Anda di halaman 1dari 14

Cholangiocarcinoma

Wira Sentosa
Definisi
 Kolangiokarsinoma adalah suatu keganasan dari sistem duktus biliaris yang berasal dari hati
dan berakhir pada ampullavateri.

 Kolangiokarsinoma adalah tumor yang jarang terjadi dengan bentuk patologi dan manifestasi
klinis yang luas sehingga memberikan gambaran klinis dan radiologi yang bermacam-macam.

 Percabangan saluran empedu adalah tempat yang paling sering terkena, 60-80% dari
kolangiokarsinoma terjadi di daerah percabangan saluran empedu.

 Semua kolangiokarsinoma pertumbuhannya lambat, infiltratif lokal, dan metastasenya lambat.

 Kolangiokarsinoma adalah suatu tumor ganas dari epitelium duktus biliaris intrahepatik atau
ekstrahepatik. Tumor keras dan berwarna putih, dan sel-sel tumor mirip dengan epitel saluran
empedu. Lebih dari 90% kasus merupakan adenokarsinoma dan sisanya adalah tumor sel
squamosa. Sekitar 2/3 kolangiokarsinoma berlokasi di regio perihilar, dan 1/4 lainnya berlokasi
di duktus ektrahepatik dan sisanya berlokasi di duktus intrahepatik (Dahnert, 2007; Boris
2008).
Etiologi
Etiologi kolangiokarsinoma belum
jelas sepenuhnya. Sejumlah kondisi
patologis yang menyebabkan epitel
saluran empedu cedera baik akut
atau kronis dapat menyebabkan
saluran empedu tersebut rentan
terhadap perubahan kearah
keganasan.
Patofisiologi

• Lebih dari 90 % kanker saluran empedu adalah adenokarsinoma dan


selebihnya merupakan tumor sel squamosa.

• Morfologi dari kanker tersebut dibagi menjadi beberapa tipe yaitu tipe
noduler , scirrhous, difusa infiltrate, papiler.

• Sclerosing (scirrous) tumor, yang terdiri lebih dari 80% pada kasus
cholangiocarcinoma yang cenderung sangat invasif
Faktor Risiko
Faktor risiko utama perkembangan kolangiokarsinoma pada sekitar
40% dari penderita kanker ini adalah salah satunya
Primarysclerosingcholangitis (PSC), suatu kondisi peradangan idiopatik
dari saluran bilier utama.
 Faktor-faktor risiko lainnya yang sudah teridentifikasi berkaitan dengan
keganasan ini antara lain : Penyakit kistik kongenital kandung empedu,
seperti kistakoledokus atau penyakit Caroli; infeksi parasit saluran
empedu kronisoleh Clonorchissinensis dan Opisthorchisviverrini,
hepatolithiasis dan choledocholithiasis, paparan terhadap asbes dan
nitrosamin, dan penggunaan zat kontras radiologi.
Insiden dan Epidemiologi
Angka kejadian pria : wanita 5:1. Setiap tahun di AS tercatat 2500 kasus
penyakit kolangiokarsinoma, 5000 kasus untuk kanker kandung
empedu dan 15000 kasus untuk kanker hepatoseluler. Prevalensi
tertinggi terdapat di kalangan orang Asia yang diakibatkan oleh infeksi
parasit kronik endemic (Zieve, 2014).
Prevalensi kolangiokarsinoma pada panderita PSC sekitar 5%-15%,
dengan insiden rate setiap tahun sekitar 0,6%-1,5%.
Gejala Klinis
oPada kebanyakan kasus, kolangiokarsinoma tidak
menunjukkan gejala klinis yang nyata, dan gejala klinis baru
muncul bila penyakit sudah pada stadium lanjut.

oGejala utama kolangiokarsinoma ekstrahepatik adalah


obstruksi bilier yang menyebabkan terjadinya ikterus tanpa
rasa nyeri. Kolangiokarsinoma intrahepatik paling sering
muncul sebagai massa intrahepatik yang menyebabkan nyeri
pada kuadran kanan atas dan gejala yang berkaitan dengan
tumor seperti kakeksia dan malaise.

oGejalakolangitis jarang terjadi jika tidak dilakuka tindakan


instrumental sebelumnya (Boris, 2008; Khan 2012).

oFeces berwarna kuning dempul, urin berwarna gelap,


pruritus, rasa sakit pada perut kuadran kanan atas
(abdomen) dengan rasa sakit yang menjalar ke punggung,
Penurunan berat badan (Darwin, 2014)
Diagnosis

Pemeriksaan
Anamnesis PF Diagnosa
Penunjang
Manifestasi Klinis
Anamnesis Pemeriksaan Fisik

• Anoreksia • Ikterus (90%)


• Malaise • Nyeri kuadran kanan atas yang
ringan
• Penurunan berat badan
• Pruritus
• Feces warna kuning dem pul
• Urin warna gelap
Pemeriksaan
Penunjang
• Pada pemeriksaaan laboratorium dapat
ditemukan peningkatan kadar bilirubin,
alkaline fosfatase dan glutamiltransferase
(GGT). Anemia lebih berat dibandingkan
dengan karsinoma ampula, hitung
leukosit normal tinggi dengan
peningkatan pada granulosit. Feses pucat
dan berlemak. Tidak dijumpai glukosuria
(Dooley, 2011).

• Ultrasonografi; CTScan; ERCP;


Duodenoskop; Biopsi Hati.
Diagnosa
• Kadar billirubin

• Alkaline phosphatase dan-glutamyltransferase

• Tumor maker (CA 125 dan CA 19-9 ) dan antigen Carcinoembryonic

• USG

• Percutaneous Transhepatic Cholangiography (PTC)

• CT scan

• ERCP
Komplikasi
• Gangguan proses pencernaan dan absorbsi nutrisi makanan dengan
menghambat aliran empedu dan cairan pankreas.
• Metastase ke organ-organ terdekat seperti hepar, gaster , pankreas dan
usus.
• Gejala obstruksi seperti nyeri , jaundice, mual dan muntah.
• Hambatan pasase isi usus bila tumor telah menginvasi usus halus.
1. KOLANGITIS AKUT PADA PENDERITA TUMOR KLATSKIN. Muhamad Ayus Astoni,
Syadra Bardiman, Mitayani Purwoko. Dokter Pendidik Klinik Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang.
2. Darwin, 2014, Medscape: Cholangiocarcinoma, dalam Laporan Kasus
KOLANGIOKARSINOMA Di Susun Oleh : Riana Suwarni dan Rudy Kaprisyah; dr.
Yustar Mulyadi, SpPD, KGEH, FINASIM. SMF PENYAKIT DALAM RSUD DR.SOEDARSO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2014
3. Dooley, J. S., et al., 2011, Sherlock’s Disease of Liver and Biliary System, Twelfth
Edition, UK : Blackwell Publishing.

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai