Oleh :
Mengetahui:
Nurlinda Chaerul Cora, S.Kep., Ns Dr. Takdir Tahir, S.Kep., Ns., M.Kes
NIM : R014191013
2. Kondisi pasien
DS : DO :
Pasien mengatakan masih batuk Terdengar suara ronchi dikedua
berdahak, kadang sesak apeks lapang paru
TD : 90/60 mmHg
N : 86 kali/menit
P : 20 kali/menit
S : 36,8 o C
3. Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan penumpukan secret.
4. Tujuan tindakan
a. Untuk memberikan obat secara langsung ke saluran pernapasan guna mengeluarkan
secret
b. Mengurangi kesulitan mengeluarkan secret yang kental dan lengket
c. Meringankan sesak napas
Prinsip yang seharusnya dilakukan pada saat melakukan nebulizer dalam teori
dijelaskan bahwa sebelum dan sesudah melakukan terapi nebulizer yang memakai obat-
obat bronkodilator seharusnya melakukan pemantauan denyut jantung, Namun pada
kenyataannya jarang perawat melakukan hal tersebut. Pemantauan denyut jantung
seharusnya dilakukan terutama jika menggunakan obat bronkodilator karena obat
tersebut memiliki efek samping ke jantung seperti takikardia, palpitasi, pusing, mual atau
gugup. Selain memantau denyut jantung, perawat seharusnya dalam proses melakukan
nebulizer berada di samping pasien sampai proses nebulizer selesai guna melihat respon
yang dialami pasien selama di nebulizer. Setelah selesai nebulizer instruksikan pasien
agar melakukan batuk efektif untuk membantu dalam pengeluaran secret. Nebulizer
sangat baik diberikan pada pasien yang mengalami brokospasme, karena nebulizer
menyebabkan terjadinya bronkodilatasi (pelebaran) karena otot bronkus (saluran
pernafasan) mengalami relaksasi (pengenduran syaraf). dan efeknya yang minimal pada
sistem kardiovaskular (penyakit jantung akibat tekanan darah tinggi).
Jacob, A, Rekha, R., Tarachnand, J. S. (2014). Buku Ajar Clinical Nursing Procedure.
Tangerang Selatan: Binarupa Aksara