Anda di halaman 1dari 12

KISTA PANKREAS

1.

ANATOMI
Pankreas adalah organ dengan panjang sekitar 6 inci yang terletak di bagianabdomen.
Pankreas dibagi menjadi 3 bagian; caput, corpus, caudal. Pankreasmenghasilkan beberapa
hormon yang disekresikan ke dalam darah termasuk insulin untuk meregulasi kadar gula
darah, seperti juga enzim-enzim pencernaanyang berguna untuk mencerna makanan
contohnya amilase. Enzim-enzimpencernaan yang dihasilkan pankreas dikombinasikan dalam
cairan kayabikarbonat yang juga dihasilkan pankreas. Duktus pankreatikus, tempat
dimanapankreas mengumpulkan cairan yang kaya bikarbonat dan enzim-enzimpencernaan
mengalirkannya ke duodenum.

Gambar 1. Anatomi pankreas (sumber:www.medicine.net.com)


2.

PENGERTIAN
Kista pankreas adalah adanya cairan di bagian pankreas, dibedakan menjadikista semu
(pseudokista) dan kista sejati. Kista sejati, misalnya kista kongenital
dibatasi oleh dinding epitel. Kista semu tidak dibatasi oleh epitel melainkan hanyaoleh
jaringan ikat.
2
Kista pankreas dapat berukuran antara millimeter hinggasentimeter. Beberapa kista adalah
jinak, dan tidak menimbulkan gejala. Beberapakista dapat berupa kanker atau prekanker. Tipe
yang berbeda dari kista
pankreas, juga berarti isi cairan yang berbeda. Sebagai contoh isi dari cairan pseudokistayang
terbentuk setelah pankreatitis akut mengandung enzim-enzim pencernaanseperti amilase,
dalam konsentrasi yang tinggi.
1

3.

KLASIFIKASI
Kista pankreas secara garis besar dibagi menjadi dua, kista inflamasi dan kistanon-inflamasi.
Kista inflamasi adalah jinak dan sebagian besar berupapseudokista. Sedangkan kista non-
inflamasi dapat berupa jinak, prekanker, dankanker.

Gambar 2. Berbagai macam kista pankreas serta


letaknya(sumber:www.johnshopkinsmedicalinstitution.com)
a)

Kista inflamasi/ Pseudokista


Lebih dari 75% kista pankreas adalah kista semu. Tiga perempat terbentuk setelah
pankreatitis dan 25% setelah trauma pankreas. Dinding kista ini terdiri atas jaringan ikat. Di
dalam kista terkandung cairan pankreas yang kadangbercampur darah atau sisa jaringan
nekrotik.

2
Cairan pseudokista ini dapat jernih, tetapi dapat juga berwarna coklat atau coklat kehitaman,
terganting isicairannya. Hampir semua pseudokista unilokuler dan terletak di bursaomentalis.
Kista ini dapat terbentuk di dalam jaringan pankreas sebagai kistaretensi atau di sekitar
pankreas, yaitu di belakang mesokolon, dan ligamentumgastrokolekum. Kadang kista
terdapat di retroperitoneum di belakang pankreas,dan dapat mencapai mediastinum. Karena
pseudokista ini terjadi akibatkerusakan duktus pankreatikus, letaknya dapat sepanjang duktus
pankreatikusantara hilus limpa dan duodenum.
3
Patogenesis pseudokista pankreas berawal dari adanya gangguan padaduktus pankreatikus, bisa oleh
proses inflamasi yang akut maupun kronik dantrauma. Pada pankreatitis akut, terjadi
gangguan pada duktus akibat darinekrosis pada sebagian sel-sel di pankreas dan kebocoran
duktus (
postnecrotic pseudocyst
). Akibatnya, terjadi ekstravasasi enzim-enzim pankreas termasuk enzim pencernaan dari sel-
sel asinus. Normalnya sel-sel tersebut melepaskanenzim-enzim pencernaaan ke dalam duktus
pengumpul yang kemudianmengalirkan ke duktus pankreatikus menuju ke lumen duodenum.
Ekstravasasienzim-enzim ini dapat menyebabkan terjadinya
autodigesti
pada jaringanpankreas. Edema dengan cepat terjadi kemudian disusul dengan
terjadinyanekrosis pankreas, oklusi pembuluh darah dan respon inflamasi. Inimenjelaskan
kandungan kista yang terdiri dari cairan pankreas yang kadangbercampur darah atau sisa jaringan
nekrotik.
3
Terkumpulnya sekresi pankreas selanjutnya menyebabkan terjadinyapembentukan dinding (
walling-off
) oleh jaringan granulasi sehinggaterbentuklah suatu kista pankreas tanpa lapisan epitel pada
dindingnya yangdisebut pseudokista. Pada pasien dengan pankreatitis kronik,
terjadipeningkatan tekanan pada duktus pankreatikus akibat dari striktur, batu padaduktus,
penumpukan protein dan lain-lain sehingga terjadi ruptur pada duktus.Pada
traumapankreas,pseudokista terjadi disebabkan oleh gangguan padaduktus yang biasanya
akibat dari trauma tumpul. Terjadi perlukaan pada duktus biasanya yang berdekatan dengan
kolum vertebra sehingga akhirnyaterbentuklah pseudokista pada pankreas.
3

b)

Kista non-inflamasi
2, 4

Kista adenoma serosa


Kista jenis adenoma serosa adalah jinak dan umumnya terjadi padaperempuan usia
pertengahan dan selalu terletak pada bagian corpus dancauda dari pankreas. Umumnya kista
tersebut berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala, dan jarang menyebabkan nyeri perut.
o

Kista adenoma musinosa


30% dari kista jenis ini adalah kanker, selebihnya adalah prekanker.Kista adenoma musinosa
umumnya terletak pada bagian corpus dancauda dari pankreas.
o

Intraductal papillary mucinous neoplasm


(IPMN)
Kista jenis ini sangat besar kemungkinannya untuk menjadi ganas. Padasaat terdiagnosa, 40-
50% sudah menjadi kanker. Kista jenis ini seringterjadi pada laki-laki usia pertengahan. Kista
ini sering terletak padabagian caput pankreas dan umumnya memproduksi mucus dalam
jumlahbesar yang dapat dilihat mengalir melalui ampula vater saat dilakukan
endoscopic retrograde cholangio-pancreatography(ERCP).
Kistatersebut dapat menyebabkan nyeri perut, jaundice, dan pankreatitis.
o

Solid pseudopapillary tumor of the pancreas


Kista jenis ini adalah tumor yang jarang dan umumnya terdapat padaorang asia muda dan
perempuan yang berkulit hitam. Kista ini dapatmencapai ukuran yang besar dan menjadi ganas.
Prognosisnya baik setelah dilakukan reseksi tumor tersebut.
4.

GEJALA KLINIS DAN DIAGNOSIS


Tidak ada gejala yang khas untuk kista pankreas dan setiap individu dapatmemberikan gejala
yang berbeda. Selain itu, timbulnya gejala bergantung dariukuran kista tersebut. Kista dengan
ukuran kurang dari 2 cm, umumnya tidak menimbulkan gejala. Secara umum, diagnosis
dapat ditegakkan melaluianamnesis yang baik, pemeriksaan fisis dan pemeriksaan-
pemeriksaan penunjangyang lain.

1, 3

a)

Anamnesis
Kista pankreas harus dicurigai pada pasien dengan riwayat pankreatitisatau trauma pankreas
2 atau 3 minggu sebelumnya. Dari anamnesadiperoleh informasi seperti : pasien
mengeluhkan nyeri yang menetap padadaerah pertengahan epigastrium dan menjalar tembus
sampai ke punggung,demam, dan sering merasa mual dan muntah. Menurut Crass and
Becker,nyeri pada epigastrium dikeluhkan hampir 90% dari penderita. Anoreksiaterdapat
pada sekitar 20% penderita. Selain itu, kista yang terletak di bagiancaput pankreas juga dapat
menyebabkan jaundice.
1, 3

b)

Pemeriksaan fisik
Dari pemeriksaan fisik didapatkan pada 50-75 % penderita teraba massakistik di epigastrium.
Massa ini kadang mudah digerakkan atau agak terfiksasi tergantung dari hebatnya radang dan
perlengketan pada jaringansekitarnya. Kadang massa ini dapat berubah menjadi besar atau
mengecil,bergantung pada adanya patensi saluran pankreas. Dapat terjadi pendarahanvarises
esofagus akibat bendungan pada vena porta oleh pseudokistatersebut. Tekanan pada duktus koledokus
dapat menimbulkan ikterus ringansampai berat tergantung hebatnya tekanan.
1, 3
c)

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laboratorium
3

Darah rutin

Didapatkan peningkatan kadar amilase serta leukositosis padasebagian dari


penderita pseudokista pankreas.

Bilirubin dan LFT meningkat jika cabang duktus biliaris ikutterlibat

Analisis cairan kista ; dapat membantu dalam membedakanpseudokista dengan tumor


Kadar tumor marker CEA (Carcino Embryogenic Antigen ) danCEA-125 rendah pada
pseudokista dan tinggi pada tumor

Viskositas cairan rendah pada pseudokista dan tinggi pada tumor

Kadar amilase yang tinggi pada pseudokista dan rendah pada tumor

Pemeriksaan sitologi dapat membantu dalam mendiagnosis tumortetapi hasil sitologi yang
negatif tidak menyingkirkan kemungkinanadanya tumor.

Pemeriksaan radiologi
1
Karena kista pankreas berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala,kista pankreas sering
ditemukan secara tidak sengaja pada pemeriksaanradiologi abdomen (CT scan, USG, MRI)
yang dilakukan untuk memeriksa keluhan yang lain. sayangnya, (CT scan, USG, MRI)
tidak dapat membedakan lesi kista yang jinak (biasanya tidak memerlukanterapi) dengan lesi
kanker dan prekanker yang memerlukan terapi bedah.
Endoscopic ultrasound
(EUS) menjadi semakin berguna dalammenentukan apakah kista pankreas jinak, prekanker,
atau kanker. Selamapemeriksaan EUS, sebuah endoskop dengan transduser ultrasound
yangkecil pada ujungnya dimasukkan melalui mulut ke esophagus, gaster,sampai duodenum.
Dari lokasi yang sangat dekat dengan pankreas, hati,dan kandung empedu, gambaran yang
rinci dan akurat dapat diperoleh.
5.
PENANGANAN
Aspek paling penting dalam tatalaksana kista pankreas adalah menentukanapakah kistanya
jinak (tidak perlu terapi) atau kanker dan harus di buang. Aspek penting berikutnya adalah
menentukan apakah pasien dengan lesi pada prekankeratau kanker dapat dioperasi. Pada pusat-pusat
kesehatan yang melakukan operasipankreas, kista prekanker atau kanker memiliki angka
kesembuhan yang tinggi.Belum ada rekomendasi standar tata laksana kista pankreas. Pusat-
pusatkesehatan yang berbeda menganut pendekatan yang berbeda untuk diagnosis dantatalaksananya.
Pilihan tata laksana harus disesuaikan dengan tiap-tiap pasien.Berikut ini adalah contoh
bagaimana dokter menangani kista pankreas:
Pseudokista pankreas memerlukan terapi jika tetap ada setelah 6 minggu pascapancreatitis
akut, terutama jika mencapai ukuran yang cukup besar danmenyebabkan gejala seperti
obstruksi gaster atau duktus hepatikus komunis,nyeri abdomen, atau terinfeksi.2.

Kista yang kecil (kista dengan ukuran kurang dari 2 cm) memilikikemungkinan kecil untuk
menjadi kanker dan bisa di observasi. Tetapi bahkankista yang kecil pun bisa menjadi besar
dan menjadi kanker dikemudian hari.Sehingga pasien-pasien ini dimonitor dengan scan tiap
tahun. Pasien-pasien inidapat dievaluasi dengan EUS dan dilakukan FNAB jika ksitanya
bertambahbesar atau menyebabkan gejala.3.

Kista pankreas dengan ukuran lebih dari 2 cm pada pasien yang masih mudadan sehat
biasanya di tatalaksana dengan operasi, terutama jika kistanyamenimbulkan gejala.4.

Kista pankreas dengan ukuran lebih dari 2 cm pada pasien yang lebih tua dapatdipelajari
dengan EUS dan FNAB. Jika sitologi cairan kista dan pemeriksaanCEA menunjukkan adanya
prekanker atau kanker, pasien dapat di evaluasiuntuk rencana operasi.Untuk pseudokista,
pembedahan merupakan pilihan utama. Tujuanpembedahan adalah mencegah komplikasi
infeksi, perdarahan sekunder, rupturpseudokista atau kista terus membesar. Pembedahan
berupa:
3

Bila kista kecil

Ekstirpasi kista
o

Drainase transfingterik melalui ampula Vater secara endoskopik

Bila kista besar


o

Drainase interna : Sistogastrostomi atau sistoyeyunostomi


o
Drainase eksterna : marsupialisasiPseudokista yang membesar, atau yang ada selama lebih
dari 6 minggu, harusditerapi. Kista harus dibiarkan matang, biasanya memakan waktu 6
minggu. Yangpaling efektif adalah drainase interna, biasanya melalui sistogastrostomi,
tetapisistojejunotomi, sistoduodenostomi dan pankreatektomi distal merupakan pilihan
lain. Drainase eksterna hanya diindikasikan untuk kista tipis yang sangat halusatau kista
sejati.1.

Pankreatektomi distal :
Pankreatektomi distal merupakan suatupenatalaksanaan definitif terhadap pseudokista kronis
yang terjadi pada kaudalpankreas. Prosedur ini juga dianjurkan untuk dilakukan pada
pseudokista yangsebelumnya terjadi trauma dengan syarat korpus dan kaudanya masih
normal.Pada prosedur ini cairan kista didrainase bisa secara internal atau eksternal.2.

Drainase eksternal :
Drainase eksterna paling baik dilakukan pada pasienyang sakit berat atau apabila dinding
kista belum cukup matang sehingga tidak bisa dilakukan anastomose ke organ lain. Drainase
eksterna dapatberkomplikasi menjadi fistula pankreatikus sehingga perlu dilakukan
drainasesurgikal. 70-80% fistula yang menutup secara spontan setelah beberapa bulan.3.

Drainase internal :
Sistojejunostomi
yaitu anastomosis kista dengan jejunumyang dilakukan secara Roux-en-Y.
Sistogastrostomi
yaitu anastomosis kistadengan dinding posterior gaster, dan
Sistoduodenostomi
yaitu anastomosiskista dengan duodenum. Sistogastrostomi dilakukan pada kista yang
terletak dibelakang dan melengket pada gaster.
Roux-en-Y sistojejunostomi
memberikanfungsi drainase yang lebih baik dan dianjurkan terhadap kista yang letaknyasulit
dicapai.
Sistoduodenostomi
diindikasikan untuk kista yang berada di kaputpankreas dan melengket pada dinding medial
duodenum, yang menjadikan lesiini sulit untuk didrainase menggunakan teknik lain.4.

Drainase perkutaneus (drainase non-surgical) :


Drainase perkutaneusdianjurkan pada pseudokista yang terinfeksi dan pada pseudokista
yangukurannya sangat besar, karena secara teknik, sulit untuk melakukan drainaseinternal ke
dalam organ lain. Drainase perkutaneus dapat dilakukan dengancara memasukkan kateter ke
dalam kista dengan dimonitor oleh CT-scan, USGatau fluoroskopi. Drainase percutaneus
dilakukan dengan cara memasukkan jarum yang dimonitor oleh imej (
image-guided needle
) ke dalam pseudokista.Kemudian suatu selang (
guidewire
) dimasukkan melalui jarum tadi ke dalamkista dan seterusnya kateter
pigtail
diameter 7F

12F dimasukkan mengikuti guidewire tadi sampai ke dalam kista. Komplikasi yang bisa
terjadi adalahpembentukan fistula pankreatikus eksternal setelah pelepasan kateter,
yangmengambil tempat letaknya kateter

b. Kista

Kista pancreas dibedakan atas pseudokista dan kista sejati. Lebih dari 75 % kista pancreas merupakan kista semu, dan
seperempatnya terbentuk setelah trauma pancreas. Pseudokista pankreas adalah suatu kista yang dindingnya tidak
dibatasi oleh epitel melainkan jaringan ikat dan berisi cairan yang kaya akan amilase dan enzim pankreas lainnya.
Pseudokista pankreas dapat terjadi pada semua umur. Pada anak, pseudokista pankreas lebih sering dijumpai setelah
trauma abdomen. Pada orang dewasa, pseudokista perlu dibedakan dari kista neoplasma. Laki-laki lebih sering
mengalami pseudokista pankreas dibandingkan wanita.

Pseudokista terjadi akibat kerusakan duktus pankreatikus sehingga terjadi ektravasasi enzim pancreas. Letaknya dapat
sepanjang duktus pankreatikus antara hilus limpa dan duodenum. Gejala yang hampir selalu ditemukan adalah nyeri
yang menetap, demam, dan ileus. Mual dan muntah sering ditemukan dan anoreksia terdapat pada sekitar 20%
penderita. Gejala timbul dua atau tiga minggu setelah pankreatitis atau trauma. Nyeri ditemukan di daerah epigastrium
atau di perut kiri atas yang dapat menjalar ke punggung.

Pada 75% penderita teraba massa kistik di epigastrium. Massa ini kadang mudah bergerak atau terfiksasi Infeksi
sekunder pada pseudokista dapat menimbulkan demam dan gejala toksik yang biasanya terjadi beberapa minggu
setelah serangan pankreatitis akut atau trauma pankreas.Diagnosis dapat dibuat bila ditemukan nyeri yang menetap,
demam, dan ileus pada saat serangan pankreas akut, serta kadar serum amilase yang tinggi secara menetap.

Ultrasonografi biasanya memberikan hasil pemeriksaan positif pada tahap awal. Pada kanulasi duktus koledokus dan
pankreatikus melalui endoskopi retrograd, akan ditemukan ekstravasasi cairan kontras ke dalam kista tersebut. CT scan
dapat membantu menegakkan diagnosis, tetapi pemeriksaan ini baru positif setelah beberapa minggu setelah trauma.

Terapi bedah merupakan pilihan utama untuk pseudokista. Tujuan operasi pseudokista adalah mencegah komplikasi
infeksi pada kista, perdarahan sekunder, ruptur ke saluran cerna atau ke dalam rongga perut, atau kista terus
bertambah besar. Terapi konservatif dulu sampai batas satu bulan hingga terjadi resorbsi spontan

PANKREAS

Pankreas adalah kelenjar majemuk bertandan, strukturnya sangat mirip dengan


kelenjar ludah. Panjangnya kira-kira lima belas sentimeter, mulai dari duodenum
sampai lima, dan dilukiskan sebagai terdiri atas tiga bagian.
Kepala pakreas yang paling lebar, terletak kanan rongga abdomen dan di dalam
lekukan duodenum, dan yang praktis melingkarinya. Badan pancreas merupakan
bagian utama pada organ itu dan letaknya di belakang lambung dan di depan
vertebra lumbalis pertama.
Ekor pancreas adalah bagian yang runcing di sebelah kiri, dan sebenarnya
menyentuh limpa.

Jaringan pancreas terdiri atas lobula daripada sel sekretori yang tersusun mengitari
saluran-saluran halus. Saluran-saluran ini mulai dari persambungan saluran-saluran
kecil dari lobula yang terletak di dalam ekor pancreas dan berjalan melalui badannya
dan kiri ke kanan.

Fungsi
Pankreas dapat disebut sebagai organ rangkap, mempunyai dua fungsi. Fungsi
exocrine dilaksanakan oleh sel sekrotori lobulanya, yang membentuk getah pankreas
dan yang berisi enzim dan eletrolit. Cairan pencerna itu berjalan melalui saluran
exkrotori halus dan akhirnya dikumpul oleh dua saluran, yaitu yang utama disebut
duktus Wirsungi dan sebuah saluran lain, yaitu duktus santorini, yang masuk ke
dalam duodenum. Saluran utama bergabung dengan saluran empedu di Ampula
Vater.

Kepulauan Lengarhans
Membentuk orgatn endokrin yang menyekresikan insulin, yaitu sebuah homron
antidiabetika, yang diberikan dalam pengobatan diabetes. Insulin ialah sebuah
protein yang dapat turut dicernakan oleh enzim-enzim pencerna protein dank arena
itu tidak diberikan melalui mulut melainkan dengan suntikan subkutan. Insulin
mengendalikan kadar glukosa dan bila digunakan sebagia pengobatan dalma hal
kekurangan seperti pada diabetes, ia memperbaiki kemampuan sel tubuh untuk
mengosorpsi dan menggunakan glukosa dan lemak.

Catatan Klinik
Defisiensi (kekurangan) insulin mengakibatkan hiperglikemia, yaitu kadar gula
darah yang tinggi, turunnya berat badan, lelah dan poliuria (sering buang air kecil),
disertai haus, lapar, kulit kering, mulut dan lidah kering. Akibatnya juga ketosis serta
asidosis dan kecepatan bernafas bertambah.
Keadaan selbaiknya ialah hipoglikemia, atau kadar gula darah rnedah, dapat terjadi
sebagai akbiat kelebihan dosis insulin, atau karena pasien tidak makan makanan
(atau muntah barangkali) sesudah suntikan insulin, sehingga kelebihan insulin
dalam rahnya menyebakan koma hipoglikemia.
Demikianlah maka koma pada seorang pasien dengan diabetes dapat disebabkan
tidak adanya insulin, atau terlampu banyak insulin (koma hipoglikemia) yang diobati
dengan glokosa.

Sebelumnya ada baiknya kita kembali melihat apa sih Fungsi Pankreas itu?.
Pankreas merupakan kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin. Kelenjar Eksokrin
menghasilkan sekret yang mengandung enzim yang dapat menghidrolisis protein,
lemak, dan karbohidrat; sedangkan Endokrin menghasilkan hormon insulin dan
glukagon yang memegang peranan penting pada metabolisme karbohidrat. Ketika
kita makan, partikel-partikel makanan gula diserap ke dalam aliran darah dan usus
kecil. Pada saat gula memasuki alirah darah, secara bersamaan pankreas
mengeluarkan insulin masuk ke dalam darah sehingga dengan bantuan insulin gula
memasuki sel-sel tubuh yang membutuhkannya. Apabila gula darah meningkat
diperkirakan penderita mengidap penyakit diabetes melitus (kencing manis) akibat
pankreas tidak mampu menghasilkan hormon insulin atau ketika sel-sel tubuh
menjadi tidak responsif terhadap insulin. Jadi secara umum makanan yang dapat
meningkatkan fungsi pankreas adalah makanan dengan kandungan gizi seimbang
artinya tidak terlalu banyak mengandung karbohidrat, lemak, dan protein. Atur porsi
dan jadual makan agar tidak melebihi kebutuhan energi. Perbanyak makan makanan
yang kaya serat, vitamin dan mineral, misalnya sayuran dan kacang-kacangan.

KISTA COLEDOCAL
Patofisiologi

Ada berbagai penjelasan dan klasifikasi kista coledocal berdasarkan pada lokasi dan
anatomi. Klasifikasi yang paling membantu dibuat oleh Todani yang dimodifikasi dari
klasifikasi yang disusun oleh Alonsolej. Jenis pertama ditandai oleh adanya
penggabungan (fusiformis) dilatasi duktus bilier tempat duktus kista masuk (paling
lazim). Kista coledocal dianggap merupakan gambaran awal dari kelainan sistem
bilier pankretikus. Beberapa keadaan yang sering berkaitan dengan kista coledocal
adalah keadaan jungta anomali duktus pankreatikus dan duktus bilier besar,
stenosis duktus bilier bagian distal, dilatasi duktus intra hepatik. Ketidaknormalan
histologi duktus bilier besar dan ketidaknormalan histologi hepar dari normal sampai
sirosis hepatis. Gambaran-gambaran ini terjadi dalam beberapa tahapan dan
kombinasi perubahan anatomi dan malformasi.

Etiologi

Penyebab kista coledocal masih diperdebatkan. Salah satu penjelasan yang dapat
diterima dan dijelaskan oleh Babbit. Ia menyatakan adanya pertautan antara duktus
bilier pakreatikus secara tidak normal dengan pembentukan suatu “saluran” kemana
sekresi enzim pankreas dikeluarkan akibat dinding duktus bilier menjadi rapuh oleh
adanya pengerusakan enzim secara bertahap yang menyebabkan dilatasi,
peradangan dan akhirnya terbentuklah kista. Tetapi perlu diketahui bahwa tidak
semua kasus kista coledocal menunjukkan terbentuknya “saluran”.

Kista coledocal lebih lazim terjadi pada wanita dari pada pria (4 : 1). Gejala yang
lazim disebut classic symptom compleks diuraikan pada manifestasi klinik.

Manifestasi Klinik

Perawat penting mengetahui manifestasi klinik dari kista coledocal, dimana informasi
diperoleh saat melakukan pengkajian.

Tanda-tanda yang umum kista coledocal yang disebut clssic sympton copleks
meliputi nyeri, adanya massa, kuning yang dialami kurang dari setengah penderita.
Tanda yang lebih sering nampak adalah nyeri abdomen yang sering kambuh setelah
beberapa bulan atau tahun. Biasanya hanya sedikit yang menunjukan penyakit
kuning. Apabila kondisi tetap berlangsung , dapat terjadi colangitis, serosis dan
hipertensi portal.

Test diagnostik
Kista coledocal pada bayi atau janin dapat dideteksi dengan ultrasonik maternal
antenatal. Pada orang dewasa dilakukan ultrasonografi dan computerized axial
tomografi. Endoscopic retrogrde echolangiospancreatography (ERCP) dilakukan pada
pasien bila hasil prosedur noninfasiv kurang jelas.

Diagnosa Keperawatan

Menurut Spark (1991), diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada pasien
dengan kista coledocal adalah :

1. Nyeri

2. Gangguan kosep diri

3. Perubahan nutrisi

4. Gangguan pertukaran gas

Intervensi

1. Intervensi Medis

Tindakan pembedahan meliputi drainage internal melalui systerectomy dan eksisi.


Angka morbiditas dari tindakan ini cukup tinggi. Dinding kista terdiri dari jaringan
ikat yang dilapisi selaput lendir. Kejadian yang tidak diharapkan adalah terjadinya
obstruksi jaringan parut. Selanjutnya kista jaringan ikat tidak dapat kontraksi
setelah drainase.

Morbiditas dapat pula disebabka oleh stasis bilier. Resiko lain adalah
berkembangnya maligna akibat retensi kista. Untuk ini maka dianjurkan dilakukan
reseksi kista.

Reseksi yang sukses memerlukan tindakan diseksi melingkar dengan memasukan


plane antara kista dan vena porta sehingga memudahkan pengangkatan. Pada
prosedur ini dapat terjadi cedera pada duktus pankreas. Prosedur alternatif lain
dapat dilakukan bila secara anatomis porta terdesak oleh peradangan.

2. Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan dilakukan dengan tujuan mengatasi masalah yang
dijelaskan pada diagnosa kperawatan serta diarahkan untuk mencegah cedera.
Secara umum tindakan keperawatan antara lain :

 Mengurangi rasa nyeri

 Membantu pasien untuk memulihkan konsep dirinya, menghadapi dan menerima


realita serta mengembangkan pola pemecahan masalah.

 Mencukupi kebutuhan nutrisi.

 Mencukupi kebutuhan pertukaran gas.

DAFTAR PUSTAKA

http://athoenk46.wordpress.com/

IMPLEMENTASI
Implementasi yang dimaksud adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
perawatan meliputi tindakan perawatan yang direncanakan oleh perawat. Melaksanakan advis
dokter dan ketentuan rumah sakit (Depkes RI, 1990 : 23).

V. EVALUASI
Evaluasi merupakan tahap akhir dari suatu proses perawatan dan merupakan
perbandingan yang sistematik dan terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang
telah ditetapkan dilakukan dengan cara melibatkan pasien dan sesama tenaga kesehatan
(Nasrul Effendi, 1995).
Implementasi yang dimaksud adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
perawatan meliputi tindakan perawatan yang direncanakan oleh perawat. Melaksanakan advis
dokter dan ketentuan rumah sakit (Depkes RI, 1990 : 23).

Anda mungkin juga menyukai