Di susun oleh :
Shayla Nur AidA ( 7121003)
PRODI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM JOMBANG
2023
LAPORAN PENDAHULUAN
CVA INFRAK
BAB I
KONSEP CVA
1.1 Pendahuluan
Menurut WHO tahun 2012, stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang
cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejalagejala yang berlangsung
selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas
selain vaskuler (Nugroho, 2016).
1.2 Klasifikasi
Menurut Corwin (2009) klasifikasi stroke adalah :
1. Stroke non hemoragik
a. Trombosit serebri, terjadi penyempitan lumen pembuluh darah otak perlahan karena
proses anterosklerosis serebral dan perlambatan sirkulasi serebral
b. Embolisme serebral, pernyempitan pembuluh darah terjadi mendadak akibat
abnormalitas patologik pada jantung. Embolis biasanya menyumbat arteri serebral
tengah atau cabang-cabangnya yang merusak sirkulasi serebral
2. Stroke hemoragik
Stroke hemoragik merupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan subarochroid.
Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada daerah otak tertentu. Kejadiannya
biasanya saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat,
kesadaran umum pada pasien menurun.
1.3 Etiologi
Stroke iskemik sesuai namanya disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah otak
(stroke non perdarahan = infark). Otak dapat berfungsi dengan baik jika aliran darah yang
menuju ke otak lancer dan tidak mengalami hambatan. Namun jika persediaan oksigen dan
nutrisi yang dibawa oleh sel darah dan plasma terhalang oleh suatu bekuan darah atau terjadi
thrombosis pada dinding arteri yang menyuplai otak maka akan terjadi stroke iskemik yang
dapat berakibat kematian jaringan otak yang disuplai. Terhalangnya aliran darah yang menuju
ke otak dapat disebabkan oleh suatu thrombosis atau emboli, keduanya merupakan jenis
bekuan darah dan pengerasan arteri yang disebabkan plak arterosklerotik melalui proses
ateriosklerosis yang merupakan menumpukan dari lemak darah, kolesterol, kalsium pada
dinding pembuluh darah arteri dan disebut juga dengan ateroma (Junaidi, 2011).
1.4 Patofisologi
Infark serebri adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu di otak. Luasnya infark
bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan besarnya pembuluh darah dan adekuatnya
sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai oleh pembuluh darah yang tersumbat. Suplai
darah ke otak dapat berubah (makin lambat atau cepat) pada gangguan lokal (trombus, emboli,
perdarahan dan spasme vaskular) atau karena gangguan umum (hipoksia karena gangguan paru
dan jantung). Aterosklerosis sering kali merupakan faktor penting untuk otak, thrombus dapat
berasal dari plak arterosklerosis, atau darah dapat beku pada area yang stenosis, tempat aliran
darah akan lambat atau terjadi turbulensi. Trombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah
dan terbawa sebagai emboli dalam aliran darah. Trombus mengakibatkan iskemia jaringan otak
pada area yang disuplai oleh pembuluh darah yang bersangkutan dan edema di sekitar area.
1.5 Manifestasi Klinis
Menurut Koes Irianto (2014, dalam Masriadi, 2016) gejala dan tanda stroke sangat
bervariasi, tergantung bagian otak mana yang terkena. Secara umum gejala stroke yang sering
dijumpai dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Timbul rasa kesemutan pada sesisi badan, mati rasa dan terasa seperti terbakar atau terkena
cabai
b. Lemes atau bahkan kelumpuhan pada sisi badan, sebelah kanan atau kiri saja
c. Mulut atau lidah mencong bila diluruskan
d. Nyeri kepala
e. Gangguan menelan atau bila sedang minum sering tersedak
f. Gangguan bicara berupa pelo atau aksentuasi kata sulit dimengerti (disartria) bahkan bicara
tidak lancar, hanya sepatah.
1.6 Penatalaksanaan
Menurut Adams (2009). Manajemen stroke harus dilakukan secara cepat, sistemik dan
cermat, meliputi:
1. Anamnesis : terutama mengenai gejala awal, waktu awitan, aktivitas saat serangan, gejala
lain seperti nyeri kepala, mual, muntah, rasa berputar, kejang, cegukan, gangguan visual,
penurunan kesadaran, serta faktor2 resiko stroke (hipertensi, hiperkolesterol, diabetes, dll)
2. Pemeriksaan Fisik, meliputi penilaian ABC, nadi, oksimetri, dan suhu tubuh. Pemeriksaan
kepala dan leher (misal cedera kepala akibat jatuh saat kejang, bruit karotis, dan tanda
distensi vena jugular pada gagal jantung kongestif). Pemeriksaan dada (jantung dan paru),
abdomen, kulit dan ekstremitas.
3. Pemeriksaan Neurologik dan Skala stroke, Pemeriksaan neurologik terutama pemeriksaan
saraf kraniales, rangsang meningeal, sistem motorik, sikap dan cara jalan, refleks,
koordinasi, sensorik dan fungsi kognitif.
4. Obat-obatan hiperosmolar, misal : manitol, gliserol
5. Kortikosteroid, bila diperlukan
4. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sekret, kemampuan
batuk menurun, penurunan mobilitas fisik sekunder, perubahan tingkat kesadaran
Observasi
Terapeutik
PENGKAJIAN
I. BIODATA
Nama : Ny. K
Umur : 41 th
Agama : Islam
Alamat : Bandarkedungmulyo
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Berdagang
Tanggal MRS : 30 Mei 2023 19.00
Diagnosa Medis : CVA Infrak
Nomor Register : 579106
Tanggal Pengkajian : 30 Mei 2023 20.00
2. Pola Eliminasi :
-SMRS: Pasien BAB 2x sehari dengan konsisten padat dan bau khas, dan BAK 7x sehari dengan
warna kuning jernih
-MRS: Pasien belum BAB selam 3 hari dan BAK 5x sehari dengan warna kuning jernih
3. Pola makan/minum :
-SMRS: Pasien makan 3x sehari dengan porsi banyak. Minum air putih 1500cc/ hari
-MRS: Pasien makan 3x sehari dengan porsi sedikit dan minum air putih 2000ml
4. Pola Kebersihan diri :
-SMRS: Pasien mengatakan mandi 2x sehari dan gosok gigi 2x sehari , keramas 2 hari sekali
-MRS: Pasien mengatakan hanya diseka saja dan tidak pernah gosok gigi
5. Pola Kegiatan/kebiasaan lain :
-SMRS: Pasien berdagang di SD dekat rumahnya
-MRS: Pasien tidak bisa berdagang karena sakit
6. Pola Hubungan Peran ( Konsep Diri ) :
Pasien mengatakan sudah menikah dan mempunyai 3 anak, pasien biasanya dijaga oleh suaminya
7. Pola Seksual :
Pasien mengatakan sudah mempunyai 3 anak
8. Pola Penanggulangan Stress :
-SMRS: Pasien mengaatakan saat ada masalah pasien selalu cerita kepada suaminya atau orang
terdekatnya
-MRS: Saat masuk rumah sakit ketika ada masalah pasien selalu cerita kepada perawat atau orang
terdekatnya
VII. DATA PSIKOSOSIAL
-SMRS: Pasien mengatakan berhubungan baik dengan orang sekitar
-MRS: Pasien mengatakan bisa berbaur dengan orang lain
B. Tanda-tanda vital :
TD:150/90 mmHg
N: 90x/ menit
RR: 24x/ menit
S: 37 ͦ C
D. Mata :
Inpeksi: Bentuk simetris, tidak ada lesi
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan
E. Hidung :
Inspeksi: Bentuk simetris, terdapat pernafasan cuping hidung, terpasan O2 nassal 4 lpm
Palpasi: Tidak ada, benjolan tidak ada nyeri tekan
F. Telinga :
Inspeksi: simetris, tidak ada kotoran, tidak ada lesi, tidak ada serumen
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan
G. Mulut :
Inspeksi: Bentuk simetris, tidak ada stomatis, lidah bersih, mukosa bibir lembab
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan
H. Integumen :
Inspeksi: Kulit berwarna sawo matang, tidak ada lesi
Palpasi: turgor kulit baik, CRT <3 detik
I. Thorak/dada :
A. Paru paru
Inspeksi: Pergerakan dada kanan kiri simetris, tidak ada lesi, terdapat tarikan intercostae
Palpasi: fokal premitus teraba sama antara kanan dan kiri
Perkusi: Sonor
Auskultasi: Vesikuler
B. Jantung
Inspeksi: Tak tampak posisi jantung, simetris
Palpasi: Posisi jantung tak teraba
Perkusi: Bunyi pekak
Auskultasi: Dup Lup
J. Abdomen :
Inspeksi: Abdomen bersih,tidak ada lesi. Tidak ada asites, tidak ada luka
Auskultasi: peristaltik 12 x/ menit
Perkusi: Timpani
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan pada abdomen
K. Kelamin dan daerah sekitarnya :
Pasien tidak terpasang kateter
L. Muskuloskeletal :
Pasien terpasang infus ditangan sebelah kanan
Kekuatan Otot
3 5
3 5
M. Neurologi :
Kesadaran composmetis GCS: 4,5,6
X. PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal
Hemoglobin 10.3 g/dl 11.7 – 15.5
Leukosit 16.14 10³/ ul 3.6 - 11
Trombosit 451 10³ / ul 150 - 440
Hematokrin 31,8 % L: 40-54% P: 35-47%
Glukosa sewaktu 323 mg/dl < 200
Kolestrol 232 mg/dl < 200
Asam Urat 3.24 mg/dl 2.3 – 6.6
XI. PENATALAKSANAAN/TERAPI
Inj. Citicholin 500 mg 2 x 500
Aspilet 800 mg 2x1
Inj. Ranitidine 2x1
Inf. NaCl 0.9% 14 tpm
ANALISA DATA
Tanggal TTD
Diagnosa Perawatan
NO Ditemukan Teratasi
1. Pola Nafas Tidak Efektif 30 Mei 2023 31 Mei 2023
berhubungan dengan depresi pusat pernafasan
ditandai dengan pasien mengatakan sesak
nafas
DIAGNOSA
NO. TUJUAN KRITERIA / STANDART RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN
1. Pola Nafas Tidak Efektif Setelah dilakukan Pola Nafas (L. 01004) Manajemen Jalan Nafas (1.14509)
berhubungan dengan tindakan keperawatan 1. Dyspnea menurun 1. Monitor pola nafas
depresi pusat pernafasan 2x24 jam diharapkan 2. Penggunaan otot bantu nafas 2. Posisikan semifowler
ditandai dengan pasien pola nafas membaik menurun 3. Berikan oksigen
mengatakan sesak nafas 3. Pernafasan cuping hiudung 4. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/ hari
menurun
4. Frekuensi nafas membaik
2. Risiko Perfusi Serebral Setelah dilakukan Perfusi Serebral ( L.02014 ) Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial ( 1.06194 )
Tidak Efektif dibuktikan tindakan keperawatan 1. Nilai rata – rata tekanan darah 1. Identifikasi penyebab peningkatan TIK
dengan hipertensi 3x24 jam diharapkan membaik 2. Monitor status pernafasan
perfusi serebral 2. Tekanan darah sistolik membaik 3. Berikan posisi semifowler
meningkat 3. Tekanan darah diastolic membaik 4. Pertahankan suhu tubuh normal
3. Gangguan Mobilitas Setelah dilakukan Mobilitas Fisik ( L. 05042 ) Dukungan Ambulasi ( 1.06171 )
Fisik berhubungan tindakan keperawatan 1. Pergerakan ekstermitas meningkat 1. Identifikasi adanya keluhan fisik
dengan penurunan 3x24 jam diharapkan 2. Kekuatan otot meningkat 2. Monitor tekanan darah sebelum melakukan ambulasi
kekuatan otot ditandai mobilitas fisik membaik 3. Kelemahan fisik menurun 3. Monitor kondisi umum selama melakukan ambulasi
dengan pasien mengeluh 4. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatan
tidak dapat menggerkkan pergerakan
ekstermitas sebelah kiri
CATATAN KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny. K Dx. Medis : CVA Infrak
No. Register : 579106 Ruangan : Sadewa
2.
3.
CATATAN PERKEMBANGAN