Anda di halaman 1dari 31

1

CSS Tumor Buli


OLEH:
NABILAH HAPTRIANI, S.KED
PEMBIMBING :
DR. HENDRA HERMAN, SP.U
BAB I 2

PENDAHULUAN
 Tumor buli adalah tumor yang terdapat pada kandung kemih atau
vesica urinaria yang umumnya berasal dari epitel (urothelium)
 Tumor buli adalah masalah urologis umum yang memiliki tingkat
kekambuhan tertinggi dari setiap keganasan
 Sebagian besar (90%) tipe yang paling sering terjadi adalah karsinoma
sel transisiona
 Tipe lainnya adalah karsinoma sel skuamosa dan adenokarsinoma.
 Karsinoma ini merupakan keganasan kedua terbanyak traktus
genitourinarius setelah karsinoma prostat
 Usia rata- rata saat terdiagnosis adalah pada saat usia 65 tahun
BAB II 3

TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi bladder
4

Female (empty)
5

Male (filled)
Vaskularisasi
6

• Arteri vesikal
superior 
anterosuperior
kandung kemih.
Arteri vesikal inferior
 fundus dan leher
kandung kemih.
• Pada wanita, arteri
vagina menggantikan
arteri vesikal inferior
dan mengirim cabang
kecil ke
posteroinferior
Vena
7
 Pada pria, pleksus
vena vesik berlanjut
dengan pleksus vena
prostat  internal
iliac vein
 pleksus vena vesikalis
bersama vena dorsal
klitoris, pleksus vena
vaginal atau
uterovaginal 
internal iliac vein
Limfatik
8
 Permukaan kranial
vesika urinaria 
external illiac LN
 Permukaan
posteroinferior 
Internal illiac LN
Inervasi
9
 Parasimpatis 
pelvic splancnic
nerve (kontraksi
detrussor, relaksasi
sfingter interna)
 Simpatis  T11-T12
dan L1-L2 (relaksasi
detrussor, kontraksi
sfingter interna)
 Serabut sensoris 
visceral pain
10

Histologi
 Terdiri dari 3 lapisan
1. Urothelium
2. Lamina propia
3. Muscularis
11

Fisiologi
 Proses Mikturisi (Rangsangan Berkemih).
 Distensi kandung kemih, oleh air kemih dengan
jumlah 250-450 cc akan merangsang stretch reseptor
yang terdapat pada dinding kandung kemih  akan
terjadi refleks (parasimpatis) kontraksi dinding
kandung kemih (otot detrussor), dan relaksasi
sfingter internus, diikuti oleh relaksasi spinter
eksternus, dan akhirnya terjadi pengosongan
kandung kemih.
TUMOR BULI-BULI (Urinary bladder) 12

• TUMOR BULI-BULI merupakan tumor urotel yang


terdapat pada urinary bladder

EPIDEMIOLOGI
• Tumor genitourinari kedua terbanyak
• Penderita Pria 3X Wanita
• Usia rata- rata saat terdiagnosis 65 tahun
75 % karsinoma vesical urinaria terlokalisir hanya di kandung kemih,
25 % telah menyebar ke nodus lymph regional atau daerah yang lebih
luas
RISK FAKTOR 13

1. Merokok
2. Terpapar bahan karsinogen
misal: bahan kimia, karet, petroleum, dan zat
pewarna
3. Infeksi / inflamasi kronis:
misal: *Batu buli-buli besar
 Squamous Cell Carsinoma
*SCHISTOSOMIASIS
Patogenesis 14
 Kejadian genetik yang tepat yang mengarah ke pengembangan
kanker kandung kemih tidak diketahui, namun kemungkinan besar
bersifat multipel dan mungkin melibatkan aktivasi onkogen dan
inaktivasi atau hilangnya gen supresor tumor
GEJALA KLINIS 15

• HEMATURIA: dialami oleh 85-90%


• SIFAT HEMATURIA:
- GROSS
- PAINLESS
- INTERMITTEN
• Kadang-kadang disertai:
- FREKUENSI
- URGENSI sering pada karsinoma INSITU
- DISURIA
- RETENSIO BEKUAN DARAH
Klasifikasi 1
6
 Berdasarkan bentuk tumor

 Berdasarkan invasi ke buli


Klasifikasi 17
 Berdasarkan jenis histopatologi
1. Transitional Cell Carsinoma (TCC) 90% kasus
- Papilloma
- Karsinoma papiler
- Karsinoma padat
1. Non transitional cell carcinoma
• Adenocarcinoma
• Squamous cell carcinoma
1
Berdasarkan klasifikasi TNM dan Marshall
8

STADIUM TUMOR BULI-BULI:
19
Diagnosis 20

ANAMNESIS
- Waspadai jika pasien mengeluh hematuria (80-90 %) ? 
painless, kambuh”an (intermitten ), dan terjadi pada
seluruh proses miksi ?
- Gali  Bagaimana kah warna urine yang keluar ?
apakah diikuti dengan keluarnya bekuan” darah ?
di bagian manakah saat mikrsi urine berwarna merah?
apakah ada rasa sakit saat miksi ?
21
 Pemeriksaan Fisik
- pemeriksaan colok dubur
- palpasi bimanual

 Pemeriksaan Penunjang
- Lab rutin
- faal ginjal
- urinalisis
- Sitologi Urin
- pemeriksaan Radiologi
- patologi anatomi
 IVP (intravenous pyelography) tampak sebagai FILLING DEFECT atau
OCCUPYING LESSION
22

 USG
2
3
 CT Scan
2
 Sistoskopi 4
- Sistoskopi harus dikerjakan pada pasien dengan kecurigaan karsinoma
buli.
- Dengan sistoskopi, dapat diketahui lokasi, ukuran, jumlah, dan bentuk
dari karsinoma buli. Sistoskopi dilakukan bersamaan dengan
biopsi/reseksi. Sistoskopi juga dikerjakan untuk evakuasi bekuan
darah jika terjadi retensi urin akibat bekuan darah.
25

 Patologii Anatomi
 gold standard untuk dx pasti,
 menentukan jenis, derajat differensiasi dan derajat invasi
26

Treatment
27

Surgical
 TUR (transuretral Resection) merupakan initial treatment
untuk seluruh ca buli
 Partial Cystectomy untuk T1 – T3, soliter, terletak di fundus
buli atau di posterior buli
 Radical cystectomy (remove anterior pelvic organ)
28

Intravesical kemoterapi
Obat dimasukan ke bladder via kateter, kemudian
pasien dibiarkan berbaring dengan berganti posisi, bisa
sebagai profilaksis (single dose setelah TUR) atau
terapetik (semiggu sekali selama 6 minggu)

Contoh obat: mitomycin C, thiotepa, BCG (Bacillus


Calmette-Guerin).
PROGNOSIS:
29

Tumor superfisial yang berdiferensiasi baik dapat timbul kembali, atau muncul
papiloma baru. Sistoskopi pada NMIBC dilakukan secara berkala yaitu 3
bulan pertama pasca TUR-BT adalah indikator prognostik yang sangat penting
untuk rekurensi dan progresi. Tumor baru juga dapat dikontrol dengan cara
TUR, tapi bila muncul kembali, kemungkinan akan menjadi lebih invasif dan
ganas. Sistektomi dan radioterapi harus dipertimbangkan. Pemilihan tipe
diversi urin dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien dimana pada pasien
dengan ileal conduit memiliki kualitas hidup lebih rendah dibandingkan
dengan orthotopic subtitution. Begitu juga dengan karsinoma buli dengan
mestastasis maupun non kuratif, dimana kualitas hidup akan rendah karena
hubungan dengan terdapatnya masalah berkemih, perdarahan, nyeri, dan
gangguan sosial maupun kehidupan seksual
BAB III 3
0
KESIMPULAN
 Tumor Buli adalah tumor yang didapatkan pada buli atau vesica
urinaria yang umumnya berasal dari epitel (urothelium) yang
menutupi permukaan buli
 Keganasan buli terjadi karena induksi bahan karsinogen yang banyak
terdapat pada sekitar kita, seperti pajanan bahan kimia, merokok,
infeksi saluran kemih, pemanis buatan dan obat-obatan dan tindakan
medis (kemoterapi).
 Hematuria tanpa nyeri adalah gejala yang paling sering dikeluhkan
oleh pasien 80-90%. Penegakkan diagnosis pada penderita yang
dicurigai menderita tumor buli yaitu melalui anamnesis, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya.
Gold standard untuk mendiagnosis pasti adanya tumor buli yaitu
dengan patologi anatomi
3
1

Anda mungkin juga menyukai