FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
Jl. Mayjen Sutoyo No. 2 Cawang Jakarta
13650
REFERAT
KARSINOMA KOLON
Oleh: Jason Oscar Yonathan Tumanduk
1161050143
Pembimbing:
dr. Tommy Halauwet, Sp.B
Terbagi atas
– Sekum
– Kolon asenden
– Kolon transversum
– Kolon desenden
– Sigmoid
– Rektum
– Anus
Anamnesis
• Pola defeksi
• Frekuensi
• Konsistensi
• Kaliber
• Hematokesia
• Tenesmus
• Konstipasi
Pemeriksaan dan Diagnosis
Pemeriksaan Laboratorium
• Hemoglobin
• Test darah tersamar
• Kolon albumin
• Carcino embryonik antigen ( CEA )
Pemeriksaan dan Diagnosis
Pemeriksaan Radiologik
• Foto polos abdomen
• Foto kontras barium
• Foto barium kontras ganda
Pemeriksaan dan Diagnosis
Pemeriksaan endoskopi
• Proktoskopi
Deteksi kelainan 8 – 10 cm dari anus
• Rektosigmoidoskopi
Deteksi kelainan 20 – 25 cm dari anus
• Kolonoskopi
Dapat mencapai seluruh kolon
Pemeriksaan dan Diagnosis
Manfaat Kolonoskopi
1. Diagnostik
2. Biopsi untuk kofirmasi
3. Ekstirpasi polip
4. Mengelola perdarahan
5. Follow up kelainan kolon
6. Deteksi dini kanker atau skrening proses lain
7. Dilatasi anastomose
8. Mengambil benda asing
Pemeriksaan dan Diagnosis
Tujuan
Menilai infiltrasi dan metastase tumor
Menilai resektabilitas tumor
Karsinoma Kolon dan Rektum
Epidemiologi
• Keganasan peringkat ke-3 di USA
• Di Indonesia (BKKI)
– Karsinoma kolon peringkat ke-7
– Karsinoma rektum peringkat ke-10
– Karsinoma kolo rektal peringkat ke-6
• Insiden pria sama dengan wanita
• Insiden cenderung pada usia lebih muda
Mikroskopis
1. Adeno Karsinoma
– Diferensiasi baik
– Diferensiasi sedang
– Diferensiasi jelek
2. Leiomiosarkoma
3. Limfoma maligma
ETIOLOGI dan FAKTOR RISIKO
Asam Empedu
Sekunder
Karsinogenik
Distribusi
Terbanyak pada rektum
Kecenderungan
Karsinoma rektum
Karsinoma kolon asenden
PATOLOGI
ANAMNESA
Perubahan pola defikasi
Frekuensi
Konsistensi tinja
Konstipasi
Kaliber
Berak lendir dan hematokesia
Tenesmus
Nyeri perut
• kolik
• menetap
Kanker menyebabkan
diare
PEMERIKSAAN FISIK
Anemia
Massa dirongga abdomen
Tanda obstruksi
Darah dan lendir pada colok dubur
Penurunan berat badan
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Test darah tersamar
Test kolon albumin
Carcino embryonic antigen (CEA)
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
Foto Kolon
• Barium enema dan kontras ganda
Ultra Sonogafi
• Identifikasi metastase
• Menilai reseklabilitas
Thoraks Foto
• Metastase paru
Pemeriksaan Penunjang
Endoskopi
Proktoskopi
• Deteksi kelainan 8-10 cm dari anus
• Polip rekti
• Hemorhoid
• Karsinoma rektum
Sigmoidoskopi
• Mencapai 20 – 25 cm dari anus
• Diagnostik
• Kauterisasi
Kolonoskopi
• Dapat mencapai sekum
Manifestasi Klinis
• Gejala-gejala yang timbul pada
karsinoma kolorektal
– Kolon kanan :
• Kelemahan yang tidak
dapat dijelaskan / anemia
• Tes darah samar pada
feses
• Gejala dispepsia
• Ketidaknyamanan abdomen
kanan persisten
Letak keganasan kolorektal (1) • Teraba massa abdominal
– Kolon kiri :
sekum dan kolon ascendens 10%, • Gangguan pola buang air
besar
(2) kolon transversum termasuk • Darah makro pada feses
• Gejala obstruksi
kedua flexura 10%, (3) kolon
descendens 5%, (4) kolon
Karsinoma Kolon Kanan
Nyeri tumpul
Teraba massa pada 1/3 kasus
Anemia
Sering diare
Sifat tumor
• Fungating
• Besar ulserasi rapuh
Karsinoma Kolon Kiri
Keluhan yang sering konstipasi
Kadang dapat juga diare
Keluhan kaliber feses megecil
Keluhan obstruksi
Sifat tumor
• Tumbuh anuler dan
konstrikting sehingga
menyebabkan obstruksi
Karsinoma Rektum
Berak darah dan lendir
Tenesmus
Sering didiagnosa sebagai
hemorhoid
Sifat tumor
• Ulseratif
• Vegetatif
• Infiltratif
Diagnosa
• Colok dubur
• Proktoskopi
• Sigmodoskopi
Stadium
DUKES (1932) menciptakan stadium patologi berdasar:
Kedalaman invasi dinding kolon
Adanya metastase kelenjar
Dukes A :
Kedalaman invasi kanker belum menembus tunika
muskularis
Tidak ada metastasis kelenjar limfe
Dukes B :
Kanker sudah menembus tunika muskularis
dalam, dpt menginvasi tunika serosa, diluar
serosa atau jaringan perirektal
Tidak ada metastasis kelenjar limfe
Dukes C : Kanker disertai metastasis kelenjar
limfe
Dukes C1 :
Kanker disertai metastasis kelenjar limfe samping usus dan
mesenterium
Dukes C2 :
Kanker disertai metastasis kelenjar limfe di pangkal arteri
mesenterium
Dukes D :
Kanker disertai metastasis organ jauh, atau karena infiltrasi
luas lokal atau metastasis luas kelenjar limfe sehingga
pasca reseksi tak mungkin kuratif atau nonresektabel
Derajat Keganasan
Kanker Kolon
• Derajat keganasan
kanker kolorektal
diklasifikasikan
berdasarkan
kedalaman tumor,
ada atau tidaknya
nodul dan metastasis
jauh
Stage Grouping (TNM)
(IUCC – International Union Against Cancer)
T N M Dukes
Stage 0 Tis N0 M0
Stage I T1 N0 M0 A
T2 N0 M0
Stage II T3 N0 M0 B
T4 N0 M0
Stage III Any T N1 M0 C
Any T N2, N3 M0
Stage IV Any T Any N M1 D
Penyebaran
1. Penyebaran langsung ke organ sekitar tumor
2. Hematogen : sistem porta hepar
sistemik paru
3. Limfogen:
kelenjar para kolon
kelenjar meso kolon
kelenjar para aorta
4. Trans peritoneum
rongga peritoneum disebut abdominal karsino
matosis
5. Intra lumen
Jarang terjadi pada mukosa yang utuh
Pembedahan
Kolon Kanan :
Hemikolektomi kanan
Ileo - Transverostomi
Kolon Kiri :
Hemikolektomi kiri Kolo -
Sigmoidostomi
Kolon Transversum :
Kolotransvesectomi Kolo
Kolostomi
Kolon Sigmoid :
Reseksi Anterior Kolo -
Rektostomi
Rektum Letak Tinggi
Reseksi Anterior Kolo -
Rektostomi
Rektum Letak Rendah
Reseksi Abdomino Perineal
Dengan Permanen Kolostomi
(Operasi Miles)
Pembedahan Paliatif
1. Radiasi
Pra bedah
Pasca bedah
Kombinasi ( sandwich )
2. Kemoterapi
Obat tunggal : 5 fluorouracil
Obat kombinasi :
5 fluorouracil
Levamizol
Calcium leucovorin
Irinotecan
3. Kombinasi : Kemo - Radiasi
Deteksi Dini
Dilakukan dengan skrining pada golongan resiko tinggi
1. Penderita dengan familial adenomatous polip
- skrining dimulai pada usia pubertas
2. Penderita dengan hereditary non poliposis
colorectal cancer (HNPCC)
- skrining dimulai pada usia 21 tahun
3. Penderita dengan penyakit infeksi usus (ulcerative
colitis)
- skrining 7-8 tahun setelah diagnosa
4. Ada riwayat keluarga yang menderita kanker atau
kondisi pre maligna yang lain
- skrining dimulai pada usia 30 tahun
Ketahanan Hidup 5 Tahun
Dukes 5 YSR
A 97-100%
B 80%
C1 60%
C2 35%
D <5%
Follow Up
Kekambuhan sering pada 2 tahun pertama
Perlu follow up
1. Ba inloop tiap 3 bulan
2. Kolonoskopi tiap tahun
3. Thoraks foto
4. Darah lengkap dan fungsi hati tiap 6 bulan
5. CEA –-> 2 tahun pertama tiap 2 bulan dan 2 tahun berikut
tiap 4 bulan
CEA kekambuhan imaging
kondisi lain
PROGNOSIS
Tergantung pada
1. Stadium penyakit
2. Diferensiasi patologi
3. Komplikasi yang ditimbulkan
4. Penyakit sekunder yang menyertai