskopik:
Terima jaringan compang-camping volume 2.5 cc,
coklat, dan kenyal-padat. Semua cetak 1 kaset

Mikroskopik:
Sediaan jaringan biopsi dari jaringan di regio anorektal
menunjukkan jaringan berlapiskan epitel gepeng
berlapis berkreatin dengan gambaran subepitel tampak
adanya massa tumor ganas epithelial invasive yang
membentuk pola pertumbuhan glandular, kribiformis
berinti pleomorfik, hiperkromatik, anak inti mencolok
dengan sitoplasma eosinofilik. Mitosis dan invasi
limfatik ditemukan. Stroma tampak desmoplastik dan
bersebukan sedang sel-sel radang limfosit

Kesimpulan: Histologi sesuai dengan


Adenokarsinoma pada regio anorecti
berdifferensiasi baik
Hasil Histopatologi
Makroskopik
Jaringan padat warna coklat, tampak nodul-nodul
coklat ukuran 4x4x2 cm.

Mikroskopik
Jaringan berasal dari tumor inguinal sinistra terdiri
atas jaringan ikat, mengandung musin dengan
beberapa epitel kelenjar. Sebagian berbentuk
glandular, berinti pleomorfik, sitoplasma
mengandung musin.
DIAGNOSIS
Pseudomyxoma peritonei
RENCANA TATALAKSANA

Laparatomi eksplorasi

Biopsi

Mass reduction
PROGNOSIS
Ad Vitam : dubia ad bonam

Ad Fungsionam : malam

Ad Sanationam : bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Pseudomyxoma peritonei is a rare condition in
which diffuse collections of gelatinous fluid are
associated with mucinous implants on peritoneal
surfaces and omentum.

Pseudomyxoma is two to three times more


common in females than in males.
Pseudomyxoma is invariably caused by neoplastic mucus-
secreting cells within the peritoneum.

These cells may be difficult to classify as malignant


because they may be sparse, widely scattered, and have a
low-grade cytologic appearance.

Patients with pseudomyxoma usually present with


abdominal pain, distention, or a mass. Primary
pseudomyxoma usually does not cause abdominal organ
dysfunction. However, ureteral obstruction and obstruction
of venous return can be seen. Pseudomyxoma is a disease
that progresses slowly and in which recurrences may take
years to develop or become symptomatic. In a series from
the Mayo Clinic, 76% of patients developed recurrences
within the abdomen. Lymph node metastasis and distant
metastasis are uncommon.
ANATOMI
ANATOMI
FISIOLOGI
Fisiologi usus besar
Penyerapan H2O (700-1000 ml menjadi 180-200 ml)
Penyimpanan feses untuk sementara waktu
Ekskresi mukus
Pemeliharaan ekologi flora usus

Fisiologi rektum dan kanalis analis


Defekasi, refleks defekasi
Mensekresi mukus untuk membantu keluarnya feses
Menyerap sejumlah air, garam, glukosa dan sebagian
obat
Epidemiologi
Kasus ke-2 terbanyak (28%) di antara kasus kanker
usus besar.

Kasus CRC sering terjadi di negera maju.


Kasus tertinggi di Australia/ New Zealand
(Pria dan wanita = 44.8 dan 32.2/100.000)
Kasus terendah di Afrika Barat
(Pria dan wanita = 4.5 dan 3.8/100.000)

Di USA terdiagnosis 40.000 kasus kanker rektal


setiap tahun.
Klasifikasi Berdasarkan
Makroskopik
Tipe polipoid atau vegetatif
tumbuh menonjol ke dalam lumen usus
berbentuk bunga kol
sekum dan kolon asendens

Tipe skirus
penyempitan stenosis dan gejala obstruksi
kolon desendens, sigmoid, dan rektum

Bentuk ulseratif
nekrosis di bagian sentral
rektum.
Faktor Risiko CRC
Umur > 50 taun

Riwayat penyakit keluarga: CRC

Herediter CRC

Riwayat penyakit dahulu: CRC, adenomatous


polyps of colon

BMI : setiap kenaikan 5 kg/m2 meningkatkan risiko


sebanyak 24% pada pria dan 9% pada wanita

Diet
Screening
Manifestasi Klinis
Rectal bleeding

Tenesmus

Perubahan bentuk feces

Perubahan pola defekasi

Nyeri pada bagian pelvis dan rektal

Gejala obstruktof
Manifestasi klinis
Kolon kanan Kolon kiri Rektum
Nyeri + + +

Defekasi Diare/diare Konstipasi Tenesmi terus


berkala progresif menerus
Obstruksi Jarang Hampir selalu Hampir selalu
Darah pada Samar Samar/makros Makroskopik
feses kopik
Feses Normal/diare Normal Perubahan
berkala bentuk
Dispepsia Sering Jarang Jarang
Anemia Hampir selalu Lambat Lambat
Memburuknya Hampir selalu Lambat Lambat
keadaan umum
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis pasti karsinoma kolorektal
Cara pemeriksaan Persentase
1. Colok dubur 40%

2. Rektosigmoidoskopi 75%

3. Foto kolon dengan barium/ kontras ganda 90%

4. Kolonoskopi 100% (hampir)


Pemeriksaan Penunjang
CT, MRI, CTVC ada tidaknya metastase

PET DAN PET/CT mendeteksi lesi primer Ca, lesi


metastase, luas terkena lesi, dan menentukan
stadium

Zat petanda tumor: CEA

Tes darah samar feses


Metastase Rektum
Per Kontinuitatum Per Hematogen
Ureter Hati
Buli-buli
Peritoneal
Uterus/Vagina/prosta
t Intralumen
Per limfogen
Kelenjar parailiaka
Mesenterium
Paraaorta
Diagnosis Banding
Kolon Kanan Kolon Tengah Kolon Kiri Rektum
Abses apendiks Tukak peptik Kolitis ulserosa Polip
Massa apendiks Ca lambung Polip Proktitis
Amuboma Abses hati Divertikulitis Fisura anus
hemoroid
Enteritis Ca hati Endometriosis Ca anus
regionalis
Kolesistitis
Kelainan
pankreas
Kelaina saluran
empedu
Tatalaksana
Operasi radikal ca rektal
Polipektomi dan eksisi lokal T1
Transanal local excision dan transanal endoscopic
microsurgery T1/T2 N0
Eksisi total mesorektal (TME) dengan mepertahankan
pleksus saraf pelvis
Protektomi via reseksi anterior lokasi rendah dengan
koloanal anastomosis
Eksisi total mesorektal (TME) via reseksi secara
abdominoperineal tidak dapat mempertahankan
spinchter (permanent end-colostomy)
Tatalaksana
Kemoterapi
Formula FOLFOX
Formula FOLFIRI
Formula XELOX atau CAPOX
Formula XELIRI atau CAPIRI

Radioterapi
Prognosis
Klasifikasi karsinoma kolon dan rektum (Dukes)
Dukes Dalamnya infiltrasi Prognosis
hidup setelah
5 tahun
A Terbatas di dinding usus 97%
B Menembus lapisan muskularis mukosa 80%
C Metastasis kelenjar limfe

C1 Beberapa kelenjar limfe dekat tumor 65%


primer
C2 35%
Dalam kelenjar limfe jauh
D Metastasis jauh <5%
Daftar Pustaka
Sjamsuhidajat R, Jong WD, editors. Buku ajar ilmu
bedah. 2nd ed. Jakarta: EGC; 2004.

Brunicardi FC,Andersen DK, Billiar TR, Dun DL,


Hunter JG, Pollock RE. Schwartzs principle of
surgery. 8th ed. United Stated of America: The
MacGraw-Hill Companies; 2007.

Cagir B. Rectal Cancer. 2017 April 7. Available from :


emedicine.medscape.com/article/281237-overview

Fazeli MS. Keramati MR. Rectal Cancer : review.


MJIRI. 2015

Anda mungkin juga menyukai