Anda di halaman 1dari 46

DEPARTEMEN ILMU BEDAH

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
Jl. Mayjen Sutoyo No. 2 Cawang Jakarta
13650

REFERAT
KARSINOMA KOLON
Oleh: Jason Oscar Yonathan Tumanduk
1161050143

Pembimbing:
dr. Tommy Halauwet, Sp.B

KEPANITRAAN KLINIK ILMU BEDAH


PERIODE 08 MEI 2017 – 22 JULI 2017
FK UKI
2017
Anatomi
Usus besar dimulai dari ileo-caecal junction
sampai anus.

Terbagi atas
– Sekum
– Kolon asenden
– Kolon transversum
– Kolon desenden
– Sigmoid
– Rektum
– Anus

Panjang rata-rata usus besar 135-150 cm


Diameter terbesar sekum ( 8,5 cm )
Diameter terkecil sigmoid ( 2,5 cm )
Saunders. 2010. Fieldman: Sleisenger and Fordtran’s Gastrointestinal and Liver Disease 9th ed. Elsevier
American Cancer Society. 2013. Colorectal Cancer
 Saekum, kolon asenden dan bagian kanan kolon
transversum  cabang a. mesenterika superior
(a.ileokolika, a. kolika dextra & a. kolika media)
 Kolon transversum bagian kiri, kolon desenden,
kolon sigmoid dan sebagian besar rektum  a.
mesenterika inferior (a.kolika sinistra, a.sigmoid
& a. hemoroidalis superior)
 Kolon asenden dan kolon transversum  v.
mesenterika superior
 Kolon desenden, sigmoid dan rektum v.
mesenterika inferior.
Saunders. 2010. Fieldman: Sleisenger and Fordtran’s Gastrointestinal and Liver Disease 9th ed.
Elsevier
Tanda Kolon
 Taenia yang merupakan lapisan otot
longitudinal
 Haustra ( sakulasi )
 Apendiks epiploika.
Fisiologi
Fungsi Utama Kolon Paruh Kanan:
o Menyerap air, glukosa, garam
anorganik, dan sebagian asam
empedu

Fungsi Utama Kolon Paruh Kiri


o Storasi dan ekskresi feses
Pemeriksaan dan Diagnosis

Anamnesis
• Pola defeksi
• Frekuensi
• Konsistensi
• Kaliber
• Hematokesia
• Tenesmus
• Konstipasi
Pemeriksaan dan Diagnosis

Pemeriksaan Laboratorium
• Hemoglobin
• Test darah tersamar

• Kolon albumin
• Carcino embryonik antigen ( CEA )
Pemeriksaan dan Diagnosis

Pemeriksaan Radiologik
• Foto polos abdomen
• Foto kontras barium
• Foto barium kontras ganda
Pemeriksaan dan Diagnosis

Pemeriksaan endoskopi
• Proktoskopi
Deteksi kelainan 8 – 10 cm dari anus

• Rektosigmoidoskopi
Deteksi kelainan 20 – 25 cm dari anus

• Kolonoskopi
Dapat mencapai seluruh kolon
Pemeriksaan dan Diagnosis

Manfaat Kolonoskopi
1. Diagnostik
2. Biopsi untuk kofirmasi
3. Ekstirpasi polip
4. Mengelola perdarahan
5. Follow up kelainan kolon
6. Deteksi dini kanker atau skrening proses lain
7. Dilatasi anastomose
8. Mengambil benda asing
Pemeriksaan dan Diagnosis

Pemeriksaan Lain ( bila diperlukan )


 Intra Venous Pyelography ( IVP )
 Ultrasonography ( USG )
 Computerized Tomography Scanning ( CTScan )
 Magnetic Resonance Imaging ( MRI )

Tujuan
 Menilai infiltrasi dan metastase tumor
 Menilai resektabilitas tumor
Karsinoma Kolon dan Rektum
Epidemiologi
• Keganasan peringkat ke-3 di USA
• Di Indonesia (BKKI)
– Karsinoma kolon peringkat ke-7
– Karsinoma rektum peringkat ke-10
– Karsinoma kolo rektal peringkat ke-6
• Insiden pria sama dengan wanita
• Insiden cenderung pada usia lebih muda
Mikroskopis

1. Adeno Karsinoma
– Diferensiasi baik
– Diferensiasi sedang
– Diferensiasi jelek
2. Leiomiosarkoma
3. Limfoma maligma
ETIOLOGI dan FAKTOR RISIKO

Faktor resiko yang paling sering berhubungan


dengan kejadian kanker kolorektal adalah faktor usia
dan riwayat keluarga:
- Usia 50 tahun atau lebih
- Riwayat kanker kolon atau rektum dalam keluarga
(genetik)
- Pernah mengalami kanker kolon, rektum, ovarium,
endometrium, atau payudara sebelumnya
- Pernah mengalami colitis ulserativa atau Chron’s
disease
ETIOLOGI dan FAKTOR RISIKO

• Diet tinggi lemak, rendah serat


• Beberapa penelitian telah menunjukkan adanya hubungan
antara pemakaian aspirin dan terapi hormon postmenopause
dengan berkurangnya insidensi kanker rektal.
• Kebiasaan merokok dihubungkan dengan peningkatan tendensi
adenoma untuk berkembang menjadi kanker rektal.
• Kolonoskopi dengan pengangkatan massa polip adenomatous dapat
menurunkan resiko terjadinya kanker rektal.
• Kurangnya aktivitas fisik pada beberapa kasus dihubungkan
dengan paningkatan resiko terjadinya kanker rektal.
Etiologi

 Belum diketahui pasti


 Faktor prediposisi
• Polip adenomatosa
• Poliposis
• Radang kolon kronis Kolitis Ulseratif
 Faktor diet
• Kaya lemak
• Rendah serat
 Faktor genetik
Diet Lemak

Kolesterol Sterol (pada kolon)


Lemak Asam Empedu
Bakteri
Anaerob
Sintesa
Hepar

Asam Empedu
Sekunder

Karsinogenik
Distribusi
Terbanyak pada rektum
Kecenderungan
 Karsinoma rektum
 Karsinoma kolon asenden
PATOLOGI

Secara makroskopis terdapat tiga tipe


karsinoma kolon dan rektum :
Tipe Polipoid Tipe Skirus Bentuk Ulseratif

• tumbuh menonjol • penyempitan • terjadi karena


kedalam lumen sehingga terjadi nekrosis di bagian
usus, berbentuk stenosis dan gejala sentral terdapat di
kembang kol dan obstruksi, terutama rektum.Pada tahap
ditemukan ditemukan di lanjut sebagian
terutama di daerah daerah kolon besar karsinoma
sekum dan kolon desendens, kolon mengalami
asendens sigmoid dan rektum ulserasi menjadi
tukak maligna
GAMBARAN KLINIS

Kolon kanan Kolon kiri Rektum

Anemia dan Perubahan pola Perdarahan rectum


kelemahan defekasi
Darah di feses
Darah samar di Diare
feses Perubahan pola
Darah di feses defekasi
Dyspepsia
Gejala dan tanda Perasaan tidak
Perasaan kurang obstruksi puas atau rasa
enak diperut kanan penuh pasca
bawah defekasi

Massa perut kanan Penemuan tumor


bawah pada colok dubur
Diagnosis

ANAMNESA
 Perubahan pola defikasi
 Frekuensi
 Konsistensi tinja
 Konstipasi
 Kaliber
 Berak lendir dan hematokesia
 Tenesmus
 Nyeri perut
• kolik
• menetap
Kanker menyebabkan
diare

Faktor Intralumen Faktor Mukosal

Berkurangnya Sel mast dalam


Permukaan mukosa mukosa usus
atau kkerusakan mengeluarkan Histamin
permukaan mukosa dan serotonin
Diagnosis

PEMERIKSAAN FISIK
 Anemia
 Massa dirongga abdomen
 Tanda obstruksi
 Darah dan lendir pada colok dubur
 Penurunan berat badan

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
 Test darah tersamar
 Test kolon albumin
 Carcino embryonic antigen (CEA)
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
 Foto Kolon
• Barium enema dan kontras ganda

 Ultra Sonogafi
• Identifikasi metastase
• Menilai reseklabilitas

 Intra Venous Pyelography (IVP)


• Menilai infiltrasi ke sistem urinari

 Thoraks Foto
• Metastase paru
Pemeriksaan Penunjang
Endoskopi
 Proktoskopi
• Deteksi kelainan 8-10 cm dari anus
• Polip rekti
• Hemorhoid
• Karsinoma rektum

 Sigmoidoskopi
• Mencapai 20 – 25 cm dari anus
• Diagnostik
• Kauterisasi

 Kolonoskopi
• Dapat mencapai sekum
Manifestasi Klinis
• Gejala-gejala yang timbul pada
karsinoma kolorektal
– Kolon kanan :
• Kelemahan yang tidak
dapat dijelaskan / anemia
• Tes darah samar pada
feses
• Gejala dispepsia
• Ketidaknyamanan abdomen
kanan persisten
Letak keganasan kolorektal (1) • Teraba massa abdominal
– Kolon kiri :
sekum dan kolon ascendens 10%, • Gangguan pola buang air
besar
(2) kolon transversum termasuk • Darah makro pada feses
• Gejala obstruksi
kedua flexura 10%, (3) kolon
descendens 5%, (4) kolon
Karsinoma Kolon Kanan
 Nyeri tumpul
 Teraba massa pada 1/3 kasus
 Anemia
 Sering diare
 Sifat tumor
• Fungating
• Besar ulserasi rapuh
Karsinoma Kolon Kiri
 Keluhan yang sering konstipasi
Kadang dapat juga diare
 Keluhan kaliber feses megecil
 Keluhan obstruksi
 Sifat tumor
• Tumbuh anuler dan
konstrikting sehingga
menyebabkan obstruksi
Karsinoma Rektum
 Berak darah dan lendir
 Tenesmus
 Sering didiagnosa sebagai
hemorhoid
 Sifat tumor
• Ulseratif
• Vegetatif
• Infiltratif
 Diagnosa
• Colok dubur
• Proktoskopi
• Sigmodoskopi
Stadium
DUKES (1932) menciptakan stadium patologi berdasar:
 Kedalaman invasi dinding kolon
 Adanya metastase kelenjar

Stadium menurut DUKES populer karena :


 Mudah dilakukan
 Mudah diingat
 Mudah dimengerti
 Praktis
Stadium Menurut Dukes
(Modifikasi)

Dukes A :
 Kedalaman invasi kanker belum menembus tunika
muskularis
 Tidak ada metastasis kelenjar limfe

Dukes B :
 Kanker sudah menembus tunika muskularis
dalam, dpt menginvasi tunika serosa, diluar
serosa atau jaringan perirektal
 Tidak ada metastasis kelenjar limfe
Dukes C : Kanker disertai metastasis kelenjar
limfe
Dukes C1 :
 Kanker disertai metastasis kelenjar limfe samping usus dan
mesenterium
Dukes C2 :
 Kanker disertai metastasis kelenjar limfe di pangkal arteri
mesenterium
Dukes D :
 Kanker disertai metastasis organ jauh, atau karena infiltrasi
luas lokal atau metastasis luas kelenjar limfe sehingga
pasca reseksi tak mungkin kuratif atau nonresektabel
Derajat Keganasan
Kanker Kolon

• Derajat keganasan
kanker kolorektal
diklasifikasikan
berdasarkan
kedalaman tumor,
ada atau tidaknya
nodul dan metastasis
jauh
Stage Grouping (TNM)
(IUCC – International Union Against Cancer)

T N M Dukes
Stage 0 Tis N0 M0
Stage I T1 N0 M0 A
T2 N0 M0
Stage II T3 N0 M0 B
T4 N0 M0
Stage III Any T N1 M0 C
Any T N2, N3 M0
Stage IV Any T Any N M1 D
Penyebaran
1. Penyebaran langsung ke organ sekitar tumor
2. Hematogen : sistem porta  hepar
sistemik  paru
3. Limfogen:
kelenjar para kolon
kelenjar meso kolon
kelenjar para aorta
4. Trans peritoneum
rongga peritoneum disebut abdominal karsino
matosis
5. Intra lumen
Jarang terjadi pada mukosa yang utuh
Pembedahan
Kolon Kanan :
 Hemikolektomi kanan 
Ileo - Transverostomi
Kolon Kiri :
 Hemikolektomi kiri Kolo -
Sigmoidostomi
Kolon Transversum :
 Kolotransvesectomi  Kolo
Kolostomi
Kolon Sigmoid :
 Reseksi Anterior  Kolo -
Rektostomi
Rektum Letak Tinggi
 Reseksi Anterior  Kolo -
Rektostomi
Rektum Letak Rendah
 Reseksi Abdomino Perineal
Dengan Permanen Kolostomi
(Operasi Miles)
Pembedahan Paliatif

 Reseksi tumor dan anastomosis


 By pass (pintas usus)
 Kolostomi diversi

Tindakan operasi paliatif bertujuan mengatasi


keluhan tetapi tidak merubah jalannya penyakit
Pengobatan Penunjang
(Adjuvant)

1. Radiasi
 Pra bedah
 Pasca bedah
 Kombinasi ( sandwich )

2. Kemoterapi
 Obat tunggal : 5 fluorouracil
 Obat kombinasi :
 5 fluorouracil
 Levamizol
 Calcium leucovorin
 Irinotecan
3. Kombinasi : Kemo - Radiasi
Deteksi Dini
Dilakukan dengan skrining pada golongan resiko tinggi
1. Penderita dengan familial adenomatous polip
- skrining dimulai pada usia pubertas
2. Penderita dengan hereditary non poliposis
colorectal cancer (HNPCC)
- skrining dimulai pada usia 21 tahun
3. Penderita dengan penyakit infeksi usus (ulcerative
colitis)
- skrining 7-8 tahun setelah diagnosa
4. Ada riwayat keluarga yang menderita kanker atau
kondisi pre maligna yang lain
- skrining dimulai pada usia 30 tahun
Ketahanan Hidup 5 Tahun

Dukes 5 YSR

A 97-100%

B 80%

C1 60%

C2 35%

D <5%
Follow Up
 Kekambuhan sering pada 2 tahun pertama
 Perlu follow up
1. Ba inloop tiap 3 bulan
2. Kolonoskopi tiap tahun
3. Thoraks foto
4. Darah lengkap dan fungsi hati tiap 6 bulan
5. CEA –-> 2 tahun pertama tiap 2 bulan dan 2 tahun berikut
tiap 4 bulan
CEA  kekambuhan  imaging
 kondisi lain
PROGNOSIS

Tergantung pada
1. Stadium penyakit
2. Diferensiasi patologi
3. Komplikasi yang ditimbulkan
4. Penyakit sekunder yang menyertai

Bila dibandingkan dengan Ca gaster, hati, esofagus,


pankreas dan tumor ganas lainnya prognosisnya
relatif lebih baik.
PROGNOSIS

• Antara 20%-40% pasien yang mendapatkan pembedahan


kuratif untuk karsinoma kolorektal memiliki kekambuhan.
Banyak kekambuhan yang terjadi pada dua tahun pertama
setelah diagnosis awal, tetapi terapi preoperatif kemoradiasi
dapat menghambat kekambuhan.

• Untuk tumor yang terbatas pada dinding usus tanpa


penyebaran, angka kelangsungan hidup lima tahun adalah 80%,
yang menembus dinding tanpa penyebaran 75%, dengan
penyebaran kelenjar 32% dan dengan metastasis jauh satu
persen. Bila disertai differensiasi sel tumor buruk, prognosisnya
sangat buruk.

Anda mungkin juga menyukai