Pancreas adalah organ pada system pencernaan yang memiliki dua fungsi uatam, yaitu : menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormone penting seperti insulin. Pancreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (Sylvia, 2013). Kanker pancreas merupakan tumor ganas yang berasal dari sel-sel yang melapisi saluran pancreas. Sekitas 95% tumor ganas pancreas merupakan adenokarsinoma. Tumor- tumor ini lebidh sering terjadi pada laki-laki dan agak lebih sering menyerang orang kulit hitam. Tumor ini jarang terjadi sebelum usia 50 tahun dan rata-rata oenyakit ini terdiagnisis pada penderita yang berumur 55 tahun (brunner & Suddarth, 2001). B. Etiologi Kanker Pankreas Adapun etiologi dari kanker pancreas yaitu : 1. Factor resiko eksogen Merupakan edoma yang jinak dan adenokarsinoma yang ganas yang berasal dari sel parenkin (asiner atau sel ductal) dan tumor kistik. Yang termasuk factor resiko eksogen adalah makanan tinggi lemak dan kolestrol, pencandu alcohol dan perokok, orang yang suka mengkonsumsi kopi, dan bebebrapa zat karsinogen. 2. Factor resiko endogen Contohnya : penyakit DM, pankreatitis kronik, klasifikasi pancreas penyebaran kanker/ tumor dapat langsung keorgan sekitarnya atau melalui pembuluh darah kelanjar getah bening. Lebih sering kehati, peritoneum dan paru. Tapi agak jarang pada adrenal, lambung, duodenum, limpa. Kanker dicaput pancreas lebih banyak menimbulkan sumbatan pada saluran empedu, disebut tumor akan masuk dan menginfiltrasi duodenum sehingga terjadi perdarahan di di duodenum. Kanker yang letaknya di korpus dan kauda akan lebih sering mengalami metastasis ke hati, bisa juga kelimpa. (Setyono, 2012). C. Klasifikasi Ca Pankreas 1. Tumor pada caput pancreas Tumor ini menyebabkan obtruksi duktus koledokus tempat saluran yang berjalan melewati caput pancreas untuk bersatu dengan duktus pankreatikus dan berjalan pada ampula fater kedalam duodenum obstruksi aliran getah empedu akan menimnulkan gejala ikterusb yaitu faease yang berwarna pekat dan urin yang berwarna gelap. 2. Tumor pulau Langerhans pancreas Pancreas terdiri dari pulau-pulau Langerhans yaitu kumpulan kecil sel-sel yang mengeksresikan produknya langsung kedalam darah dan demikina merupakan bagian dari system endokrin. Paling tidak ada dua tipe tumor sel pulau Langerhans yang telah diketahui yaitu neneksrisikan insulin dan tumor yang tidak meningkatmya seketrsi insulin. 3. Tumor ulseregenik Sebagian tumor pulau Langerhans, berhunbungan dengan hopersekresi asam lambung,, duodenum, dan bahkan jejenum. Hipersekresi tersebut bisa terjadi begitu hebat sehingga sekalipun reksesi parsial lambung dusdah dilakukukan tapi masih tersisah cukup banayk asam yang menimbulkan ulserasi lebih lanjut. Apabila terjadi kecenderungan untuk terjadinya ulkus lambung atau duodenum kemungkinan adanya tumor ulseregenik. D. Tanda dan Gejala Kanker Pankreas Sejumlah tand dan gelaja kanker pancreas tak muncul dlam tahap awal. Tapi setelah tumbuh dan menyebar, nyeri sering berkembang pada nyeri perut bagian bawah dan kadang-kadang menyebar kepunggung. Rasa sakit bis menjaid lebih buruk setelah orang makan atau berbaring. Dan gejala lain yang mungkin muncul antara lain : 1. Berat bdan menurun drastic akibat kehilangan napsu makan 2. Anoreksis dan kembung 3. Diare dengan kandunganlemak dalam fease (steatorthea) 4. Diabetes (pada penderita ini disertai berat badan yang menurun drastis, mual, serta kulit, mata atau selaput lender menguning) 5. Warna urin lebih gelap, biasanya berwarna kehitaman menyurupai warna tanah. 6. Mengalami kelelahan berkepanjangan 7. Terjadi pembekuan darah, gangguan sistenm pencernaaan yamg mengarah pada menurunnyametabilisme tubuh. 8. Depresi berkepanjagan 9. Gangguan pada organ hati atau liver E. Komplikasi Kanker Pankreas Komplikasi yang dapat terjadi adalah : 1. Masalah metabolism Glukosa Tumor dapat mempengaruhi kemampuna pancreas untuk memproduksi insulin sehingga dpat mendorong permaslahan dimetabolisme glukosa termasuk diabetes. 2. Icterus atau Jaundice Terkadang diikuti denga rasa gatal yang hebat. Menguningnya kulit dan bagian putih mata dapat terjadi bila tumor pancreas menyumbat saluran empedu, yaitu semacam pipa tipis yang membawa empedu dari liver ke usus dua belas jari. Warna kuling berasal dari kelebihan bilirubin tersebut mengendap dikulit. 3. Nyeri Tumor pancreas yang besar akan menekan lingkungan sekitar saraf, menimbulakan rasa sakit di punggung atau perut yang terkdang bisa menjadi hebat. 4. Metastasis Metastasis adalah kompliksi paling serius pada kanker atau tumor ganas pankeras. Pancreas dikelilingi oleh sejumlah oragan vital, termasuk juga perut, limpa kecil, liver, paru-paru, dan usus. Karena kanker oankreas jarang terdektesi pada stadium awal, kanker ini sring menyebar keoe=rgan-organ tersebut atau kedekat ujung limpa. F. Pemeriksaan Diagnostik Kanker Pankreas 1. USG USG abdomen merupakan metode survey dan diagnostic kanker pancreas. Yang ditandai dengan sederhana, non invasive, non, radioaktif, dapat multi sumbu pengamat permukaaa, dan lebih jelas lihat struktuk pancreas dengan internal saluran empedu atau tanpa obstruksi dan lokasi obstruksi. Keterbatasan USG adalah bidang pandang kecil yang rentang terhadap perut, gas, usus, dan somatotip. Selain itu, USG juga bergantungan dengan pengalaman dokter yang memeriksa dan peralatan yang digunakan, subjektivitas tertentu. 2. CT Scan CT Scan saat ini menjadi metode alat pemeriksa non invasive, terutama digunkan untuk diagnosis kanker pancreas dan pementasan. Dapat melihat ukuran dan lokasi lesi secara luas, tetapi diagnosis kualitatif tidak akurat, tidak kondusif untu menampilkan hubungan antara tumor dan struktur sekitarnya. CT Scan dapat dengan akurat menentukan apakah sudah ada metastasis pada hati dan kelenjar getah bening. CT Scan menjadi banyak digunakan bebrapa tahun terakhir bidang diagnostic tumor dan sebagai saran untuk menentukan langkah pengobatan, anda dapat akurat menilai sifat dan tingkat lesi stadium tumor ganas, dan pilihan pengobatan dengan nilai yang lebih tinggi. 3. Pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan Resonansi Magnetik Kolangiopankreatografi (MRCP) Bukan sebagai metode pilihan untuk diagnostic kanker pancreas, tetapi ketika pasien alergi dengan kontras ketingkatan CT Scan maka dapat dilakukan pemeriksaan scan MRI, tetapi tidak untuk mendektesi tingkatan stadiumnya, selain itu beberapa lesi sulit untuk dikarakterisasi, berdasarkan pemeriksaan CT Scan dapat digantikan dengan pemeriksaan MRI, untuk melengkapi kekurangan dari gambar CT Scan, MRCP dilakukan untuk menentukan perbandingan tanpa obtruksi bilier dan tempat obstruksi, penyebab obtruktif memiliki keuntungan jelas, dan Endoskopic Retrograde Cholangiopancreatograpy (ERCP), empedu transhepatik saluran pencitraan alat invasive dan lebih aman. G. Penatalaksanaan/Pengobatan Kanker Pankreas 1. Bedah Reksesi “kuratif” Mengangkat / mereksesi komplit tumor massamya. Yang paling sering dilakukan adalh prosedur Whipple. Operasi whipple merupak prosedur dengan mengangkat kepala (kaput) pancreas dan biasanya sekitar 20% pancreas dihilangkan. 2. Bedah Pallatif Untuk membebaskan obstruksi bilier, pemasanagn stant perendoskopik, 3. Kemoterapi Bisa kemotetrapi tunggal atau kombinasi. Kemoterpi tunggla seperti 5-FU, mitomisin-C, Getsetamin, kemoterapi kombinasi yang masih dalam tahap eksprerimental adalah obat kemoterapi dengan kombinasi epidermal growth factor receptor atau vaskuler endothelial growth receptor. Pada karsinoma pancreas yang tleah metastasis memiliki respon buruk terhadap kemoterapi, secara umum kelangsungan hidup setelah diagnosis metastasis kanker pancreas, kurang dari satu tahun. 4. Radioterapi Bisanya di kombinasikan dengan kemoterapi tungkai 5-FU (5-Flourouracil). 5. Terapi sistomatik Lebih ditujukkan intuk meredakkkan rasa nyeri (obat analsegik) dari golongan aspirin”penghambat COX-1 maupun XCO-2 obat golongan opioid. Tindakan bedah yang biasanya dilakukan cukup luas jikan ingin menagngkat tumor terlokalisir yang masih dapat direksi. Namun demikian, terapi bedah yanitu definisitive (eksisi total lesi). Tidak dapat dilakukan karena pertumbuhan yang sudah begitu luas. Tindakan bedah tersebut sering terbatas pada tindakan paliatif. Meskipun tumor pancreas mungkin resisten terhadap terapi radiasi standar, pasien dapat diterapi dengan tadioterapi dan kemoterapi (Flourourasil 5-FU), jika pasien menjalani pembedahan terapi radiasi intoperatif (IORT/ Intraoperatif Radiotion Theraphy) dapat dilakukan untuk memberikan radiasi dosis tinggi pada jaringan lain serta dapat mengurangi nyeri pada terapi radiasi tersebut. (Brunner & Suddarth, 2002) H. Patofiologi Pada umumnya tumor meluas ke retroperitoneal ke belakang pankeras, melapisi dan melekat pada pembuluh darah. Secara mikroskopik terdapat infiltasi dijaringa lemak peripankreas, saluran limfe, dan perineural. Pada stadium lanjut, kanker kapt pancreas sering bermetastasis ke duodenum, lambung, peritoneum, hati dan kandung empedu. Kanker pancreas pada bagian badan dan ekor pancreas dapat metastasis ke hati, peritoneum, limpa, lambung dan kelenjar adrenal kiri. Karsinoma di kaput pancreas sering menimbulkan sumbatan pada saluran empedeu sehingga terjadi kolestatis ekstra-hepatal. Disamping itu akan mendesak dan menginfiltasi duodenum, sehingga dapat menimbulkan peradangan didoudenum. Karsinoma yang letaknya dikospus dan kaudal, lebih sering mengalami metastasis kehati dan limpa. Konsumsi alcohol, infeksi bakteri/ virus akan serta fakto-faktor yang berisiko mengakibatkan edema pada pancreas (terutama daerah ampula vater). Edema pada ampulla akan berakibat aliran balik getah empedu dari duktus koledokus ke dalam duktus pankreatikus. Dengan demikian didalam pancreas akan terjadi peningkatan kadar enzim yang mengakibatkan peradangan pada pancreas. Proses peradangan ini kalau ditumpangi mikroorganisme maka akan berakibat terbawanya toksik kedalam darah yang merangsang hipotalamus untuk meningkatkan amabang suhu tubuh (muncul panas). Adanya refluks enzim akan meningkatkan volume enzim dan distensi pada pancreas yang meranfsang reseptor nyeri yang dpat dilalarkan kedaerah abdomen dan punggung. Kondisi ini memunculkan adanya keluhan nyeri hebat pada abdomen yang menjalar sampai punggung. Distensi pada pancreas yang melampaui beban akan berdampak pada penenkanan dinding duktus dan pancreas serta menbuluh darah pancreas. Pembuluh darah dapat mengalami cidera bahkan sampai rusak sehingga darah dapat keluar dan menumpuk pada pancreas atau jaringan sekitar yang berakibat pada ekimosis pinggang dan umbilicus. Kerusakan yang terjadi pada pancreas secara sistemik dapat meningkatkan respin asam lambung sehingga saalh satu pertahanan untuk menguragi tingkat kerusakan. Akan tetapi kelebihan ini justru akan merangsang respin gaster untuk meningkatkan ritmik kontraksinya yang dapat meningkatkan rasa mual dan muntah. Mual akan berdampak pada penurunan intake cairan sedangkan muntah akan berdampak peningkatan pengeluaran cairan tubuh. Dua kondisi ini menurunkan volume dan komposisi cairan tubuh yang secara otomatis akan menurunkan volume darah. Penuruna volume darah ini lah secara klinis akan berakibat hipotensi pada penderita. Penurunan volume darah berkontibusi pada penurunan pengikatan oksigen dan penyediaan nutrisi bagi sel sehingga terjadi penurunan perfusi sel termasuk otak. Kondisi seperti inilah yang dapat menimbulkan agitasi pada penderita. Ditambah lagi mual akan menurunkan komposisi kalsium darah yang berdampak pada penurunan eksitasi system persarafan. (sujoni Riyadi, 2013). I. Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri berhubungan dengan obtruksi pancreas 2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksi, gangguan sekresi insulin, mual, diare, keletihan 3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan obtruksi saluran cerna 4. Kurang pengetahuan berhungan dengan salah interprestasi penyakit atau ketidaktahuan tentang penyakit tersebut. 5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan 6. Gangguan pola napas berhubungan dengan distensi diafragma.