Oleh:
1830912320050
Pembimbing:
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................5
BAB III LAPORAN KASUS.................................................................................15
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................29
BAB IV PENUTUP...............................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................38
2
BAB I
PENDAHULUAN
sekresi oleh hepatosit atau terhambatnya aliran empedu melalui saluran empedu
atau anabolik), penyakit hepar karena alkohol dan penyakit hepatitis autoimun.
enzim hati tertentu dalam jumlah yang tinggi yang disebut transaminase. Ketika
tubuh memiliki terlalu banyak enzim di hati, enzim tersebut mulai bergerak ke
(AST) adalah dua transaminase paling umum yang terlibat dalam transaminitis.2
HAV didapat melalui transmisi fecal-oral; setelah itu orofaring dan traktus
virus sangat bervariasi mulai dari infeksi asimptomatik tanpa ikterus sampai yang
sangat berat yaitu hepatitis fulminant yang dapat menimbulkan kematian hanya
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kolestasis
1. Definisi
saluran empedu intra atau ekstrahepatik. Oleh karena itu, definisi klinis
empedu tertahan.1
2. Epidemiologi
3. Etiologi
a. Kolestasis Intrahepatik
lainnya6
4
b. Kolestasis Ekstrahepatik
4. Patofisiologi
asam empedu akibat kelainan sel hati, saluran biliaris intrahepatik serta
pengguanaan obat.
5
5. Gambaran Klinis
ikterus atau kulit dan mukosa berwarna ikterus yang berlangsung lebih dari
dua minggu, urin berwarna lebih gelap, tinja warnanya lebih pucat atau
wajah dismorfik. Tanda lain yang dapat dijumpai pada pasien dengan
6. Tatalaksana
Secara garis besar tata laksana pasien dengan kolestasis terbagi menjadi
A. Penatalaksanaan kausal
dan transpalantasi hati merupakan cara yang efektif untuk tata laksananya.
B. Penatalaksanaan suportif
6
Tata laksana suportif kolestasis bertujuan untuk menunjang pertumbuhan
1. Medikamentosa
a) Asam ursodeoksikolat
mg/kgBB/Hari.
b) Kolestramin
2. Nutrisi
B. Transaminitis
1. Definisi
Hati memecah nutrisi dan menyaring racun keluar dari tubuh, yang
enzim di hati, enzim tersebut mulai bergerak ke aliran darah Anda. Alanine
7
transaminase (ALT) dan aspartate transaminase (AST) adalah dua
menghasilkan gejala apa pun, tetapi biasanya menunjukkan bahwa ada hal
alkohol dalam jumlah besar, tetapi fatty liver disese nonalkohol menjadi
lebih umum. Tidak ada yang tahu pasti apa yang menyebabkan penyakit
disese biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun, dan sebagian besar
orang tidak tahu sampai mereka melakukan tes darah. Namun, beberapa
yang bisa didapatkan saat pemeriksaan fisik. Menobati fatty liver disese
8
sering kali melibatkan perubahan gaya hidup, seperti menghindari
yang seimbang.
b) Hepatitis virus
tetapi yang paling umum adalah virus hepatitis. Jenis hepatitis virus
meliputi: kulit dan mata yang berwarna kuning disebut penyakit kuning,
makan.
9
menyebabkan transaminitis meliputi: vitamin A. Herbal umum yang
kopiah, efedra.
C. Hepatitis A
1. Definisi
2. Epidemiologi
seluruh dunia setiap tahun, tetapi rasio dari infeksi hepatits A yang tidak
terdeteksi dapat mencapai sepuluh kali lipat dari jumlah kasus klinis
hepatitis akut yang dirawat yaitu berkisar dari 39,8-68,3%. Incidence rate
10
dari hepatitis per 10.000 12 populasi sering kali berfluktuasi selama
kadang kadang ditemukan pada bayi baru lahir, dan ditemukan pada 20%
bayi. Angka prevalensi ini terus meningkat pada usia di atas 20 tahun.4,16
3. Etiopatogenesis
dengan transportasi virus menuju usus dan feses. Viremia singkat terjadi
mendahului munculnya virus didalam feses dan hepar. Pada individu yang
terjadi pada 2 minggu sebelum onset ikterus, dan akan menurun setelah
ikterus jelas terlihat. Anak-anak dan bayi dapat terus mengeluarkan virus
selama 4-5 bulan setelah onset dari gejala klinis. Berikut ini merupakan
Kerusakan sel hepar bukan dikarenakan efek direct cytolytic dari HAV;
Secara umum HAV tidak melisiskan sel pada berbagai sistem in vitro. Pada
ketiadaan respon imun, kerusakan sel hepar dan gejala klinis tidak terjadi.10
Banyak bukti berbicara bahwa respon imun seluler merupakan hal yang
pada sel hepar terutama disebabkan oleh mekanisme sistem imun dari
11
Limfosit-T antigen-specific. Keterlibatan dari sel CD8+ virus-specific, dan
interleukin-6 (IL-6), dan tumor necrosis factor (TNF) juga berperan penting
atas penurunan jumlah virus yang terlihat pada pasien mengikuti timbulnya
CD8+. 10,11
dari penyakit. Korelasi terbalik antara usia dan beratnya penyakit mungkin
pada individu yang lebih muda, menyebabkan respon imun yang lebih
Dengan dimulainya onset dari gejala klinis, antibodi IgM dan IgG
meningkat selama 4-6 minggu, lalu akan terus turun sampai level yang tidak
terdeteksi dalam waktu 6 bulan infeksi. IgA dan IgG anti-HAV dapat
dideteksi dalam beberapa hari setelah timbulnya gejala. Antibodi IgG akan
12
4. Gambaran Klinis
Gejala hepatitis akut terbagi dalam 4 tahap yaitu fase inkubasi, fase
timbulnya gejala atau ikterus. Fase ini berbeda-beda lamanya untuk tiap
virus hepatitis. Panjang fase ini tergantung pada dosis inokulum yang
ditularkan dan jalur penularan, makin besar dosis inokulum, makin pendek
fase inkubasi ini. Pada hepatitis A fase inkubasi dapat berlangsung selama
keluhan pertama dan timbulnya gejala ikterus. Awitannya dapat singkat atau
insidious ditandai dengan malaise umum, nyeri otot, nyeri sendi, mudah
lelah, gejala saluran napas atas dan anorexia. Mual muntah dan anoreksia
Fase Ikterus. Ikterus muncul setelah 5-10 hari, tetapi dapat juga
muncul bersamaan dengan munculnya gejala. Pada banyak kasus fase ini
13
tidak terdeteksi. Setelah tibul ikterus jarang terjadi perburukan gejala
ikterus dan keluhan lain, tetapi hepatomegali dan abnormalitas fungsi hati
tetap ada. Muncul perasaan sudah lebih sehat dan kembalinya nafsu makan.
Keadaan akut biasanya akan membaik dalam 2-3 minggu. Pada hepatitis A
5-10% kasus perjalanan klinisnya mungkin lebih sulit ditangani, hanya <1%
5. Diagnosis
A. Pemeriksaan Klinis
kelelahan, malaise, anorexia, mual dan rasa tidak nyaman pada perut.
B. Pemeriksaan Serologik
14
Adanya IgM anti-HAV dalam serum pasien dianggap sebagai gold
standard untuk diagnosis dari infeksi akut hepatitis A.7 Virus dan
HAV dan total anti-HAV (IgM dan IgG). IgM anti-HAV dapat
dideteksi selama fase akut dan 3-6 bulan setelahnya. Dikarenakan IgG
Rapid Test Deteksi dari antibodi dapat dilakukan melalui rapid test
yang telah dilapisi oleh antibodi, yaitu “G” (HAV IgG Test Line), “M”
(HAV IgM Test Line), dan “C” (Control Line) yang terletak pada
permukaan membran. Garis “G” dan “M” berwarna ungu akan timbul
pada jendela hasil apabila kadar IgG dan/atau IgM anti-HAV cukup
15
C. Pemeriksaan Penunjang Lain
prothrombin time (PT), total protein, serum albumin, IgG, IgA, IgM,
dan hitung sel darah lengkap). Apabila tes lab tidak memungkinkan,
6. Tatalaksana
yang terdiri dari bed rest sampai dengan ikterus mereda, diet tinggi kalori,
Sebagian besar dari kasus hepatitis A virus tidak memerlukan rawat inap.
yang adekuat, penyakit hati kronis/didasari oleh kondisi medis yang serius,
sejak timbulnya gejala. Pasien dengan gagal hati fulminant harus dirujuk
16
BAB III
LAPORAN KASUS
17
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. MR
Umur : 21 tahun
Agama : Islam
Suku : Banjar
Pendidikan : SMA
RMK : 1-45-00-66
B. Anamnesis
Penyakit Dalam.
Pasien datang dengan keluhan mual muntah sejak 4 hari SMRS. Pasien
muntah > 10 kali selama 1 hari penuh. Muntah terjadi setiap kali pasien makan
dan minum. Pasien juga mengeluhkan badan terasa lemas dan demam sejak 4 hari
yang lalu. Demam dirasakan cukup tinggi dan tidak turun meskipun sudah
mengkonsumsi obat penurun panas, namun 2 hari terakhir demam mulai turun.
Selain itu, pasien juga menegluhkan mata kuning yang sudah disadari oleh pasien
sejak 5 hari yang lalu SMRS. BAK pasien berwarna seperti teh sejak 2 hari yang
lalu serta BAB berwarna kuning pucat. Makan dan minum pasien juga berkurang
18
karena pasien tidak nafsu makan. Pasien juga mengeluhkan nyeri perut yang
Hipertensi sejak 2 tahun yang lalu tetapi tidak minum obat rutin. Riwayat
dirawat di RS disangkal.
Keluarga tidak ada yang memiliki keluhan dan gejala yang sama tetapi
C. Pemeriksaan Fisik
1. Status generalis
19
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Status Gizi
: IMT = 20,99 kg/m2, normal
2. Tanda vital
3. Kulit
Inspeksi : Tugor kulit baik, ptekie (-), hematom (-), ikterik (-)
leher (-)
ditengah
5. Telinga
20
timpani intak
6. Hidung
8. Mata
9. Toraks
Perkusi : Sonor
10. Jantung
21
Palpasi : Iktus kordis tidak teraba.
sinistra
11. Abdomen
T T T
T T T
T T T
12. Punggung
13. Ekstremitas
14. Neurologi
22
5/5 +/+
15. Bicara
D. Pemeriksaan Penunjang
23
Rujukan
HATI DAN PANKREAS
Gamma GT 290 12 – 64 IU/l
Alkaline fosfate 158 40 – 150 U/L
HEPATITIS
Neg <0.40- Fl
Anti HAV IgM 2.11 (Positive)
Pos >= 0.50
URINALISA
Warna Kuning Kuning
Kejernihan Jernih Jernih
pH 1.020 1.005-
1.030
Keton 1+ Negatif
Protein-Albumin 3+ Negatif
Glukosa Negatif Negatif
Bilirubin 2+ Negatif
SEDIMEN URIN
Lekosit 0-2 0-3 /LPB
Eritrosit 0-1 0-2 /LPB
Epithel +1 +1
Bakteri Negatif Negatif
24
E. Daftar Masalah
F. Rencana Tindakan
25
pasien
2. Kolestasis + Cek Anti Diet hepar 1800 Cek darah Edukasi
Transaminitis HAV IgM kkal/hari lengkap tentang
IVFD Asering penyakit
21.Intra hepatal
Cek ALP dan 1500cc/24 jam Monitoring pasien
2.1.1Hepatitis A γ GT Po. Curcuma 3 x SGOT/SG
2.2 Extra hepatal 1 tab PT,
Cek Urin Hp Pro 3 x 1 tab Bilirubin
2.2.1Cholecystitis
Lengkap Total/
Direk/
Indirek per
3 hari
Tgl (Des) 10 11 12 13
Subjektif
Demam - - - -
Nyeri perut + (Vas 2-3) + (Vas 2) < (Vas 1-2) -
Mual/ +/- </- </- -/-
muntah
Sesak napas + + - -
Lemas + < < -
Nafsu makan - + + +
Susah tidur + + - -
Lain-lain Nyeri kaki Nyeri kaki - -
Objektif
Kes / GCS CM / 456 CM / 456 CM/ 456 CM/ 456
TD (mmHg) 110/60 100/60 120/80 130/90
Nadi (x/mnt) 134 119 115 87
RR (x/mnt) 20 16 18 20
T (oC) 37 36.3 36.5 36.2
SpO2 (%) 98% 97% 97% 97%
Conjunctiva -/+ -/+ -/+ -/<
anemis /
sklera ikterik
26
tambahan
Abdomen : -/+ -/+ -/+ -/+
Distensi/ BU
Ext : +/- +/- +/- +/-
Akral hangat
/ Edema
Assessment
1. Hepatitis A Infection
2. Nausea + epigastric pain
2.1 Related to Hepatitis A Infection
3. Proteinuria related to Hepatitis A Infection
Planning
Diet Liver 1800 kkal
IVFD Asering 1500 cc/24 jam
Drip SNMC 1 amp dalam NS 100 cc/12 jam
Iv. Metoclopramid 3 x 10 mg
Omeprazol 1 x 40 mg
Po. Curcuma 3 x 1 tab
Paracetamol 3 x 500 mg (k/p)
Hp Pro 3 x 1 tab
27
BAB IV
PEMBAHASAN
SMRS. Pasien muntah > 10 kali sel ama 1 hari penuh. Muntah terjadi setiap kali
pasien makan dan minum. Pasien juga mengeluhkan badan terasa lemas dan
demam sejak 4 hari yang lalu. Demam dirasakan cukup tinggi dan tidak turun
demam mulai turun. Selain itu, pasien juga menegluhkan mata kuning yang sudah
disadari oleh pasien sejak 5 hari yang lalu SMRS. BAK pasien berwarna seperti
teh sejak 2 hari yang lalu serta BAB berwarna kuning pucat. Makan dan minum
pasien juga berkurang karena pasien tidak nafsu makan. Pasien juga mengeluhkan
generalis, sklera ikterik (+), paru dalam batas normal, cor dalam batas normal,
28
abdomen ditemukan distensi (+) nyeri tekan epigastrium (+).
batas normal. Pemeriksaan kimia darah hati dan pankreas didapatkan terjadi
peningkatan yang sangat signifikan pada SGOT 1114 IU/L, SGPT 2352 IU/L,
bilirubin total 7,49 mg/dl, bilirubin direk 5,28 mg/dl, bilirubin indirek 2,21 mg/dl
dan untuk fungsi ginjal didapatkan sedikit penurunan pada serum kreatinin.
lanjutan untuk mengetahui kadar γGT dan alkaline fosfat pada hati dan pankreas
dan ditemukan jumlah γGT meningkat sebanyak 290 IUL dan alkaline fosfate
sebanyak 158 U/L, dan pemeriksaan Hepatitis untuk anti HAV IgM didapatkan
proteinuria dengan hasil protein-albumin +2, keton +1 dan bilirubin pada urin +2.
29
BAB V
PENUTUP
Telah dilaporkan sebuah kasus dari pasien laki-laki, umur 21 tahun dengan
penunjang. Pasien dirawat selama 4 hari di bangsal penyakit dalam pria dengan
BLPL dan dilanjutkan dengan terapi oral curcuma 3 x 1 tab, Hp Pro 3 x 1 tab dan
30
DAFTAR PUSTAKA
1. K Hasan MS, Karim AB, Rukunuzzaman M, Haque A, Akhter MA, Shoma UK,
833. [PubMed]
3. Sherlock S and Dooley J. Diseases of the liver and biliary system. 11th ed. Malden,
4. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simandibrata M and Setiati S. Buku ajar ilmu
9. Mandal BK, Wilkins EGL, Dunbar EM and Mayon-White RT. Lecture Notes :
11. Previsani N and Lavanchy D. Hepatitis A. In: response Whodocdsa, (ed.). World
31
12. NJDH. Hepatitis A Case Definition. USA: State of New Jersey Departement of
Health, 2012.
13. SD BIOLINE HAV IgG/IgM Instruction Page. In: GmbH MPC, (ed.). Germany: Mt
14. Grendell JH, McQuaid KR and Friedman SL. Current diagnosis & treatment in
gastroenterology. 2nd ed. New York: Lang Medical Books/McGrawHill, 2003, p.xv,
867 p.
15. CDC. Hepatitis A FAQs for Health Professionals. USA: CDC, 2013.
32