Anda di halaman 1dari 30

REFERAT

“Ileus”
Oleh :
Samuel Widodo 1215181
Rheza Ferdiansyah 1215156
Dalia Novianti S P 1215111
Maria K Kanina A 1215090
Hany Anneke 1215213

Pembimbing :
dr. Selonan Susang Obeng, Sp.B-KBD., FinaCS
Identitas Umum
• Nama : Ny. Sri Lulus Martiani
• Usia : 36 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Status Marital : Menikah
• Agama : Islam
• Alamat : Nangkerok Kp. RT 1 RW 1 kel.
Panyocokan Kec Ciwidey Kota Bandung
• No RM : 01.335.462
• DPJP : dr. Selonan Susang Obeng, Sp.B-KBD,
FInaCS
• RUANGAN : Elizabeth 8-3
• TANGGAL MASUK : 2 Agustus 2017
Anamnesis
• 2 Agustus 2017
Pasien datang dengan keluhan utama nyeri perut
sejak 8 jam sebelum masuk rumah sakit. Nyeri
dirasakan mendadak pada seluruh bagian perut dan
terus menerus, nyeri seperti diperas, menjalar
sampai ke uluhati. Keluhan disertai rasa mual dan
muntah sebanyak kurang lebih 20x sejak 4 jam
sebelum masuk rumah sakit. Perut dirasakan
semakin kembung dan pasien menjadi tidak dapat
kentut dan BAB.
Riwayat
• Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien memiliki riwayat operasi
usus buntu pada tahun 2006
• Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada yang menderita keluhan
serupa.
• Riwayat Kebiasaan : Menahan BAB (-), merokok (-)
• Usaha Berobat : belum berobat untuk penyakit ini.
• Riwayat Alergi : Tidak ada
• Kelainan darah : Tidak ada
Pemeriksaan Fisik (7 Agustus 2017)
• Keadaan Umum :
• Kesan : sakit sedang
• Kesadaran : GCS 15 (E4 V5 M6 )
• TB/BB : 152cm/ 52kg
• BMI : 22.51 kg/m2
• TTV
• TD : 120/80 mmHg
• N : 82 kali/menit, Reguler, Equal, Isi Cukup
• R : 20x / menit
• S : 36,5°C
• SpO2 : 98%
• Kepala
• Mata : konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik
• Leher : KGB tidak teraba membesar
• Thorax
• Pulmo : Simetris, sonor, VBS +/+ , Rhonkie -/-, Wheezing -/-
• Cor : BJ S1,S2, murni, reguler
• Abdomen
• Inspeksi : Cembung
• Palpasi : nyeri tekan pada pinggang sampai
selangkangan
• Perkusi : Timpani
• Auskultasi : Bising Usus + normal
• Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2’’, oedem -/-,
ikterik –
• Rectal Toucher : tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan Penunjang
3 Agustus 2017
• Hematologi rutin:
• HB : 12.8 g/dL
• HT : 40 %
• Leukosit : 9.430/mm3
• Trombosit : 279.000/mm3
• Eritrosit : 4.4 juta/mm3
• Nilai- nilai MC
• MCV : 91 fL
• MCH : 29 pg/mL
• MCHC : 32 g/dL
• Hitung Jenis
• Basofil : 1.2 %
• Eosinofil : 0.2 %
• Netrofil batang : 0.0 %
• Neutrofil Segmen : 74.7 %
• Limfosit : 19.6 %
• Monosit : 4.3 %
• Kimia Klinik
• Natrium (Na) : 140 mEq/L
• Kalium (K) : 4.1 mEq/L
• Glukosa Darah Sewaktu : 106 mg/Dl
• AST/SGOT : 25 U/L
• ALT/SGPT : 61 U/L
• Protein total : 7.7 g/dL
• Albumin : 3.9 g/dL
• Globulin : 3.8 g/Dl
• Kreatinin : 0.74 mg/Dl
• eGFR : 104.22 mi/min/1.73m2
• Ureum : 11.8 mg/dL

• Faal Hemostasis
• Protombin time : 13.0 detik
• INR :1
• APTT : 33.1 detik
Foto thorax
• Thorax: Cor tidak
membesar. Sinus dan
diaftragma normal. Pulmo
hili kasar. Tampak
perbercakan lunak dan
garis serta noda keras di
lapang atas paru kanan
• Kesan: Tak tampak
pembesaran jantung, TB
paru masih aktif, klinis
dan lab?
Foto BNO Tegak
• BNO tegak: distribusi udara
dalam usus agak bertambah
dan tampak dengan
gambaran coil spring
diabdomen tengah serta
gambaran stepp ladder dan
air fluid level. Tak tampak
free air di subdiafragma. Tak
tampak fraktur pada
vertebra lumbalis
• Kesan: paralitik lokal di
abdomen tengah dan
curiga subileus paralitik ec?
Peritonitis? Tak tampak
pneumoperitoneum
Histopatologi
• Makroskopis: 4 buah jaringan kuning lemak diameter
1-5 cm pada lemellasi lemak sebagian keras kuning
seperti tulang
• Mikroskopik: sediaan terdiri dari jaringan ikat lemak
sedikit vascular dengan beberapa kelenjar getah bening
menunjukan gambaran hyperplasia reaktif, disertai
sisa-sisa tuberkel yang mengalami perkijuan, hyalinisasi
dan kalsifikasi. Tidak ada tanda ganas
• Kesimpulan: gambaran histopatologis lebih menunjang
“Tuberculosa intraabdomen”
• Catatan: bagaimana klinis? (LED dan bakteriologis atau
serologis?)
Terapi IGD
• Infus RA 1500 cc/24 jam
• Pranza 40 mg IV
• Tramadol 50 mg
• Narfoz 8 mg IV
• Cek paket B, Na,K,GDS
• Pasang NGT dan diuresis
• Opname
• Lapor
Terapi yang di berikan:
• Futrolit 1500cc/24 jam
• Tomit 3x1 amp IV
• Tramol 110mg+ Torasil 30mg  drip di OK
• Lefobactam 3x/hari 1gr IV  di OK
• Sanmol prn IV
Anamnesis
7 Agustus 2017
• Hari ini dibekas operasi terutama saat batuk,
pasien sudah bisa berjalan ke WC sendiri dan
sudah dapat BAB semalam, agak cair. Balutan
perban diganti kemarin, luka bekas jahitan kering,
tidak ada rasa gatal disekitar bekas jahitan.
• Selang NGT, rectal tube, dan kateter sudah
dilepas tanggal 5 Agustus 2017
• Sampai hari ini, pasien hanya mengkonsumsi susu
Diagnosis Kerja
• Volvulus ileum proximal e.c. adhesion +
lymphadenopathy mesenterical
Tindakan Operasi
• Diagnosis pra operasi : Ileus Mekanik letak tinggi ec.
Adhesion intestinal post laparotomy
• Diagnosis pasca operasi: Volvulus ileum proximal e.c.
adhesion + lymphadenopathy mesenterical
• Indikasi operasi : Usus tersumbat total
• Tindakan operatif : Laparotomy detorsi, adhesiolysis
ileum proximal, biopsi nodul mesenterium
• Tujuan operasi : cari dan atasi penyebab sumbatan
dengan cara pembedahan tersebut
• Teknik operasi : buka dan eksplorasi rongga perut,
bebaskan perlengketan usus, potong_sambung usus/
buat jalan BAB di perut (stoma)
Laporan Operasi
• Ditemukan sumbatan setinggi ileum proximal di
volvulus ileum proximal oleh adhesion. Usus
masih viable
• Nodul-nodul mesenterica multiple ½ - 1 cm.
nodul keras/padat appendix NEG/post apendicitis
• Lien tidak ada nodul. Pankreas teraba lunak.
• Dilakukan: detorsi dan adhesiolysis ileum
proximal dekompresi tertutup ileus halus ke
distal. Biopsi nodul mesentericum.
• Kehilangan darah ± 30-50 mL
Resume
• Seorang perempuan 36 tahun datang ke IGD RSI mengeluh
nyeri perut sejak 8 jam sebelum masuk rumah sakit. Nyeri
dirasakan mendadak pada seluruh bagian perut dan terus
menerus. Keluhan disertai rasa mual dan muntah sebanyak
kurang lebih 20x sejak 4 jam sebelum masuk rumah sakit.
Perut dirasakan semakin kembung dan pasien menjadi
tidak dapat kentut dan BAB. Memiliki riwayat operasi usus
buntu pada tahun 2006
• . Pada pemeriksaan foto BNO di temukan adanya gambaran
BNO tegak didapatkan coil spring +, air fluid level +, step
ladder +. yang memberikan kesan gambaran ileus. Pasien
diterapi operatif tanggl 3/8/2017 kemudian tampak
perbaikan keadaan umum pasien.
ILEUS OBSTRUKTIF
Ileus
• Ileus
Ileus adalah keadaan dimana pergerakan usus
normal terganggu.
• Ileus Obstruktif
Ileus yg terjadi akibat gangguan mekanis,
berupa obstruksi/sumbatan pd usus
Disebut juga Ileus Mekanik
Merupakan jenis ileus terbanyak
Klasifikasi
• Berdasarkan penyebabnya ileus dibedakan
menjadi tiga kelompok :
– Lesi intraluminal (fekalit, benda asing, batu empedu)
– Lesi intramural (malignansi, inflamasi)
– Lesi ekstramural (adhesi, hernia, volvulus, atau
intususepsi)
• Berdasarkan lokasi dibagi 2:
– Letak tinggi : bila sumbatan mengenai usus halus
(duodenum-ileum terminal)
– Letak rendah : bila sumbatan mengenai usus
besar (colon-anus)
Etiologi
• Blokade intralumen (obturasi)
• Intramural atau lesi intrinsik dari dinding usus
• Kompresi lumen atau konstriksi akibat lesi
ekstrinsik dari intestinal
Tabel 2.1. : Beberapa Penyebab Obstruksi Mekanik dari Intestinal

Obturasi Intraluminal Lesi Ekstrinsik Lesi Intrinsik


Benda Asing Adhesi Kongenital
- Iatrogenik Benda Asing - Atresia, stenosis, dan
- Tertelan Hernia webs
- Batu Empedu - Eksternal - Divertikulum Meckel
- Cacing - Internal
Intususepsi Massa Inflamasi
Pengaruh Cairan - Anomali organ atau - Divertikulitis
- Barium pembuluh darah - Drug-induced
- Feses - Organomegali - Infeksi
- Meconium - Akumulasi Cairan - Coli ulcer
- Neoplasma Neoplasma
Post Operatif
Volvulus - Tumor Jinak
- Karsinoma
- Karsinoid
- Limpoma
- Sarcoma
Trauma
Patofisiologi
Obstruksi/sumbatan pd usus

Makanan tertumpuk di lumen usus

Tekanan intraluminal me↑

Tekanan terhadap dinding usus semakin me↑
↓ ↓
Obstruksi vasa limfatika & vena2 Obstruksi Arteri
pd dinding usus pd dinding usus
↓ ↓
Edema Infark
↓ ↓
Translokasi bakteri Gangren

Nekrosis

Perforasi
Manifestasi Klinis
• 4 tanda kardinal gejala ileus obstruktif :
• Nyeri abdomen
• Muntah
• Distensi
• Kegagalan buang air besar atau gas (konstipasi).

• Dehidrasi
• Hipotensi, takikardi
• Peningkatan bising usus
• Rectum kosong pada pemeriksaan Rectal toucher
• Tampak abdomen membesar,adanya gambaran usus Darm steifung/ darm
contour,
• Bising usus meningkat hingga metalik sound atau bisa juga negative.
• Dijumpai ampula rekti kolaps atau kembung akibat paralisis
Pemeriksaan Penunjang
• Foto Polos abdomen dapat dilakukan dengan 3
posisi yaitu tegak untuk melihat gambaran
airfluid level dan ada tidaknya free air
subdiafragma yang menunjukan ada tidaknya
perforasi, sedangkan posisi supine untuk menilai
distribusi udara dalam usus yang meningkat
• USG dapat memperlihatkan gambaran cairan
bebas peritoneal menilai ada tidaknya perforasi
• CT-scan juga dapat menentukan dengan pasti
letak osbtruksi dan menentukan besar lumen
yang menyumbat dan penyebabnya
Penatalaksanaan
• Dekompresi
• Ganti kehilangan cairan dan elektrolit dengan infus RL atau NaCL
dengan suplemen K
• Monitoring pasien, diagram keseimbangan cairan, kateter urin atau
CVP, suhu, nadi, napas, darah
• Hilangkan obstruksi dengan pembedahan operatif dilakukan pada:
• Koreksi sederhana, untuk membebaskan usus
• Operatif by pass pada penyebab intraluminal
• Membuat fistula enterocutaneus pada bagian proksimal dari
tempat obstruksi
• Melakukan reseksi usus yang tersumbat dan membuat anastomosis
end to end untuk mempertahankan kontinuitas lumen usus
Daftar Pustaka
• De Jong Wim, R. Sjamsuhidajat. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Usus halus,
apendiks, kolon, dan anorektum. Hambatan Pasase Usus. Jakarta. Penerbit: Buku
Kedokteran EGC. 2005. Hal 623-629.
• Kartono, D, Reksopradjo. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Digestiv. Gangguan Pasase
Usus. Jakarta. Penerbit: Staf Pengajar Ilmu Bedah FKUI. Hal 70-71.
• Borley, R. Neil, Grace A. Pierce. At a Glace Ilmu Bedah. Edisi ketiga. Obstruksi Usus.
Jakarta. Penerbit Erlangga. IKAPI. 2007. Hal 16-117.
• Wintery, Elizabeth Merry, Ari F Syam, Marcellus Simadibrata, and Chudahman
Manan. 2003. “Management of Paralytic Ileus.” The Indonesian Journal of
Gastroenterology Hepatology and Digestive Endoscopy 4.
• Summers RW, Lu CC. Approach to the patient with ileus and obstruction. In:
Textbook of gastroenterology. Vol. I. 2nd ed. Philadelphia: J.B. Lippincott Company;
1995.p. 796-812
• Cagir B, Geibel J. Instestinal pseudoobstruction. Diunduh dari
http://emedicine.medscape.com/article/2162306overview.
• http://www.gastrohep.com/ebooks/Gastro-19.pdf

Anda mungkin juga menyukai