berkumpulnya cairan pankreas, di corpus, collum maupun bagian cauda dari pancreas. Dibedakan menjadi kista semu (pseudokista) dan kista sejati. Kista sejati dibatasi oleh dinding epitel. Kista semu hanya oleh jaringan ikat. KLASIFIKASI
kista inflamasi dan kista non-inflamasi.
Kista inflamasi adalah jinak dan sebagian besar berupa pseudokista. kista non-inflamasi dapat berupa jinak, prekanker, dan kanker. Kista inflamasi/pseudokista
Lebih dari 75% kista pankreas adalah kista
semu. Tiga perempat terbentuk setelah pankreatitis dan 25% setelah trauma pankreas. Di dalam kista terkandung cairan pankreas yang kadang bercampur darah atau sisa jaringan nekrotik. Cairan pseudokista ini dapat jernih, tetapi dapat juga berwarna coklat atau coklat kehitaman, terganting isi cairannya. Patogenesis adanya gangguan pada duktus pankreatikus, bisa oleh proses inflamasi yang akut maupun kronik dan trauma. Pada pankreatitis akut, terjadi gangguan pada duktus akibat dari nekrosis pada sebagian sel-sel di pankreas dan kebocoran duktus ( postnecrotic pseudocyst ) ekstravasasi enzim-enzim pankreas termasuk enzim pencernaan dari sel- sel asinusautodigesti pada jaringan pankreasEdema nekrosis pankreas, oklusi pembuluh darah dan respon inflamasi Terkumpulnya sekresi pankreas selanjutnya menyebabkan terjadinya pembentukan dinding (walling-off) oleh jaringan granulasi sehingga terbentuklah suatu kista pankreas tanpa lapisan epitel pada dindingnya yang disebut pseudokista. Pada pasien dengan pankreatitis kronik, terjadi peningkatan tekanan pada duktus pankreatikus akibat dari striktur, batu pada duktus, penumpukan protein dan lain-lain sehingga terjadi ruptur pada duktus. Pada trauma pankreas, pseudokista terjadi disebabkan oleh gangguan pada duktus yang biasanya akibat dari trauma tumpul. Terjadi perlukaan pada duktus biasanya yang berdekatan dengan kolum vertebra sehingga akhirnya terbentuklah pseudokista pada pankreas. Kista non-inflamasi
Kista adenoma serosa
jinak umumnya terjadi pada perempuan usia pertengahan terletak pada bagian corpus dan cauda dari pancreas. Umumnya kista tersebut berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala, dan jarang menyebabkan nyeri perut Kista adenoma musinosa 30% dari kista jenis ini adalah kanker, selebihnya adalah prekanker. Kista ini umumnya terletak pada bagian corpus dan cauda dari pancreas. Intraductal papillary mucinous neoplasm (IPMN) Kista jenis ini sangat besar kemungkinannya untuk menjadi ganas. saat terdiagnosa, 40-50% sudah menjadi kanker. sering terjadi pada laki-laki usia pertengahan. sering terletak pada bagian caput pancreas dan umumnya memproduksi mucus dalam jumlah besar yang dapat dilihat mengalir melalui ampula vater saat dilakukan endoscopic retrograde cholangio- pankreatography (ERCP). dapat menyebabkan nyeri perut, jaundice, dan pancreatitis. Solid pseudopapilarry tumor of the pancreas Kista jenis ini adalah tumor yang jarang umumnya terdapat pada orang asia muda dan perempuan yang berkulit hitam. Kista ini dapat mencapai ukuran yang besar dan menjadi ganas. Prognosisnya baik setelah dilakukan reseksi tumor tersebut. GEJALA KLINIS DAN DIAGNOSIS
Timbulnya gejala tergantung dari ukuran kista
> 2cm umumnya tidak menimbulkan gejala Anamnesis riwayat pankratitis atau trauma pankreas 2 atau 3 minggu sebelumnya. nyeri yang menetap pada daerah pertengahan epigastrium dan menjalar tembus sampai ke punggung, demam, dan sering merasa mual dan muntah. Menurut Crass and Becker, nyeri pada epigastrium dikeluhkan hampir 90% dari penderita. Anoreksia terdapat pada sekitar 20% penderita. Pemeriksaan fisik 50-75 % penderita teraba massa kistik di epigastrium. Massa ini kadang mudah digerakkan atau agak terfiksasi tergantung dari hebatnya radang dan perlengketan pada jaringan sekitarnya. dapat berubah menjadi besar atau mengecil, bergantung pada adanya patensi saluran pankreas. Dapat terjadi pendarahan varises esofagus akibat bendungan pada vena porta oleh pseudokista tersebut. Tekanan pada duktus koledokus dapat menimbulkan ikterus ringan sampai berat tergantung hebatnya tekanan. Pemeriksaan penunjang Darah Rutin: Didapatkan peningkatan kadar amilase serta leukositosis pada sebagian dari penderita pseudokista pankreas. Bilirubin dan LFT meningkat jika cabang duktus biliaris ikut terlibat Analisis cairan kista ; dapat membantu dalam membedakan pseudokista dengan tumor Kadar tumor marker CEA (Carcino Embryogenic Antigen ) dan CEA-125 rendah pada pseudokista dan tinggi pada tumor Viskositas cairan rendah pada pseudokista dan tinggi pada tumor Kadar amilase yang tinggi pada pseudokista dan rendah pada tumor Pemeriksaan sitologi dapat membantu dalam mendiagnosis tumor tetapi hasil sitologi yang negatif tidak menyingkirkan kemungkinan adanya tumor. Pemeriksaan radiografi : Ultrasonografi (USG) Abdomen CT-scan Abdomen Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP) Magnetic Resonance Imaging (MRI) PENANGANAN
Tentukan apakah kista jinak atau ganas
Apakah pasien dengan lesi pada prekanker atau kanker dapat dioperasi Pseudokista memerlukan terapi jika tetap ada setelah 6 minggu/ jika mencapai ukuran yang besar/ menyebabkan gejala obstruksi Pasien dengan kista yang kecil harus dimonitor tiap tahun Pembedahan merupakan pilihan utama mencegah komplikasi infeksi, perdarahan sekunder, ruptur pseudokista atau kista terus membesar Bila kista kecil: Ekstirpasi kista Drainase transfingterik melalui ampula Vater secara endoskopik Bila kista besar: Drainase interna Merupakan pilihan terbaik Sistogastrostomi atau sistoyeyunostomi Drainase eksterna marsupialisasi Pseudokista yang membesar, atau yang ada selama lebih dari 6 minggu, harus diterapi. Kista harus dibiarkan matang Yang paling efektif adalah drainase interna, biasanya melalui sistogastrostomi, tetapi sistojejunotomi, sistoduodenostomi dan pankreatektomi distal merupakan pilihan lain. Drainase eksterna hanya diindikasikan untuk kista tipis yang sangat halus atau kista sejati. Pankreatektomi distal merupakan suatu penatalaksanaan definitif terhadap pseudokista kronis yang terjadi pada kaudal pankreas. Prosedur ini juga dianjurkan untuk dilakukan pada pseudokista yang sebelumnya terjadi trauma dengan syarat korpus dan kaudanya masih normal. Pada prosedur ini cairan kista didrainase bisa secara internal atau eksternal. Drainase eksternal Drainase eksterna paling baik dilakukan pada pasien yang sakit berat atau apabila dinding kista belum cukup matang sehingga tidak bisa dilakukan anastomose ke organ lain. Drainase eksterna dapat berkomplikasi menjadi fistula pankreatikus sehingga perlu dilakukan drainase surgikal. 70-80% fistula yang menutup secara spontan setelah beberapa bulan. Drainase internal Sistojejunostomi yaitu anastomosis kista dengan jejunum yang dilakukan secara Roux-en-Y. memberikan fungsi drainase yang lebih baik dan dianjurkan terhadap kista yang letaknya sulit dicapai. Sistogastrostomi yaitu anastomosis kista dengan dinding posterior gaster, dilakukan pada kista yang terletak di belakang dan melengket pada gaster Sistoduodenostomi yaitu anastomosis kista dengan duodenum. diindikasikan untuk kista yang berada di kaput pankreas dan melengket pada dinding medial duodenum, yang menjadikan lesi ini sulit untuk didrainase menggunakan teknik lain. Drainase perkutaneus (drainase non-surgical) dianjurkan pada pseudokista yang terinfeksi dan pada pseudokista yang ukurannya sangat besar, karena secara teknik, sulit untuk melakukan drainase internal ke dalam organ lain. Dilakukan dengan cara memasukkan kateter ke dalam kista dengan dimonitor oleh CT-scan, USG atau fluoroskopi. memasukkan jarum yang dimonitor oleh imej (image-guided needle) ke dalam pseudokista. suatu selang (guidewire) dimasukkan melalui jarum tadi ke dalam kista dan seterusnya kateter pigtail diameter 7F 12F dimasukkan mengikuti guidewire tadi sampai ke dalam kista. Komplikasi yang bisa terjadi adalah pembentukan fistula pankreatikus eksternal setelah pelepasan kateter, yang mengambil tempat letaknya kateter. TERIMA KASIH