Oleh:
Muhamad Dony Ardiansyah 12100116197
Rainy Nuramalis Solihin 12100116195
Preseptor:
Tomy, dr., Sp.U
3
Male (filled)
4
Dinding kandung kemih
terdiri terutama dari otot
detrusor mengelilingi
ureteric orifice untuk
mencegah reflux
Terdapat 3 orifice dalam
kandung kemih: 2
ureteral orifice dan 1
internal urethral orifece
trigone
Pada pria serabut otot
membentuk sfingter
uretra interna
berkontraksi selama
ejakulasi untuk mencegah
ejakulasi retrograde
(ejakulasi refluks) air
mani ke dalam kandung
kemih. 5
Vaskularisasi
Arteri vesikal
superior
anterosuperior
kandung kemih.
Arteri vesikal
inferior fundus
dan leher kandung
kemih.
Pada wanita, arteri
vagina
menggantikan
arteri vesikal
inferior dan
mengirim cabang
kecil ke
posteroinferior
6
Vena
Pada pria,
pleksus vena
vesik berlanjut
dengan pleksus
vena prostat
internal iliac vein
pleksus vena
vesikalis bersama
vena dorsal
klitoris, pleksus
vena vaginal atau
uterovaginal
internal iliac vein
7
Limfatik
Permukaan
kranial vesika
urinaria
external illiac LN
Permukaan
posteroinferior
Internal illiac LN
8
Inervasi
Parasimpatis
pelvic splancnic
nerve (kontraksi
detrussor,
relaksasi sfingter
interna)
Simpatis T11-
T12 dan L1-L2
(relaksasi
detrussor,
kontraksi sfingter
interna)
Serabut sensoris
visceral pain
9
Histologi
Terdiri dari 3 lapisan
1. Urothelium
2. Lamina propia
3. Muscularis
10
Fisiologi
Proses Mikturisi (Rangsangan Berkemih).
Distensi kandung kemih, oleh air kemih
dengan jumlah 250-450 cc akan
merangsang stretch reseptor (M3) yang
terdapat pada dinding kandung kemih
akan terjadi refleks (parasimpatis)
kontraksi dinding kandung kemih (otot
detrussor), dan relaksasi sfingter
internus, diikuti oleh relaksasi spinter
eksternus, dan akhirnya terjadi
pengosongan kandung kemih. 11
TUMOR UROTEL
12
TUMOR BULI-BULI (Urinary bladder)
EPIDEMIOLOGI
Tumor genitourinari kedua terbanyak
Penderita Pria 3X Wanita
7% of new cancer cases in men and 2% of new
cancer cases in women
Tumor bersifat:
# Multifocal
# Sering Residif
# Progresiv
13
RISK FAKTOR
1. Merokok
2. Terpapar bahan karsinogen
misal: bahan kimia, karet, petroleum,
dan zat pewarna: benzidine, beta-
naphthylamine, and 4-aminobiphenyl
3. Infeksi / inflamasi kronis:
misal: *Batu buli-buli besar
Squamous Cell Carsinoma
*SCHISTOSOMIASIS
4. Analgetik abuse cyclophosphamide
14
Patogenesis
Kejadian genetik yang tepat yang
mengarah ke pengembangan kanker
kandung kemih tidak diketahui,
namun kemungkinan besar bersifat
multipel dan mungkin melibatkan
aktivasi onkogen dan inaktivasi atau
hilangnya gen supresor tumor
(Olumi et al, 1990).
15
1. Kromosom 9
Hilangnya materi genetik pada kromosom
9 tampaknya merupakan temuan yang
konsisten pada pasien dengan penyakit
stadium tinggi kelas rendah, rendah dan
bermutu tinggi, (Tsai et al, 1990; Miyao
et al, 1993).
Kehilangan kromosom 9 pada beberapa
tumor dari pasien individual mendukung
konsep bahwa perubahan genetik pada
kanker kandung kemih merupakan field
defect" yang mungkin terjadi di seluruh
urothelium.
16
2. Kromosom 11p
Kromosom 11p, yang mengandung proto-
onkogen c-Ha-ras, dihapus pada sekitar
40% etiologi kanker kandung kemih (Olumi
et al, 1990). Peningkatan ekspresi produk
protein c-Ha-ras, p21, telah terdeteksi pada
tumor displastik dan bermutu tinggi namun
tidak pada kanker kandung kemih kelas
rendah.
17
3. Kromosom 17p
Penghapusan kromosom 17p juga telah
terdeteksi di lebih dari 60% dari semua
kanker kandung kemih invasif, namun
17p deletions belum dijelaskan pada
tumor superfisial. Temuan ini penting
karena gen supresor tumor p53
memetakan ke kromosom 17p.
Perubahan p53 mewakili kelainan genetik
yang paling sering diidentifikasi pada
kanker manusia, membuat penghapusan
kromosom ini merupakan temuan
penting pada kanker kandung kemih
otot.
18
GEJALA KLINIS
19
HISTOPATOLOGI
JENIS TUMOR UROTEL:
21
IVP (intravenous pyelography) tampak sebagai FILLING DEFECT
atau OCCUPYING LESSION
22
PEMERIKSAAN ENDOSKOPI
cystoscopy dan transurethral resection (TUR) dapat
dilakukan untuk diagnosis dan initial staging
BEKUAN DARAH
EVAKUASI BEKUAN
SISTOSKOPI
KOAGULASI
BIOPSI / RESEKSI
23
STADIUM TUMOR BULI-BULI:
24
STADIUM TUMOR BULI-BULI:
N: NODULE M: METASTASE
N0: not assesed Mx: tidak dapat dinilai
Nx: no nodal metastase M0: no distant metastase
N1: single node, d: <2cm M1: metastase
N2: single / multiple node, d<5
cm
N3: single / multiple node,
d>5cm
25
STADIUM TUMOR BULI-BULI:
B. SISTEM JEWETT & STRONG (1946)
26
Treatment
27
Surgical
TUR (transuretral Resection)
merupakan initial treatment untuk
seluruh ca buli
Partial Cystectomy untuk T1 T3,
soliter, terletak di fundus buli atau di
posterior buli
Radical cystectomy (remove anterior
pelvic organ)
28
Intravesical kemoterapi
Obat dimasukan ke bladder via kateter,
kemudian pasien dibiarkan berbaring dengan
berganti posisi, bisa sebagai profilaksis
(single dose setelah TUR) atau terapetik
(semiggu sekali selama 6 minggu)
30
CHEMO TERAPI SISTEMIK:
31
PROGNOSIS:
32