Anda di halaman 1dari 6

REFLEKSI TINDAKAN “NEBULIZER”

RUANG PERAWATAN SANDEQ (KELAS 1)


RSP UNIVERSITAS HASANUDDIN
TAHUN 2019

Oleh :

KHOIRUL ANAM, S.Kep


R014191013

Mengetahui:

Preseptor Klinik Preseptor Institusi

Nurlinda Chaerul Cora, S.Kep., Ns Dr. Takdir Tahir, S.Kep., Ns., M.Kes

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN DASAR


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2019
NEBULIZER

Nama Mahasiswa : Khoirul Anam

NIM : R014191013

1. Tindakan Keperawatan yang dilakukan: Nebulizer


Nebulizer adalah Proses memencarkan obat cair menjadi partikel-partikel
mikroskopik (aerosol) dan memasukkannya ke dalam paru-paru ketika pasien melakukan
inspirasi (Jacob, Rekha & Tarachnand (2014).

Nama Klien : Tn. A


Diagnosa Medis : Community Acquired Pneumonia (CAP) + Efusi Pleura
Tanggal dilakukan : 01 Agustus 2019, Pukul 15.00
Ruangan : Sandeq (kelas 1) 401 B

2. Kondisi pasien

DS : DO :
 Pasien mengatakan masih batuk  Terdengar suara ronchi dikedua
berdahak, kadang sesak apeks lapang paru
 TD : 90/60 mmHg
 N : 86 kali/menit
 P : 20 kali/menit
 S : 36,8 o C

3. Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan penumpukan secret.
4. Tujuan tindakan
a. Untuk memberikan obat secara langsung ke saluran pernapasan guna mengeluarkan
secret
b. Mengurangi kesulitan mengeluarkan secret yang kental dan lengket
c. Meringankan sesak napas

5. Prinsip dan rasional tindakan


Presedur dalam melakukan terapi nebulizer menurut Jacob, Rekha & Tarachnand
(2014) yaitu :
No Tindakan Keperawatan Rasionalisasi
1 Identifikasi pasien, periksa instruksi dokter dan Memastikan prosedur yang benar
rencana asuhan keperawatan dilakukan pada pasien yang tepat
2 Pantau nadi sebelum dan sesudah terapi pada Bronkodilator dapat menyebabkan
pasien yang memakai obat-obat bronkodilator takikardia, palpitasi, pusing, mual
atau gugup
3 Jelaskan prosedurnya pada pasien. Terapi ini Penjelasan prosedur secara benar
bergantung pada usaha pasien akan mendapatkan kerjasama pasien
dan efektivitas terapi
4 Posisikan pasien pada posisi duduk yang Gerakan berulang diafragma dan
nyaman atau posisi semi fowler pengembangan paru-paru lebih besar
pada posisi ini. Hal ini memastikan
distribusi dan penumpukan partikel-
partikel aerosol secara maksimal ke
dasar paru
5 Tambahkan obat dan NaCl atau air steril sesuai Partikel-partikel aerosol
dosis yang diresepkan ke dalam nebuliser. memungkinkan penetrasi ke dalam
Sambungkan selang ke kompresor. Akan cabang-cabang trakeobronkial
terlihat uap halus keluar dari alat.
6 Pasang sungkup pada wajah pasien untuk Hal ini menyebabkan pemencaran
menutupi mulut dan hidungnya serta obat yang optimal
instruksikan pasien untuk menarik napas dalam
dan perlahan, tahan napas kemudian
hembuskan napas beberapa kali.
7 Amati pengembangan dada untuk memastikan Hal ini akan memastikan obat masuk
pasien menarik napas dalam. sampai melebihi kedalaman
orofaring
8 Instruksikan pasien untuk bernapas perlahan Obat-obatan biasanya akan
dan dalam sampai semua obatnya habis dinebulizer dalam 15 menit
dinebulizer
9 Setelah selesai terapi, anjurkan pasien untuk Obat-obatan tadi akan melebarkan
batuk setelah beberapa tarikan napas dalam. jalan napas sehingga memudahkan
pengeluaran secret
10 Amati pasien apakah ada efek samping akibat Pasien dapat mengalami
terapi tadi atau tidak. bronkospasme karena inhalasi
aerosol. Cairan yang digunakan
dapat pula menyebabkan sekret
menjadi kering dan tertahan di
saluran napas sehingga
menyempitkan jalan napas.
11 Catat obat-obat yang digunakan dan jelaskan
sekret yang dikeluarkan.
12 Bongkar dan bersihkan nebuliser setiap selesai Pembersihan, sterilisasi, dan
digunakan. Simpan alat di kamar pasien. penyimpanan alat yang benar akan
Selang diganti setiap 24 jam. mencegah mikro-organisme
memasuki paru-paru
13 Cuci tangan

6. Refleksi tindakan yang dilakukan

Prinsip yang seharusnya dilakukan pada saat melakukan nebulizer dalam teori
dijelaskan bahwa sebelum dan sesudah melakukan terapi nebulizer yang memakai obat-
obat bronkodilator seharusnya melakukan pemantauan denyut jantung, Namun pada
kenyataannya jarang perawat melakukan hal tersebut. Pemantauan denyut jantung
seharusnya dilakukan terutama jika menggunakan obat bronkodilator karena obat
tersebut memiliki efek samping ke jantung seperti takikardia, palpitasi, pusing, mual atau
gugup. Selain memantau denyut jantung, perawat seharusnya dalam proses melakukan
nebulizer berada di samping pasien sampai proses nebulizer selesai guna melihat respon
yang dialami pasien selama di nebulizer. Setelah selesai nebulizer instruksikan pasien
agar melakukan batuk efektif untuk membantu dalam pengeluaran secret. Nebulizer
sangat baik diberikan pada pasien yang mengalami brokospasme, karena nebulizer
menyebabkan terjadinya bronkodilatasi (pelebaran) karena otot bronkus (saluran
pernafasan) mengalami relaksasi (pengenduran syaraf). dan efeknya yang minimal pada
sistem kardiovaskular (penyakit jantung akibat tekanan darah tinggi).

Namun nebulizer dapat pula mengakibatkan alergi seperti gatal, sakit


tenggorokan, demam, arthralgia (nyeri pada satu atau lebih sendi), pucat, atau tanda-
tanda lainnya. Tindakan ini juga bisa menyebabkan bronkospasme (penyempitan pada
dinding saluran pernafasan) paradoks yang bisa mengancam nyawa. Menurut penulis
tindakan ini sangat menarik dijadikan refleksi karena nebulizer adalah terapi yang sangat
efektif untuk mengatasi bronkospasme namun efek samping dari nebulizer juga sangat
berbahaya. penulis berpendapat untuk melakukan tindakan nebulizer harus diobservasi
dengan ketat (didampingi sampai nebulizer selesai dilakukan).
DAFTAR PUSTAKA

Jacob, A, Rekha, R., Tarachnand, J. S. (2014). Buku Ajar Clinical Nursing Procedure.
Tangerang Selatan: Binarupa Aksara

Anda mungkin juga menyukai