Anda di halaman 1dari 48

BAB 1

PENDAHULUAN

Banyak macam-macam penyakit baik menular maupun tidak menular yang


timbul dipermukaan yang menyerang manusia, salah satunya adalah Ca buli-buli
yang sering kita katakan kanker kandung kemih yang disebabkan oleh merokok, zat
kimia, bahan pewarna, tinta, cat dan zat karsinogen. Kanker kandung kemih adalah
merupakan keganasan kedua, setelah karsinoma prostat. Dua kali lebih banyak pada
laki-laki dari wanita (Brunner & Suddarth, 2002, Hal : 1472).
Kanker kandung kemih lebih sering ditemukan pada pasien yang berusia 50
tahun keatas dan lebih banyak mengena laki-laki dari pada wanita dengan
perbandingan 3:1 dari berbagai jenis kanker saluran kemih, kanker buli-buli/kandung
kemih yang sering ditemui. Di Amerika Serikat keganasan itu merupakan penyebab
kematian ke-6 dari seluruh penyakit keganasan. Di Indonesia berdasarkan hasil
pemeriksaan jaringan yang dilakukan. Diketahui bahwa kanker buli-buli mencapai
urutan ke-10 dari tumor ganas primer pada pria dan pada tahun 1996 yang lalu
diperkirakan 52,900 kasus kanker buli-buli dan subbagian urologi RSUPN Dr Cipto
Mangun Kusumo, dari 152 kasus keganasan urologi antara tahun 1995-1997, 36%
diantaranya adalah kanker buli-buli dan juga menempati urutan pertama, keganasan
ini dapat mengenai semua jenis kelamin namun pria memiliki resiko 3 kali lebih besar
dari pada perempuan. Berdasarkan medikal record Rumah Sakit

Tembakau Deli PTPN II Medan dalam satu tahun terakhir dijumpai pasien yang
mengalami kanker buli-buli sebanyak 1 orang.
(http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/09.kanker-kandung-kemih)
Berdasarkan data di atas, maka penulis tertarik untuk mengangkat kasus ini
sebagai karya tulis ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan
Gangguan Sistem Perkemihan Post Op Sistektomi atas Indikasi Kanker Kandung
Kemih di Ruang Kakao E Rumah Sakit Tembakau Deli PTPN II Medan. Adapun
tujuan penulisan karya tulis ilmiah adalah untuk memperoleh gambaran nyata tentang
asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem perkemihan Post Op
sistektomi atas indikasi Kanker kandung kemih melalui pendekatan proses
keperawatan.
Karena keterbatasan waktu, penulis hanya membahas permasalahan asuhan
keperawatan pada Tn. S dengan gangguan sistem perkemihan post op sistektomi atas
indikasi kanker kandung kemih di ruang kakao E di Rumah Sakit Tembakau Deli
PTPN II Medan selama tiga hari dimulai dari tanggal 26-28 Mei 2008.
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis melaksanakan metode
deskriptif dengan mencakup studi kasus, observbasi, wawancara, dan studi
dokumentasi. Adapun sistematika penulisan karya tulis ilmiah ini terdiri dari 5 bab
yaitu : BAB 1 Pendahuluan, BAB 2 Tinjauan Teoritis, BAB 3 Tinjauan Kasus, BAB 4
Pembahasan dan BAB 5 Penutup.

BAB 2
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Teoritis Medis


2.1.1 Defenisi
Kanker adalah penyakit seluler. Timbul dari jaringan tubuh mana saja,
dengan manifestasi yang mengakibatkan kegagalan untuk mengontrol proliferasi
dan muturasi sel.
( Marilynn E. Doengos,2000 hal: 997).
Kanker adalah suatu pertumbuhan sel-sel abnormal yang cenderung
mengidentifikasi jaringan disekitarnya dan menyebar ketempat-tempat jauh.
(Elizabeth, J. Corwin,2001 hal.: 96)
Kanker kandung kemih (karsinoma buli-buli) adalah kanker yang
mengenai kandung kemih dan kebanyakan menyerang laki-laki berusia di atas 50
tahun ( Dr. Nursalam. M,Nurs,(Hons) 2006 hal: 116).
Kanker kendung kemih lebih sering terjadi pada individu berusia 50 tahun
katas dan menyerang lebih banyak pria daripada wanita (3:1) ( Diane. C. 2000
hal, 265).
Sistektomi adalah pengangkatan kandung kemih ureter bagian bawah
uterus tubafalopi, ovarium dan uretra. (Brunner & Suddarth, 2002, Hal: 1473)

2.1.2 Anatomi Fisiologi

Keterangan
1. Uretra
2. Vesika urinaria
3. Orifisium uretra
4. Kelenjar prostat
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung
kemih yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar.
Vesika urinaria (kandung kemih) dapat mengembang dan
mengmpis seperti balon karet, terletak di belakang simpisis pubis di dalam
rongga panggul. Untuk kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi

oleh otot yang kuat berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis


medius.
Orifisium

uretra

merupakan

bagian

erektor

yang

paling

berkontraksi berupa sebuah celah vartikal ditutupi oleh kedua sisi bibir
kecil.
Kelenjar prostat salah satu organ genetalia pria yang terletak
disebelah interior kandung kemih dan membungkus uretra posterior.

2.1.3 Patofisiologi
Etiologi :
Merokok
Infeksi bakteri
Gaya hidup
Terpapar bahan yang mengandung toksik karsinogenik.

Zat-zat tersebut masuk ke dalam saluran perkemihan


dan pembuluh darah

Sebagai zat tunggal dalam kandung kemih

Ginjal tidak mampu menyaring sisa-sisa karsinogen

Akumulasi karsinogen dalam waktu yang lama

Kanker kandung kemih

- Hematuri tanpa nyeri


- Nyeri pelvis atau nyeri punggung
- Retensi urine
- Edema tungkai

Penatalaksanaan
-

Pembedahan

Sistektomi

Kemoterapi
Masalah keperawatan :
topikal
- Ansietas
- Nyeri
- Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
- Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan
- Keletihan
- Resiko tinggi terhadap infkesi
- Resiko tinggi terhadap integeritas terhadap kulit atau
jaringan
- Resiko tinggi terhadap konstipasi/diare
- Kurang pengetahuan

Non pembedahan
Reseksi
transuretra

Radiasi
tumor

Infus preparat
sistotoksik

http://www.hernawatiaj.wordpress.com/2008/03/09/kanker-kandung-kemih
Dr. Nursalam, M.Nurs. Sistem Perkemihan. 2006. Hal : 116

2.1.4 Komplikasi
-

Pembedahan meliputi perdarahan dan infeksi

Efek samping dan radiasi dapat menimbulkan struktur pada ureter.

Uretra

Colon

Hematuria

(http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/09.kanker-kandung-kemih)

2.1.5 Pemeriksaan diagnostik


1. Pemeriksan urografi
Indikasi kecurigaan untuk kanker tertentu
2. Pemindai CT
Dilakukan untuk tujuan diagnostik,identifikasi metastatik dan respon
pada pengobatan.
3. Ultra sonografi (USG)
Dilakukan untuk diagnosis banding dan mengambarkan pengobatan
dan didapat melalui sumsum,tulang,kulit,organ,dan sebagainya.
4. Sistokopi
Dapat membantu dalam mendiagnosis kanker.

2.1.6 Penatalaksanan
Pengobatan kanker kandung kemih tergantung pada drajat dari tahaptahap pertumbuhan tumor dan multisentrisitas tumor, usia dan status fisik mental
dan

emosional

harus

dipertimbangkan

dalam

menentukan

modalitas

pengobatan :
1. Kemoterapi topikal yang dipasang langsung pada dinding kandung kemih.
2. Reseksi transuretra atau fulgurasi dapat dilakukan pada pupioma yang tunggal
( tumor epitel benigna).
3. Kemotrapi

dengan

menggunakan

kombinasi

metotraksat

vinblastin,

doyorubisin dan astplastin.


4. Radiasi Tumor dapat dilakukan sebelum pembedahan untuk mengurangi
mikroekstensi neoplasma dan viabilitas sel-sel tumor sehingga kemungkinan
kambuhnya kanker tersebut di daerah sekitarnya atau kemungkinan
penyebaran sel-sel kanker lewat sistem sirkulasi darah atau sistem limfatik
dapat dikurangi.
5. Sistektomi sederhana ( pengangkatan kandung kemih)
6. Infus langsung proparat sitotoksik melalui suplay darah arterial oragn yang
terkena sehingga bisa tercapai konsentrasi preparat kemotrapeutik yang lebih
tinggi dengan efek toksik sistemik yang lebih kecil
( Brunner & Sudarth, 2002 hal, 1473).

2.2 Teoritis Keperawatan


2.2.1

Pengkajian
1. Aktivitas/istirahat
Gejala

: Kelelahan/ atau keletihan.


Perubahan pada pola istirahat
Pekerjaan

atau

profesi

dengan

pemajanan

karsinogen.
Lingkungan, tingkat stress tinggi
2. Sirkulasi
Gejala

: Palpasi, nyeri dada pada pengerahan kerja

Kebiasaan

: Perubahan pada TD

3. Integritas Ego
Gejala

: faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan


peran), masalah perubahan dalam penampilan
menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya,
putus asa, tidak mampu.

Tanda

: menyangkal, menarik diri, marah.

4. Eliminasi
Gejala

: perubahan pada pola defikasi misalnya :


Darah pada feses, nyeri pada defikasi.

10

Perubahan eliminasi urinarius misal : nyeri atau


rasa terbakar pada saat berkemih, hematuria,
sering berkemih.
Tanda

: perubahan pada bising usus distensi abdomen.

5. Makanan atau cairan


Gejala

: kebiasaan diet buruk misalnya : rendah serat,


tinggi lemak, adiktif, bahan pengawet.
Anoreksia, mual/muntah
Intoleransi makanan
Perubahan pada berat badan :
Penurunan berat badan hebat

Tanda

: Peubahan pada kelembapan/turgor kulit, edema

6. Nyeri/kenyamanan
Gejala

: tidak ada nyeri, derajat bervasiasi, misalnya :


ketidaknyamanan

ringan sampai

nyeri

berat

(dihubungkan dengan proses penyakit).


7. Pernafasan
Gejala

: merokok (tembakau, maruyuana, hidup seorang


yang merokok)
Puma jalan abses

11

8. Keamanan
Gejala

: pemajanan

pada

kimia

toksik,

karsinogen

pemajanan matahari lama/berlebihan.


Tanda

: demam
Ruam kulit, ulserasi

9. Seksualitas
Gejala

: masalah

seksual

misalnya

dampak

pada

hubungan, perubahan pada tingkat kepuasaan.


Nulikgranida lebih besar dari usia 30 tahun.
Multigranida

pasangan

sek

multivelaktifitas

seksual dini, herves genital

2.2.2

Diagnosa Keperawatan
1.

Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian ditandai dengan


peningkatan ketegangan pasien gelisah.

2.

Nyeri berhubungan dengan proses pembedahan ditandai dengan


keluhan nyeri.

3.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


stress hipermetabolik berkenaan dengan kanker ditandai dengan berat
badan 20% atau lebih di bawah berat badan ideal untuk tinggi dan
bentuk tubuh, penurunan lemak subkutan/masa otot

12

4.

Resiko tinggi terhadap volume cairan berhubungan dengan kerusakan


masukan cairan.

5.

Keletihan berhubungan dengan produksi energi metabolik ditandai


dengan kekurangan energi yang tidak dipenuhi berulang/berlebihan.

6.

Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan


pertahanan skunder Imunosuksresi.

7.

Resiko

tinggi

terhadap

kerusakan

integeritas

kulit/jaringan

berhubungan dengan perubahan status nutrisi, demam.


8.

Resiko tinggi terhadap konstipasi/diare berhubungan dengan masukan


cairan buruk, diet rendah, kurang latihan.

9.

Kurang pengetahuan mengenai penyakit prognosis dan kebutuhan


pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif ditandai
dengan ketidakkuatan mengikuti intruksi/terjadinya komplikasi yang
dapat dicegah.

13

2.2.3

Rencana Asuhan Keperawatan


Diagnosa 1 :
Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian ditandai dengan
peningkatan ketegangan pasien gelisah.
Tujuan

: Menunjukkan rentang yang tepat ditandai dengan


peningkatan ketegangan berkurangnya rasa takut.

Kriteria hasil

: Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang pada


tingkat dapat diatasi.

Intervensi
Mandiri
Tinjau ulang pengalaman
pasien terdekat sebelumnya dengan
kanker

Rasional
-

Dorong pasien untuk


mengungkapkan pikiran dan
perasaan
Berikan lingkungan
terbuka dimana pasien merasa aman
untuk mendiskusikan perasaan atau
menolak untuk bicara.
Pertahankan kontak
sering dengan pasien, bicara dengan
menyentuh pasien bila tepat.
Jelaskan pengobatan
yang dianjurkan tujuannya dan
potensial efek samping membantu
pasien menyiapkan pengobatan.
Tingkatkan rasa tenang
dan lingkungan tenang.
Libatkan orang terdekat
sesuai indikasi, bila keputusan
mayor akan dibuat.

Membantu dalam
identifikasi rasa takut dan kesalahan
konsep berdasarkan pada
pengalaman dengan kanker.
Memberikan kesempatan
untuk memeriksa rasa takut realistis
serta kesalahan konsep tentang
diagnosis.
Membantu pasien untuk
merasa diterima pada adanya kondisi
tanpa perasaan dihakimi dan
meningkatkan rasa terhormat dan
terkontrol
Memberikan keyakinan
bahwa pasien tidak sendiri atau
ditolak
Tujuan pengobatan
kanker adalah menghancurkan selsel maligna sambil meminimasi
kerusakan pada sel yang normal.
Memudahkan istirahatnya
hemat energi dan meningkatkan
kemampuan koping
Menjamin sistem
pendukung untuk pasien dan
memungkinkan orang terdekat
terlibat dengan tepat.

14

Diagnosa 2 :
Nyeri berhubungan dengan proses ditandai dengan keluhan nyeri.
Tujuan

: nyeri hilang/berkurang

Kriteria hasil

: mengikuti aturan farmakologis yang ditentukan

Intervensi
Mandiri
Tentukan riwayat nyeri
misalnya lokasi nyeri, frekuensi,
durasi dan intensitas (0-10) dan
tindakan penghilangan yang
digunakan.
Berikan tindakan
kenyamanan dasar misalnya
(preposisi, gosokan punggung) dan
aktivitas hiburan (misalnya : musik,
nonton tv).
Dorongan penggunaan
keterampilan manajemen nyeri
misalnya (teknik relaksasi,
visualisasi, bimbingan imajinasi,
tertawa dan sentuhan terapeutik)
Evaluasi penghilangan
nyeri, nilai aturan pengobatan bila
perlu.

Rasional
-

Informasi memberikan
data dasar untuk mengevaluasi
kebutuhan dasar/keefektifan
intervensi.

Meningkatkan relaksasi
dan membantu memfokuskan
kembali perhatian

Memungkinkan pasien
untuik berpartisipasi secara aktif dan
meningkatkan kontrol

Tujuannya adalah kontrol


nyeri maksimun dengan pengaruh
minimum.

Nyeri adalah komplikasi


sering dari kanker meskipun respon
individual berbeda, saat perubahan
penyakit pengobatan terjadi,
penilaian dosis dan pemberian akan
diperlukan.
Rencana terorganisasi
mengembangkan kesempatan untuk
kontrol nyeri terutama dengan nyeri
kronis, pasien/orang terdekat harus
meningkat dalam menajemen nyeri
di rumah

Komplikasi
Berikan analgetik sesuai
indikasi misalnya bromtons,
morfins, metadon atau campuran
narkotik, IV khusus
-

Kembangkan rencana
manajemen nyeri dengan pasien
dengan dokter.

15

Diagnosa 3:
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan stress
hipermetabolik berkenaan dengan kanker ditandai dengan berat badan
20% atau lebih di bawah berat badan ideal untuk tinggi dan bentuk tubuh,
penurunan lemak subkutan/masa otot.
Tujuan

: Perubahan berat badan progresif kearah tujuan dengan


normalisasi nilai laboratorium dan bebas dan tanda
malnutrisi.

Kriteria hasil

: pengungkapan pemahaman pengaruh individu pada


masukan adekuat.

Intervensi
Mandiri
Pantau masukan
makanan setiap hari

Rasional
-

Ukur tinggi, berat badan,


dan pastikan jumlah penurunan berat
badan saat ini

Timbang berat badan


atau sesuai indikasi

Dorong pasien untuk


makan diet tinggi kalori kaya nutrien dengan masukan cairan adekuat.
Ciptakan suasana makan
yang menyenangkan, dorong pasien -

Mengidentifikasi
kekuatan/defisiensi nutrisi.
Membantu dalam
identifikasi malnutrisi protein,
kalori, khususnya bila berat badan
dan pengukuran antropometik
kurang dari normal
Kebutuhan jaringan
metabolik ditingkatkan begitu juga
cairan (untuk menghilangkan produk
sisa)
Membuat waktu makan
lebih menyenangkan yang dapat
meningkatkan masukan.
Mual/muntah, psikogenik

16

untuk berbagi makanan dengan


keluarga atau teman
-

Identifikasi pasien yang


mengalami mual/muntah yang
diantisipasi
Dorong komunikasi
terbuka mengenai masalah anoreksia

Kolaborasi
Tinjau ulang
pemeriksaan laboratorium sesuai
indikasi misalnya jumlah limfosit
total transferin serum dan albumin.
Vitamin, khususnya
A,D,E dan B6.

Antasia

terjadi sebelum kemoterapi mulai


secara umum tidak berespon
terhadap obat, antibiotik, perubahan
lingkungan pengobatan atau rutinitas
pasien pada hari pengobatan efektif.
Sering sebagian sumber
distress emosi, khususnya untuk
orang terdekat yang menginginkan
untuk memberikan makanan pasien
dengan sering.
Membantu
mengidentifikasi derajat
keseimbangan biokimia, malnutrisi
dan mempengaruhi pilihan intervensi
diet
Mencegah kekurangan
karena penurunan obsorbsi.
Vitamin larut dalam larut
Defesiensi B6 dapat
memperberat/mengeksaserbasi
defresi, peka rangsang.
Meminimalkan iritasi
lambung dan mengurangi resiko
ulserasi mukosa.

17

Diagnosa 4 :
Resiko tinggi terhadap volume cairan berhubungan dengan kerusakan
masukan cairan.
Tujuan

: menunjukkan keseimbangan cairan adekuat

Kriteria hasil

: tanda vital stabil, membran mukosa lembab, turgor kulit


baik.

Intervensi
Timbang berat badan
sesuai indikasi

Pantau masukan dan


haluaran dan berat jenis masukan
semua sumber haluran.

Dorong peningkatan
masukan cairan sampai 300 ml/hari
sesuai toleransi individu.

Hindari trauma dan


pemberian tekanan pada sisi fungsi
Kolaborasi
Berikan cairan IV sesuai
indikasi

Memberikan terapi
antimetik
-

Rasional
Pengukuran sensitive
terhadap fluktuasi keseimbangan
cairan
Keseimbangan cairan
negatif terus menerus menurunkan
haluran renal dan konsentrasi urin
menunjukkan terjadinya dehidrasi
dan perlunya peningkatan
penggantian cairan.
Membantu dalam
memelihara kebutuhan cairan dan
menurukan resiko efek samping
yang membahayakan
Mengurangi potensial
terhadap perdarahan/ pembentukan
hematoma
Diberikan untuk hidrasi
umum serta mengencerkan obat
antineoplastik dan menurunkan efek
samping, merugikan misalnya
mual/muntah.
Penghilangan
mual/muntah, menurunkan
kehilangan gastrik dan
memungkinkan peningkatan
masukan oral.

18

Diagnosa 5 :
Keletihan berhubungan dengan produksi energi metabolik ditandai dengan
kekurangan energi yang tidak dipenuhi berulang/berlebihan.
Tujuan

: melaporkan perbaikan rasa berenergi

Kriteria hasil

: berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan pada


tingkat kemampuan.

Intervensi
Rencana perawatan untuk memungkinkan periode istirahat
Buat tujuan aktivitas
realistis dengan pasien.
Dorong pasien untuk
melakukan apa saja bila mungkin
misalnya : bangun dari kursi,
berjalan, tingkatkan tingkat aktivitas
sesuai kemampuan.
Dorong masukan nutrisi

Kolaborasi
Rujuk pada terapi
fisik/oktruksi

Rasional
Periode istirahat sering
diperlukan untuk
memperbaiki/menghemat energi.
Memberikan rasa kontrol
dan perasaan mampu menyelesaikan
Meningkatkan
kekuatan/stamina dan memampukan
pasien menjadi lebih aktif tanpa
kelelahan yang berarti

Masukkan/penggunaan
nutrisi adekuat perlu untuk
memenuhi kebutuhan energi untuk
aktivitas

Latihan yang berprogram


setiap hari dan aktivitas membantu
pasien memperhatikan kekuatan dan
tonus otot, meningkatkan rasa
sejahtera.

19

Diagnosa 6 :
Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan
pertahanan skunder Imunosuksresi
Tujuan

: mengurangi resiko infeksi

Kriteria hasil

: tetap tidak demam dan mencapai pemulihan tepat pada


waktunya

Intervensi

Rasional

Mandiri
hygiene

Tekankan personal

Pantau suhu

Ubah posisi dengan

sering
-

Tingkat istirahat
adekuat/periode latihan

Kolaborasi
indikasi

Berikan antibiotik sesuai

Membantu potensial
sumber infeksi dan/pertumbuhan
skunder
Peningkatan suhu terjadi
(bila tidak tertutup oleh obat
kortikosteroid atau anti inflamasi
karena berbagai faktor)
Menurunkan tekanan dan
iritasi pada jaringan dan mencegah
kerusakan kulit.
Membatasi kelelahan,
mendorong gerakan yang cukup
untuk mencegah komplikasi
Mungkin digunakan
untuk mengidentifikasi infeksi atau
diberikan secara profilaktik pada
pasien imunosuprasi

20

Diagnosa 7 :
Resiko tinggi terhadap kerusakan integeritas kulit/jaringan berhubungan
dengan perubahan status nutrisi, demam.
Tujuan

: mengidentifikasi yang tepat untuk kondisi khusus

Kriteria hasil

: berpartisipasi dalam teknik untuk mencegah komplikasi

Intervensi
Mandiri
Kaji kulit dengan sering
terhadap efek samping terapi kanker
-

Rasional
-

Dorong pasien untuk


menghindari menepuk kulit yang
kering dari pada menggaruk
Instruksikan pasien untuk memberitahu pemberian perawatan
dengan segera tentang
ketidaknyamanan pada sisi
pemasangan IV.
Kolaborasi
Berikan salaptopikal
misalnya : sulfadiazin perak dengan
tepat.
Berikan kompres
es/kompres hangat

Efek kemerahan/atau
kulit samar (reaksi radiasi) dapat
terjadi dalam area radiasi.
Membantu mencegah
fisik (trauma kulit)
Terjadinya iritasi
menandakan perlunya pengobatan
kecepatan/pengenceran
kemoterapi/atau perubahan sisi IV
Mungkin digunakan
untuk mencegah infeksi
memudahkan penyembuhan
Intervensi kontroversial
tergantung pada tipe agent yang
digunakan membatasi aliran darah
mempertahankan obat terlokasiasi.

21

Diagnosa 8 :
Resiko tinggi terhadap konstipasi/diare berhubungan dengan masukan
cairan buruk, diet rendah, kurang latihan.

Tujuan

: mempertahankan konsentrasi

Kriteria hasil

: mengungkapkan pemahaman faktor dan intervensi.

Intervensi
Pastikan kebiasaan
eliminasi umum

Pantau masukan dan


haluan serta berat badan

Berikan makan sedikit


tapi sering dan makanan rendah sisa,
mempertahankan kebutuhan protein
dan karbohidrat, misalnya serat,
telur yang diblender.
Periksa terhadap infeksi
bila pasien tidak defekasi dalam tiga
hari atau ada distensi abdomen,
kram, sakit kepala
Kolaborasi
Berikan cairan IV

Rasional
Dapat diperlukan sebagai
dasar untuk evaluasi masa datang
Dehidrasi penurunan
berat badan dan ketidakseimbangan
elektrolit adalah komplikasi dan
diare ketidakadekuatan masukan
cairan dapat menimbulkan
konstipasi
Menurunkan iritasi
gaster, penggunaan makanan rendah
serat dapat menurunkan iritabilitas
dan memberikan istirahat khusus
bila ada diare
Intervensi
lanjut/perawatan khusus alternatif
mungkin diperlukan

Mencegah dehidrasi,
mengencerkan agent kemoterapi
untuk menurunkan efek samping

22

Diagnosa 9 :
Kurang pengetahuan mengenai penyakit prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif ditandai dengan
ketidakkuatan mengikuti intruksi/terjadinya komplikasi yang dapat
dicegah
Tujuan

: mengungkapkan informasi akurat tentang diagnosa dan


aturan pengobatan pada tingkatan persiapan diri sendiri.

Kriteria hasil

: melakukan dengan benar prosedur dengan benar


prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan
tindakan.

Intervensi
Tentukan persepsi pasien tentang kanker dan pengobatan
kanker, tanyakan tentang tenang
pengalaman pasien
sendiri/sebelumnya
Minta pasien untuk
umpan balik verbal dan perbaiki
kesalahan konsep tentang tipe
kanker inidividu dan pengobatannya.

Tinjau ulang aturan


pengobatan khusus dan penggunaan
obat yang dijual bebas

Beri tahu kebutuhan


perawatan khusus di rumah.

Lakukan evaluasi
sebelum pulang ke rumah sesuai
indikasi

Rasional
Membantu identifikasi,
ide sikap, rasa, takut, kesalahan
konsepsi dan kesenjangan
pengetahuan tentang kanker.
Kesalahan konsep
tentang kanker lebih mengganggu
daripada kenyataan dan
mempengaruhi
pengobatan/penurunan
penyembuhan
Meningkatkan
kemampuan untuk mengatur
perawatan diri dan menghindari
potensial komplikasi, reaksi/interaksi
obat.
Memberikan informasi
mengenai perubahan yang
diperlukan dalam rencana memenuhi
kebutuhan terapeutik.
Membantu dalam transisi
ke lingkungan rumah dengan

23

Tinjau ulang dengan


pasien/orang terdekat pentingnya
mempertahankan status nutrisi
optimal

memberikan informasi tentang


kebutuhan perubahan pada situasi
fisik, penyediaan bahan yang
diperlukan.
Meningkatkan
kesejahteraan, memudahkan
pemulihan dan memungkinkan
pasien mentoleransi pengobatan.

BAB 3
TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian Data Dasar


3.1.1

Identitas
Nama

Tn. S

Umur

58 tahun

Jenis kelamin

laki-laki

Status perkawinan

Kawin

Suku

Jawa

Agama

Islam

Pendidikan

SD

Pekerjaan

Pensiunan

Alamat

Cot Girek, simpang Empat ( Aceh)

Golongan darah

Tanggal Masuk Rumah Sakit

02 April 2008

No Rekam Medik

09-32-63

Diagnosa Medik

Post Operasi Ca buli-buli

Tanggal operasi

24 Mei 2008

Tanggal pengkajian

26 Mei 2008

24

25

Identitas Penanggung Jawab

3.1.2

Nama

Ny.R

Umur

53 tahun

Jenis kelamin

Perempuan

Suku

Jawa

Agama

Islam

Hubungan dengan pasien

Suami

Pekerjaan

IRT

Alamat

Cot Girek, simpang Empat ( Aceh)

Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan utama : Nyeri didaerah luka operasi
Riwayat penyakit saat ini
Pada tanggal 26 Mei 2008 dilakukan pengkajian kepada pasien.pasien
mengeluh nyeri karena luka bekas operasi.
Nyeri dirasakan karena adanya tindakan pembedahan Sistektomi nyeri
seperti di sayat-sayat di daerah luka bekas operasi dengan skala nyeri
4, nyeri timbul tidak teratur, nyeri lebih dirasakan saat pasien akan
melakukan pergerakan.

26

3.1.3

Riwayat Penyakit Sebelumnya


Riwayat kesehatan yang lalu :
Sejak 1 tahun yang lalu klien sudah merasakan penyakit ini awalnya klien
merasa tidak enak badan karena ada benjolan di velvis sebelah kiri,dan
sakit pada bagian kandung kemih. Pada saat buang air kecil klienmerasa
kesakitan dan klien segera dibawa kerumah sakit Cut Mutia Langsa pada
tanggal 25 Maret 2008. Setelah satu minggu dilakukan perawatan. Namun
tidak ada perkembangan kearah kesembuhan klien, maka klien dirujuk ke
Rumah Sakit Tembakau Deli PTPN II Medan. Pada tanggal 2 April 2008
setelah dilakukan pemeriksaan dan ternyata klien mengidap penyakit ca
buli-buli kemudian klien tidak segera dioperasi dikarenakan masalah
administrasi klien belum selesai maka tanggal 24 Mei 2008 klien dirujuk
ke Rumah Sakit Haji dikarenakan pralatan medis di Rumah Sakit PTP N II
Medan tidak memadai sehingga dirumah sakit haji dilakukan pembedahan
sistektomi pada pukul 11.00 wib.setelah selesai operasi, pasien dibawa
kembali ke Rumah Sakit Tembakau Deli PTPN II Medan.

27

Genogram :

58 thn

Keterangan :
: Laki-laki

Hubungan keluarga

: Perempuan

hubungan perkawinan

: Klien

tinggal satu rumah

: Laki-laki meninggal
: Perempuan yang meninggal

3.1.4

Riwayat kesehatan keluarga


Pada anggota keluarga klien tidak ada seorangpun yang menderita
penyakit seperti yang dialami oleh klien, tetapi anggota keluarga hanya
menderita penyakit biasa saja, ayah dan ibu klien sudah meninggal,
sedangkan penyebab meninggalnya orang tua klien karena sudah tua. Dan
klien tinggal bersama istri da 5 orang anaknya.

28

3.1.5

Riwayat/keadaan Psikososial dan Spiritual


Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia
a. Gambaran diri dari citra diri
Klien mengatakan senang dengan tubuhnya dan dia menyukai seluruh
bagian tubuh. Persepsi terhadap operasi pada tubuh klien yakin akan
seperti semula.
b. Identitas
Status klien dalam keluarga adalah kepala keluarga dan klien puas
terhadap status dan posisi dalam keluarga.
c. Peran
Klien sangat senang berperan sebagai kepala keluarga dan bisa
memenuhi kebutuhan keluarganya.
d. Ideal Diri
Harapan klien terhadap tubuhnya, ingin selalu sehat agar dapat bekerja
untuk

menafkahi

keluarganya

dan

dapat

berkumpul

dengan

keluarganya.
Harapan klien terhadap lingkungan keluarga ingin lebih maju lagi.
Ingin lebih dihormati dan disegani agar dapat bermanfaat untuk
masyarakat, juga dapat bermanfaat untuk setiap keluarga, ia berharap

29

semoga cepat sembuh agar dapat berkumpul dengan keluarga dan


dapat melakukan aktivitas sehari-hari.

e. Harga Diri
Tanggapan klien terhadap harga dirinya tinggi.
Data Sosial
Hubungan klien dengan keluarganya baik dan tidak ada
permusuhan dan hubungan klien dengan klien lainnya baik. Keluarga
klien selalu mendukung supaya penyakit yang di deirta oleh klien
cepat sembuh seperti semula.

Reaksi klien saat interaksi sama perawat adalah kooperatif

Mekanisme pertahanan diri adalah baik

Data Spritual
Agama yang dianut oleh klien adalah Agama Islam, konsep
tentang penguasaan kehidupan adalah Allah, sumber kekuatan atau
harapan saat sakit adalah Allah, Rasul agama yang bermakna, berarti.,
harapan saat ini adalah berdoa. Sarana atau peralatan yang diharapkan
sat ini adalah memalui ibadah, klien yaikin terhadap kesembuhan
penyakitnya dan klien berpersepsi terhadap penyakitnya adalah
sebagai cobaan.

30

3.1.6

Pola Kebiasaaan Sehari-hari


1. Pola makanan dan minuman
Sebelum masuk rumah sakit pola makan 3x sehari,klien makan nasi
putih ditambah lauk pauk selain itu klien suka makan makanan yang
mengandung lemak,setelah masuk rumah sakit klien makan 3x sehari
jenis makan M II,Nafsu makan baik,dan makan pantang tidak ada.
2. Pola Eliminasi BAB dan BAK
Sebelum masuk rumah sakit klien BAK tidak lancar dengan warna
jernih dan berbau yang khas dengan frekwensi 5-6x/hari (1000-1500
cc /hari) dan BAB lancar dengan kosentrasi lembek, warna kuning
kecoklatan ,riwayat perdarahan tidak ada.dan tempat yang digunakan
sewaktu BAB pispot, dan pemakaian obat pencahar tidak ada.
3. Pola Istirahat dan tidur
Sebelum masuk rumah sakit klien biasa tidur siang 2 jam dan tidur
malam 8 jam, dan kebiasaan sebelum tidur terkadang klien keluar dan
nonton TV dan keluarganya.setelah masuk rumah sakit pola istrahat
klien 5 jam,klien sering terbangun pada tengah malam karena nyeri
pada daerah luka operasi dan kebiasaan sebelum tidur menghayal..
4. Pola kebersihan diri dan personal hygiene
Sebelum masuk rumah sakit klien mandi 2x sehari mencuci 3x
seminggu, dan kulit klien bersih setelah masuk rumah sakit klien

31

mandi 2x sehari dengan dibantu oleh perawat dan keluarga pagi dan
sore,kebersihan gigi,mulut dan pemeliharaan kuku.
5. Pola Kegiatan/aktivitas
Sebelum masuk rumah sakit ,klien rajin dan giat melakukan pekerjaan
apapun,klien sudah pensiun dan hanya dirumah saja untuk megisi hari
tuanya,setelah masuk rumah sakit,klien bedrest ditempat tidur dan
aktivitasnya dibantu keluarga dan perawat.
3.1.7

Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Lemah
Tanda-tanda vital

TD

: 120/80 mmHg

Temp

: 370C (Lokasi pengkuran di axilla)

Nadi

: 84 x/menit

Respiration : 24 x/menit
2. Kepala dan Rambut
Kepala bentuk bulat, ranbut putih (uban) pendek, kulit kepala tidak
terlalu kotor, tidak ada peningkatan vena jugularis, dan tidak ada
pembesaran kelenjar thyroid
3. Penginderaan
Penglihatan

sudfah

agar

berkurang,

(rabun)

membaca

harus

menggunakan alat bantu, selera tidak ada ikterus, pupil isokor kanan

32

dan kiri, reaksi terhadap cahaya baik kiri dan kananm, konjugtiva tidak
anemi.
Hidung

: Tidak ada kelainan, bentuk simestri, fungsi penciuman


baik, peradangan tidak ada sekret ada dalam batas
normal ( tidak mengganggu).

Telinga

: Ketajaman pendengaran baik, tidak ada kelainan


bentuk, tidak memakai alat bantu, dan tidak ada cairan
( Serumen).

4. Pencernaan
Mulut bersih, pengecapan baik, bisa membedakan asam dan asin, tapi
kadang-kadang mulut terasa pahit, mukosa lembab, bibir normal, gigi
bersih, tidak ada caries. Tenggorokan tidak ada kesulitan dalam
menelan makanan, abdomen secara inspeksi bentuknya simetris,nyeri
pada daerah kanan bawah akibat luka operasi. luka tertutup kain kasa
dengan panjang jahitan 3 cm dan jumlah jahitan 4 jahitan
5. Respiration
Secara inspeksi bentuk dada simetris, batuk tidak ada,bunyi nafas
vesikuler, frekuensi denyut jantung normal,irama nafas teratur dan
tidak ada kelainan.

33

6. Kardiovaskuler
Nyeri dada tidak ada, irama jantung reguler, palpasi kuat tidak ada
sianosis, clubing finger tidak ada.
7. Endokrin
Pada pemeriksaan endokrin tidak ada dijumpai pembesaran kelenjar
thyroid dan kelenjar parotis, tidak ada dijumpai luka gangren, pus dan
bau pada tubuh klien.
8. Persarafan
Kesadaran klien CM (compos mentis)
Pada klien tidak dijmpai meningeal sign, nyeri kepala tidak ada, dan
kejang-kejang juga tidak ada
9. Muskuculoskletal dan Integumen
-

Kekuatan otot pada ekstermitas atas kanan baik,namun terbatas


pada ekstermitas atas kiri karena terpasang infus RL 30
tetes.menit,Ekstermitas bawah tidak mengalami keterbatasan
pergerakan..

Tidak Terdapat Oedem pada ekremitas dan tidak terdapat kelainan


pada ektremitas.

Pada integumen kulit lembab dengan turgor kulit baik dan tidak ada
kelainan seperti hiperpigmentasi, keadan kulit bersih.
Hasil pemeriksaan penunjang
a. Diagnosa Medis : Kanker kandung kemih

34

b. Pemeriksaan lab post operasi Sistek tomi (tanggal 26 mei 2008)


Laboratorium
Pemeriksaan
Hb
LED
Eritrosit
Leuokosit
Hematokrit
Trombosit
Netrofil segmen
Limfosit
Monost

Hasil
12 gr%
35 mm/jam
5,0 x 106 /mm3
10 x 103/mm3
27,2%
223 x 103/mm3
98%
30%
2%

Normal
L = 14-16
<15 mm/jam
4,5 55 x 106/mm3
5-11 x 103 /mm3
37,0 47,0%
150-450 x 103/mm3
50-70%
20-40%
2%

Penatalaksanaan
Terapi
No

Nama Obat

Dosis

Efek Terapi

1
2

Cefotaxine
Transamine

3 mg / 12 jam
3 mg / 8 jam

Anti biotik
Anti
perdarahan

Tramadol

3 mg / 8 jam

Ulsikur

3 mg / 8 jam

Mengurangi
rasa nyeri
Anti mual

Efek
Samping
Pusing-pusing
Mual, sakit
kepala dan
anoreksia
Muntah,mual

Analisa Data
No
1

Data
DS : Klien mengatakan
nyeri pada bekas
operasi
DO : Klien tampak

Etiologi
Ca buli-buli
Insisi jaringan ujung saraf

Masalah
Gangguan
rasanyaman nyeri

35

DS :
Do

DS :

DO :

meringis menahan
nyeri
sakit, klien tampak
gelisah
TD : 140/70 mmHg
Respon nyeri
Pols : 88 x/i
RR : 24 x/i
Temp : 370C
Klien mengatakan
Ca buli-buli
nyeri pada bekas
Resiko tinggi
luka operasi
Adanya luka
terhadap infeksi
Bekas luka operasi
masih basah
Port deentry
Klien
tampak gelisah
Resiko tinggi infeksi
Luka
bekas jahitan 3
jahitan.
Intoleransi aktivitas
Klien mengatakan
Ca buli-buli
sulit melakukan
aktivitas karena
adanya bekas operasi
Klien tampak lemah
Gerak terbatas akibat luka
Aktivbitas operasi yang masih basah,
klien dibantu
adanya infus dan chateter
keluarga dengan
perawat
Tandatanda infeksi
Interaksi aktivitas
tidak ada.
Luka
operasi tampak
basah
Adanya
chteter
Terpasang
infus
Tidak ada
kemerahan

3.2 Perumusan Diagnosa Sesuai Prioritas

36

1. Nyeri berhubungan dengan adanya

luka operasi di tandai dengan klien

mengatakan nyeri pada luka operasi. Klien tampak meringis kesakitan.


2. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan bakteriosa pada luka
operasi. Ditandai dengan klien mengatakan ,masih nyeri pada luka operasi.
Adanya jahitan 4 cm dan tidak ada tanda-tanda infeksi.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ruang gerak yang terbatas ditandai
dengan aktivitas klien dibantu keluarga dan perawat akibat adanya luka
operasi yang masih basah.

3.3 Rencana Asuhan Keperawatan


No
Diagnosa Keperawatan
1
Nyeri berhubungan dengan luka
operasi ditandai dengan klien
mengatakan nyeri pada luka
operasi, klien tampak meringis
kesakitan menahan sakit, klien
tampak gelisah.
Vital sign :
- TD : 140/70 mmHg
- Pols : 88 x/i
- RR : 24 x/i
- Temp : 370C
2

Tujuan/kriteria hasil
Tujuan :
Rasa nyaman
terpenuhi nyeri
berkurang
Kriteri hasil ;
Vital sign dalam
batas normal
Nyeri berkurang
Wajah klien
tampak tenang.
Klien dapat
dapat istirhat dengan
Resiko tinggi terghadap infeksi
tenang.
berhubungan dengan bakteriosasi
pada luka operasi di tandai Tujuan :
dengan klien mengatakan masih Infeksi tidak
nyeri pada luka operasi yang
terjadi
masih basah.
Kriteria hasil :
Vital sign dalam
batas normal
Luka kering dan
tidak ada tanda-tanda
infeksi

Intervensi
Kaji skla nyeri
dan karakteristiknya
Obstruksi vital
sign
Atur posisi tidur
dengan nyaman
Kolaborasi
dengan tim medis
dengan pemberian obat
analgetik.

Observasi vital
sign
Amati tandatanda infeksi.
Rawat luka
dengan teknik
aseptik
Kolaborasi
dengan tim medis
dalam pemberian
obat antibiotik

Rasional
Agar
mempermudah melihat
intervensi yang tepat
bagi klien.
Untuk
mengetahui tingkat
perkembangan
kesehatan klien
Diharapkan
dapat mengurangi rasa
nyeri.
Obat analgetik
dapat mengurangi rasa
pada klien.
Tidak terjadi
peningkatan vital sign
yang menunjukkan
proses infeksi.
Diharapkan
proses infeksi tidak
terjadi
Diharapkan
dapat mencegah
masuknya kuman
penyakit pada bekas

37

Intoleransi aktivitas berhubungan


dengan ruang geraki yang
terbatas ditandai dengan aktivitas
klien dibantu keluarga dan
perawat akibat adanya luka
Tujuan :
operasi yang masih basah.
Kebutuhan
aktivitas terpenuhi
Kriteria hasil :
Pasien dapat
melakukan aktivitas
secara mandiri seperti :
makan danm personal
hygiene
Luka operasi
sudah kering
Ruang gerak
klien dapat bergerak
secara bebas.

Berikan klien
dalam melakukan
aktivitas
Anjurkan klien
untuk melakukan
aktivitas
Kaji kemampuan
klien dalam melakukan
aktitas
Berikan
dorongan dalam
melakukan aktivitas
secara bertahap

luka operasi sehingga


tidak menyebabkan
infeksi.
Menurunkan
jumlah organisme pada
infeksi yang telah ada
sebelumnya.
Diharapkan
kebutuhan aktivitas
klien dapat terpenuhi
Diharapkan
tidak terjadi kekauan
otot
Diharapkan
dapat mempercepat
keseimbangan pada
luka
Untuk
mengetahui tingkat
kemampuan individu
dalam melakukan
aktivitas sehingga
dapat menyusun
intervensi yang tepat.
Untuk
mengembangkan
kemampuan fisik
seperti semula dan

38

mendorong
kemandirian aktivitas
sehari-hari.

39

40

3.4 Pelaksanaan dan Evaluasi


Catatan Perkembangan
Hari/Tanggal
Rabu 26 Mei
2008

No
DX
1

Jam

Impelementasi

08.00

08.45

09.30
10.30

11.00

11.30

12.30
13.00
-

Memberi
posisi yang nyaman
Mengajarkan
teknik relaksasi
dengan menarik
nafas panjang dari
hidung dan
mengeluarkan
perlahan-lahan dari
mulut.
Mengukur
vital sing.
Memberi
injeksi tramadol 3mg
melalui intervena
sesuai anjuran dokter
Mengobserva
si daerah luka
operasi apakah ada
tanda-tanda infeksi.
Menganjurka
n klien untuk
menkonsumsi
makanan yang
mempercepat luka
operasi,seperti:
Telur,ikan,tempe dan
tahu.
Membantu
klien
melakukan
pergerakan miring
kekiri.
Melibatkan
keluarga dalam
memenuhi
kebutuhan seharihari.

Evaluasi
S:
O:
A:
P:

S:
O:

A:
P:

Klien mengatakan
nyeri pada daerah
luka operasi
-Skala nyeri 4
-klien tampak
meringis kesakitan
Masalah belum
teratasi
Intervensi
dilanjutkan

Klien mengatakan
masih nyeri pada
daerah luka
-Adanya luka
operasi
-tidak ditemukan
tanda-tanda radang
Masalah belum
teratasi
Intervensi
dilanjutkan

41

Kamis 27Mei
2008

08.00

08.30
09.00

10.20
11.00
-

12.00
12.30

13.00
-

Jumat 28Mei
2008

08.00

09.00

Memberi
posisi yang nyaman
Mengukur
vital sing.
Merawat luka
dengan
mengobservasi
kondisi kain kasa
basah atau tidak.
Membawa
klien cerita-cerita
untuk meng
hilangkan rasa nyeri.
Menganjurka
n kepada klian agar
tidak menyentuh
luka.

S:

Mengukur
vital sing.
Menganjurka
n klien untuk
melakukan
pergerakan badan
secara perlahanlahan dan hati-hati.
Memberikan
injeksi cefotaxine
3mg secara IV
melalui infus.
Memberikan
poooosisi yang
nyaman.
Mengajarkan
kepada klien untuk
melakukan teknik
relaksasi yaitu
dengan latihan nafas
dalam dari mulut dan
dikeluarkan secara
perlahan-lahan dari
hidung secara
teratur.

S:

O:
A:
P:

O:
A:
P:

S:
O:
A:
P:

Klien mengatakan
masih nyeri pada
daerah luka operasi
Klien masih dibantu
melakukan aktivitas
Masalah belum
teratasi
Intervensi
dilanjutkan

Klien mengatakan
masih nyeri pada
daerah luka operasi
Klien masih dibantu
melakukan aktivitas
Masalah belum
teratasi
Intervensi
dilanjutkan

Klien mengatakan
nyeri sudah
berkurang
Wajah klien tampak
tenang
Masalah sebagian
teratasi
Intervensi
dilanjutkan

42

10.00

11.00

11.30

12.00
-

12.30
-

13.00
-

Memberikan
injeksi tramadol 3mg
melalui IV sesuai
anjuran dokter.
Mengajak
klien berbicara untuk
mengalihkan rasa
nyeri.
Anjurkan
pada klien agar
jangan menyentuh
luka
Mengobserva
si kemampuan klien
dalam melakukan
aktivitas sehari-hari
seperti duduk miring
secara perlahan.
Memberikan
informasi atau
menjelaskan kepada
klien tentang
pencegahan
terjadinya infeksi.
Memberikan
injeksi cefotaxine
3mg secara IV
melalui infus sesuai
petunjuk dokter.

S:
O:
A:
P:

Klien mengatakan
luka sudah kering
Wajah klien tampak
tenang
Masalah sebagian
teratasi
Intervensi
dilanjutkan oleh
perawat ruangan

BAB 4
PEMBAHASAN

Setelah penulis melaksanakan asuhan keperawatan pada Tn. S dengan post op


sistektomi atas indikasi kanker kandung kemih maka dalam bab ini penulis akan
menguraikan kesenjangan-kesenjangan yang ditemukan sesuai dengan tahap proses
keperawatan mulaiu dari tahap pengkajian diagnosa keperawatan, intervensi,
pelaksanaan dan evaluasi.

4.1 Tahap pengkajian


Pada tahap pengkajian Asuhan keperawatan pada Tn.S dengan gangguan
sistektomi tidk ditemukan mual dan muntah,konstivasi diare, anoreksia, demam juga
tidak dijumpai karena hal ini merupakan reaksi dari tanda-tanda peradangan.

4.2 Tahap Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada teoritis tetapi tidak dijumpai
Pada kasus adalah :
-

Resiko tinggi terhadapkerusakan penatalaksanaan pemeliharaan dirumah


Berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang perawatan diri saat klien
pulang, hal ini tidak diangkat pada kasua karena disamping masih dalam perawatn
di rumah sakit dan klien selal diberi informasi serta penyuluhan bagaimana cara
perawatan yang benar sebagai bekal pengetahuan setelah nntinya pulang dari
rumah sakit.

43

44

Adapun diagnosa keperawatan yang dijumpai pada kasus tetapi tidak dijumpai
pada tinjauan teoritis adalah :
-

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ruang gerak yang terbatas.


Adapun dasar pengangkatan masalah ini adalah karena klien dalam kondisi post
op yang membuat klien tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan
perawat dan keluarga.

4.3 Tahap Perencanaan


Dalam tahap perencanaan asuhan keperawatan pada Tn.s dengan post op
sistektomi atas indikasi kanker kandung kemih tidak ditemukan hal-hal yang
menghambat terlaksananya rencana keperawatan karena didukung oleh kerja yang
baik antara perawat, dokter , klien dan keluarga. Pada tahap asuhan keperawatan pada
kasus tidak jauh beda dengan tinjauan teoritis, karena penulis membuat rencana
keperawatan sesuai dengan waktu dan saran yang ada.
Namun pada diagnosa keperawatan yang kedua yaitu resiko tinggi terjadinya
infeksi berhubungan dengan adanya luka bekas operasi, penulis membuat rencana
keperawatan sebagai berikut :
-

Obsevasi vital sign, observasi tanda-tanda radang, luka dengan teknik aseptik,
pemeriksaan adanya infeksi yang terjadi, kolaborasi dengan dokter pemberian
antibiotik.
Dan pada diagnosa yang ketiga yaitu intoleransi aktivitas berhubungan dengan

nyeri dengan nyeri pada daerah luka bekas operasi ditandai dengan aktivitas dibantu
oleh keluarga dan perawat.

45

Tentukan tingkat bantuan yang diperlukan, berikan bantuan dengan aktivitas


sesuai keperluan, kaji kemampuan klien dalam melakukan aktivitas, berikan
waktu yang cukup bagi klien untuk melakukan aktivitas, memberikan pujian
untuk keberhasilan yang dicapai.

4.4 Tahap Implementasi


Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana tindakan dan
didukung oleh adanya kerja sama antara penulis, klien, keluarga klien, perawat,
dokter serta didukung oleh fasilitas yang tersedia.

4.5 Tahap Evaluasi


Evaluasi dalam tahap akhir dari proses keperawatan dimana terjadi umpan
balik dari tindakan yang dilakukan, evaluasi yang dilakukan sesuai dengan target
yang telah ditetapkan dalam tujuan untuk memulai perubahan serta kemajuan yang
telah dicapai. Dilihat dari respon klien setelah menjalani tindakan keperawatan maka
dapat disimpulkan bahwa :
Diagnosa I

: Masalah teratasi karena nyeri sudah berkurang dan ekspresi


wajah klien tampak tenang.

Diagnosa II

: Masalah tidak terjadi, keadaan luka baik, tanda-tanda infeksi


tidak ada.

Diagnosa III

: Masalah sebagian teratasi, karena klien sudah dapat beraktivitas


walaupun masih dalam tahap pengawasan dan bantuan minimal.

BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada klien post op Sistektomi
penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut;
1. Dalam pengambilan data, penulis tidak mengambil kesulitan karena klien dan
keluarga dapat melakukan kerja sama dengan baik sehingga penulis mendapat kan
data yang spesifik.
2. Dalam perumusan diognosa keperawatan, penulis menjumpai 3 diognosa
keperawatan yang diangkat sesuai prioritas yaitu;
a. Nyeri berhubungan dengan pembedahan
b. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pembedahan
c. Kurang perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan mobilitas fisik
sekunder.
3. Dalam tahap intervensi sema perencenaan keperawatan terlaksana karena adanya
kerja sama yang baik antara klien,keluarga serta tim kesehatan lainya dan fasilitas
yang ada dirumah sakit sangat mendukung sekali sehingga perencanaan
berlangsung dan tercapai dengan baik.
4. Dengan tahap pelaksaan,penulis dapat melaksakan semua rencana keperawatan
karena adanya kerja sama antara perawat, klien, keluarga dan tim kesehatan
lainya serta adanya fasilitas yang mendukung sehingga tujuan dapat tercapai.

46

47

5. Di dalam tahap evaluasi ada 3 diagnosayang penulis angkat yang mana satu
diagnosa teratasi, satu diagnosa tidak terjadi dan satu diagnosa lagi hanya
sebagian teratasi yaitu :
Diagnosa I

: masalah teratasi karena nyeri sudah berkurang dan expresi wajah


klien tampak rileks

Diagnosa II : masalah tidak teratasi, keaadan luka baik, tanda-tanda infeksi


tidak ada.
Diagnosa III : masalah sebagian teratasi karena klien sudah dapat beraktivitas
walaupun masih dalam tahap pengawasan dan bantuan minimal.

5.2 Saran
Setelah penulis membahas dan memperhatikan masalah-masalah yang
dihadapi dalam perawatan klien denga post op sistektomi atas indikasi kanker
kandung kemih maka penulis dapat memberikan saran kepada :
1. Diharapkan kepada klien yang menderita sistektomi agar tidak melakukan
aktivitas yang berat-berat yang dapat membahayakan diri klien serta diharapkan
pada penderita sistektomi perlu memiliki keterampilan agar tetap bisa menjaga
kesehatannya.
2. Kepada perawat hendaknya melibatkan klien dengan keluarganya dalam
keperawatan klien sehingga klien mempunyai kepercayaan diri,serta guna
mempercepat penyembuhan pada klien.

48

3. Untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang optimal


dibutuhkan adanya kerja sama yang baik antara perawat,klien, keluarga dan tim
kesehatan lainnya.
4. Untuk dapat meningkatkan derajat kesembuhan klien, maka tiap-tiap rumah sakit
hendaknya dapat meningkatkan mutu dan pelaksanaan terhadap klien serta
menyediakan kelengkapan alat-alat medis yang mendukung upaya penyembuhan
klien.
5. Upaya mencapai hasil yang maksimal, keluarga diharapkan dapat memberi
dukungan dan harapan pada klien yan menderita sistektomi.
6. Bagi pembaca makalah ini, kiranya nanti sudah dapat mengerti dan sudah dapat
mengetahui apa itu sistektomi dan bagaimana cara pengobatan serta
penanggulangannya untuk dapat diterapkan bagi kehidupan dimasa yang akan
datang.

Anda mungkin juga menyukai