Anda di halaman 1dari 25

CRS Buerger's Disease

Hazel Faras Alhafiz


Reina Syafira Gisrianti
Danissa Mega Triyani

Preseptor: Teguh Marfen Djajakusumah, dr., Sp.BV., M.Kes.


Definisi
● Penyakit imflamatori oklusi kronis pembuluh darah arteri dan vena yang berukuran
kecil dan sedang terutama pada pembuluh darah perifer pada ekstremitas inferior dan
superior
● bersifat segmental pada anggota gerak dan
● jarang pada pembuluh koroner, serebral, dan viseral

Penyakit Tromboangitis Obliterans : kelainan yang mengawali terjadinya obstruksi pada


pembuluh darah tangan dan kaki. Pembuluh darah akan mengalami kontriksi dan obstruksi
sebagian yang dikarenakan oleh inflamasi dan bekuan sehingga mengurangi aliran darah
ke jaringan.
Epidemiologi dan Faktor Risiko
Paling sering pada laki laki umur < 40 tahun. Faktor Risiko
Penyakit ini banyak didapatkan di Korea, Jepang,
Indonesia, India, dan Negara lain di Asia Selatan, ● Merokok, faktor utama
Asia Tenggara, dan Asia Timur. Penyakit Buerger
● Mengunyah rokok
memiliki hubungan dengan risiko merokok
● Penggunaan ganja

● Severe periodontal disease and chronic


anaerobic periodontal infection
Sifatnya vaskulitis yang ditandai dengan trombus
inflamasi yang sangat seluler dengan dinding
pembuluh darah yang relatif sedikit. Pemicu proses
peradangan yaitu:
1. Fase Akut: Oklusi, highly cellular,
● abnormalities in immunoreactivity: increased inflammatory thrombus. Terdapat PMN,
cellular immunity to types I and III collagen microabscesses, multinucleated giant cell.
● prothrombin gene mutation 202105 and 2. Fase subakut: Terbentuknya thrombus yang
presence of anticardiolipin antibodies terus berkembang di arteri dan vena
3. Fase kronik: Menurunnya hypercellularity dan
Hemorheological parameters such as hematocrit, red terjadinya rekanalisasi dari lumen pembuluh
blood cell rigidity, and blood viscosity are increased darah.
in patients with thromboangiitis obliterans compared 4. End-stage lesions: Terbentuknya thrombus
with atherosclerosis. dan fibrosis pembuluh darah.
Clinical Manifestation
● Klaudikasi
○ Gangguan (Sakit, tidak nyaman, kebas, lelah) saat aktivitas dan hilang saat
istirahat
○ Lokasi 🡪 Distal Ekstrimitas
● Raynaud Phenomenon
● Coldness/burning pain
● Cold sensitivity, migrating phlebitis
● Ischemic ulceration
● Digital gangrene
● Manifestasi sendi (jarang)
● Trophic nail changes
Diagnosis
HT
Identitas
●Usia onset (<50)
●Gender (Laki-laki)
●Riwayat merokok

CC
●Klaudikasi (distal ekstrimitas)
●Perubahan warna, gangrene
HT
SOCRATES
●Site (Ekstrimitas distal)
●Onset
●Char (Klaudikasi, raynaud)
●Alleviating (Istirahat)
●Exacerbating (Aktivitas)
●Severity
Riwayat Lifestyle
●Tembakau
PE
Inspeksi
●Lokasi?
●Warna (Merah kehitaman (Acute), Gangrene (Chronic))?
●Bentuk (Ischemic Ulcer)?
●Superficial thrombophlebitis?
PE
Palpasi
●Pulsasi (Radial, Ulnar, Popliteal, Femoral, Anterior Tibial, Posterior Tibial, Dorsalis
Pedis)
●Neurologic (Sensoric, Motoric)
●Allen Test (Perfusi radial, perfusi ulnar)
●Buerger Test (Sakit dan Pucat saat elevasi)
●Auskultasi (Bruit)
Allen Test Buerger test
Penunjang
Darah
● CBC
● Liver Function
● CRP
● Glucose (DD diabetes)
● Lipid Profile (DD Atherosclerosis)
Imaging
● Arterial Duplex Ultrasound (B mode + Doppler)
● X-Ray Arteriography (Corkscrew Appearance)
● Echocardiography (DD Emboli)
LE
Biopsy (Kalo ada atypical (lokasi jarang))

Histopathology
● Acute (Infiltrasi Neutrophil, Granulomatous Formation, Inflammatory
Thrombus)
● Intermediate (Thrombus, Platelet ↑, Inflammatory cell ↓)
● Chronic (Thrombus + FIbrosis)
Diagnostic Criteria
Diagnostic
Criteria
Tatalaksana
Management in primary care
Perubahan gaya hidup
► Smoking cessation : konseling, program smoking cessation, sebisa
mungkin berhenti total dari kebiasaan merokoknya termasuk perokok
pasif. Hindari nicotin replacement therapy (tidak menghambat progresifitas
penyakit).
dengan cara konseling, program smoking cessation, farmakoterapi
dengan bypropion atau varenicline, dan olahraga. (agonist at the
α4β2 nicotinic acetylcholine receptors (nAChR). It decreases
cravings and alleviates the symptoms of withdrawal. It can also
reduce the rewarding and reinforcing effects of nicotine.)
► Olahraga : 3-5 x/minggu selama 30 menit → memperbaiki waktu berjalan
tanpa rasa nyeri
► Merawat kaki, tangan dan gigi
- Hindari trauma termal, mekanik, kimiawi, Setiap cedera yang terlibat
pada ekstremitas harus segera diobati → mencegah ulkus iskemia
- Menjaga oral hygiene dan kontrol bacterial biofilm→ mencegah rekurensi
Medikamentosa
► Antiplatelet (aspirin, clopidogrel) → menghambat agregasi platelet
► Vasodilator (Ca channel blocker (Amlodipine) untuk menangani vasospasm (Raynaud phenomenon)
► Prostacyclin analogs (Iloprost), Prostaglandin Analog (limaprost alfadex) vasodilator vascular smooth cell
relaxation, menghambat agregasi platelet, kemotaksis, dan proliferasi sel.
► Phosphodiesterase inhibitors:
· Phosphodiesterase 3 inhibitor (cilastazol) meningkatkan cAMP relaksasi smooth muscle dan
menurunkan agregasi platelet
· Phosphodiesterase 5 inhibitor (sildenafil, tadalafil) meningkatkan intracellular cGMPmenurunkan
intracellular calcium dan meningktakan nitric oxide smooth muscle relaxation dan vasodilatasi
► Endothelin receptor antagonists (bosentan) selective vasodilator, antiinflamasi, antifibrotic
► Thrombolytic (selective intraarterial infusion urokinase dan streptokinase)
► Suplementasi folat 5 mg → menurunkan level homocysteine (homocysteine yang tinggi dapat
menyebabkan arterial damage dan blood clot)
► Analgesic
● Diperlukan untuk pasien yang mengalami nyeri yang menetap saat istirahat dan ulkus iskemia
● NSAID, opiod, neuronal block
► Komplikasi phlebitis, cellulitis, osteomyelitis : kasih antibiotic, NSAID
Local Wound Care pada ulserasi iskemik yang terinfeksi, local debridemen, membuang jaringan
nekrotik dan menjaga lingkungan lembab

Rujuk
●Bedah Vaskuler
●Indikasi Rujuk (jika ada tanda tanda ischemia ekstrimitas)
Tatalaksana rujukan
Sympathectomy
●Memotong atau blok saraf simpatetik agar mengurangi spasme arteri
●Mengurangi nyeri dan mencapai penyembuhan tanpa amputasi

Bypass
●Revaskularisasi sering tidak dapat dilakukan karena distribusi vaskuler yang terlibat menyebar,
keterlibatan arteri segmental, dan sifat distal dari penyakit
●Angka keberhasilan limb salvage 90-100%

Amputasi
Edukasi
1. Edukasi pasien mengenai penyakit, penyebabnya, komplikasi dan tindakan yang akan
dilakukan -> dirujuk : kemungkinan tindakan yang dilakukan dan jelaskan tindakan
tersebut, efek samping dari tindakan
2. Edukasi pasien mengenai efek rokok terhadap progres penyakit pasien
3. Edukasi pasien dan keluarga mengenai perokok pasif yang bisa terkena dampak
4. Edukasi pasien untuk berhenti merokok dengan 5A
5. Edukasi perubahan gaya hidup (rokok, olahraga, personal hygiene, merawat kaki)
Prognosis
●Jarang mengakibatkan kematian
●Tingkat morbiditas dan kecacatannya tinggi, khususnya apabila pasien tidak dapat menghentikan
kebiasaan merokok.
●Pasien yang berhenti merokok, 94% terhindar dari amputasi
●Pasien beresiko amputasi 11% pada 5 tahun, 21% pada 10 tahun dan 23 % pada 20 tahun
●Resiko amputasi dieliminasi jika pasien melakukan smoking cessation dalam jangka waktu 8 tahun
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai