0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
175 tayangan9 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang asam ursodeoksikolat (UDCA) yang digunakan untuk mencairkan batu empedu dan sirosis empedu primer. UDCA bekerja dengan menurunkan penyerapan kolesterol dan memecahkan misel yang mengandung kolesterol. Dokumen ini juga menjelaskan patofisiologi, dosis, efek samping, interaksi obat, dan terapi non-farmakologi UDCA.
Dokumen tersebut membahas tentang asam ursodeoksikolat (UDCA) yang digunakan untuk mencairkan batu empedu dan sirosis empedu primer. UDCA bekerja dengan menurunkan penyerapan kolesterol dan memecahkan misel yang mengandung kolesterol. Dokumen ini juga menjelaskan patofisiologi, dosis, efek samping, interaksi obat, dan terapi non-farmakologi UDCA.
Dokumen tersebut membahas tentang asam ursodeoksikolat (UDCA) yang digunakan untuk mencairkan batu empedu dan sirosis empedu primer. UDCA bekerja dengan menurunkan penyerapan kolesterol dan memecahkan misel yang mengandung kolesterol. Dokumen ini juga menjelaskan patofisiologi, dosis, efek samping, interaksi obat, dan terapi non-farmakologi UDCA.
Asam ursodeoksikolat ( Inggris: ursodeoxycholic acid, ursodiol, UDCA) adalah salah satu jenis asam empedu yang diproduksi oleh bakteri di dalam saluran pencernaan.
UDCA menurunkan laju penyerapan kolesterol oleh
usus dengan memecahkan misel yang mengadung kolesterol Patofisiologi Patofisiologi pembentukan batu empedu atau disebut kolelitiasis pada umumnya merupakan satu proses yang bersifat multifaktorial.
Kolelitiasis merupakan istilah dasar yang merangkum tiga proses
litogenesis empedu utama berdasarkan lokasi batu terkait: 1. Kolesistolitiasis (litogenesis yang terlokalisir di kantung empedu) 2. Koledokolitiasis (litogenesis yang terlokalisir di duktus koledokus) 3. Hepatolitiasis (litogenesis yang terlokalisir di saluran empedu dari awal percabangan duktus hepatikus kanan dan kiri) Cont’d Dari segi patofisiologi, pembentukan batu empedu tipe kolesterol dan tipe berpigmen pada dasarnya melibatkan dua proses patogenesis dan mekanisme yang berbeda sehingga patofisiologi batu empedu turut terbagi atas:
1. Patofisiologi batu kolesterol
2. Patofisiologi batu berpigmen (campuran) Dosis Dissolution of gallstones (peluruhan batu empedu) : 8–12 mg/kg daily as a single dose at bedtime or in two divided doses, for up to 2 years, treatment is continued for 3–4 months after stones dissolve