Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KASUS

Stroke Iskemik
Latar Belakang

Stroke mengenai semua usia, termasuk anak-anak. Namun, sebagian besar kasus dijumpai pada orang-
orang yang berusia di atas 40 tahun. Semakin tua umur, risiko terjangkit stroke semakin besar. Stroke lebih
banyak menjangkiti laki-laki daripada perempuan, dan orang berkulit berwarna berpeluang terkena stroke lebih
besar daripada orang berkulit putih
Terdapat dua jenis faktor risiko yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah dan faktor risiko dapat diubah.
Faktor risiko stroke yang tidak dapat diubah adalah usia, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga dan riwayat stroke
sebelumnya. Stroke dapat terjadi pada semua usia, namun lebih dari 70% kasus stroke terjadi pada usia di atas
65 tahun. Laki-laki lebih mudah terkena stroke. Hal ini dikarenakan lebih tingginya angka kejadian faktor risiko
stroke misalnya hipertensi pada lakilaki. Faktor risiko stroke yang dapat diubah ini penting untuk dikenali.
Penanganan berbagai faktor risiko ini merupakan upaya untuk mencegah stroke. Faktor risiko stroke yang
utama adalah hipertensi, diabetes, merokok dan dyslipidemia
Definisi

Stroke adalah terjadinya gangguan fungsional otak fokal maupun global secara mendadak dan akut yang
berlangsung lebih dari 24 jam, akibat gangguan alirah darah otak.
•Macam atau derajat dari stroke iskemik berdasarkan perjalanan klinisnya sebagai berikut :

1. TIA (transient ischemic attack) atau serangan stroke sementara, gejala defisit neurologis hanya berlangsung kurang dari 24 jam

2. RIND (Reversible ischemic neurologic deficits), kelainan atau gejala neurologis menghilang antara lebih dari 24 jam sampai 3 minggu.

3. Stroke progresif atau stroke in evolution yaitu stroke yang gejala klinisnya secara bertahap berkembang dari yang ringan sampai semakin berat.

4. Stroke komplit yaitu stroke dengan defisit neurologis yang menetap dan sudah tidak berkembang lagi.
Etiologi

1. Trombosis (bekuan cairan di dalam pembuluh darah otak)


2. Embolisme cerebral (bekuan darah atau material lain)
3. Iskemia (Penurunan aliran darah ke area otak)
4. Hemoragi serebral yaitu pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan ke dalam jaringan otak
atau ruang sekitar otak
Patofisiologi
Epideomologi

• Menurut Davenport dan Denis, secara garis besar stroke dapat dibagi menjadi dua
bagian yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. Di Negara barat dari seluruh
penderita stroke yang terdata, 80% merupakan jenis stroke iskemik sementare
sisanya merupakan jenis stroke hemoragik
• stroke menempati peringkat kedua di dunia, stroke penyebab kematian terbesar di
masyarakat (21,2%) dengan angka kematian pada tahun 2016 sebesar 15,2 juta
jiwa dan masih menjadi penyebab terbesar kematian di dunia pada tahun 2016
(WHO, 2016). Di Indonesia, Stroke merupkan penyebab kematian terbesar lebih
dari 10%.
Faktor Resiko
• Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi
• Umur.

• Jenis kelamin

• Riwayat penyakit keluarga

• Ras.

• Faktor resiko yang dapat dimodifikasi.


• Tekanan darah tinggi.

• diabetes Mellitus (DM).

• Merokok tembakau/ rokok.

• Konsumsi alkohol.

• Hiperkolestrol.
Manifestasi Klinik

Sebagian besar pasien stroke (95%) merasakan keluhan pertama mulai sejak di luar rumah sakit. Beberapa gejala atau
tanda yang mengarah kepada diagnosis stroke antara lain hemiparesis, gangguan sensorik satu sisi tubuh, hemianopia atau
buta mendadak, diplopia, vertigo, afasia, kejang dan penurunan kesadaran yang semuanya terjadi secara mendadak

Berdasarkan lokasinya ditubuh, gejala-gejala stroke dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Bagian sistem saraf pusat,Terjadi gejala kelemahan otot, kaku dan menurunnya fungsi sensorik.

b. Bagian batang otak, dimana terdapat 12 saraf eranial. Gejala yang timbul antara lain menurunnya kemampuan
membau, mengecap, mendengar dan melihat parsial atau keseluruhan, refleks menurun, ekspresi wajah terganggu,
pernapasan dan detak jantung terganggu, lidah lemah..

c. Bagian korteks serebral. Gejala yang timbul antara lain aphasia, apraxia, daya ingat turun, hemineglect dan
kebingungan. Jika tanda-tanda dan gejala tersebut hilang dalam waktu 24 jam, dinyatakan sebagai Transient Ischemic
Attack (TIA), yang menunjukkan adanya serangan kecil atau serangan awal stroke
Penegakan Diagnosa
a. Anamnesa

• Pokok manifestasi dari stroke ini ialah hemiparesis, hemiparestesia, afasia, disartia dan hemianopsia. Hemiparesis yang
ringan dapat dirasakan oleh penderita sebagai gangguan gerakan tangkas. Hemiparestesia hampir selamanya
dikemukakan secara jelas.

a. Pemeriksaan Fisik

Defisit neurologik yang sudah jelas mudah dikenal terutama hemiparesis yang jelas. Selain itu terdapat pula tanda-tanda
pengiring hemiparesis yang dinamakan tanda-tanda gangguan “Upper Motor Neuron” (UMN) ialah:

1. Tonus otot pada lesi yang lumpuh meninggi

2. Refleks tendon meningkat pada sisi yang lumpuh

3. Refleks patologis positif pada sisi yang lumpuh.

4. Mengenal manifestasi stroke yang sangat ringan adalah lebih penting daripada mengenal hemiparesis yang sudah
jelas.
Pemeriksaan Fisik
Defisit neurologik yang sudah jelas mudah dikenal terutama hemiparesis yang
jelas. Selain itu terdapat pula tanda-tanda pengiring hemiparesis yang dinamakan
tanda-tanda gangguan “Upper Motor Neuron” (UMN) ialah:
1. Tonus otot pada lesi yang lumpuh meninggi
2. Refleks tendon meningkat pada sisi yang lumpuh
3. Refleks patologis positif pada sisi yang lumpuh.
4. Mengenal manifestasi stroke yang sangat ringan adalah lebih penting daripada
mengenal hemiparesis yang sudah jelas.
Manifestasi stroke yang paling ringan sering berupa gangguan ketangkasan gerak maka dari itu urutan
pemeriksaan susunan motorik sebagai berikut :

a. Pemeriksaan ketangkasan gerak

b. Penilaian tenaga otot-otot

c. Penilaian refleks tendon

d. Penilaian refleks patologis, seperti:

• 1) Refleks Babinski

• 2) Refleks Oppenheim

• 3) Refleks gordon

• 4) Refleks schaefer

• 5) Refleks gonda dan lain-lain


PENATALAKSAAAN
1. Melakukan Reperfusi
Reperfusi yaitu mengembalikan aliran darah otak secara adekuat sehingga
perfusi meningkat.

2. Obat Antiagregasi Trombosit (Inhibitor Platelet)


Obat ini berfungsi mencegah menggumpalnya trombosit darah dan
mencegah terbentuknya trombus atau gumpalan darah, yang dapat
menyumbat lumen pembuluh darah. Obat ini terutama dapat digunakan
pada stroke iskemik misalnya TIA.

3. Antikoagulan
Antikoagulansia mencegah terjadinya gumpalan darah dan embolisasi
trombus. Antikoagulansia terutama digunakan pada penderita stroke
dengan kelainan jantung yang dapat menimbulkan embolus. Contoh adalah
Heparin, Coumarin, Dicumarol oral
4. Low Molecular Weight Heparin
Walaupun penggunaan heparin pada stroke iskemik akut masih diperdebatkan,
namun heparin masih direkomendasikan untuk profiklaksis sekunder dini
(stroke ulangan). Pada pasien yang diduga mengalami stroke fase akut dalam
usaha melakukan reperfusi, misalnya pada stroke karena emboli, asal tensi
sistolik tidak > 180 mmHg masih dapat diberikan sampai 72 jam setelah onset
terutama untuk infark yang luas

5. Neuroproteksi
1. Antagonis kalsium
2. Antagonis glutamat
3. Kompetitive terhadap NMDA
4. Nonkompetitive terhadap NMDA

Anda mungkin juga menyukai