Anda di halaman 1dari 26

KOLESISTITIS AKUT

Pembimbing :
Dr.evo elidar harahap, sp.rad (K)

Pembaca :
Gilang bayu
Mutia hoirunnisah
Tanti kristiana

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR SMF


RADILOGI RUMAH SAKIT UMUM HAJI
MEDAN SUMATERA UTARA TAHUN
2021
DEFINIS
I
KOLESISTITIS AKUT (RADANG
KANDUNG EMPEDU)  REAKSI
INFLAMASI AKUT DINDING KANDUNG
EMPEDU YANG DISERTAI KELUHAN
NYERI PERUT KANAN ATAS, NYERI
TEKAN DAN DEMAM.
EPIDEMIOLOGI
Kasus kolesistitis ditemukan pada sekitar 10%
populasi. Sekitar 90% kasus berkaitan dengan
batu empedu.
2-3 kali lebih sering pada perempuan
dibanding laki-laki
Kejadian meningkat pada usia >40 tahun.
Insiden kolesistitis diindonesia relative lebih
rendah dibanding negara barat dan belum
ada data epidemiologi nasional terkait
kolesistitis di indonesia.
ANATOMI & FISIOLOGI

Kandung empedu untuk menyimpan


dan memekatkan cairan empedu.

Komposisi cairan empedu: 90%


terdiri dari garam empedu, lesitin,
dan kolesterol. Sisanya bilirubin, as
lemak dan garam anorganik.
USG Kandung Empedu Normal
VASKULARISASI

Vaskularisasi kandung empedu

(a) arteri hepatika kanan (b) arteri


koledokus kanan (c) arteri retroduodenal
(d) cabang kiri arteri hepatika (e) arteri
hepatika (f) arteri koledokus kiri (g) arteri
hepatika komunis (h) arteri
gasroduodenal
KLASIFIKA
SI
KOLESISTITIS AKUT
KALKULUS
KOLESISTITIS AKUT
AKALKULUS
Faktor Resiko, Etiologi & Patofisiologi FAKTOR RESIKO :
Female, Fourty, Fat, Fertile
Batu Empedu
(90%)

Infeksi

Stasis Cairan
Empedu
Tanda dan gejala klinis
• Nyeri kolik di sebelah kanan atas epigastrium dan nyeri tekan
• Terkadang nyeri menjalar ke pundak atau skapula kanan dan
dapat berlangsung sampai 60 menit
• Takikardi, Demam, Anoreksia, dan Muntah
• Keluhan tergantung dari patologinya, kelainan inflamasi ringan
sampai gangren atau telah terjadi perforasi kandung empedu
• Murphy Sign (+)
• Ikterus (20% kasus, umumnya derajat ringan (bilirubin <4,0
mg/dl))
DIAGNOSIS BANDING
Kolesistitis akut

Kolelithiasis

Abses hepar

pankreatitis akut
DIAGN
OSIS
PENUNJANG:
1. Foto Polos Abdomen
ANAMNESIS & (15 % tampak batu
PEMERIKSAAN LABORATORIUM: radioopak)
FISIK Leukositosis (10-15 2. USG dgn sensitifitas
Trias (Nyeri akut ribu sel/ml) dan spesifisitas 90-95%
kuadran kanan Bilirubin serum 3. CT Scan, MRI, ERCP
atas, demam, sedikit meningkat dan Radionuklir (HIDA)
untuk konfirmasi
leukositosis)
5. Histopatologi (fibrosis,
pendataran mukosa, sel
inflamasi, gangren
bahkan perforasi)
GAMBARAN RADIOLOGI
PADA KOLESISTITIS
ULTRASONOGRAFI
(USG)
 Pemeriksaan dengan USG merupakan pemeriksaan dengan sensitivitas
antara 90-95% dan spesifisitas 80-85% untuk kolesistitis
 Bila batu >2mm, sensitifitas dan spesifisitas USG meningkat menjadi
95%
 Sangat baik untuk melihat besar, bentuk, penebalan dinding kandung
empedu, dan batu empedu
 Hasil pemeriksaan USG yang menunjukkan Kolesistitis: Adanya cairan
perikolesistik (pericholecystic fluid), penebalan dinding kandung empedu
(hingga >4mm), Sonografi Murphy Sign (+), serta batu empedu
USG Kandung Empedu Normal
Kolesistitis Akut dengan Penebalan Dinding Kandung Empedu.
Tampak posisi longitudinal dua buah batu (s) di dalam kandung
empedu. Tampak penebalan dinding kandung empedu (tanda panah).
Pasien ini juga menunjukkan Sonography Murphy Sign (+)
Kolesistitis Akut dengan pembesaran kandung empedu 5-12 cm. A: Tampak gambaran kandung empedu secara
longitudinal dalam posisi Lateral Dekubitus Kiri (LLD) menunjukkan adanya endapan (sl) dan batu (s) pada fundus
kandung empedu serta penebalan sedang dinding kandung empedu (tanda panah). B : Potongan longitudinal
dengan posisi tegak lurus menunjukkan adanya endapan (sl) dan batu (s) yang berpindah, serta tampak batu yang
menyumbat duktus sistikus/leher kandung empedu (tanda panah).
Kolesistitis dengan Cairan Perikolesistik. A: Potongan longitudinal menunjukkan adanya endapan (sl) dan batu
(s) pada lumen kandung empedu serta terdapat cairan perikolesistik (f) di sekitar fundus kandung empedu dan di
permukaan anterior hati (l). B : Kolesistitis dengan kebocoran mukosa. Potongan longitudinal menunjukkan
endapan (sl) di dalam lumen dan batu (s) serta kebocoran mukosa (tanda panah) pada dinding atas dengan cairan
yang mengalir ke luar mukosa. Tanda ini menunjukkan telah terjadi nekrosis dinding kandung empedu pada
kolesistitis.
CT SCAN ABDOMEN
 Sensitifitas dan spesifisitas CT scan abdomen dan MRI dilaporkan lebih
besar dari 95%.
 Pada kolesistitis akut dapat ditemukan: cairan perikolestik, penebalan
dinding kandung empedu lebih dari 4 mm, edema subserosa tanpa adanya
ascites, gas intramural dan lapisan mukosa yang terlepas.
 Pemeriksaan dengan CT scan dapat memperlihatkan adanya abses
perikolesistik yang masih kecil yang mungkin tidak terlihat pada
pemeriksaan USG.
CT Scan Abdomen potongan koronal.
Tampak batu empedu dan penebalan
dinding kandung empedu (tanda panah)
Scan Abdomen potongan koronal.
Tampak batu empedu (tanda panah)
CT Scan Abdomen potongan axial dengan
kontras Kolesistitis Akut pada laki-laki 84 tahun
dengan keluhan mual, muntah, dan nyeri
epigastrium. Tampak batu kalsifikasi, penebalan
dinding, peninggian mukosa (mucosal
enhancemant), dan cairan perikolekistik.
CT Scan tampak transaksial dengan kontras.
Tampak pembesaran kandung empedu ukuran 9 cm x
5.3 cm x 4.8 cm (tanda panah), dengan penebalan
dinding kandung empedu berukuran >7.5 cm serta
edema perokolesistik
Penatalaksanaan
Terapi konservatif

• Antibiotik gol ampisilin, sefalosporin dan metronidazol.


ampisilin/sulbactam 3 gr/6 jam iv
cefalosporin generasi ke 3
metronidazole awal dosis 1 gr lalu diberikan 500 mg/6 jam iv
Pada kasus lanjut  imipenem 500 mg/6 jam iv
• Anti emetik
• Pemberian CCK, iv
pasien dipulangkan jika tidak demam, TTV stabil, tidak ada tanda-tanda
obstruksi pada hasil lab dan USG.
diberi Levofloxacin 1x500 mg PO+ metronidazole 2x 500 mg PO
anti emetik
analgetik  meperidin
Terapi bedah kolesistektomi (jika ada komplikasi segera, dan jika penyebabnya kolelithiasis)
KOMPLIKASI

 Empiema kandung empedu


 Kolesistitis ganggrenoza
 Perforasi kandung empedu
PROGNOSIS
 Kolesistitis akut tanpa komplikasi perbaikan
gejala dalam 1-4 hari dengan pengobatan
yang tepat.
 Penyembuhan spontan didapatkan 85%
kadang rekuren
 10-15% persen berkembang menjadi gangren,
perforasi lambung, peritonitis umum
 Pasien dengan kolesistitis akalkuli angka
mortalitas sebesar 10-50%
 Pembedahan pada pasien >75 tahun
prognosisnya jelek
Thank you

Anda mungkin juga menyukai