Anda di halaman 1dari 31

Laporan Kasus

Seorang Laki-laki dengan Apendisitis


Pembimbing: dr. Lia Sasdesi Mangiri, Sp.Rad (K)

Oleh: Venia Endah Tamara (406172065)

Kepaniteraan Klinik Radiologi


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Rumah Sakit Umum Daerah K.R.M.T. Wongsonegoro Semarang
Periode 31 Desember 2018 – 3 Februari 2019
Anatomi
Fisiologi

 menghasilkan lendir 1-2 ml per hari

 Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh GALT (gut associated lymphoid tissue)
yaitu IgA  pelindung terhadap infeksi
Definisi
 Apendisitis adalah peradangan yang terjadi pada Appendix vermicularis.

 organ tubular yang terletak pada pangkal usus besar yang berada di perut kanan bawah

Epidemiologi

 250.000 kasus appendisitis yang terjadi di Amerika Serikat setiap tahunnya dan ter
utama terjadi pada anak usia 6-10 tahun.

 lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan dengan perbandingan


3:2

 Appendisitis akut di negara maju lebih tinggi dari pada di negara berkembang teta
pi beberapa tahun terakhir angka kejadiannya menurun secara bermakna
Etiologi
 adanya obstruksi pada lumen appendix  terjadi kongesti vaskuler, iskemik nekrosis
dan akibatnya terjadi infeksi

- fecholith
- Hiperplasia folikel lymphoid
- Carcinoid atau tumor lainnya
- Benda asing (pin, biji-bijian)
- Kadang parasit
Patofisiologi
Manifestasi klinis
Pemeriksaan fisik dan penunjang

Pemeriksaan fisik:
- Rovsing sign
- Psoas sign
- Obturator sign
- Blumberg sign
- Wahl sign
- Baldwin test
- Defense muscular
- Nyeri pada daerah cavum Douglas

Pemeriksaan penunjang:
Laboratorium
- Jumlah leukosit pada penderita appendicitis perforasi berkisar antara 12.000-18.000/mm
- Peningkatan persentase jumlah neutrofil (shift to the left)
Pemeriksaan penunjang
 USG
sensitifitasnya 78%-96% dan spesifit
asnya 85%-98%.
Pemeriksaan penunjang
 CT scan
Sensitivitas 94-98% dan spesifisitas 97%
Usg CT scan

Sensitivitas 85% 90-100%

Spesifisitas 92% 95-97%

Penggunaan Evaluasi pasien pada pasien Appendici Evaluasi pasien pada pasie
tis n Appendicitis

Keuntungan Aman Lebih akurat


Relatif murah Lebih baik dalam mengide
Dapat menyingkirkan penyakit pelvis p ntifikasi Appendix normal,
ada wanita phlegmon dan abscess
Lebih baik pada anak-anak
Kerugian Tergantung operator Mahal
Secara teknik tidak adekuat dalam me Radiasi ionisasi
nilai gas Kontras
Nyeri
Komplikasi

 Peritonitis
Demam melebihi 38,6
Leukositosis > 14.000
Disertai gejala peritonitis:
-Syok (neurogenik, hipovolemik atau septik) terjadi pada beberpa penderita
peritonitis umum.
-Demam
-Distensi abdomen
-Nyeri tekan abdomen dan rigiditas yang lokal, difus, atrofi umum, tergantu
ng pada perluasan iritasi peritonitis.
-Bising usus tak terdengar pada peritonitis umum dapat terjadi pada daerah
yang jauh dari lokasi peritonitisnya.
Tatalaksana

Diutamakan dengan tindakan operatif


Open Appendectomy
Laparoscopic Appendectomy
LAPORAN KASUS
Identitas pasien

Nama : An. Z Jenis kelamin : Laki-laki

Usia : 14 Tahun Suku bangsa : Jawa, WNI

Status perkawinan : Belum menikah Pendidikan : SMP

Pekerjaan : - No. CM : 130822


Alamat : Ngablak indah Tgl Masuk RS : -
III genuk
Anamnesis

Dilakukan alloanamnesis dengan ayah pasien pada tanggal 9 Januari 2019 pukul
10.00 di poli bedah umum RSUD K.R.M.T.Wongsonegoro dan didukung dengan
data rekam medic pasien.

Keluhan Utama
Nyeri perut kanan bawah
Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan nyeri perut kanan bawah. Nyeri perut kanan bawa
h di rasakan sejak 1 hari yang lalu. Nyeri dirasakan hilang timbul. Nyeri timbul sa
at pasien batuk dan kadang-kadang terjadi tiba-tiba dan membaik saat pasien dudu
k bersandar. Nyeri dirasakan menjalar ke ulu hati. Nyeri dirasakan semakin parah
dan membaik saat minum obat nyeri. Pasien mengeluh demam (+), pusing (-), mua
l (+), muntah (+). Muntah sudah 2x sejak tanggal 7/1/2019, awalnya muntah beru
pa makanan tapi muntah terakhir berupa cairan. Asupan makanan pasien berkuran
g karena pasien selalu mengeluh mual dan ingin muntah jika makan dan minum. B
AB hanya 1x sejak tanggal 7/1/2019 dan BAK hanya 2x sejak tanggal 7/1/2019.
Riwayat Pengobatan
Belum ada riwayat pengobatan sebelumnya .

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat penyakit serupa disangkal oleh pasien. Riwayat darah tinggi, kencing manis
dan alergi terhadap obat-obatan disangkal oleh pasien.

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat penyakit serupa disangkal. Riwayat darah tinggi, kencing manis disangkal.
Riwayat Sosial Ekonomi
Saat ini pasien merupakan seorang siswa kelas 3 SMP. Pasien tinggal bersama kedua
orangtuanya dan seorang adik laki-laki. Pengobatan sekarang menggunakan BPJS PBI.

Riwayat Asupan Nutrisi


Nafsu makan pasien sebelum sakit baik, pasien biasa makan 3x/hari dengan lauk pauk
bervariasi tetapi jarang makan sayur. Setelah sakit nafsu makan pasien menurun
sehingga asupan makanan dan minum berkurang
Pemeriksaan fisik
Status Generalis (Pada: 9 Januari 2018, Pukul : 10.10)
Keadaan Umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 80 kali/menit, regular
Suhu : 37,7C
Pernapasan : 20 kali/menit
SpO2 : 99%

Antopometri
Berat badan : 40 kg
Tinggi badan : 140 cm
IMT : 20,4 (normal 18,5-22,9 menurut Asia Pacific)
Pemeriksaan fisik
Kepala
Mesosefal, jejas (-), rambut hitam tidak mudah dicabut, dan benjolan (-).

Mata
Bentuk simetris, pupil ODS bulat, isokor, reflex cahaya (+/+), konjungtiva anemis
(-/-), sklera ikterik (-/-).

Hidung
Bentuk normal, sekret (-/-), deviasi septum (-/-), nyeri tekan (-), polip (-/-)

Telinga
Bentuk normal, darah (-/-) sekret (-/-).

Mulut
Bibir dalam batas normal, lidah tidak ada kelainan, uvula di tengah, faring tidak
hiperemis, tonsil T1/T1.

Leher
Pembesaran KGB (-)
Pemeriksaan fisik

Paru
Inspeksi : bentuk normal, simetris saat statis dan dinamis,
Palpasi : stem fremitus sama kuat pada seluruh lapang paru
Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : suara napas vesikuler(+/+),rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Jantung
Inspeksi : pulsasi iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis teraba pada apex jantung
Perkusi : pekak
Batas kiri : ICS V, linea midclavicula sinistra
Batas kanan : ICS IV, linea sternalis dextra
Batas atas : ICS II linea parasternal kiri
Auskultasi : BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan fisik
Regio Abdomen
Inspeksi : datar, jejas (-), sikatriks (-)
Auskultasi : bising usus (+), normal.
Palpasi :supel, defans muskular (+), nyeri tekan perut kanan bawah(+), mc burney’
sign (+), blumberg’sign (-), rovsing’sign (-), psoas sign (-), obturator sign
(-). hepardan lien tidak teraba membesar.
Perkusi : timpani di seluruh kuadran abdomen.

Ekstremitas
Ektremias atas bawah, kanan dan kiri akralhangat, CRT < 2 detik, tidak ditemukan edema..

Kulit
Turgor baik, tidak sianosis maupun ikterik
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Lab Darah( Pada : 9 Januari 2019 )

HEMATOLOGI Hasil Satuan Nilai Normal

Hemoglobin 13.9 g/dl 11- 15 g/dL

Hematokrit 42.80 % 40– 52%

Jumlah leukosit 8.0 /uL 3.8-10.6

Hitung jenis

Netrofil 37.8 % 50.0-70.0

Limfosit 48.7 % 25.0-40.0

Monosit 9.7 % 2.0-8.0

Eosinofil 3.0 % 2-4

Basofil 0,8 % 0-1

Jumlah trombosit 335 /uL 150-400

MCV 78.0 fL 82-92

MCH 25.3 Pq 27-31

MCHC 32.5 % 32-36


Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang
INTERPRETASI USG ABDOMEN
Hepar : Ukuran dan bentuk normal, parenkim homogen, ekogenitas normal, tepi rata, sudut tajam, tidak tampak nod
ul, V. Porta dan V. Hepatika tak melebar. Duktus biliaris intra-ekstrahepatal tidak melebar.
Vesica Felea : Tidak membesar, dinding tidak menebal, tak tampak batu.
Lien : Ukuran normal, parenkim homogen, V. Lienalis tidak melebar, tidak tampak nodul.
Pancreas : Ukuran normal, parenkim homogen, duktus pankreatikus tidak melebar.
Ginjal Kanan : Ukuran dan bentuk normal, batas kortikomeduler jelas, PCS tak melebar, tidak tampak batu, tidak tampak
massa.
Ginjal Kiri : Ukuran dan bentuk normal, batas kortikomeduler jelas , PCS tak melebar, tidak tampak batu, tak tampak m
assa.
Aorta : Tidak tampak melebar, tak tampak pembesaran noduli limfatici para aorta.
Vesica Urinaria : Dinding tak menebal, reguler,regular, tidak tampak batu/massa.
Regio McBurney : Tampak struktur tubuler blind end noncompresible, diameter 0,9 cm, nyeri tekan (+), peningkatan vaskuler
pada pemeriksaan Doppler (+)
Tidak tampak efusi pleura
Tidak tampak cairan bebas intraabdomen.

KESAN:
Tampak struktur tubuler blind end noncompresible, diameter lumen 0,9 cm pada regio McBurney, nyeri tekan (+) curiga appendicitis akut.
DIAGNOSIS dan TATALAKSANA
DIAGNOSIS
•Diagnosis Kerja
Apendisitis akut

TATALAKSANA
•Rencana Terapi Non-farmakologis
Informed Consent

•Rencana Terapi Operatif


Apendektomi

•Rencana Terapi Pre Operatif


Injeksi cefotaxime 1 gram
Infus RL 20 tpm
TATALAKSANA dan PROGNOSIS

•Rencana Terapi Post Operatif


Infus Furolit/ Tutofusin/ hydromal 30 tpm.
Injeksi dexketoprofen 50 mg/8 jam.

PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
Ad functionam : ad bonam
Ad sanationam : ad bonam
Pembahasan

-Nyeri perut kanan bawah sejak 2 hari yll


-Nyeri hilang timbul (timbul tiba-tiba dan saat batuk, berku
Anamnesa rang saat duduk bersandar dan minum obat anti nyeri)
-Menjalar ke ulu hati
-Demam (+), mual (+), muntah (+)

dilakukan palpasi: supel, defans muskular (+), nyeri tekan p


Pemeriksaan fisik erut kanan bawah (+), mc burney’ sign (+).

USG abdomen Tampak struktur tubuler blind end noncomp

Pemeriksaan penunjang resible, diameter lumen 0,9 cm pada regio McBurney, nyeri
tekan (+) curiga appendicitis akut.
ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts

Anda mungkin juga menyukai