PENDAHULUAN
Tembakau Deli PTPN II Medan dalam satu tahun terakhir dijumpai pasien yang
mengalami kanker buli-buli sebanyak 1 orang.
(http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/09.kanker-kandung-kemih)
Berdasarkan data di atas, maka penulis tertarik untuk mengangkat kasus ini
sebagai karya tulis ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan
Gangguan Sistem Perkemihan Post Op Sistektomi atas Indikasi Kanker Kandung
Kemih di Ruang Kakao E Rumah Sakit Tembakau Deli PTPN II Medan. Adapun
tujuan penulisan karya tulis ilmiah adalah untuk memperoleh gambaran nyata tentang
asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem perkemihan Post Op
sistektomi atas indikasi Kanker kandung kemih melalui pendekatan proses
keperawatan.
Karena keterbatasan waktu, penulis hanya membahas permasalahan asuhan
keperawatan pada Tn. S dengan gangguan sistem perkemihan post op sistektomi atas
indikasi kanker kandung kemih di ruang kakao E di Rumah Sakit Tembakau Deli
PTPN II Medan selama tiga hari dimulai dari tanggal 26-28 Mei 2008.
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis melaksanakan metode
deskriptif dengan mencakup studi kasus, observbasi, wawancara, dan studi
dokumentasi. Adapun sistematika penulisan karya tulis ilmiah ini terdiri dari 5 bab
yaitu : BAB 1 Pendahuluan, BAB 2 Tinjauan Teoritis, BAB 3 Tinjauan Kasus, BAB 4
Pembahasan dan BAB 5 Penutup.
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
Keterangan
1. Uretra
2. Vesika urinaria
3. Orifisium uretra
4. Kelenjar prostat
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung
kemih yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar.
Vesika urinaria (kandung kemih) dapat mengembang dan
mengmpis seperti balon karet, terletak di belakang simpisis pubis di dalam
rongga panggul. Untuk kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi
uretra
merupakan
bagian
erektor
yang
paling
berkontraksi berupa sebuah celah vartikal ditutupi oleh kedua sisi bibir
kecil.
Kelenjar prostat salah satu organ genetalia pria yang terletak
disebelah interior kandung kemih dan membungkus uretra posterior.
2.1.3 Patofisiologi
Etiologi :
Merokok
Infeksi bakteri
Gaya hidup
Terpapar bahan yang mengandung toksik karsinogenik.
Penatalaksanaan
-
Pembedahan
Sistektomi
Kemoterapi
Masalah keperawatan :
topikal
- Ansietas
- Nyeri
- Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
- Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan
- Keletihan
- Resiko tinggi terhadap infkesi
- Resiko tinggi terhadap integeritas terhadap kulit atau
jaringan
- Resiko tinggi terhadap konstipasi/diare
- Kurang pengetahuan
Non pembedahan
Reseksi
transuretra
Radiasi
tumor
Infus preparat
sistotoksik
http://www.hernawatiaj.wordpress.com/2008/03/09/kanker-kandung-kemih
Dr. Nursalam, M.Nurs. Sistem Perkemihan. 2006. Hal : 116
2.1.4 Komplikasi
-
Uretra
Colon
Hematuria
(http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/09.kanker-kandung-kemih)
2.1.6 Penatalaksanan
Pengobatan kanker kandung kemih tergantung pada drajat dari tahaptahap pertumbuhan tumor dan multisentrisitas tumor, usia dan status fisik mental
dan
emosional
harus
dipertimbangkan
dalam
menentukan
modalitas
pengobatan :
1. Kemoterapi topikal yang dipasang langsung pada dinding kandung kemih.
2. Reseksi transuretra atau fulgurasi dapat dilakukan pada pupioma yang tunggal
( tumor epitel benigna).
3. Kemotrapi
dengan
menggunakan
kombinasi
metotraksat
vinblastin,
Pengkajian
1. Aktivitas/istirahat
Gejala
atau
profesi
dengan
pemajanan
karsinogen.
Lingkungan, tingkat stress tinggi
2. Sirkulasi
Gejala
Kebiasaan
: Perubahan pada TD
3. Integritas Ego
Gejala
Tanda
4. Eliminasi
Gejala
10
Tanda
6. Nyeri/kenyamanan
Gejala
ringan sampai
nyeri
berat
11
8. Keamanan
Gejala
: pemajanan
pada
kimia
toksik,
karsinogen
: demam
Ruam kulit, ulserasi
9. Seksualitas
Gejala
: masalah
seksual
misalnya
dampak
pada
pasangan
sek
multivelaktifitas
2.2.2
Diagnosa Keperawatan
1.
2.
3.
12
4.
5.
6.
7.
Resiko
tinggi
terhadap
kerusakan
integeritas
kulit/jaringan
9.
13
2.2.3
Kriteria hasil
Intervensi
Mandiri
Tinjau ulang pengalaman
pasien terdekat sebelumnya dengan
kanker
Rasional
-
Membantu dalam
identifikasi rasa takut dan kesalahan
konsep berdasarkan pada
pengalaman dengan kanker.
Memberikan kesempatan
untuk memeriksa rasa takut realistis
serta kesalahan konsep tentang
diagnosis.
Membantu pasien untuk
merasa diterima pada adanya kondisi
tanpa perasaan dihakimi dan
meningkatkan rasa terhormat dan
terkontrol
Memberikan keyakinan
bahwa pasien tidak sendiri atau
ditolak
Tujuan pengobatan
kanker adalah menghancurkan selsel maligna sambil meminimasi
kerusakan pada sel yang normal.
Memudahkan istirahatnya
hemat energi dan meningkatkan
kemampuan koping
Menjamin sistem
pendukung untuk pasien dan
memungkinkan orang terdekat
terlibat dengan tepat.
14
Diagnosa 2 :
Nyeri berhubungan dengan proses ditandai dengan keluhan nyeri.
Tujuan
: nyeri hilang/berkurang
Kriteria hasil
Intervensi
Mandiri
Tentukan riwayat nyeri
misalnya lokasi nyeri, frekuensi,
durasi dan intensitas (0-10) dan
tindakan penghilangan yang
digunakan.
Berikan tindakan
kenyamanan dasar misalnya
(preposisi, gosokan punggung) dan
aktivitas hiburan (misalnya : musik,
nonton tv).
Dorongan penggunaan
keterampilan manajemen nyeri
misalnya (teknik relaksasi,
visualisasi, bimbingan imajinasi,
tertawa dan sentuhan terapeutik)
Evaluasi penghilangan
nyeri, nilai aturan pengobatan bila
perlu.
Rasional
-
Informasi memberikan
data dasar untuk mengevaluasi
kebutuhan dasar/keefektifan
intervensi.
Meningkatkan relaksasi
dan membantu memfokuskan
kembali perhatian
Memungkinkan pasien
untuik berpartisipasi secara aktif dan
meningkatkan kontrol
Komplikasi
Berikan analgetik sesuai
indikasi misalnya bromtons,
morfins, metadon atau campuran
narkotik, IV khusus
-
Kembangkan rencana
manajemen nyeri dengan pasien
dengan dokter.
15
Diagnosa 3:
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan stress
hipermetabolik berkenaan dengan kanker ditandai dengan berat badan
20% atau lebih di bawah berat badan ideal untuk tinggi dan bentuk tubuh,
penurunan lemak subkutan/masa otot.
Tujuan
Kriteria hasil
Intervensi
Mandiri
Pantau masukan
makanan setiap hari
Rasional
-
Mengidentifikasi
kekuatan/defisiensi nutrisi.
Membantu dalam
identifikasi malnutrisi protein,
kalori, khususnya bila berat badan
dan pengukuran antropometik
kurang dari normal
Kebutuhan jaringan
metabolik ditingkatkan begitu juga
cairan (untuk menghilangkan produk
sisa)
Membuat waktu makan
lebih menyenangkan yang dapat
meningkatkan masukan.
Mual/muntah, psikogenik
16
Kolaborasi
Tinjau ulang
pemeriksaan laboratorium sesuai
indikasi misalnya jumlah limfosit
total transferin serum dan albumin.
Vitamin, khususnya
A,D,E dan B6.
Antasia
17
Diagnosa 4 :
Resiko tinggi terhadap volume cairan berhubungan dengan kerusakan
masukan cairan.
Tujuan
Kriteria hasil
Intervensi
Timbang berat badan
sesuai indikasi
Dorong peningkatan
masukan cairan sampai 300 ml/hari
sesuai toleransi individu.
Memberikan terapi
antimetik
-
Rasional
Pengukuran sensitive
terhadap fluktuasi keseimbangan
cairan
Keseimbangan cairan
negatif terus menerus menurunkan
haluran renal dan konsentrasi urin
menunjukkan terjadinya dehidrasi
dan perlunya peningkatan
penggantian cairan.
Membantu dalam
memelihara kebutuhan cairan dan
menurukan resiko efek samping
yang membahayakan
Mengurangi potensial
terhadap perdarahan/ pembentukan
hematoma
Diberikan untuk hidrasi
umum serta mengencerkan obat
antineoplastik dan menurunkan efek
samping, merugikan misalnya
mual/muntah.
Penghilangan
mual/muntah, menurunkan
kehilangan gastrik dan
memungkinkan peningkatan
masukan oral.
18
Diagnosa 5 :
Keletihan berhubungan dengan produksi energi metabolik ditandai dengan
kekurangan energi yang tidak dipenuhi berulang/berlebihan.
Tujuan
Kriteria hasil
Intervensi
Rencana perawatan untuk memungkinkan periode istirahat
Buat tujuan aktivitas
realistis dengan pasien.
Dorong pasien untuk
melakukan apa saja bila mungkin
misalnya : bangun dari kursi,
berjalan, tingkatkan tingkat aktivitas
sesuai kemampuan.
Dorong masukan nutrisi
Kolaborasi
Rujuk pada terapi
fisik/oktruksi
Rasional
Periode istirahat sering
diperlukan untuk
memperbaiki/menghemat energi.
Memberikan rasa kontrol
dan perasaan mampu menyelesaikan
Meningkatkan
kekuatan/stamina dan memampukan
pasien menjadi lebih aktif tanpa
kelelahan yang berarti
Masukkan/penggunaan
nutrisi adekuat perlu untuk
memenuhi kebutuhan energi untuk
aktivitas
19
Diagnosa 6 :
Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan
pertahanan skunder Imunosuksresi
Tujuan
Kriteria hasil
Intervensi
Rasional
Mandiri
hygiene
Tekankan personal
Pantau suhu
sering
-
Tingkat istirahat
adekuat/periode latihan
Kolaborasi
indikasi
Membantu potensial
sumber infeksi dan/pertumbuhan
skunder
Peningkatan suhu terjadi
(bila tidak tertutup oleh obat
kortikosteroid atau anti inflamasi
karena berbagai faktor)
Menurunkan tekanan dan
iritasi pada jaringan dan mencegah
kerusakan kulit.
Membatasi kelelahan,
mendorong gerakan yang cukup
untuk mencegah komplikasi
Mungkin digunakan
untuk mengidentifikasi infeksi atau
diberikan secara profilaktik pada
pasien imunosuprasi
20
Diagnosa 7 :
Resiko tinggi terhadap kerusakan integeritas kulit/jaringan berhubungan
dengan perubahan status nutrisi, demam.
Tujuan
Kriteria hasil
Intervensi
Mandiri
Kaji kulit dengan sering
terhadap efek samping terapi kanker
-
Rasional
-
Efek kemerahan/atau
kulit samar (reaksi radiasi) dapat
terjadi dalam area radiasi.
Membantu mencegah
fisik (trauma kulit)
Terjadinya iritasi
menandakan perlunya pengobatan
kecepatan/pengenceran
kemoterapi/atau perubahan sisi IV
Mungkin digunakan
untuk mencegah infeksi
memudahkan penyembuhan
Intervensi kontroversial
tergantung pada tipe agent yang
digunakan membatasi aliran darah
mempertahankan obat terlokasiasi.
21
Diagnosa 8 :
Resiko tinggi terhadap konstipasi/diare berhubungan dengan masukan
cairan buruk, diet rendah, kurang latihan.
Tujuan
: mempertahankan konsentrasi
Kriteria hasil
Intervensi
Pastikan kebiasaan
eliminasi umum
Rasional
Dapat diperlukan sebagai
dasar untuk evaluasi masa datang
Dehidrasi penurunan
berat badan dan ketidakseimbangan
elektrolit adalah komplikasi dan
diare ketidakadekuatan masukan
cairan dapat menimbulkan
konstipasi
Menurunkan iritasi
gaster, penggunaan makanan rendah
serat dapat menurunkan iritabilitas
dan memberikan istirahat khusus
bila ada diare
Intervensi
lanjut/perawatan khusus alternatif
mungkin diperlukan
Mencegah dehidrasi,
mengencerkan agent kemoterapi
untuk menurunkan efek samping
22
Diagnosa 9 :
Kurang pengetahuan mengenai penyakit prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif ditandai dengan
ketidakkuatan mengikuti intruksi/terjadinya komplikasi yang dapat
dicegah
Tujuan
Kriteria hasil
Intervensi
Tentukan persepsi pasien tentang kanker dan pengobatan
kanker, tanyakan tentang tenang
pengalaman pasien
sendiri/sebelumnya
Minta pasien untuk
umpan balik verbal dan perbaiki
kesalahan konsep tentang tipe
kanker inidividu dan pengobatannya.
Lakukan evaluasi
sebelum pulang ke rumah sesuai
indikasi
Rasional
Membantu identifikasi,
ide sikap, rasa, takut, kesalahan
konsepsi dan kesenjangan
pengetahuan tentang kanker.
Kesalahan konsep
tentang kanker lebih mengganggu
daripada kenyataan dan
mempengaruhi
pengobatan/penurunan
penyembuhan
Meningkatkan
kemampuan untuk mengatur
perawatan diri dan menghindari
potensial komplikasi, reaksi/interaksi
obat.
Memberikan informasi
mengenai perubahan yang
diperlukan dalam rencana memenuhi
kebutuhan terapeutik.
Membantu dalam transisi
ke lingkungan rumah dengan
23
BAB 3
TINJAUAN KASUS
Identitas
Nama
Tn. S
Umur
58 tahun
Jenis kelamin
laki-laki
Status perkawinan
Kawin
Suku
Jawa
Agama
Islam
Pendidikan
SD
Pekerjaan
Pensiunan
Alamat
Golongan darah
02 April 2008
No Rekam Medik
09-32-63
Diagnosa Medik
Tanggal operasi
24 Mei 2008
Tanggal pengkajian
26 Mei 2008
24
25
3.1.2
Nama
Ny.R
Umur
53 tahun
Jenis kelamin
Perempuan
Suku
Jawa
Agama
Islam
Suami
Pekerjaan
IRT
Alamat
Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan utama : Nyeri didaerah luka operasi
Riwayat penyakit saat ini
Pada tanggal 26 Mei 2008 dilakukan pengkajian kepada pasien.pasien
mengeluh nyeri karena luka bekas operasi.
Nyeri dirasakan karena adanya tindakan pembedahan Sistektomi nyeri
seperti di sayat-sayat di daerah luka bekas operasi dengan skala nyeri
4, nyeri timbul tidak teratur, nyeri lebih dirasakan saat pasien akan
melakukan pergerakan.
26
3.1.3
27
Genogram :
58 thn
Keterangan :
: Laki-laki
Hubungan keluarga
: Perempuan
hubungan perkawinan
: Klien
: Laki-laki meninggal
: Perempuan yang meninggal
3.1.4
28
3.1.5
menafkahi
keluarganya
dan
dapat
berkumpul
dengan
keluarganya.
Harapan klien terhadap lingkungan keluarga ingin lebih maju lagi.
Ingin lebih dihormati dan disegani agar dapat bermanfaat untuk
masyarakat, juga dapat bermanfaat untuk setiap keluarga, ia berharap
29
e. Harga Diri
Tanggapan klien terhadap harga dirinya tinggi.
Data Sosial
Hubungan klien dengan keluarganya baik dan tidak ada
permusuhan dan hubungan klien dengan klien lainnya baik. Keluarga
klien selalu mendukung supaya penyakit yang di deirta oleh klien
cepat sembuh seperti semula.
Data Spritual
Agama yang dianut oleh klien adalah Agama Islam, konsep
tentang penguasaan kehidupan adalah Allah, sumber kekuatan atau
harapan saat sakit adalah Allah, Rasul agama yang bermakna, berarti.,
harapan saat ini adalah berdoa. Sarana atau peralatan yang diharapkan
sat ini adalah memalui ibadah, klien yaikin terhadap kesembuhan
penyakitnya dan klien berpersepsi terhadap penyakitnya adalah
sebagai cobaan.
30
3.1.6
31
mandi 2x sehari dengan dibantu oleh perawat dan keluarga pagi dan
sore,kebersihan gigi,mulut dan pemeliharaan kuku.
5. Pola Kegiatan/aktivitas
Sebelum masuk rumah sakit ,klien rajin dan giat melakukan pekerjaan
apapun,klien sudah pensiun dan hanya dirumah saja untuk megisi hari
tuanya,setelah masuk rumah sakit,klien bedrest ditempat tidur dan
aktivitasnya dibantu keluarga dan perawat.
3.1.7
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Lemah
Tanda-tanda vital
TD
: 120/80 mmHg
Temp
Nadi
: 84 x/menit
Respiration : 24 x/menit
2. Kepala dan Rambut
Kepala bentuk bulat, ranbut putih (uban) pendek, kulit kepala tidak
terlalu kotor, tidak ada peningkatan vena jugularis, dan tidak ada
pembesaran kelenjar thyroid
3. Penginderaan
Penglihatan
sudfah
agar
berkurang,
(rabun)
membaca
harus
menggunakan alat bantu, selera tidak ada ikterus, pupil isokor kanan
32
dan kiri, reaksi terhadap cahaya baik kiri dan kananm, konjugtiva tidak
anemi.
Hidung
Telinga
4. Pencernaan
Mulut bersih, pengecapan baik, bisa membedakan asam dan asin, tapi
kadang-kadang mulut terasa pahit, mukosa lembab, bibir normal, gigi
bersih, tidak ada caries. Tenggorokan tidak ada kesulitan dalam
menelan makanan, abdomen secara inspeksi bentuknya simetris,nyeri
pada daerah kanan bawah akibat luka operasi. luka tertutup kain kasa
dengan panjang jahitan 3 cm dan jumlah jahitan 4 jahitan
5. Respiration
Secara inspeksi bentuk dada simetris, batuk tidak ada,bunyi nafas
vesikuler, frekuensi denyut jantung normal,irama nafas teratur dan
tidak ada kelainan.
33
6. Kardiovaskuler
Nyeri dada tidak ada, irama jantung reguler, palpasi kuat tidak ada
sianosis, clubing finger tidak ada.
7. Endokrin
Pada pemeriksaan endokrin tidak ada dijumpai pembesaran kelenjar
thyroid dan kelenjar parotis, tidak ada dijumpai luka gangren, pus dan
bau pada tubuh klien.
8. Persarafan
Kesadaran klien CM (compos mentis)
Pada klien tidak dijmpai meningeal sign, nyeri kepala tidak ada, dan
kejang-kejang juga tidak ada
9. Muskuculoskletal dan Integumen
-
Pada integumen kulit lembab dengan turgor kulit baik dan tidak ada
kelainan seperti hiperpigmentasi, keadan kulit bersih.
Hasil pemeriksaan penunjang
a. Diagnosa Medis : Kanker kandung kemih
34
Hasil
12 gr%
35 mm/jam
5,0 x 106 /mm3
10 x 103/mm3
27,2%
223 x 103/mm3
98%
30%
2%
Normal
L = 14-16
<15 mm/jam
4,5 55 x 106/mm3
5-11 x 103 /mm3
37,0 47,0%
150-450 x 103/mm3
50-70%
20-40%
2%
Penatalaksanaan
Terapi
No
Nama Obat
Dosis
Efek Terapi
1
2
Cefotaxine
Transamine
3 mg / 12 jam
3 mg / 8 jam
Anti biotik
Anti
perdarahan
Tramadol
3 mg / 8 jam
Ulsikur
3 mg / 8 jam
Mengurangi
rasa nyeri
Anti mual
Efek
Samping
Pusing-pusing
Mual, sakit
kepala dan
anoreksia
Muntah,mual
Analisa Data
No
1
Data
DS : Klien mengatakan
nyeri pada bekas
operasi
DO : Klien tampak
Etiologi
Ca buli-buli
Insisi jaringan ujung saraf
Masalah
Gangguan
rasanyaman nyeri
35
DS :
Do
DS :
DO :
meringis menahan
nyeri
sakit, klien tampak
gelisah
TD : 140/70 mmHg
Respon nyeri
Pols : 88 x/i
RR : 24 x/i
Temp : 370C
Klien mengatakan
Ca buli-buli
nyeri pada bekas
Resiko tinggi
luka operasi
Adanya luka
terhadap infeksi
Bekas luka operasi
masih basah
Port deentry
Klien
tampak gelisah
Resiko tinggi infeksi
Luka
bekas jahitan 3
jahitan.
Intoleransi aktivitas
Klien mengatakan
Ca buli-buli
sulit melakukan
aktivitas karena
adanya bekas operasi
Klien tampak lemah
Gerak terbatas akibat luka
Aktivbitas operasi yang masih basah,
klien dibantu
adanya infus dan chateter
keluarga dengan
perawat
Tandatanda infeksi
Interaksi aktivitas
tidak ada.
Luka
operasi tampak
basah
Adanya
chteter
Terpasang
infus
Tidak ada
kemerahan
36
Tujuan/kriteria hasil
Tujuan :
Rasa nyaman
terpenuhi nyeri
berkurang
Kriteri hasil ;
Vital sign dalam
batas normal
Nyeri berkurang
Wajah klien
tampak tenang.
Klien dapat
dapat istirhat dengan
Resiko tinggi terghadap infeksi
tenang.
berhubungan dengan bakteriosasi
pada luka operasi di tandai Tujuan :
dengan klien mengatakan masih Infeksi tidak
nyeri pada luka operasi yang
terjadi
masih basah.
Kriteria hasil :
Vital sign dalam
batas normal
Luka kering dan
tidak ada tanda-tanda
infeksi
Intervensi
Kaji skla nyeri
dan karakteristiknya
Obstruksi vital
sign
Atur posisi tidur
dengan nyaman
Kolaborasi
dengan tim medis
dengan pemberian obat
analgetik.
Observasi vital
sign
Amati tandatanda infeksi.
Rawat luka
dengan teknik
aseptik
Kolaborasi
dengan tim medis
dalam pemberian
obat antibiotik
Rasional
Agar
mempermudah melihat
intervensi yang tepat
bagi klien.
Untuk
mengetahui tingkat
perkembangan
kesehatan klien
Diharapkan
dapat mengurangi rasa
nyeri.
Obat analgetik
dapat mengurangi rasa
pada klien.
Tidak terjadi
peningkatan vital sign
yang menunjukkan
proses infeksi.
Diharapkan
proses infeksi tidak
terjadi
Diharapkan
dapat mencegah
masuknya kuman
penyakit pada bekas
37
Berikan klien
dalam melakukan
aktivitas
Anjurkan klien
untuk melakukan
aktivitas
Kaji kemampuan
klien dalam melakukan
aktitas
Berikan
dorongan dalam
melakukan aktivitas
secara bertahap
38
mendorong
kemandirian aktivitas
sehari-hari.
39
40
No
DX
1
Jam
Impelementasi
08.00
08.45
09.30
10.30
11.00
11.30
12.30
13.00
-
Memberi
posisi yang nyaman
Mengajarkan
teknik relaksasi
dengan menarik
nafas panjang dari
hidung dan
mengeluarkan
perlahan-lahan dari
mulut.
Mengukur
vital sing.
Memberi
injeksi tramadol 3mg
melalui intervena
sesuai anjuran dokter
Mengobserva
si daerah luka
operasi apakah ada
tanda-tanda infeksi.
Menganjurka
n klien untuk
menkonsumsi
makanan yang
mempercepat luka
operasi,seperti:
Telur,ikan,tempe dan
tahu.
Membantu
klien
melakukan
pergerakan miring
kekiri.
Melibatkan
keluarga dalam
memenuhi
kebutuhan seharihari.
Evaluasi
S:
O:
A:
P:
S:
O:
A:
P:
Klien mengatakan
nyeri pada daerah
luka operasi
-Skala nyeri 4
-klien tampak
meringis kesakitan
Masalah belum
teratasi
Intervensi
dilanjutkan
Klien mengatakan
masih nyeri pada
daerah luka
-Adanya luka
operasi
-tidak ditemukan
tanda-tanda radang
Masalah belum
teratasi
Intervensi
dilanjutkan
41
Kamis 27Mei
2008
08.00
08.30
09.00
10.20
11.00
-
12.00
12.30
13.00
-
Jumat 28Mei
2008
08.00
09.00
Memberi
posisi yang nyaman
Mengukur
vital sing.
Merawat luka
dengan
mengobservasi
kondisi kain kasa
basah atau tidak.
Membawa
klien cerita-cerita
untuk meng
hilangkan rasa nyeri.
Menganjurka
n kepada klian agar
tidak menyentuh
luka.
S:
Mengukur
vital sing.
Menganjurka
n klien untuk
melakukan
pergerakan badan
secara perlahanlahan dan hati-hati.
Memberikan
injeksi cefotaxine
3mg secara IV
melalui infus.
Memberikan
poooosisi yang
nyaman.
Mengajarkan
kepada klien untuk
melakukan teknik
relaksasi yaitu
dengan latihan nafas
dalam dari mulut dan
dikeluarkan secara
perlahan-lahan dari
hidung secara
teratur.
S:
O:
A:
P:
O:
A:
P:
S:
O:
A:
P:
Klien mengatakan
masih nyeri pada
daerah luka operasi
Klien masih dibantu
melakukan aktivitas
Masalah belum
teratasi
Intervensi
dilanjutkan
Klien mengatakan
masih nyeri pada
daerah luka operasi
Klien masih dibantu
melakukan aktivitas
Masalah belum
teratasi
Intervensi
dilanjutkan
Klien mengatakan
nyeri sudah
berkurang
Wajah klien tampak
tenang
Masalah sebagian
teratasi
Intervensi
dilanjutkan
42
10.00
11.00
11.30
12.00
-
12.30
-
13.00
-
Memberikan
injeksi tramadol 3mg
melalui IV sesuai
anjuran dokter.
Mengajak
klien berbicara untuk
mengalihkan rasa
nyeri.
Anjurkan
pada klien agar
jangan menyentuh
luka
Mengobserva
si kemampuan klien
dalam melakukan
aktivitas sehari-hari
seperti duduk miring
secara perlahan.
Memberikan
informasi atau
menjelaskan kepada
klien tentang
pencegahan
terjadinya infeksi.
Memberikan
injeksi cefotaxine
3mg secara IV
melalui infus sesuai
petunjuk dokter.
S:
O:
A:
P:
Klien mengatakan
luka sudah kering
Wajah klien tampak
tenang
Masalah sebagian
teratasi
Intervensi
dilanjutkan oleh
perawat ruangan
BAB 4
PEMBAHASAN
43
44
Adapun diagnosa keperawatan yang dijumpai pada kasus tetapi tidak dijumpai
pada tinjauan teoritis adalah :
-
Obsevasi vital sign, observasi tanda-tanda radang, luka dengan teknik aseptik,
pemeriksaan adanya infeksi yang terjadi, kolaborasi dengan dokter pemberian
antibiotik.
Dan pada diagnosa yang ketiga yaitu intoleransi aktivitas berhubungan dengan
nyeri dengan nyeri pada daerah luka bekas operasi ditandai dengan aktivitas dibantu
oleh keluarga dan perawat.
45
Diagnosa II
Diagnosa III
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada klien post op Sistektomi
penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut;
1. Dalam pengambilan data, penulis tidak mengambil kesulitan karena klien dan
keluarga dapat melakukan kerja sama dengan baik sehingga penulis mendapat kan
data yang spesifik.
2. Dalam perumusan diognosa keperawatan, penulis menjumpai 3 diognosa
keperawatan yang diangkat sesuai prioritas yaitu;
a. Nyeri berhubungan dengan pembedahan
b. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pembedahan
c. Kurang perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan mobilitas fisik
sekunder.
3. Dalam tahap intervensi sema perencenaan keperawatan terlaksana karena adanya
kerja sama yang baik antara klien,keluarga serta tim kesehatan lainya dan fasilitas
yang ada dirumah sakit sangat mendukung sekali sehingga perencanaan
berlangsung dan tercapai dengan baik.
4. Dengan tahap pelaksaan,penulis dapat melaksakan semua rencana keperawatan
karena adanya kerja sama antara perawat, klien, keluarga dan tim kesehatan
lainya serta adanya fasilitas yang mendukung sehingga tujuan dapat tercapai.
46
47
5. Di dalam tahap evaluasi ada 3 diagnosayang penulis angkat yang mana satu
diagnosa teratasi, satu diagnosa tidak terjadi dan satu diagnosa lagi hanya
sebagian teratasi yaitu :
Diagnosa I
5.2 Saran
Setelah penulis membahas dan memperhatikan masalah-masalah yang
dihadapi dalam perawatan klien denga post op sistektomi atas indikasi kanker
kandung kemih maka penulis dapat memberikan saran kepada :
1. Diharapkan kepada klien yang menderita sistektomi agar tidak melakukan
aktivitas yang berat-berat yang dapat membahayakan diri klien serta diharapkan
pada penderita sistektomi perlu memiliki keterampilan agar tetap bisa menjaga
kesehatannya.
2. Kepada perawat hendaknya melibatkan klien dengan keluarganya dalam
keperawatan klien sehingga klien mempunyai kepercayaan diri,serta guna
mempercepat penyembuhan pada klien.
48