Anda di halaman 1dari 29

Teratoma ovarii

IDENTITAS

Nama : An. R
Usia : 11 Tahun
Status perkawinan : Belum menikah
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Jl. Sungai tiram flat 2 no. 26
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Tanggal Masuk : 28 Agustus 2022
ANAMNESIS

Aloanamnesis , Tanggal 29 Agustus 2022, Jam 14.15 WIB

KU : Nyeri perut kanan bawah

RPS : Os datang ke RSUD Koja mengeluh nyeri perut kanan bawah sejak 6 hari SMRS, disertai
demam naik turun yang muncul pada malam hari. Selain itu pasien juga mengalami penurunan
nafsu makan. Mual (-), muntah (-) BAB dan BAK dalam batas normal.

RPD : Dispepsia/ Maag


ANAMNESIS SISTEM
Kulit : terdapat edema dan hematom dibagian medial lengan kiri (di atas fossa cubiti)
Kepala : tidak pusing, tidak ada trauma
Mata : tidak ada gangguan penglihatan, tidak ada nyeri
Telinga : tidak ada keluhan
Hidung : tidak ada nyeri, epistaksis, gangguan penciuman
Mulut : bibir kering (-), gusi tidak ada kebiruan, tidak ada sariawan
Tenggorokan : tidak ada nyeri tenggorokan, tidak ada perubahan suara
Leher : Tidak terdapat benjolan, Nyeri (-)
Dada : Nyeri (-), suara nafas tambahan (-)
Abdomen : Mual (-), Muntah (-), Nyeri perut kanan bawah (+)
Ekstremitas : Bengkak (-), Nyeri (-)
Saluran kemih & Saraf dan otot : -
PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal 29 Agustus 2022, jam 13.15 WIB
Berat badan : 46 Kg
Tinggi badan : 150 cm
Keadaan gizi : Normal
KU : Tampak sakit sedang
Kesadaran : CM
TD : 106/77 mmHg
N adi : 89 x/menit
Suhu : 36,2°C
RR : 20 x/menit
Kulit : Sawo matang, tidak terdapat lesi primer maupun sekunder
Kepala : Normocephali
Mata : Konjungtiva tidak anemis dan sklera tidak ikterik
KGB : Tidak ada pembesaran pada submandibula, supraklavikula
Telinga dan mulut : tidak dilakukan
Leher : Kelenjar getah bening dan tiroid tidak teraba membesar
Dada : Bentuk simetris kanan dan kiri
Jantung-Paru-pembuluh darah : Tidak dilakukan
• Perut : Nyeri tekan pada epigastric dan hipokondria
dextra
Ekstremitas atas dan bawah : Tidak dilakukan
LABORATORIUM

• Haemoglobin 13.3 12,0-16,0


• Jumlah Leukosit 22.94 g/dL 4.00 – 10.50
• Hematokrit 41.3% 37.0 – 47.0
• Trombosit 387 103/ uL 182 – 369
• Eritrosit 4,98 juta/uL 4.20 – 5.40
• MCV 83 fL 78 – 100
• MCH 27 pg 27 – 31
• MCHC 32 g/dL 32 – 36
• RDW-CV 11.6 % 11.5 – 14.0
Hitung Jenis
• Basofil 0.2 % 0.1 – 1.2
• Eosinofil 0.7 % 0.7 – 5.8
• Neutrofil 79.8 % 34.0 – 71.1
• Limfosit 13.3 % 19.3 – 51.7
• Monosit 6.0 % 4.7 – 12.5

NLR & ALC


• NLR 6.00
• ALC 3051 / uL
• Hemostasis
• PT 11.8 detik 9.9 – 11.8
• APTT 34.0 detik 31.0 – 47.0 Serologi
• CRP Kuantitatif 11.04 mg/dL <0.50
Elektrolit
• Na 134 mEq/L 135-147
• K 4.10 mEq/L 3.5-5.0
• Cl 99 mEq/L 96-108
• Ureum 12.8 mg/dL 16.6-48.5
• Kreatinin 0.48 mg/dL 0.15-0.95

USG
Hepar : Ukuran normal, ekogenitas parenkim normal, tidak
tampak lesi, sudut tajam.
• Gallbladder : Ukuran normal, dinding tidak melebar, tidak
tampak batu
• Duktus billiaris intra/ekstra hepatal tidak melebar
• Pankreas : Ukuran normal, tidak tampak klasifikasi
• Aorta : tidak tampak pembesaran limfonodi para aorta
• Lien : ukuran normal, parenkim normal, tidak tampak lesi,
sudut tajam
• Ginjal kanan : ukuran normal, ekogenitas parenkim normal,
tidak tampak batu/ lesi
• Ginjal kiri : ukuran normal, ekogenitas parenkim normal,
tidak tampak batu/ lesi
• Vesika urinaria : terisi cairan, dinding tidak menebal, regular,
tidak tampak batu/massa
• Tampak lesi hipo-hiperekoik ukuran 6,77x3,76x5,88 cm batas
cukup tegas, berada dianterior uterus dan vesika urinaria
• Kesan : Lesi inhomogen ukuran 6,77X3,76X5,88 cm berada
dianterior uterus dan vesika urinaria sugestif teratoma ovari
kanan.
• Tidak tervisualisasi appendik
• Sonografi hepar, gallbladder, pancreas, aorta, lien, ginjal
kanan-kiri, vesika urinaria normal.
RESUME
• Pasien seorang perempuan berusia 11 tahun dibawa ke RSUD koja karena
mengeluh nyeri perut kanan bawah dan nafsu makan menurun.
• PF : Nyeri tekan pada epigastric dan lumbar dextra
• Lab : Leukosit 22.94, trombosit 387, neutrofil 79.8, limfosit 13.3, natrium 134,
ureum 12.8 dan CRP kuantitatif 11.04
DIAGNOSIS PROGNOSIS
DX

Teratoma ovari dextra


• Quo ad Vitam : Dubia ad bonam
DD

Appendicitis akut
• Quo ad Functionam : Dubia ad bonam
Abses tuboovarium • Quo ad Sanactionam :Dubia ad bonam

RENCANA DIAGNOSIS : CT Scan

PENATALAKSANAAN :

Paracetamol drip 500 mg

Injeksi ranitidi 50 mg

Asering 500 cc/ 24jam

Laparoskopi
TINJAUAN PUSTAKA
• Teratoma ovarium merupakan tumor sel germinal yang berasal dari sel-sel germinal yolk sac
fetus. Tumor ini dapat ditemukan pada gonad dan ekstragonad. Menurut klasifikasi WHO
teratoma ovarium dibagi atas tiga kelompok: teratoma imatur, matur, dan monodermal. Di
antara ketiga jenis teratoma ovarium ini, kista dermoid mempunyai insiden tertinggi (26%-
44%) dari semua tumor ovarium.
TERATOMA IMATUR

• Tumor ini tersusun oleh campuran jaringan embrional dan matur yang berasal dari ketiga
lapisan germinal. Insiden tumor ini hanya kira-kira 2% dari teratoma ovarium, dan sekitar 10-
20% dari kanker ovarium. Sering terjadi pada usia 10-20 tahun.
TERATOMA MATUR (BENIGN)
• Kelompok penyakit ini menunjukkan diferensiasi akhir sel punca multipotensial dari garis sel
germinal menjadi jaringan matur pada orang dewasa, kadang-kadang dengan suatu karakter
organoid. Hampir semua tumor dalam kelompok ini berbentuk kistik (kista dermoid, mature
cystic teratoma).

• Teratoma matur merupakan salah satu dari tumor-tumor ovarium yang sering, kira-kira 15-
53,5% dari seluruh neoplasma ovarium.
TERATOMA MONODERMAL (MONOPHYLETIC )

• Jenis ini dapat berbentuk jinak atau ganas. Bentuk yang paling sering adalah struma ovarium,
kemudian yang lebih jarang adalah tumor karsinoid dan neuroectodermal.

A
EPIDEMIOLOGI
• Teratoma ovarium mencapai 15% dari semua tumor ovarium

• teratoma ditetemukan bilateral pada 8-14% kasus

• Terhitung lebih dari 95% dari semua teratoma ovarium


ETIOLOGI

• Diduga teratoma ovarium matur kistik merupakan kelainan genetik. Penyakit ini
berhubungan dengan imprinting paternal, dimana gen paternal monoalel tidak
terekspresi dan sebaliknya semua gen maternal terekpresikan
MANIFESTASI KLINIS

• Ditandai oleh massa di perut atau panggul yang dapat dipalpasi, distensi perut, dan sering
disertai nyeri. Peningkatan serum alpha fetoprotein (AFP) sering ada pada tingkat rendah,
sedangkan pada tingkat tinggi mencurigakan suatu komponen yolk sac tumor (mixed germ
cell tumor). Peningkatan serum human chorionic gonadotropin (HCG) kadang-kadang
dihubungkan dengan pseudoprekok seksual.
PATOFISIOLOGI

• Muncul dari sel totipotensial, tumor ini biasanya berbentuk garis tengah atau paraksial. Sel berdiferensiasi
di sepanjang germ lines, yang pada dasarnya merekapitulasi jaringan mana pun di tubuh, termasuk rambut,
gigi, lemak, kulit, otot, dan jaringan endokrin. Muncul dari sel totipotensial, tumor ini biasanya berbentuk
garis tengah atau paraksial. Sel berdiferensiasi di sepanjang germ lines, yang pada dasarnya merekapitulasi
jaringan mana pun di tubuh, termasuk rambut, gigi, lemak, kulit, otot, dan jaringan endokrin.
PE M E RI K S A A N D AN D I AG N O SI S

• Teraba masa pada perut

• ditemukan distensi abdomen.

• Ada-tidak nyeri saat perabaan.


PE M E RI K S A A N RADI O L O G I S

USG
• Masa echogenic difus atau parsial dengan posterior sound attenuation karena bahan sebasea dan rambut di
dalam rongga kista
• Mural hyperechoic nodul rokitansky
• Komponen echogenic akibat kalsifikasi atau gigi
• Beberapa pita tipis echogenic yang disebabkan oleh rambut di rongga kista. Jika dilakukan USG Doppler,
tidak ditemukan vaskularisasi internal
MANIFESTASI KLINIS

CT Scan

• Pada umumnya, gambar CT scan teratoma ovarium akan menampilkan area lemak, fat-fluid
level, kalsifikasi, protuberansia Rokitansky

• Komponen padat yang menonjol yang mengandung kalsifikasi dan fokus kecil lemak
merupakan gambaran sugestif teratoma imatur.
DIAGNOSIS BANDING

Abses Tuboovarium
• Abses tuboovarium adalah massa pada tuba atau ovarium yang dipenuhi dengan pus.
nyeri adneksa, demam, duh vagina, dan massa.
• Abses ovarium tuba kiri kompleks dengan septa yang menebal dan beberapa kantong cairan
Apendisitis

• Nyeri dirasakan mulai dari daerah periumbilikal atau epigastrium menjalar ke kuadran abdomen
kanan bawah dan dapat disertai tanpa atau dengan demam.

• appendiks akan terlihat sebagai blind ending tubular structure, non compressible dan tanpa
peristaltik, diameter appendiks lebih 6 mm, adanya intraluminal fluid, dan appendicolith
TATALAKSANA
• Laparoskopi adalah metode pilihan untuk penatalaksanaan teratoma ovarium karena memiliki risiko
kehilangan darah
• laparoskopi sendiri memiliki waktu operasi yang lebih lama, risiko tumpahnya isi kista lebih besar,
dan angka kekambuhan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan laparotomi
PROGNOSIS
• Prognosis teratoma ovarium dan angka harapan hidup bergantung pada jenis teratoma, serta
stadium dan derajatnya, Namun Teratoma ovarium umumnya bersifat jinak.
KESIMPULAN
• Teratoma ovarium dibagi atas tiga kelompok yaitu teratoma imatur, matur, dan monodermal. Di
antara ketiga jenis teratoma ovarium ini, kista dermoid mempunyai insiden tertinggi (26%-
44%) dari semua tumor ovarium. Berbagai pemeriksaan penunjang dapat dilakukan untuk
mendiagnosis teratoma ovarium, mencakup USG dan CT-scan. Laparoskopi adalah metode
pilihan untuk penatalaksanaan teratoma ovarium Laparoskopi adalah metode pilihan untuk
penatalaksanaan teratoma ovarium. Prognosis teratoma ovarium dan angka harapan hidup
bergantung pada jenis teratoma.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai