Anda di halaman 1dari 25

PENATALAKSANAAN IKTERUS

OBSTRUKSI DENGAN TINDAKAN


BEDAH
Siti Chairunnisa
N 111 15 040

Pembimbing Klinik
dr. Alfreth langitan, Sp.B.,FINACS,FICS
BAB I
PENDAHULUAN
 Ikterus adalah gambaran klinis berupa perubahan warna pada
kulit dan mukosa yang menjadi kuning karena adanya
peningkatan konsentrasi bilirubin dalam plasma, yang
mencapai lebih dari 2 mg/dl.

 ikterus berdasarkan lokasi penyebabnya :


 ikterus prahepatik (hemolitik)
 ikterus intrahepatik (parenkimatosa)
 ikterus ekstrahepatik (obstruktif).
Cont...
 Umumnya, ikterus non-obstruktif tidak membutuhkan
intervensi bedah, sementara ikterus obstruktif biasanya
membutuhkan intervensi bedah atau prosedur intervensi
lainnya untuk pengobatan, sehingga sering juga disebut
sebagai “surgical jaundice”, dimana morbiditas dan mortalitas
sangat tergantung dari diagnosis dini dan tepat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Epidemiologi

 Ikterus obstruktif dapat ditemukan pada semua kelompok


umur. Insidens di Amerika Serikat diperikirakan mencapai 5
kasus per 1000 pasien. Hatfield et al, melaporkan bahwa
kasus ikterus obstruktif terbanyak adalah 70% karena
karsinoma kaput pankreas, 8% pada batu common bile duct,
dan 2% adalah karsinoma kandung empedu.
Cont...
Anatomi sistem hepatobilier

 Hepar
Hepar merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh dan mempunyai
banyak fungsi.
Tiga fungsi dasar hepar, yaitu:
(1) membentuk dan mensekresikan empedu ke dalam traktus
intestinalis;
(2) berperan pada metabolism yang berhubungan dengan
karbohidrat, lemak, dan protein
(3) menyaring darah untuk membuang bakteri dan benda asing lain
yang masuk ke dalam darah dari lumen intestinum.
 Vesika felleae
Vesika felleae merupakan sebuah kantong berbentuk buah pir
yang terletak pada permukaan bawah (fasies visceralis) hepar.
Vesika felleae mempunyai kemampuan menampung empedu
sebanyak 30-50 ml dan menyimpannya serta memekatkan
empedu dengan cara mengabsorbsi air.
Cont...
Metabolisme bilirubin normal
Bilirubin merupakan bentuk akhir dari pemecahan katabolisme heme
melalui proses reaksi oksidasi-reduksi. Metabolisme bilirubin
meliputi pembentukan, transportasi, konjugasi, dan ekskresi
bilirubin.
 Fase Pre-hepatik :
1. Pembentukan bilirubin
2. Transport Plasma
 Fase Intra-Hepatik
3. Liver uptake
4. konjugasi
 Fase Post-Hepatik
5. Eskresi bilirubin
Cont...
Etiologi

hepatitis
Ikterus obstruktif
intrahepatik
sirosis hepatis
Cont...
Kolelitiasis dan
koledokolitiasis

Tumor ganas
saluran empedu
Ikterus obstruktif
ekstrahepatik
Atresia bilier

Tumor kaput
pankreas
Patofisiologi

Pasase Eskresi ke Pembuluh


bilirubin direk usus halus darah

Sekresi bilirubin Bilirubin direk


Ikterik
ginjal dalam darah

Eskresi
Cont...
Manifestasi klinis dan pemeriksaan fisik

 Warna kuning pada sklera mata, sublingual, dan jaringan


lainnya
 Warna urin gelap seperti teh
 Warna feses seperti dempul
Ikterus obstruktif intrahepatik

 Hepatitis
Hepatitis A merupakan penyakit self-limited dan
dimanifestasikan dengan adanya ikterus yang timbul secara akut.
Hepatitis B dan C akut sering tidak menimbulkan ikterus pada
tahap awal (akut), tetapi dapat berjalan kronis dan menahun,
dan mengakibatkan gejala hepatitis menahun atau bahkan sudah
menjadi sirosis hepatis.
 Sirosis hepatis
 Sklera tampak ikterik
 Spider navy dan palmar eritem
 Caput medusae
 Shagging of the flanks (perut kodok)
 Splenomegali
 Undulasi ascites
 Arterial bruit (+)
Ikterus obstruktif ekstrahepatik
 Batu Empedu
 Tidak menunjukan gejala klinis (asimptomatik) yang dalam
perjalanan penyakitnya dapat tetap asimptomatik selama
bertahun-tahun dan sebagian kecil dapat berkembang menjadi
simptomatik
 Manifestasi klinis yang sering terjadi diantaranya adalah
mengeluhkan adanya kolik biliaris dan nyeri hebat pada
epigastrium dan kuadran kanan atas abdomen yang menjalar
hingga ke punggung atau bahu kanan, terutama setelah makan.
Cont..
 Tumor ganas saluran empedu
 Keluhan utama ialah ikterus obstruktif yang progresif secara
lambat disertai pruritus. Biasanya tidak ditemukan tanda
kolangitis, seperti demam, menggigil, dan kolik bilier, kecuali
perasaan tidak enak diperut kuadran kanan atas. Pasien juga
dapat mengeluhkan adanya anoreksia dan penurunan berat
badan.

 Tumor kaput pankreas


 Gejala awal tumor kaput pankreas tidak spesifik dan samar.
Gejala awal dapat berupa rasa penuh, kembung di ulu hati,
anoreksia, mual, muntah, dan badan lesu. Keluhan tersebut tidak
khas karena juga dijumpai pada penyakit dengan gangguan fungsi
saluran cerna.
Cont...
Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan laboratorium
 Pemeriksaan Rutin
 Darah
 Urin
 Feses
 Tes Faal hati
 Albumin
 Alanin Aminotransferase (ALT/SGOT)
 Aspartase Aminotransferase (AST/SGPT)
 Gamma GlutamilTransferase (Gamma GT)
 Alkali fosfatase
 Bilirubin
 Pemeriksaan USG
 Computed tomography (CT) Scan
 ERCP (Endoscopic Retrograde Cholangio Pancreaticography)
 Magnetic resonance cholangiopancreatography (MRCP)
 PTC (Percutaneus Transhepatic Cholaniography
Tatalaksana
 Farmakologi
 Garam empedu per oral
 Ursodeoxycholic acid
 Resin pengikat asam empedu
 Antihistamin
 Rifampin
Non - Farmakologi
 Kolelitiasis tindakan operatif kolesistektomi
Kolesistektomi dapat berupa kolesistektomi elektif konvensional
(laparatomi) atau dengan menggunakan laparaskopi.

 Tumor ganas saluran empedu dan Tumor Caput pankreas


Tatalaksana terbaik adalah dengan pembedahan pankreatiko-
dudenektomi. Operasi Whipple ini dilakukan untuk tumor yang masih
terlokalisasi, yaitu pada karsinoma sekitar ampula Vateri, duodenum,
dan duktus koledokus distal. Tumor dikeluarkan secara radikal en bloc,
yaitu terdiri dari kaput pankreas, korpus pancreas, duodenum, pylorus,
bagian distal lambung, bagian distal duktus koledokus yang merupakan
tempat asal tumor, dan kelenjar limf regional.
 Atresia bilier
Atresia bilier ekstrahepatik adalah dengan pembedahan. Atresia
bilier intrahepatik pada umumnya tidak memerlukan pembedahan
karena obstruksinya relatif bersifat ringan. Jenis pembedahan
atresia bilier ekstrahepatik adalah portoenterostomi teknik Kasai
dan bedah transplantasi hepar.
BAB IV
PENUTUP
 ikterus non-obstruktif tidak membutuhkan intervensi bedah,
sementara ikterus obstruktif biasanya membutuhkan
intervensi bedah atau prosedur intervensi lainnya untuk
pengobatan, sehingga sering juga disebut sebagai “surgical
jaundice”, dimana morbiditas dan mortalitas sangat tergantung
dari diagnosis dini dan tepat.
 Oleh karena itu, pemahaman terhadap keadaan fisiologi,
disertai dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, serta
pemeriksaan penunjang yang tepat diharapkan dapat
menegakkan diagnosis yang tepat sehingga dapat ditentukan
tatalaksana apa yang terbaik untuk pasien.

Anda mungkin juga menyukai