• Nyeri tekan dan nyeri ketuk Pada pemeriksaan fisik abdomen Laboratorium :
pada regio lumbal dextra, ditemukan: • Leukosit : 5,3 x 103 / uL
iliaca dextra serta scrotalis • Distensi (+) • Eritrosit : 4,56 x 106 / uL
dextra. • Bising usus (+) meningkat • Neutrofil : 35,80 %
• Bab (-) 3 hari lalu, kembung, • timpani, nyeri tekan pada regio • Limfosit : 50,20 %
perut membesar (+) regio lumbal dextra, iliaca dextra • Eosinofil : 0.00
dan scrotalis dextra. • APTT : 34,6 detik
Pada pemeriksaan fisik genitalia :
• Inspeksi : Tampak benjolan pada
regio scrotalis dextra(+)
• Palpasi : Nyeri tekan (+), Teraba
massa pada regio scrotalis dextra,
konsistensi kenyal, benjol, dengan
ukuran ± 2 x 1 cm
Rencana Evaluasi
• Pemantuan keadaan umum dan tanda-tanda
vital, keluhan subyektif, flatus dan BAB.
• Memantau penyembuhan luka bekas operasi
Prognosis
• Ad vitam : dubia ad bonam
Edukasi • Ad fungsionam : dubia ad bonam
• Menjelaskan tentang penyakit hernia • Ad sanationam : dubia ad bonam
scrotalis kepada keluarga pasien
• Menjelaskan rencana terapi farmakologi dan
nonfarmakologi yang akan dilakukan pada
keluarganya.
• Menjelaskan tentang komplikasi dan
prognosis penyakit.
Pada tangggal 2 November 2023 dilakukan tindakan
Herniorepair
Pre-op Op
Laporan operasi
dilakukan pada tanggal 2 November 2023 pukul 10.30, di RSUD Soewondo Pati
Epidemiologi :
Sekitar 75% Hernia terjadi disekitar
lipat paha, berupa Hernia inguinalis
Medialis, lateralis, serta Femoralis
Klasifikasi Hernia
Hernia
Sifat Anatomis
Kongenital Didapat
1. Hernia inguinalis
lateralis
2. Hernia inguinalis
medialis
1. Hernia inguinalis lateralis 1. Hernia inguinalis medialis
3. Hernia femoralis
2. Hernia umbilikalis 2. Hernia femoralis
3. Hernia obturator
HERNIA
KLASIFIKASI
• Berdasarkan sifatnya:
• Reponibel (A) = Isi hernia dapat keluar
(ketika berdiri/mengedan) dan masuk
(berbaring/didorong masuk)
• Ireponibel (B) = Isi kantong hernia tidak
dapat direposisi kembali ke dalam rongga
perut 🡪ada perlekatan isi kantong ke
peritoneum kantong hernia. (disebut juga
hernia akreta).
• Inkarserata (C) = Hernia ireponibel dengan
ganguan pasase (ileus obstruksi usus)
• Strangulata (D) = Hernia ireponibel dengan
gangguan vaskularisasi
GAMBARAN KLINIS HERNIA
Tampak
Jenis Reponibel Nyeri Obstruksi Toksik
sakit
Reponibel
+ - - - -
Ireponibel
- - - - -
Inkarserata - + + + -
Strangulata - ++ + ++ ++
HERNIA INGUINALIS
DEFINISI:
Penonjolan isi peritoneum (mesenterium, lemak, dan/atau sebagian usus) melalui
dinding perut di daerah selangkangan.
EPIDEMIOLOGI:
• 90% inguinal hernia repair dilakukan pada pria.
• Risiko hernia inguinalis seumur hidup (lifetime risk) 27% pada pria dan 3% pada
wanita.
• Insiden hernia inguinalis pada pria memiliki distribusi bimodal, dengan puncak
sebelum usia 1 tahun dan setelah usia 40 tahun.
• 60% hernia inguinalis di kanan, 20-25% kiri, 15% bilateral
• Anak dengan riwayat operasi hernia saat bayi berpeluang 16% menderita hernia di
sisi kontralateral ketika dewasa.
HERNIA INGUINALIS
ETIOLOGI:
Faktor lain yang berperan terhadap
Pada orang sehat, ada 3 mekanisme yang
terjadinya hernia:
menyebabkan terjadinya hernia inguinalis, • Prosesus vaginalis yang terbuka
yaitu: • Peninggian tekanan intraabdomen
1. Kanalis inguinalis yang berjalan miring, yang kronik (batuk kronik, hipertrofi
2. Struktur otot oblikus internus abdominis prostat, konstipasi, asites)
yang menutup anulus inguinalis internus • Kelemahan otot dinding perut karena
ketika berkontraksi, usia.
3. Fasia transversalis yang kuat yang • Riwayat keluarga
menutupi trigonum Hasselbach yang • Aktivitas mengangkat beban berat
umumnya hampir tidak berotot.
Gangguan pada mekanisme ini menyebabkan
terjadinya hernia.
Klasifikasi Hernia Inguinalis