HEMORAGIK
Penyaji:
NABILA 150100013
AQIB ASYRAF ABLISAR 150100023
ANNISA MARCHIA MARSHAL 150100092
ANDRE FELLINO M. HARAHAP 150100093
SAPNAASARAZ 150100193
Supervisor:
Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S (K)
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
■ Berdasarkan definisi WHO (World Health Organization) stroke adalah manifestasi klinik dari
gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun global, yang berlangsung dengan cepat,
berlangsung lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan kematian, tanpa ditemukannya penyebab
selain daripada gangguan vaskular.
■ Di dunia, 15 juta orang menderita stroke setiap tahunnya; sepertiga meninggal dan sisanya cacat
permanen. Lebih dari 795,000 orang di Amerika, menderita stroke dan membunuh hampir
130.000 penduduk Amerika per tahunnya.
■ Pada tahun 2010 stroke merupakan penyakit penyebab kematian ke empat di UK setelah kanker,
penyakit jantung, dan gangguan pernapasan, dan menyebabkan hampir 50.000 kematian
LATAR BELAKANG
■ Prevalensi penyakit stroke tertinggi terjadi di Sulawesi Utara (10,8 per mil), Yogyakarta
(10,3 per mil), Bangka Belitung (9,7 per mil), dan DKI Jakarta (9,7 per mil).
■ Stroke dibagi menjadi menjadi dua yaitu iskemik dan hemoragik, yang seringkali
diawali oleh adanya lesi atau perlukaan pada pembuluh darah arteri. Dari seluruh
kejadian stroke, sepertiganya adalah stroke hemoragik
LATAR BELAKANG
■ Pada laporan kasus ini, akan dibahas sebuah kasus Stroke Hemoragik
yang dialami oleh seorang pasien di Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik.
TUJUAN
■ Laporan kasus ini dibuat untuk membahas berbagai aspek yang perlu
diketahui mengenai Stroke Hemoragik.
MANFAAT
■ Perdarahan Intraserebral
– Perdarahan intraserebral adalah perdarahan primer yang berasal dari pembuluh darah dalam
parenkim orak yang bukan disebabkan oleh trauma. Penekanan atau kematian jaringan otak
dapat menyebabkan gejala pada stroke perdarahan intraserebral.
– Berbeda dengan stroke iskemik, cenderung dapat menyebabkan nyeri kepala yang hebat,
penurunan kesadaran dan juga defisit neurologis.
– Kira-kira 10% stroke disebabkan oleh perdarahan intraserebral.
– Hipertensi, khususnya yang tidak terkontrol merupakan penyebab utama stroke hemoragik.
– Penyebab lainnya adalah pecahnya aneurisma, malformasi arterivena, angioma kavernosa,
alkoholisme, diskrasia darah, terapi antikoagulan, dan angiopati amiloid. Sebesar 70% kasus
perdarahan intraserebral terjadi di kapsula interna, 20% terjadi di fosa posterior (batang orak dan
serebelum), 10% di hemisfer (di luar kapsula interna).
KLASIFIKASI STROKE HEMORAGIK
■ Perdarahan Subarachnoid
– Perdarahan subarachnoid adalah keadaan akut yaitu masuknya darah ke dalam ruangan
subarachnoid atau perdarahan yang terjadi di pembuluh darah di luar otak, tetapi masih
di daerah kepala seperti di selaput otak atau bagian bawah otak.
– Perdarahan subarachnoid dapat menyebabkan disfungsi serebral oleh karena
peningkatan tekanan intrakranial yang menyebabkan hipoperfusi dan kematian
jaringan.
– Perdarahan subarachnoid dapat diperparah oleh vasospasme yang nantinya dapat
menyebabkan iskemia, perdarahan berulang, masuknya darah yang lebih banyak ke
jaringan otak (menyebabkan intraserebral hematoma), atau hidrosefalus.
– Perdarahan subarachnoid cenderung menyebabkan sakit kepala yang lebih dominan
dibandingkan gejala defisit neurologis. Sebagian besar kasus disebabkan oleh
aneurisma (50%) pada percabangan arteri-arteri besar. Penyebab lain adalah malformasi
arterivena atau tumor.
FAKTOR RISIKO STROKE
HEMORAGIK
Faktor risiko yang bisa di modifikasi: Faktor risiko yang tidak dapat di
modifikasi:
■ Hipertensi
■ Umur
■ Pengunaan obat anti-koagulan
■ Amyloid Angiopathy
■ Konsumsi alkohol
■ Terapi trombolitik
PATOFISIOLOGI STROKE
HEMORAGIK
■ Pada stroke hemoragik, perdarahan intraserebral terjadi di dalam parenkim otak. Hal ini
diperkirakan terjadi akibat bocornya pembuluh darah pada penderita hipertensi kronik.
Hipertensi kronik menyebabkan pembuluh darah arteriola mengalami perubahan patologis
pada dindingnya yaitu berupa lipohialinosis, nekrosis fibrinoid serta timbulnya aneurisma
bouchard. Elemen-elemen vasoaktif yang disekresikan akibat pecahnya pembuluh darah akan
menurunkan tekanan perfusi dan memicu kerusakan neuron-neuron di daerah yang terkena dan
sekitarnya. Tempat predileksi antara lain thalamus, putamen, serebellum dan batang otak.
Selain karena hipoperfusi, gangguan parenkim otak juga terjadi akibat tekanan yang
disebabkan oleh massa hematoma atau kenaikan tekanan intrakrania (TIK) secara keseluruhan.
PATOFISIOLOGI STROKE
HEMORAGIK
■ Terjadinya perdarahan intraserebral terbagi atas 3 fase ; perdarahan awal, ekspansi
hematoma dan edema peri-hematoma. Ekspansi hematoma yang terjadi beberapa jam
setelah perdarahan awal akan meningkatkan TIK. Peningkatan TIK selanjutnya dapat
memicu kerusakan Blood Brain Barrier (BBB) dan herniasi. Kerusakan BBB akan
menyebabkan fase selanjutnya dari perdarahan intraserebral yaitu terbentuknya edema
peri-hematoma. Edema peri-hematoma dapat terbentuk beberapa hari setelah fase
pertama terjadi, dan merupakan penyebab utama dari perburukan neurologis pada
penderita stroke hemoragik
DIAGNOSIS STROKE HEMORAGIK
Anamnesis
■ Anamnesis atau sering juga disebut dengan wawancara merupakan hal yang
utama dilakukan untuk dapat mengerti penyakit yang diderita oleh pasien.
Anamnesis secara umum yang dilakukan kepada pasien meliputi pengumpulan
informasi tentang status kesehatan pasien yang menyeluruh mengenai fisik,
psikologis, sosial-budaya, spiritual, kognitif, tingkat perkembangan, status
ekonomi, kemampuan fungsi, dan gaya hidup penderita. Melalui anamnesis
yang dilakukan dapat dilihat dan ditentukan proses alamiah terjadinya penyakit.
DIAGNOSIS STROKE HEMORAGIK
Anamnesis
■ Siriraj Stroke Score (SSS) merupakan salah satu penilaian untuk menilai diagnosa klinis
awal terkait dengan jenis penyebab stroke yaitu iskemik dan hemoragik.
■ Siriraj Stroke Score dihitung dengan menggunakan rumus:
Adapun interpretasi dari SSS adalah apabila skor SSS > 1 berarti pasien mengalami stroke hemoragik
(perdarahan), dan apabila skor SSS < -1 maka pasien mengalami stroke iskemik.
Apabila skor antara -1 dan 1 maka hasilnya adalah samar-samar dan membutuhkan intervensi pemeriksaan
CT-Scan sesegera mungkin.
DIAGNOSIS STROKE HEMORAGIK
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
■ Pemeriksaan EKG merupakan pemeriksaan rutin, murah dan mudah
dilakukan terhadap penderita stroke. Pemerikasaan ini dilakukan bertujuan
untuk menilai adanya kelainan aritmia jantung diidap sebelumnya.
■ CT Scan (Computerized Tomograph Scanning) merupakan pengembangan
dari alat rontgen konvensional, secara sederhana pemeriksaan dilakukan
dengan menggunakan sinar-X yang berputar mengelilingi tubuh yang
hendak diperiksa, kemudian hasilnya akan tampak dilayar komputer yang
telah tersedia. Tumor dan perdarahan dalam otak dapat terlihat dengan
gambar yang ditunjukkan seperti bayangan-bayangan dalam film,
menunjukkan ukuran dan lokasi luka
Lokasi Predisposisi dari Perdarahan
Intraserebral (A) thalamus (B)
subkortikal white matter (C) pons
(D) serebellum (E) perdarahan
thalamus dan subkortikal yang
sering menyebar ke ventrikel (B
dan C) perdarahan lobular (F)
perdarahan intraserebral, amyloid
angiopathy.
KOMPLIKASI STROKE HEMORAGIK
■ Penatalaksanaan farmakologi yang bisa dilakukan untuk pasien stroke yaitu pemberian
cairan hipertonis jika terjadi peninggian tekanan intra kranial akut tanpa kerusakan
sawar darah otak (Blood-brain Barrier), diuretika (asetazolamid atau furosemid) yang
akan menekan produksi cairan serebrospinal, dan steroid (deksametason, prednison, dan
metilprednisolon) yang dikatakan dapat mengurangi produksi cairan serebrospinal dan
mempunyai efek langsung pada sel endotel
TATALAKSANA STROKE
HEMORAGIK
Penatalaksanaan Perdarahan Intraserebral
■ mendapat terapi untuk menggganti vitamin K-dependent factor dan mengkoreksi INR,
serta mendapat vitamin K intravena
■ Tirah baring total dengan posisi kepala ditinggikan 30°dan nyaman, bila perlu berikan
O2 2-3 L/menit
■ Pasang infus diruang gawat darurat, usahakan euvolemia dan monitor ketat sistem
kardiopulmoner dan kelainan neurologi yang timbul
PEMERIKSAAN UMUM
GENITALIA
■ Toucher : Tidak dilakukan pemeriksaan
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
SENSORIUM : Compos Mentis, GCS 15 (E4M6V5)
PERANGSANGAN
KRANIUM MENINGEAL
■ Bentuk : Bulat
■ Kaku Kuduk : (-)
■ Fontanella : Tertutup
■ Palpasi : Dalam batas normal ■ Tanda Kernig : (-)
NERVUS I
Meatus Nasi Dextra Meatus Nasi Sinistra
■ Normosmia : (+) (+)
■ Anosmia : (-) (-)
■ Parosmia : (-) (-)
■ Hiposmia : (-) (-)
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Nervus VII
Kanan Kiri
Motorik Sensorik
■ Mimik : Sudut mulut tertarik ke kiri ■ Pengecapan 2/3 Depan Lidah : dalam
batas normal
■ Kerut Kening : (+) (+)
■ Produksi Kelenjar Ludah:dalam batas
■ Menutup Mata: (+) (+)
normal
■ Meniup Sekuatnya : bocor (+)
■ Hiperakusis: dalam batas normal
■ Memperlihatkan Gigi : tidak simetris
■ Refleks Stapedial: dalam batas
■ Tertawa: tidak simetris normal
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Nervus VIII
Kanan Kiri
Auditorius Vestibularis
Nervus IX, X
Nervus XI
Kanan Kiri
■ Mengangkat Bahu : (+) (+)
■ Fungsi Otot Sternocleidomastoideus : (+) (+)
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Nervus XII
Lidah
■ Tremor : (-)
■ Atrofi : (-)
■ Fasikulasi : (-)
■ Ujung Lidah Sewaktu Istirahat : Medial
■ Ujung Lidah Sewaktu Dijulurkan : Medial
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
TES SENSIBILITAS
■ Eksteroseptif : Dalam batas normal
■ Proprioseptif : Dalam batas normal
Fungsi Kortikal untuk Sensibilitas
■ Stereognosis : Dalam batas normal
■ Pengenalan Dua Titik : Dalam batas normal
■ Grafestesia : Dalam batas normal
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Refleks Fisiologis
Refleks Patologis
Kanan Kiri
Kanan Kiri ■Babinski : (-) (-)
■ Biceps : (++) (++) ■Oppenheim : (-) (-)
■Chaddock : (-) (-)
■ Triceps : (++) (++)
■Gordon : (-) (-)
■ Radioperiost : (++) (++) ■Schaefer : (-) (-)
■ APR : (++) (++) ■Hoffman-Tromner : (-/-) (-/-)
■ KPR : (++) (++) ■Klonus Lutut : (-/-) (-/-)
■Klonus Kaki : (-) (-)
■ Strumple : (++) (++)
■Refleks Primitif : (-) (-)
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
KOORDINASI
■ Lenggang : Tidak dilakukan pemeriksaan
■ Bicara : sulit dinilai
■ Menulis : sulit dinilai
■ Percobaan Apraksia : sulit dinilai
■ Mimik : sulit dinilai
■ Test Telunjuk-Telunjuk : sulit dinilai
■ Test Telunjuk-Hidung : sulit dinilai
■ Diadokhokinesia : sulit dinilai
■ Test Tumit-Lutut : sulit dinilai
■ Test Romberg : Tidak dilakukan pemeriksaan
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
VEGETATIF
VERTEBRA
Bentuk
■ Normal : (+)
■ Scoliosis : (-)
■ Hiperlordosis : (-)
Pergerakan
■ Leher : Dalam batas normal
■ Pinggang : Dalam batas normal
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
■ Laseque : (-)
■ Cross Laseque : (-)
■ Test Lhermitte : (-)
■ Test Naffziger : (-)
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
GEJALA-GEJALA GEJALA-GEJALA
SEREBELAR EKSTRAPIRAMIDAL
■ Ataksia : (-)
■ Tremor : (-)
■ Disartria : (-)
■ Tremor : (-)
■ Rigiditas : (-)
■ Nistagmus : (-) ■ Bradikinesia : (-)
■ Fenomena Rebound : (-) ■ Dan Lain-lain : (-)
■ Vertigo : (-)
■ Dan Lain-lain : (-)
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
FUNGSI LUHUR
■ Kesadaran Kualitatif
Afasia
: Compos mentis
■ Ingatan Baru : Kesan normal ■ Ekspresif : Tidak dilakukan pemeriksaan
■ Ingatan Lama : Kesan normal ■ Reseptif : Tidak dilakukan pemeriksaan
Orientasi ■ Apraksia : Tidak dilakukan pemeriksaan
■ Diri : Kesan normal Agnosia
■ Tempat : Kesan normal ■ Agnosia visual : (-)
■ Waktu : Kesan normal ■ Agnosia Jari-jari : (-)
■ Situasi : Kesan normal
■ Akalkulia : (-)
■ Disorientasi Kanan-Kiri : (-)
■ Intelegensia : Kesan normal
■ Daya Pertimbangan: Kesan normal
■ Reaksi Emosi : Kesan normal
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
PEMERIKSA
Darah Rutin
Hemoglobin 14.5 13-18 g/dL
AN
Hematokrit 43 39-54 %
Leukosit 13.400 4.000-11.000 /µL
PENUNJANG
Trombosit 309.000 150.000-450.000 / µL
MCV 87 81-99 fL
Blood Urea
113
Nitrogen 12
<200 mg/dL
8-26mg/dl
AN (BUN) 26 18-55 mg/dl
PENUNJANG Ureum
Kreatinin
1.07 0.7-1.3 mg/dl
PEMERIKSA
Kalsium 7.70 8.4-10.2 mg/dl
AN Natrium
Kalium
139
2.9
135-155 mEq/L
3.6-5.5 mEq/L
PENUNJANG Klorida 100 96-106 mEq/L
Faal Hemostasis
Laboratorium Waktu Protrombin 17.8 14.00 detik
Waktu Trombin 16 17
HASIL CT
SCAN
HASIL EKG
HASIL FOTO
TORAKS
KESIMPULAN PEMERIKSAAN
DIAGNOSA
■ DIAGNOSA FUNGSIONAL :Hemiparese dextra + PN VII UMN dextra
■ DIAGNOSA ETIOLOGIK : Ruptur pembuluh darah
■ DIAGNOSA ANATOMIK : Subkorteks
■ DIAGNOSA BANDING : 1. Stroke Hemoragik
2. Stroke Iskemik
■ DIAGNOSA KERJA : Hemiparese dextra + PN VII UMN dextra ec. Stroke
Hemoragik
KESIMPULAN PEMERIKSAAN
■ Defisit neurologis yang disebabkan oleh stroke hemoragik terdiri dari kelemahan anggota
badan, wajah tidak simetris, kesulitan bicara.
PEMBAHASAN
■ Pemeriksaan neurologi, seperti pemeriksaan nervus kranialis (terutama N.II dan N. III, IV
dan VI), reflex fisiologis, reflex patologis, kekuatan otot, dilakukan untuk mengetahui
kondisi nervus yang terlibat. Namun diagnosis pasti (gold standard) untuk pendarahan
adalah Head CT Scan dengan gambaran lesi hiperdense.
tungkai kanan. Hal ini dialami pasien sejak ± 13 jam sebelum pasien masuk rumah sakit secara tiba-tiba saat
sedang istirahat. Riwayat nyeri kepala dijumpai sifat berdenyut pada seluruh lapangan kepala. Nyeri kepala tidak
hilang dengan obat pereda nyeri kepala. Riwayat muntah menyembur ditemui. Riwayat kejang tidak dijumpai.
Riwayat hipertensi dijumpai ± 1 tahun ini dengan pengobatan tidak teratur. Riwayat DM, penyakit jantung,
hiperkolestrolemia disangkal. Riwayat stroke sebelumnya disangkal. Riwayat merokok dijumpai 2 bungkus perhari
selama 20 tahun.
Pasien didiagnosa dengan Hemiparese dextra + PN VII UMN dextra ec Stroke Hemoragik dan diberi