Anda di halaman 1dari 46

RESPONSI STRUKTUR ALJABAR II

Oleh :
Ari Andari

Program Studi Matematika


Jurusan Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Brawijaya
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
BAB I RING, FIELD DAN DAERAH INTEGRAL 1
Soal Latihan 12
BAB II SUBRING DAN IDEAL 15
Soal Latihan 17
BAB III KARAKTERISTIK DAN KONGRUENSI 18
Soal Latihan 20
BAB IV FIELD FAKTOR DARI DAERAH INTEGRAL 21
Soal Latihan 25

BAB V RING POLINOMIAL 27


Soal Latihan 29
BAB VI RING FAKTOR DAN HOMOMORFISMA 31
Soal Latihan 33
BAB VII IDEAL PRIME, IDEAL MAKSIMAL 37
Soal Latihan 40
BAB VIII RING IDEAL POKOK DAN RING EUCLID 43
Soal latihan 44
BAB I
RING, FIELD DAN DAERAH INTEGRAL

Sebelum mempelajari ring, field dan daerah integral, perlu diingat kembali pengertian dari
operasi biner, grup, semigrup, grup siklik pada Teori grup.

1.1. Ring.
Pada subbab ini dibahas tentang pengertian/definisi ring, Teorema, contoh, beserta sifat-
sifatnya.

Definisi 1.1.1
Suatu himpunan tak kosong R yang dilengkapi dua operasi biner misalkan terhadap
penjumlahan dan pergandaan, disebut ring jika memenuhi :
I. (R,+) merupakangrup komutatif.
II. (R, ) berlaku tertutup dan assosiatif.
III. Berlaku hukum Distributif.
Atau :
R , R disebut ring jika memenuhi :
I. Terhadap penjumlahan
1. Tertutup
a, b R, !c, a + b = c.
2. Assosiatif
a, b, c R,(a + b) + c = a + (b + c).
3. Mempunyai elemen netral
( 0 R)( a R), 0 + a = a + 0 = a.
4. Setiap elemen mempunyai invers
( a R), a +( a) = ( a)+ a = 0.
5. Komutatif
a, b R, a + b = b + a.
II. Terhadap Penggandaan
1. Tertutup
a, b R, !c, ab = c.
2. Assosiatif
a, b, c R,(ab)c = a(bc).
III. Distributif
a, b, c R, a(b + c) = ab + ac.
a, b, c R,(a + b)c = ac + bc.

Contoh 1.1.2
1. Selidiki apakah (R,+, ) merupakan suatu ring.
Jawab.
I. (R,+) memenuhi :
i. Tertutup.
ii. Assosistif.
iii. Mempunyai elemen netral yaitu 0.
iv. Setiap elemen mempunyai invers. Invers dari a adalah
-a , karena a +( a) = ( a)+ a = 0.
v. Komutatif, yaitu berlaku a + b = b + a , untuk setiap a dan b anggota dari himpunan
bilangan riil R.
II. R terhadap pergandaan memenuhi sifat
i. Tertutup, yaitu untuk setiap a, b anggota bilangan riil R, berlaku ab anggota dari R.
ii. Assosiatif, yaitu untuk setiap a, b, c anggota bilangan riil R, berlaku (ab)c = a(bc).
iii. Berlaku hukum distributif, yaitu untuk setiap a, b, c anggota bilangan riil R,
berlaku
a(b + c) = ab + ac dan (a + b)c = ac + bc.
Jadi dapat disimpulkan bahwa himpunan bilangan riil R merupakan suatu ring.

2. Apakah (Z5 , +, ) merupakan suatu ring ?


Jawab:
Untuk mempermudah dapat dibuat tabel terhadap operasi penjumlahan dan pergandaan
sebagai berikut.

Tabel 1.1. Penjumlahan pada Z5


_ _ _ _ _
0 1 2 3 4
_ _ _ _ _ _
0 0 1 2 3 4
_ _ _ _ _ _
1 1 2 3 4 0
_ _ _ _ _ _
2 2 3 4 0 1
_ _ _ _ _ _
3 3 4 0 1 2
_ _ _ _ _ _
4 4 0 1 2 3

Dari Tabel 1.1 akan ditunjukkan


I. (Z5 , +) merupakan grup komutatif.
i) Berlaku sifat tertutup.
_ _ _ _ _
Ambil a = 3, b = 2 , maka a + b = 3+ 2 = 0 . Dengan cara yang sama berlaku untuk
setiap a, b anggota Z5
ii) Berlaku sifat assosiatif.
_ _ _
Ambil a = 3, b = 2, c = 1 , maka
(a + b) + c = a + (b + c). yaitu

2
_ _ _ _ _ _
(3+ 2) + 1 = 3+ (2+ 1) . Dengan cara yang sama berlaku untuk setiap a, b, c
anggota Z5 .
iii) Mempunyai elemen netral yaitu 0.
_ _ _ _
iv) Setiap elemen mempunyai invers. Invers 0 adalah 0 invers 1 adalah 4 , invers
_ _ _ _ _ _
2 adalah 3 , invers 3 adalah 2 , invers 4 adalah 1 .
v) Berlaku sifat komutatif.
_ _ _ _ _ _
Ambil a = 3, b = 2 , maka a + b = b + a , yaitu (3+ 2) = (2+ 3) . Dengan cara yang
sama berlaku untuk setiap a, b anggota Z5 .
II. Terhadap operasi pergandaan.
i) Berlaku sifat tertutup.
_ _ _ _ _
Ambil a = 3, b = 2 , maka ab = 3(2) = 1 . Dengan cara yang sama berlaku untuk
setiap a, b anggota Z5
ii) Berlaku sifat assosiatif.
_ _ _
Ambil a = 3, b = 2, c = 1 , maka
__ _ _ _ _
(ab)c = a(bc) , yaitu (3 2) 1 = 3 (2 1 ) .
Dengan cara yang sama berlaku untuk setiap
a, b, c anggota dari Z5 .
iii) Berlaku hukum distributif.
_ _ _
Ambil a = 3, b = 2, c = 1 , maka
_ _ _ _ _ _ _
(a + b)c = (3 2) 1 = 3 . 1 2 . 1 = ac + bc dan
_ _ _ _ _ _ _
a(b + c) = 3 (2+ 1) = 3 . 2 3 . 1 = ab + ac . Dengan cara yang sama berlaku untuk setiap
a, b,c anggota Z5 .
Jadi (Z5 , +, ) merupakan ring.

3. Apakah Himpunan bilangan asli N, terhadap penjumlahan dan pergandaan merupakan


ring ?
Jawab.
Karena terhadap penjumlahan N tidak mempunyai elemen netral, maka jelas N terhadap
operasi penjumlahan bukan grup. Sehingga dapat disimpulkan bahwa (N,+, ) , bukan
merupakan ring.

Teorema 1.1.3
Untuk setiap ring R berlaku :
1. a.0 = 0.a = 0, a R
2. a(-b) = -ab,(-a)b = -ab, a, b R

3
3. (-a)(-b) = ab, a, b R
4. a(b - c) = ab - ac, a, b R

Definisi 1.1.4
 Jika dalam ring R terdapat elemen e1 dengan sifat e1a = a
untuk setiap a R maka e1 disebut elemen satuan kiri.
 Jika dalam ring R terdapat elemen e2 dengan sifat e2a = a ,
untuk setiap a R maka e2 disebut elemen satuan kanan.
 Jika terdapat elemen e sedemikian sehingga berlaku ae = ea = a , untuk setiap a R
maka e disebut elemen satuan.
Definisi 1.1.5
Misalkan ring R mempunyai elemen satuan e dan a elemen dari R. Jika a1 R , maka a1a = e ,
sehingga a1 disebut invers kiri dari a. Jika a 2 R , maka aa 2 = e sehingga a 2 disebut invers
kanan dari a. Jika invers kiri sekaligus invers kanan, maka dikatakan a mempunyai invers
dengan notasi a -1 . Jadi a-1a = aa-1 = e . Suatu elemen dalam R yang mempunyai invers disebut
unit atau elemen uniter.

Jika a sekaligus mempunyai invers kiri a1 dan invers kanan a 2 maka invers kiri = invers
kanan.

Definisi 1.1.6
Misal R mempunyai elemen satuan e maka
a0 = e .
a m = a.a.a...a (sampai m faktor dengan m bulat positif ).
a -m = (a -1 )m (jika a R mempunyai invers).

Teorema 1.1.7
Misalkan R mempunyai elemen satuan e dan a R mempunyai invers, maka berlaku rumus-
rumus:
a -m = (a m )-1 , untuk semua bilangan bulat m.
a ma n = a m+n , untuk semua bilangan bulat m dan n.
(a m )n = a mn , untuk semua bilangan bulat m dan n.

Definisi 1.1.8
Misalkan R adalah ring sembarang dan a R , m bulat positif maka
ma = a + a + a +...... + a ( m suku ).
(-m)a = -(ma) . Invers dari ma terhadap jumlahan.
0a = 0 ( 0 bilangan bulat , 0 elemen netral ) .

4
Teorema 1.1.9
Untuk setiap a, b R dan bilangan bulat m,n, maka berlaku
1. (m+ n)a = ma + na
2. m(na) = (mn)a
3. m(a + b) = ma + mb
4. (ma)(nb) = (mn)a
5. m(ab) = (ma)b = a(mb)

Definisi 1.1.10
Suatu elemen a R disebut pembagi nol kiri bila dan hanya bila terdapat b elemen di R ,
b 0 sedemikian sehingga ab = 0 .
Suatu a elemen R disebut pembagi nol kanan bila dan hanya bila terdapat b elemen di R,
b 0 sedemikian sehingga ba = 0 . Jika ada b 0 sedemikian sehingga ab = ba = 0 , maka a
disebut pembagi nol.

Definisi 1.1.11
Suatu a elemen di R disebut pembagi nol sejati ( p.n.s) bila dan hanya bila untuk a 0 ,
terdapatlah b R , b 0 sedemikian sehingga ab = 0 .

Contoh 1.1.12
1. Himpunan bilangan riil R tidak memuat pembagi nol sejati, karena untuk sembarang
a 0 dan b 0 , maka ab 0.

_
2. Z6 memuat pembagi nol sejati, karena jika kita ambil a = 2 maka dapat ditemukan
_
b = 3 sehingga ab = 0 .

3. Ring dari matrik 2×2 memuat pembagi nol sejati .


Karena misalkan kita ambil matriks A dan B berikut:
0 2 0 5
A= dan B = , maka
0 0 0 0

AB = 0 = BA , yaitu

0 2 0 5 0 0 0 5 0 2
= =
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5
Ring R tidak memuat pembagi nol sejati ( p.n.s ) bila dan hanya bila

( a, b R)ab = 0 a = 0 b = 0 atau
( a, b R)a 0 b 0 ab 0 .

Teorema 1.1.13
Jika a bukan pembagi nol kiri , maka hukum konselasi kiri berlaku yaitu ax = ay x=y.

Jika a bukan pembagi nol kanan maka hukum konselasi kanan berlaku yaitu xa = ya x=y.

Teorema 1.1.14
Hasil ganda dari dua elemen a dan b ( a , b bukan pembagi nol kiri / kanan ) juga bukan
pembagi nol kiri/ kanan.

Teorema 1.1.15
Misalkan R adalah ring dengan elemen satuan. Maka suatu elemen yang mempunyai invers
kiri (kanan) pasti bukan pembagi nol kiri (kanan) dan pembagi nol kiri (kanan) tidak
mempunyai invers kiri/ kanan.

Definisi 1.1.16
Misalkan a elemen di R. Elemen a disebut idempoten bila dan hanya bila (bhb) a2 = a .

Sedangkan elemen a disebut nilpoten bila dan hanya bila terdapat bilangan bulat positif n
sedemikian sehingga a n = 0 .

Klasifikasi dari Ring


I. Terhadap penjumlahan R merupakan grup komutatif.
II. Terhadap pergandaan berlaku sifat :
1.Tertutup
2.Assosiatif
III. Berlaku sifat Distributif.

II3. Jika dalam R terdapat e sehingga berlaku ae = ea = a, a R maka R disebut ring dengan
elemen satuan.
II4. Jika pada R berlaku sifat a, b R ab = ba , maka R disebut ring komutatif.

Dalam suatu ring dengan elemen satuan, ada kemungkinan a R,a 0 mempunyai invers,
sehingga ada ring-ring yang memenuhi sifat :

II5. ( a R) a 0 , a -1 R, sehingga aa -1 = a -1a = e.

1.2. Field dan Daerah Integral.

Berikut akan kita bahas tentang field dan daerah integral.

6
Definisi 1.2.1
Misalkan F himpunan tak kosong dan dilengkapi dengan dua operasi biner, misalkan
terhadap penjumlahan dan pergandaan. Maka F disebut field jika memenuhi aksioma berikut

I. (F,+) merupakan grup komutatif.


II. (F -{0},×) merupakan grup komutatif.
III. Berlaku hukum distributif.

Lebih jelasnya sebagai berikut :


I. (F,+) merupakan grup komutatif.
Terhadap penjumlahan berlaku sifat : tertutup, asosiatif, mempunyai elemen netral,
setiap elemen mempunyai invers dan berlaku komutatif.
II. (F -{0},×) merupakangrup komutatif.
Terhadap pergandaan berlaku sifat : tertutup, asosiatif, mempunyai elemen netral,
setiap elemen yang tidak sama dengan nol mempunyai invers dan berlaku komutatif.
III. Berlaku hukum distributif.

Definisi 1.2.2

Di dalam aksioma-aksioma field, jika aksioma komutatif terhadap pergandaan dikeluarkan


maka strukturnya disebut skew-field ( S - field ).

Dengan kata lain :


F disebut S - field jika :
I. (F,+) merupakan grup komutatif
II. (F -{0},×) merupakan grup
III. Berlaku hukum distributif.

Definisi 1.2.3
Suatu daerah integritas /daerah integral D adalah suatu sistem yang memenuhi
I. (D,+) merupakan grup komutatif.
II. (D,×) memenuhi sifat tertutup, asosiatif, mempunyai elemen identitas, tidak memuat
pembagi nol sejati, dan komutatif.
III. Berlaku hukum distributif.

Contoh 1.2.4
1. Selidiki apakah (Z6 ,+,×) merupakan suatu field.
Penyelesaian
Untuk melihat apakah himpunan diatas memenuhi semua aksioma field, kita buat tabel

7
terhadap operasi penjumlahan dan pergandaan sebagai berikut :

Tabel 1.2. Operasi penjumlahan


+ _ _ _ _ _ _
0 1 2 3 4 5
_ _ _ _ _ _ _
0 0 1 2 3 4 5
_ _ _ _ _ _ _
1 1 2 3 4 5 0
_ _ _ _ _ _ _
2 2 3 4 5 0 1
_ _ _ _ _ _ _
3 3 4 5 0 1 2
_ _ _ _ _ _ _
4 4 5 0 1 2 3
_ _ _ _ _ _ _
5 5 0 1 2 3 4

Tabel 1.3 Operasi pergandaan


_ _ _ _ _ _
0 1 2 3 4 5
_ _ _ _ _ _ _
0 0 0 0 0 0 0
_ _ _ _ _ _ _
1 0 1 2 3 4 5
_ _ _ _ _ _ _
2 0 2 4 0 2 4
_ _ _ _ _ _ _
3 0 3 0 3 0 3
_ _ _ _ _ _ _
4 0 4 2 0 4 2
_ _ _ _ _ _ _
5 0 5 4 3 2 1

Kita lihat dari Tabel 1.2 (Z6 ,+) , merupakan grup komutatif. Karena semua aksioma
_
dipenuhi. Yaitu tertutup, asosiatif, mempunyai elemen netral yaitu 0 , setiap elemen
_ _
mempunyai invers, dan komutatif. Dapat dilihat pada Tabel 1.2 invers dari 0 adalah 0 ,
_ _ _ _ _ _ _
invers dari 1 adalah 5 , invers dari 2 adalah 4 , invers dari 3 adalah 3 , invers dari 4
_ _ _
adalah 2 dan invers dari 5 adalah 1 .
Selanjutnya dari Tabel 1.3 , terhadap pergandaan berlaku sifat tertutup, asosiatif,
_ _
mempunyai elemen netral yaitu 1 , komutatif, tetapi ada elemen yang tidak sama dengan 0
_ _
tetapi tidak mempunyai invers, diantaranya 2 dan 3 . Karena jika kita ambil
_
a = 2 , maka kita tidak dapat menemukan b sehingga berlaku
_
ab = 1 . Sehingga dapat kita simpulkan bahwa Z 6 bukan field.

8
2. Selidiki apakah
a b
M 2 (Z) = : a, b, c, d Z, ad - bc 0
c d

merupakan Skew Field ?


Jawab:
Untuk menunjukkan bahwa M 2 (Z) merupakan skew field, maka yang harus dibuktikan adalah

I. (M2 (Z),+) merupakan grup komutatif.

Ambil A, B, C M2 (Z) , dengan


a b e f p q
A= ,B = ,C = .
c d g h r s

i. Tertutup.
a b e f a+e b+f
A+B = + = M 2 (Z)
c d g h c+g d+h

ii. Assosiatif.
a b e f p q
(A + B) + C = + +
c d g h r s

a+e b+f p q
= +
c+g d+h r s

a+e+p b+f +q
=
c+ g +r d+h+s

a b e+p f +q
= +
c d g +r h+s

a b e f p q
= +
c d g h r s

= A +(B + C) .
0 0
iii. Mempunyai elemen netral yaitu .
0 0

iv. Setiap elemen mempunyai invers.


a b -a -b
Invers dari A = adalah -A = ,
c d -c -d

a b -a -b 0 0
Karena A + (-A) = + = .
c d -c -d 0 0

v. Komutatif.

9
a b e f
A+B = +
c d g h

a+e b+f
=
c+g d+h

e+a f +b
=
g+c h+d

e f a b
= +
g h c d

= B+A .
II. Sekarang kita selidiki untuk (M2 (Z), ) .
i. Tertutup.
a b e f
AB =
c d g h

ae + bg af + bh
= (M 2 (Z) .
ce + dg cf + dh

ii. Assosiatif.
a b e f p q
(AB)C =
c d g h r s

ae + bg af + bh p q
=
ce + dg cf + dh r s

(ae + bg)p +(af + bh)r (ae + bg)q +(af + bh)s


=
(ce + dg)p +(cf + dh)r (ce + dg)q +(cf + dh)s

a b ep + fr eq + fs
=
c d gp + hr gq + hs

a b e f p q
=
c d g h r s

= A(BC) .
1 0
iii. Mempunyai elemen satuan yaitu .
0 1

iv. Apakah setiap elemen yang tidak sama dengan matriks nol mempunyai invers ?.
Karena anggota dari M 2 (Z) disyaratkan ad - bc 0 , yang berarti determinan dari
matriks tersebut tidak sama dengan nol, berarti setiap elemen dari M 2 (Z)
mempunyai invers.
v. Tidak komutatif.
Karena AB BA , yaitu

10
a b e f
AB =
c d g h

ae + bg af + bh
=
ce + dg cf + dh

ae + fc eb + fd
ga + hc gb + dh

e f a b
= BA
g h c d

Jadi AB BA .
III. Berlaku hukum distributif.
a b e f p q
A(B + C) = +
c d g h r s

a b e+p f +q
=
c d g +r h+s

a(e + p) + b(g + r) a(f + q) + b(h + s)


=
c(e + p) + d(g + r) c(f + q) + d(h + s)

a b e f a b p q
= +
c d g h c d r s

= AB + AC .
Dengan cara yang sama berlaku (A + B)C = AC + BC .
Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa M 2 (Z) merupakan skew field,
karena semua ketentuan skew field dipenuhi.

Teorema 1.2.5
Setiap field merupakan Daerah Integral.

Teorema di atas tidak berlaku sebaliknya. Sebab ada daerah integral yang bukan field. Salah
satu contoh adalah Z = 0,±1,±2,±3,... .
Z adalah daerah integral tetapi bukan field. Bukan field, terhadap operasi pergandaan ada
elemen-elemen dari Z yang tidak sama dengan nol, tidak mempunyai invers.

Teorema 1.2.6
Suatu Daerah Integral yang berhingga merupakan field.

11
1.3. Soal Latihan

1. Misalkan R adalah himpunan pasangan bilangan real (a,b) Didefinisikan


(a, b)+(c, d) = (a + c, b + d)
(a, b)(c, d) = (ac - bd, bc + ad)
Tunjukkan bahwa R merupakan suatu ring.

2. Misalkan R adalah himpunan pasangan bilangan bulat (a,b). Didefinisikan


(a, b)+(c, d) = (ac - bd, bd)
(a, b)(c, d) = (ac, bd)
Selidiki apakah R merupakan ring ?

3. Diketahui A dan B masing-masing ring. A × B = (a, b) : a A, b B .


Operasi terhadap penjumlahan dan pergandaan didefinisikan sebagai berikut.
(a, b)+(c, d) = (a + c, b + d)
(a, b)(c, d) = (ac, bd)
Selidiki apakah himpunan tersebut merupakan ring ?

4. Diketahui A dan B masing-masing ring. A × B = (a, b) : a A, b B .


Operasi terhadap penjumlahan dan pergandaan didefinisikan sbb:
(a, b)+(c, d) = (a + c, b + d)
(a, b)(c, d) = (ac, bd)
Selidiki apakah A B merupakan field ?

5. Tunjukkan bahwa Z 20 , bukan merupakan daerah integral dan juga bukan merupakan
field.

6. Tunjukkan bahwa Z17 ,merupakan daerah integral dan juga merupakan field.

7. Apakah field himpunan bilangan riil R mempunyai ideal sejati ?


8. Beri contoh dari :
i) Daerah Integral yang bukan field.
ii) Ring yang bukan field.
iii) Suatu himpunan yang bukan ring.
a -b
9. Misal R = M 2 (Z) = : a, b field F .
b a
Selidiki apakah (R,+, ) merupakan ring dengan elemen satuan ?. Selidiki juga jika
fieldnya adalah F = Q, C, Z5 , Z7 .

12
_____ _ _
10. Diketahui N = {0, 2, 4, 6, 8,10,12} terhadap Z14 .
Selidiki apakah N merupakan :
i. Ring dengan elemen satuan.
ii. Field.
iii. Daerah integral .

11. Diketahui : a, b Z . Terhadap operasi penjumlahan dan pergandaan didefinisikan


sebagai berikut :
a b = a + b -1
a b = a + b - ab
Tunjukkan bahwa (Z, , ) merupakan ring komutatif dengan elemen satuan. Apakah
(Z, , ) juga merupakan field atau daerah integral ?.

12. Tunjukan bahwa ring R komutatif bila dan hanya bila (a + b)2 = a 2 + 2ab + b 2 .

13
BAB II
SUBRING DAN IDEAL

Seperti halnya pada teori grup, kita kenal adanya subgrup dan subgrup normal, maka pada
ring, nanti kita kenal apa yang disebut subring dan ideal. Berikut definisinya.

2.1. Subring dan Ideal

Definisi 2.1.1
Misalkan R adalah ring. R’ merupakan subset dari R. R’ disebut subring dari R jika terhadap
hukum komposisi yang sama dengan R, R’ merupakan ring.

Lemma 2.1.2
S disebut subring dari R jika memenuhi
1. a, b S a-b S
2. a, b S ab S

Definisi 2.1.3
Misalkan R adalah ring, M dan M R.
M disebut ideal kiri bila dan hanya bila dipenuhi
1. a, b M a-b M
2. a M, r R ra M
M disebut ideal kanan bila dan hanya bila dipenuhi
1. a, b M a-b M
2. a M, r R ar M
Jika a M, r R, ar = ra M , maka M disebut Two Side Ideal
( Ideal dua sisi ). M ideal dari ring R diberi notasi M  R .

Setiap ring R mempunyai dua ideal tak sejati yaitu R dan E = e . Suatu ideal M selain G dan E
disebut ideal sejati.

Contoh 2.1.4
1. Misalkan (Z,+,×) merupakan ring. Ambil 2Z Z . Z itu sendiri dan {0} merupakan
ideal tak sejati. Sedangkan 2Z merupakan salah satu contoh ideal sejati di ring Z. Coba
tentukan ideal sejati lainnya di Z.
2. (Z6 ,+, ) merupakan ring. Ideal-ideal dari (Z6 ,+, ) adalah:
_ _ _ _ __ _ _ ____ _
{0},{0, 3},{0,2, 4},{0, 1,2,3, 4,5} . Telihat bahwa ideal tak sejati dari (Z6 ,+, ) adalah {0}
_ _ ____ __ _ __
dan {0, 1, 2,3, 4, 5} . Sedangkan ideal sejati dari (Z6 ,+, ) adalah {0, 3} dan {0,2, 4} .

Teorema 2.1.5
Jika H dan K masing-masing merupakan ideal dari ring R maka H K juga merupakan
ideal.

Contoh 2.1 6
1. Misalkan (Z,+,×) ring. Ambil H ={0,±2,±4,±6,.......} dan K ={0,±3,±6,±9,.......} masing –
masing ideal di Z.
Selidiki apakah H K dan H K merupakan ideal .
Jawab.
H K ={0,±6,±12,±18,......} dan H K ={0,±2,±3,±4,......}
Jelas terlihat bahwa H K merupakan ideal dari Z, tetapi H K bukan ideal dari Z,
karena jika kita ambil a = 2, b = 3 maka a - b = -1 H K .

Definisi 2.1.7
Suatu ideal yang dapat dihasilkan oleh satu elemen disebut ideal pokok (Principal Ideal).

Contoh 2.1.8
1. Misalkan (Z,+, ) merupakan ring komutatif dengan elemen satuan. Tentukan ideal-
ideal pokok di Z .
Jawab.
Ideal-ideal pokok di Z adalah :
2Z = 2 ,3Z = 3 , 4Z = 4 ,5Z = 5 ,6Z = 6 dan seterusnya. Secara umum dapat
dituliskan ideal-ideal di Z adalah nZ.

2. Diketahui (Z6 , +, ) adalah ring komutatif dengan elemen satuan. Tentukan ideal-ideal
pokok di (Z6 , +, ) .
Jawab :
Ideal-ideal pokok di (Z6 , +, ) adalah :
_ _ __ _ ___ _ _ _ _ __ _ _
{0} = 0 , {0, 3} = 3 , {0, 2, 4} = 2 , {0, 1, 2, 3 4, 5} = 1 .

16
1.2 Soal Latihan

1. Misalkan F merupakan suatu field. Apakah setiap field memuat ideal sejati? Jelaskan
jawab saudara.
2. Apakah setiap subring merupakan ideal, atau sebaliknya setiap ideal merupakan
subring. Jelaskan dan beri contohnya.
3. Misalkan H dan K masing-masing ideal di ring R. Tunjukkan H + K merupakan ideal.
4. Beri contoh H dan K masing-masing ideal di ring R. Selidiki apakah H + K ideal atau
subring.
5. (R,+, ) adalah ring. Buktikan Himpunan bilangan bulat Z merupakan subring dari R,
tetapi bukan ideal di R.
6. Tentukan semua ideal pokok di Z12 , Z20 , Z23 , Z28 .
7. Beri contoh subring yang bukan ideal.
8. Coba saudara cari contoh: jika H dan K masing-masing idealdari ring R maka H K
yang merupakan ideal.
9. Diketahui : H K dan L masing-masing ideal di ring R. Buktikan (H K) L
merupakan ideal. Berikan contohnya.
10. Carilah suatu contoh dari L dan H K masing-masing subring dari ring R. Kemudian
coba selidiki apakah (H K) L subring?

17
BAB III
KARAKTERISTIK DAN KONGRUENSI

3.1 Pengertian Karakteristik

Misalkan R adalah ring.

Jika dapat ditemukan bilangan bulat positif terkecil n sedemikian sehingga


na = 0, a R , maka bilangan tekecil dengan sifat demikian disebut karakteristik dari R.
Jika bilangan bulat terkecil tersebut ada, maka dikatakan R mempunyai karakteristik
positif.
Jika bilangan tersebut tidak ada maka dikatakan
R mempunnyai karakteristik 0 , atau
R mempunyai karakteristik ∞ , atau
R tidak mempunyai karakteristik.

Contoh 3.1.1
1. R = Z5 .
Karena 5a = 10a = 15a = … = 0, maka karakteristik
dari bilangan bulat modulo 5 adalah 5.

2. R adalah himpunan bilangan riil. Karena tidak dapat ditemukan n sedemikian sehingga
na = 0, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik dari R adalah 0.

Definisi 3.1.2
Bilangan n disebut karakteristik dari R , bila dan hanya bila n N dan a R berlaku nr = 0
, dan untuk n' N , r R berlaku n'r = 0 , maka n n' dengan N ={1,2,3.....} .

Sifat 3.1.3
Jika R mempunyai elemen satuan e maka bilangan bulat positif terkecil dengan sifat ne = 0
pastilah karakteristik dari R.

Teorema 3.1.4
Jika suatu field dan daerah integral itu mempunyai karakteristik maka karakteristiknya pasti
prima atau 0.

Teorema 3.1.5
Jika p prima dan a R(a 0) berlaku pa = 0 , maka p merupakan karakteristik dari R.
3.2. Kongruensi, Klas-Klas Residu

Untuk pembahasan selanjutnya kita ambil R adalah ring komutatif ( idealnya merupakan ideal
dua sisi ).

Definisi 3.2.1
Elemen a, b berada dalam klas residu yang sama bila dan hanya bila a - b M .
a kongruen b modulo M ditulis a b(modM)
atau a b(M)
Jika a b(M) , maka artinya a - b M .
Jika a b(M) artinya a tidak kongruen b modulo M.

Misal M ideal pokok yang dibangun oleh m, yaitu m , maka a b(m) .


Jika R ={0,±1,±2,±3,......} , maka m terdiri atas kelipatan-kelipatan (positif, negatif, nol) dari
m.
Sehingga :
a b(M) , berarti a - b = km(k = 0, ±1, ±2, ±3,.......) .

Kongruensi adalah relasi ekuivalensi.


1. a a(M) sebab a - a = 0 M .
2. a b(M) b a(M)
sebab jika a - b M maka b - a M .
3. a b(M) b c(M) a c(M) .
Sebab a - b M b - c M a-b+b-c = a-c M.

Sifat-Sifat
1. Jika a b(M) a+c b + c(M) .
2. Jika a b(M) ac bc(M) .
3. Jika a b(M) -a -b(M) .
4. Jika a b(M) na nb(M) .
5. a a'(M) b b'(M) a+b a' + b'(M) ab a'b'(M) .

3.3. Soal Latihan

1. Tentukan karakteristik dari :


a). Himpunan bilangan riil.
b). Himpunan bilangan rasional, dan bilangan bulat.

Karakteristik dan Kongruensi 20


BAB IV
FIELD FAKTOR DARI DAERAH INTEGRAL

Ring terdiri atas kwosen. Field kwosen dari suatu D.I.


Pada bagian ini ring yang dibicarakan adalah ring komutatif. Misalkan R adalah ring dengan
elemen satuan. Jika a mempunyai invers a -1 , maka a pasti bukan pembagi nol. Sebab
andaikan a adalah pembagi nol, maka terdapat b 0 sehingga ab = 0 .
Tetapi a -1 (ab) = (a -1a)b = eb = b
a -1 (ab) = a0 = 0
Jadi b = 0.
Terjadi kontradiksi dengan b 0.
Jadi a bukan pembagi nol.

Contoh.
Ambil R = Z ={0,±1,±2,±3,.......} .
2 bukan pembagi nol. Karena kita tidak bisa menemukan b 0 , sehingga ab = 0. Pada Z, 2
tidak mempunyai invers.

Pandang R adalah Ring (komutatif) yang mempunyai atau tidak mempunyai elemen satuan.
Kumpulkan semua elemen-elemen yang bukan pembagi nol dari R dalam suatu himpunan
M.

M ={x R/x : bukan pembagi nol }


M tertutup terhadap pergandaan, yaitu a, b (M) ab (M)
( artinya jika a, b bukan pembagi nol, maka ab juga bukan pembagi nol).
Karena ,
Andaikan ab pembagi nol, maka terdapatlah c 0 sedemikian sehingga (ab)c = 0. Karena
berlaku hukum assosiatif maka berlaku (ab)c = a(bc) = 0. Karena a bukan pembagi nol, maka
bc = 0.
Dari bc = 0, karena b bukan pembagi nolmaka c = 0. Kontradiksi dengan c 0 . Pengandaian
diingkar. Jadi ab bukan pembagi nol .

Dibawah ini akan dikonstruksikan suatu ring S dengan elemen satuan sedemikian sehingga
R merupakan subring darinya dimana setiap elemen dari M mempunyai invers.
Misalkan R = {a,b,c,...} dan M = {p,q,r,...}.
Bentuk himpunan S1 terdiri atas pasangan-pasangan (a,p) dengan a R dan p M .
S1 = { (a,p) / a R p M }.
Didalam S1 didefinisikan suatu relasi R (yang selanjutnya disajikan dengan tanda “~”)
dengan rumus
(a, p) ~ (b, q) bila dan hanya bila aq = pb.
Relasi ini adalah relasi ekuivalensi.
1. Mempunyai sifat refleksif: yaitu (a, p) ~ (a, p)
karena ap = pa (R komutatif)
2. (a, p) ~ (b, q) (b, q) ~ (a, p)
sebab jika aq = pb maka bp = qa.
3. ((a, p) ~ (b, q)) ((b, q) ~ (c, r)) (a, p) ~ (c, r)
sebab jika diketahui: aq = pb br = qc maka
aqr = pbr = pqc.
Karena q bukan pembagi nol, maka dari aqr = pqc didapat
ar = pc yaitu (a, p) ~ (c, r)

Sekarang diadakan definisi dengan abstraksi.

Karena relasi ~ suatu relasi ekuivalensi, maka S1 terbagi atas golongan-golongan (klas-klas
ekuivalensi) yang saling asing.
Klas dimana (a, p) berada, disajikan dengan [a, p], jadi S terdiri atas ekuivalensi.
Selanjutnya S dijadikan Struktur Aljabar yaitu dengan mendefinisikan hukum komposisi
sebagai berikut .
[a, p] + [b, q] = [aq + pb, pq]
[a, p] [b, q] = [ab, pq]

Akan dibuktikan bahwa S terhadap hukum komposisi diatas merupakan suatu ring dengan
elemen satuan.
Akan ditunjukkan hukum komposisi diatas adalah univalen.
Misalkan [a, p] = [c, r]
ar = pc .........................................(i)
Misalkan [b, q] = [d, s] bs = qd...............(ii)
Yang harus dibuktikan, [aq + pb, pq] = [cs + rd, rs]
atau (aq + pb) rs = pq (cs + rd)
Karena (i) maka aqrs + pbrs = pqcs + pqrd
qsar + pbrs = qspc + pqrd
pbrs = pqrd
prbs = prqd
Karena (ii) maka qsar + prbs = pqcs + prqd
qsar = pqcs
Sehingga (qsar + prbs) = (qspc + prqd)
Atau (aq + pb) rs = pq (cs + rd)
Selanjutnya akan ditunjukkan :
[a, p] . [b, q] = [c, r] . [d, s]

Field Faktor Dari Daerah Integral 22


atau [ab, pq] = [cd, rs]
abrs = pqcd
Dari (i) ar = pc dan dari (ii) bs = qd , maka arbs = pcqd
atau abrs = pqcd.

Akan ditunjukkan (S, +) grup komutatif.


1. Tertutup (langsung dari definisi jumlahan).
2. Assosiatif
([a, p] + [b, q]) + [c, r] = [aq + pb, pq] + [c, r]
= [aqr + pbr + pqc , pqr]
[a, p] + ([b, q] + [c, r]) = [a, p] + [br + qc, qr]
= [aqr + pbr + pqc , pqr]
3. Elemen nentralnya yaitu [0, r], r sebarang anggota M.
Sehingga [0, r] = [0, p] = [0, q] dst.
Sebab:
[a, p] + [0, r] = [ar + p0 , pr] = [ar, pr] = [a, p]
[0, r] + [a, p] = [a, p]
4. Invers dari [a, p] adalah [-a, p].
Karena [a, p] + [-a, p] = [ap – pa , p2] = [0, p] = elemen netral.
5. S komutatif terhadap R, karena R ring komutatif .

Selanjutnya kita selidiki untuk (S , )


1. Tertutup (langsung dari definisi)
2. Assosiatif
([a, p] [b, q]) [c, r] = [ab, pq] [c, r] = [abc, pqr]
[a, p] ([b, q] [c, r]) = [a, p] [bc, qr] = [abc, pqr]
3. Berlaku hukum distributif
[a, p] ([b, q] + [c, r]) = [a, p] . [ br + qc , qr]
= [abr + aqc , pqr]
Sedangkan
[a, p] [b, q] + [a, p] [c, r] = [ab, pq] + [ac , pr]
= [abpr + pqac , p2qr]
= [abr + aqc + pqr]
Distributivitas kedua tidak usah dibuktikan karena S komutatif. Terbukti S merupakan ring.

S mempunyai elemen satuan yaitu [r, r] = [p, p] = [q, q] , dst.


Karena: [a, p] [r, r] = [ar, pr] = [a, p]
[r, r] [a, p] = [ra, rp] = [a, p].

Akan ditunjukkan S mempunyai subset T yang isomorfis dengan R. Diadakan perkawanan

Field Faktor Dari Daerah Integral 23


a R dengan [ap, p] S , dan p sembarang elemen di M.
f:R S , M S
a  [ap, p]

i. f adalah pemetaan
[ap, p] = [aq, q], dst. (dari definisi kesamaan 2 klas)
ii. f merupakan fungsi injektif
Sebab: jika [ap, p] = [bp, p] maka ap2 = bp2
sehingga ap2 - bp2= 0.
(a – b ) p2= 0
Karena p bukan pembagi nol, maka a – b = 0. Jadi a = b.
iii. f merupakan fungsi surjektif
Jelas karena suatu [ap, p] berasal dari a.
Terbukti R ekuivalen dengan himpunan bagian T dari S yang terdiri atas elemen- elemen
berbentuk [ap, p], a R , p M .

Selanjutnya akan ditunjukkkan f homomorphisma.


a [ap, p]
b [bp, p]
a+b [(a + b) p, p]
ab [abp, p]

Sedangkan [ap, p] + [bp, p] = [ap2 + bp2 , p2] = [ap + bp , p]


= [(a + b)p, p], dan
[ap, p] [bp, p] = [abp2 , p2] =[abp , p].

Prosedur Immersi

Dalam himpunan S, himpunan bagian T diganti dengan R. Perhatikan di dalam S, elemen-


elemen yang berbentuk [mp,p] dengan m, p M mempunyai invers. Invers dari [mp,p] adalah
[p,mp] , mp M . Karena [mp,p] [p,mp] = [mp2, mp2] = [p , p] = elemen satuan S . Setelah
prosedur imersi dikerjakan , elemen -elemen berbentuk [mp,p] diganti dengan elemen-elemen
dari M. Sebab dalam perkawanan a [ap,p] dari R dengan T, maka elemen m M ( M R )
mempunyai kawan berbentuk [mp , p]. Mengingat semua hal diatas maka ternyata, dengan
diketahui R adalah ring komutatif (mempunyai/tidak mempunyai elemen satuan), maka dapat
di kontruksikan ring S dengan elemen satuan, dan mempunyai R sebagai subring, sedemikian
sehingga semua anggota-anggota dari R yang bukan pembagi nol ( yaitu elemen di M )
mempunyai invers.
a
Kelas [a, p] dapat diberi notasi .
p

Field Faktor Dari Daerah Integral 24


Misalkan definisi kesamaan
[a, p] = [b, q] bila dan hanya bila aq = pb
a b
= bila dan hanya bila aq = pb.
p q
Dari uraian diatas dapat disimpulkan,
Setiap daerah integral D dapat diimmersikan dalam suatu field-kwosen, yang terdiri atas
a
elemen-elemen berbentuk , dimana a, b D, b 0 .
b

Sebagai contoh ambil


R = Z ={0,±1,±2,±3,.......} .
R : Daerah integral (DI)
Maka ring terdiri atas kwosen-kwosen yang didapat dengan konstruksi diatas mudah
dibuktikan menjadi field, yang disebut field-kwosen dari daerah integritas tersebut.
Misal jika R = Z ={0,±1,±2,±3,.......} , maka field-kwosennya adalah field dari bilangan-bilangan
rasional.

Soal Latihan

Berikan contoh-contoh dari field – kwosen.

Field Faktor Dari Daerah Integral 25


BAB V
RING POLINOMIAL

5.1. Ring Polinomial

Sebelum membahas tentang ring polinomial, marilah kita lihat contoh berikut.
Misalkan Z adalah himpunan bilangan bulat. Dibentuk suatu himpunan Z[x] yaitu himpunan
polinomial , dengan koefisien dari polinomnya anggota dari himpunan bilangan bulat Z.
Misalkan kita ambil
f(x) = 3x 4 -5x 2 + 3x
g(x) = 2x 2 -5x +7
h(x) = 1/3x 4 - 2/5x 2 + 3/4x
Maka f(x), g(x) Z[x] , tetapi h(x) Z[x] .

Misalkan R[x] adalah himpunan polinomial – polinomial dengan koefisien polinomial


merupakan elemen R.
Misalkan
i
f(x) = a 0 x 0 + a1x1 + a 2x 2 +… = aix
i

g(x) = b 0 x 0 + b1x1 + b 2x 2 +… = b jx j
j

Didefinisikan hukum komposisi terhadap penjumlahan dan pergandaan sebagai berikut :


f(x) + g(x) = (a 0 + b 0 )x 0 + (a1 + b1 )x1 +…+ (a p + b p )x p +…,

f(x).g(x) = a 0 b0 x0 + (a 0 b1 + a1b0 )x1 + (a 0 b2 + a1b1 + a2 b0 )x2 +…

Dengan menggunakan notasi maka aturan di atas dapat di rumuskan sebagai berikut :

f(x) = aixi
i

k
g(x) = bkx
k

h(x) = f(x)g(x)

= ai xi bkxk
i k
m
= cm x
m

Dengan cm = ai bk .
i+k=m

Polinomial f(x) = g(x) , yaitu ai xi = b i x i jika dan hanya jika a i = b i , untuk setiap i.
i i

Jika f(x) = 0x 0 + 0x1 + 0x 2 + 0x + ..... , maka f(x) disebut polinomial nol.


3
Teorema 5.1.1
Himpunan R[x] merupakan suatu ring dan disebut ring-polinomial.

Selanjutnya jika R merupakan ring komutatif dengan elemen satuan dan tidak memuat
pembagi nol sejati, maka R[x] juga merupakan ring komutatif dengan elemen satuan dan tidak
memuat pembagi nol sejati. Uraiannya sebagai berikut.

i. Jika R komutatif , maka R[x] juga komutatif


ii. Jika R mempunyai elemen satuan e , maka R[x] juga mempunyai elemen satuan.
Elemen satuan dari R[x] adalah ex0.
iii. Jika R tidak memuat pembagi nol sejati make R[x] juga tidak mempunyai pembagi
nol sejati .

5.2. Algoritma Pembagian

Teorema 5.2.1
Misalkan f(x) = a 0 x0 + a1x1 + a 2x2 +…+ a nx n
g(x) = b 0x 0 + b1x1 + b 2x 2 +…+ b mx m
dengan a i , b i R dan R memuat elemen satuan e , a n 0, b m 0.
Misalkan invers dari b m adalah bm . Maka terdapatlah polinomial q(x)), g(x), r(x)
-1

sedemikian sehingga
f(x) = q(x) g(x) + r(x)
f(x) = q(x) p(x) + s(x)
dengan r(x) = 0, dan s(x) = 0 atau der [r(x)] < der [g(x)], dan
der [s(x)] < der [p((x)].

Teorema 5.2.2
Jika R adalah daerah integral dan f(x) R[x] berderajat n, maka persamaan f(x) = 0 tidak
mempunyai lebih dari n akar berlainan dalam R.

Definisi 5.2.3
Misalkan f(x) R[x] . Suatu polynomial f(x) disebut reducible bila dan hanya bila f(a) = 0,
dengan a R . Jika tidak demikian, maka f(x) disebut irreducible.

Contoh 5.2.4
_ _
1. Misalkan f(x), g(x) Z2 [x] , dengan f(x) = x + 1, g(x) = x + 1 maka
_ _ _
f(x) g(x) = (x + 1 )(x + 1 ) = x 2 1.
_
f(x) + g(x) = 0 .

Ring Polinomial 28
_ _ _
2. Misalkan f(x), g(x) Z4[x] dengan f(x) = 2 x 4 + x 2 + 2 g(x) = x 2 + 2 .
_
Maka f(x) + g(x) = 2 x 4
_
f(x)g(x) = 2 x 6 + x 4
f(x) _ 2
= 2 x +1
g(x)
_
f(x) = g(x)(2 x 2 +1)
_ _
= (x 2 + 2)(2 x 2 +1)
= g(x)q(x)+ r(x) , dengan r(x) = 0 .

3. Misalkan f(x) R[x] .


f(x) = x3 -5x 2 + 9x = (x - 2)(x 2 -3x) + 3x
= q(x)g(x)+ r(x) dengan r(x) = 3x .

5.3 Soal Latihan

1. Diketahui : Z3[x] adalah ring polinomial, f(x) Z3[x] . f adalah ideal yang dibangun
_
oleh f. Tentukan c Z3 , sehingga Z3 [x] / x3 + cx2 + 1 membentuk field.

_
2. Faktorkan polinomial x 4 + 4 Z5[x] menjadi polinomial – polinomial tak tereduksi.

_ _ _ _
3. Karena salah satu pembagi polinom f(x) = 4 x 4 + 3 x3 + 2 x 2 - x - 3 Z5[x] adalah ……,
maka polinomial f(x) tereduksikan.

4. Misalkan R adalah himpunan bilangan riil, kemudian dibentuk R[x]. Didalam R[x]
terdapat ideal yang dibangun oleh x2 +1 . Selanjutnya dibentuk residu klas ring
R[x]/x +1 . Buktikan R[x]/x +1 merupakan field.
2 2

5. Selidiki apakah polinom berikut reducible atau irreducible. Jika reducible, maka
faktorkan menjadi polinom polinom yang irreducible.
_
i) x3 + x2 + 1 Z3[x]
_ _
ii) x5 + 4 x 4 + 4 Z5[x]
_ _
iii) x5 + 4 x 4 + 4 Z6[x]
_ _ _ _
iv) 4 x 4 + 3 x3 + 2 x 2 - x - 3 Z8[x]
_ _ _
v) 4 x 4 + 2 x 2 - x + 3 Z5[x]
_ _ _
vi) 3 x3 + 2 x 2 + x - 3 Z5[x]

Ring Polinomial 29
BAB VI
RING FAKTOR DAN HOMOMORFISMA

6.1. Ring Faktor

Kita ingat kembali pada teori grup. Jika G adalah grup, N adalah subgrup normal, maka G/N
disebut grup faktor. Pada ring pengertianya analog yaitu sebagai berikut.

Definisi 6.1.1
Misalkan R adalah ring, I adalah ideal di R. R/I adalah himpunan semua koset-koset dari I di R.
Didefinisikan :

(a + I) + (b + I)) = (a + b) + I
(a + I)(b + I)) = (ab) + I
-(a + I) = -a + I , dengan a, b R.

Dengan operasi seperti diatas maka R/I disebut ring faktor atau residu klas ring atau quotient
ring.

Lemma 6.1.2
Misalkan R adalah ring, I adalah ideal di R. R/I adalah himpunan semua koset-koset dari I di
R.. Didefinisikan :

(a + I) + (b + I)) = (a + b) + I
(a + I)(b + I)) = (ab) + I
-(a + I) = -a + I , dengan a, b R.
Dengan operasi seperti diatas akan membuat R/I merupakan ring dan disebut ring faktor atau
residu klas ring atau quotient ring. Pemetaan natural : a  a + I adalah epimorfisma dengan
Kernel I.

Contoh 6.1.3
1. Misal (Z,+, ) merupakan ring. 2Z adalah ideal di Z. Maka Z/2Z merupakan ring
faktor, dengan Z/2Z = {2Z, 1 + 2Z }.

__ Z6
2. Misal (Z6 , +,×) merupakan ring . N = {0, 3} adalah ideal di Z 6 . Maka merupakan
N
__ _ _ _ __
ring factor. Jika N = {0, 3} , maka 1+ N ={1, 4} dan 2+ N ={2, 5} , sehingga
Z6 _ _
={N, 1+ N, 2+ N} .
N
___ Z6
3. Misal (Z6 , +,×) merupakan ring. N = {0, 2, 4} adalah ideal di Z 6 .Maka merupakan
N
ring factor.
___ _ ___ Z6 _
Jika N = {0, 2, 4} , maka 1+ N ={1, 3, 5} , sehingga ={N, 1+ N} .
N
6.2. Homomorfisma
Seperti halnya pada teori grup, kita mengenal adanya homomorfisma grup, maka pada ring
juga dikenal adanya homomorfisma ring. Hanya bedanya , karena pada grup hanya dilengkapi
satu operasi biner, maka syarat homomorfisma grup hanya satu. Sedangkan pada ring
didefinisikan sebagai berikut.

Definisi 6.2.1
Misalkan R dan S merupakan ring, :R S . Pemetaan disebut homomorfisma ring jika
dipenuhi :
i) (a + b) = (a) + (b)
ii) (ab) = (a) (b) , untuk setiap a, b R.
(0R ) = 0S
(-a) = - (a)

Teorema 6.2.2
Misal R adalah ring , N ideal di R dan :R R/N pemetaan surjektif. Maka merupakan
suatu homomorphisma.

Teorema 6.2.4
K = Ker merupakan ideal dari R.

Teorema 6.2.5
Suatu homomorfisma surjektif :R R' adalah monomorfisma bila dan hanya bila Ker ={0}

Teorema 6.2.6
Jika N adalah ideal di R, maka terdapatlah suatu homomorfisma surjektif dari R ke R/N.

Definisi 6.2.7
Homomorfisma surjektif :R R/N yang didefinisikan (a) = a + N , untuk setiap a R disebut
homomorfisma natural/ kanonik dari R ke R/N.

Teorema 6.2.8
Jika :R R' adalah homomorfisma yang surjektif dengan N = Ker , maka terdapatlah
dengan tunggal isomorfisma : R/N R' , sedemikian sehingga = , di mana adalah
homomorfisma surjektif dari R ke R/N.

Ring Faktor dan Homomorfisma 32


Teorema 6.2.9
Misalkan R adalah ring, J ideal di R, dan S : subring dari R. Maka S + J adalah subring dari R,
J ideal

Teorema 6.2.10
Jika R adalah ring, J dan K masing – masing ideal di R, dengan J K , maka K/J ideal di R/J dan
R/J
R/K .
K/J

6.3 Soal Latihan

1. Beri contoh Teorema 6.2.9 dan Teorema 6.2.10.


2. Misal C : himpunan bilangan kompleks dan M2 [R] : himpunan matriks 2 2 dengan
entri bilangan riil.
Didefinisikan :
f:C M2[R]
a b
a + ib  f(a + ib) =
-b a
Tunjukkan f adalah homomorfisma ring.

3. Misalkan Z adalah himpunan bilangan bulat dan G adalah himpunan bilangan bulat
genap. Didefinisikan
f:Z G
a  f(a) = 2a
ab
a*b= adalah pergandaan bilangan genap a dan Tunjukkan f adalah
2
homomorfisma ring.

4. Misalkan A dan B Adalah dua ring yang berbeda .


A × B ={(a, b) : a A, b B}
Terhadap operasi penjumlahan dan pergandaan didefinisikan sebagai berikut :
(a, b) + (c, d) = (a + c, b + d)
(a, b)(c, d) = (ac, bd) .
Selidiki apakah pemetaan : (a, b)  (a, 0) dan
: (a, b)  (0, b) merupakan suatu homomorfisma.

5. Selidiki apakah pemetaan – pemetaan berikut merupakan homomorfisma ring.


a. det : GL(2, Q) Q× , didefinisikan

Ring Faktor dan Homomorfisma 33


a b
det  ad - bc
c d

b. :Q GL(2,Q) , didefinisikan

1 t
t
0 t

c. : M2 (Q) Q× , didefinisikan
a b
 a , a, d : bilangan rasional yang tidak sama dengan nol, b : suatu bilangan
0 d
rasional.

d. : M2 (Q) Q× , didefinisikan

a b
b
0 d

e. :Q GL(2,Q) , didefinisikan

1 x
x
0 x

f. :Q GL(3,Q) , didefinisikan
x2
1 x
2
x 0 1 x
0 0 1

a 4b
g. Misalkan A ={a + b 3/a, b Z} dan B = /a, b Z .
b a
Didefinisikan :
:A B
a 4b
a+b 3 
b a

___ a b
h. Misalkan A ={0, 3, 6} terhadap Z 9 , dan M 2 (A) = /a, b, c, d A
c d
Didefinisikan:

Ring Faktor dan Homomorfisma 34


: M2 (A) M2 (A)
a b 0 b

c d 0 d

i. Ketentuan sama seperti soal h).


Didefinisikan :
: M2 (A) M2 (A)
a b a 0

c d 0 d

j. Ketentuan sama seperti soal h).


Didefinisikan :
: M2 (A) M2 (A)
a b a 0

c d c d

k. Ketentuan sama seperti soal h).


Didefinisikan :

: M2 (A) M2 (A)
a b a 0

c d c 0

Ring Faktor dan Homomorfisma 35


BAB VII
IDEAL PRIME, IDEAL MAKSIMAL

7.1. Ideal Prima

Pada bagian ini akan kita bahas tentang ideal prima dan ideal maksimal , primary ideal serta
hubungan antara ideal prime dan ideal maksimal yang ada pada suatu ring.

Definisi 7.1.1

Suatu ideal P dalam ring R disebut ideal yang prima bila dan hanya bila ring terdiri atas klas-
klas residu R/P tidak memuat pembagi nol sejati.

Contoh 7.1.2

1. Misalkan (Z,+, ) ring komutatif. P = 2Z adalah ideal di Z Apakah 2Z merupakan ideal


prima ?
Jawab :
Z/2Z = { 2Z, 1 + 2Z ) . Elemen nolnya adalah 2Z.
Jika kita ambil a = 1+ 2Z dan b =1 + 2Z, a dan b tidak sama dengan nolnya Z/2Z, maka
ab = 1 + 2Z, yang tidak sama dengan 2Z. Jadi Z/2Z tidak memuat pembagi nol sejati.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa 2Z merupakan ideal prime.

2. Misalkan (Z,+, ) ring komutatif. P = 4Z adalah ideal di Z Apakah 4Z merupakan ideal


prima ?
Jawab :
Z/4Z = {2Z, 1+4Z, 2+4Z, 3+4Z } memuat pembagi nol sejati.Yaitu jika kita ambil a =
2+4Z, dan b = 2+4Z maka
ab = 4Z. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 4Z bukan ideal prima.

Sekarang kita coba untuk mengingat kembali klas-klas residu yang telah kita pelajari , yaitu :

a b(P) artinya a - b P ( a dan b berada dalam klas residu yang sama) .


a 0(P) artinya a P.
R/P ={a + P, b + P, c + P,.......} , dengan a, b, c R .

Dengan menggunakan pengertian dari klas residu, maka ideal prime dapat kita tuliskan
sebagai berikut
P merupakan ideal yang prime dapat ditulis :
__ _ _ _ _ _
ab = 0 a = 0 b = 0
__ _ _ _ _ _
ab = 0 a 0 b = 0
__ _
Menurut definisi ab = 0 berarti ab P .
Persamaan diatas dapat ditulis sebagai

ab P a P b P
ab P a P b P

Dari ab P , dapat ditulis ab 0(P) .


Sehingga persamaan diatas dapat ditulis sebagai

ab 0(P) a 0(P) b 0(P)


ab 0(P) a 0(P) b 0(P)

Contoh 7.1.3
Ambil R = Z ={0,±1,±2,±3,......} .

Bentuklah himpunan polinomial R = Z ={0,±1,±2,±3,......} .


Akan kita perlihatkan bahwa x yaitu ideal yang dihasilkan/dibangun oleh x merupakan
ideal yang prima dalam Z[x] Ambil f(x), g(x) Z[x] , dengan
f(x) = a 0 x 0 + a1x1 + a 2x 2 +… , a i Z.
g(x) = b0 x 0 + b1x1 + b2x2 +…, , b i Z.
Maka diperoleh
f(x)g(x) = a 0 b 0 (a 0 b1 a1b 0 )x ...
Misalkan f(x)g(x) x .
Akan dibuktikan f(x) x atau g(x) x .
Z[x] adalah ring komutatif dengan elemen satuan, sehingga ideal pokok x terdiri atas
kelipatan ring dari x. Maka dari itu karena f(x)g(x) x , haruslah f(x)g(x) = xh(x), h(x) Z[x] ,
dengan
h(x) = c0 x0 + c1x1 + c2x2 +… , c i Z.
Sehingga diperoleh
xh(x) = c0 x + c1x2 + c2x3 +…
Karena f(x)g(x) = xh(x) , maka
a 0 b0 (a 0 b1 a1b0 )x ... = c0 x + c1x2 + c2x3 +…
Dari definisi kesamaan 2 polinomial , maka diperoleh a 0 b 0 = 0 Karena Z tidak memuat
pembagi nol sejati, maka
Diperoleh a 0 = 0 atau b 0 = 0 . Sehingga

38
f(x) = a1x1 + a2 x2 + a3x3 + … = x(a1x 0 + a 2x1 + a3x2 + …)
g(x) = b1x1 + b2x2 + b3x3 + … = x(b1x 0 + b2x1 + b3x 2 + …)
Ini berarti f(x) x atau g(x) x . Jadi ideal yang dibangun oleh x merupakan ideal prima.

7.2. Ideal Maksimal

Definisi 7.2.1
Suatu ideal M di dalam ring R disebut maksimal bila dan hanya bila M tidak termuat dalam
suatu ideal lainnya selain M sendiri dan R.

Dengan kata lain :


M adalah maksimal bila dan hanya bila M tidak mempunyai pembagi sejati selain R.

Definisi 7.2.1 juga dapat dikatakan sebagai berikut.

Definisi 7.2.2
Suatu ideal M di dalam ring R disebut maximal bila dan hanya bila

i) M R dan
ii) Tidak ada ideal N di R sedemikian sehingga M N R.

7.3. Kaitan Ideal Prima, Ideal Maksimal, Daerah Integral dan Field.

Selanjutnya akan kita lihat bagaimana kaitan antara daerah integral dengan ideal prima,
maupun suatu field dengan ideal maksimal.

Teorema 7.3.1
Misalkan R adalah ring komutatif dengan elemen satuan. R/P adalah daerah integral bila dan
hanya bila (bhb) P merupakan ideal prima.

Akibat 7.3.3
Setiap ideal maksimal di ring komutatif dengan elemen satuan R merupakan ideal prima.

Contoh 7.3.4
1. Misalkan (Z,+, ) merupakan ring komutatif dengan elemen satuan. 2Z adalah ideal di
Z. Maka Z/2Z merupakan field.
Bukti:
Kita tahu bahwa 2Z merupakan ideal maksimal di Z. Artinya 2Z tidak termuat dalam
ideal lain selain Z itu sendiri. Karena 2Z merupakan ideal maksimal, maka menurut
Teorema7.3.2 terbukti Z/2Z merupakan suatu field.

39
2. Misalkan (Z,+, ) merupakan ring komutatif dengan elemen satuan. 4Z adalah ideal di
Z. Apakah Z/4Z merupakan suatu field ?
Jawab:
Karena 4Z 2Z Z , maka 4Z bukan ideal maksimal di Z. Sehingga menurut Teorema
7.3.2, Z/4Z bukan merupakan field. Karena bukan field, jelas juga bukan merupakan
daerah integral.

7.4. Primary ideal

Definisi 7.4.1
Suatu ideal Q disebut primary ideal bila dan hanya bila untuk setiap a, b R berlaku ab Q
dan a Q , maka terdapatlah n positif sedemikian sehingga b n Q .
Atau
Q primary ( a, b R)(ab Q a Q)( n)(b n Q)

Teorema 7.4.2
Misalkan Q primary ideal dalam ring R.
Ditentukan P ={x R/( n)xn Q} , n bulat positif. Maka P adalah suatu ideal prima yang
memuat Q dan merupakan ideal prima terkecil yang memuat Q.

Teorema 7.4.3
Misalkan P dan Q adalah dua ideal yang memenuhi syarat-syarat :
1. Q P
2. ( x R)(x P) ( n)(b n Q) , n bulat positif.
3. ab Q a P b Q, a, b.
Maka Q adalah suatu primary ideal, sedang P adalah ideal prima yang terkait dengan Q.

7.5. Soal Latihan

1. Selidiki apakah Z/3Z : merupakan field , daerah integral ?


_
2. Tentukan a agar Z3 [x]/(x3 + ax + 1) merupakan field.
_
3. Apakah Z2 [x]/(x2 + 1) merupakan daerah integral
_
4. Apakah Z2 [x]/(x2 + 1) merupakan field ?
___
5. Misalkan (Z6 ,+,×) ring. P = {0, 2, 4} . Apakah Z6 /P merupakan daerah integral ?
6. Seperti soal no.5. Apakah Z6 /P merupakan field ?
7. Polinomial x3 +2x2 +7x +1 , mempunyai 3 akar kompleks 1, 2, 3 . Hitung 1
3
+ 2
3
+ 3
3
.

40
8. Misal I adalah ideal dalam Z[x]. Ring polinomial dengan koefisien di Z dibangun oleh
x3 + x +1 dan 5. Apakah I merupakan ideal prima ?

9. Misal Z n adalah ring dari bilangan bulat modulo n.


Z n [x] adalah ring polinomial dengan koefisian di Z n . I adalah ideal di Z n [x] yang
_
dibangun oleh x2 + x + 1 .
i) Untuk nilai nberapa ring faktor Z n [x]/I , dengan 1 n 10 .
ii) Berikan tabel pergandaan dari Z2 [x]/I .
_
10. Faktorkan x4 + x3 + x + 3 di Z5 [x] .

41
BAB VIII
RING IDEAL POKOK DAN RING EUCLID

8.1. Ring Ideal Pokok

Definisi 8.1.1
Suatu daerah integral D, dimana setiap idealnya merupakan ideal pokok (principal ideal),
maka D disebut ring ideal pokok (principal ideal rings).

Contoh 8.1.2
Misalkan R = Z ={0,±1,±2,±3,......} . merupakan ring.
Apakah R merupakan ring ideal pokok ?
Jawab.
Misal M ideal dalam R. Akan ditunjukkan M dihasilkan oleh satu elemen.
Jika M ={0} maka M jelas dihasilkan oleh 0.
Jika M {0} , maka M pasti memuat bilangan bulat m, dan m 0 Akan tetapi karena M ideal
maka m atau -m merupakan anggota dari M , dan salah satu di antara m dan -m adalah
bilangan positif. Dengan demikian M memuat bilangan-bilangan bulat positif. Misal a
bilangan bulat positif terkecil dan b M sembarang. Maka
b = qa + r dengan 0 r < a .
Karena a, b M maka b - qa = r M . Terlihat bahwa r merupakan elemen dari M, dan r lebih
kecil dari a. Padahal a adalah bilangan bulat positif terkecil dari M . Hal ini tidak mungkin.
Maka satu-satunya kemungkinan adalah r = 0. Sehingga diperoleh b = qa. Jadi setiap elemen di
M merupakan kelipatan dari a. Jadi a adalah penghasil dari M . Yaitu M = a .( M dibangun
oleh a ). Terbukti M ideal pokok.

8.2. Ring Euclide

Definisi 8.2.1
Suatu ring R disebut ring Euclide bila dan hanya bila dipenuhi

1. Komutatif
2. Tidak memuat pembagi nol sejati
3. Ada suatu fungsi g : R -{0} bilangan bulat non negatif
sedemikian sehingga g(ab) g(a) .
Dengan kata lain : a R, a 0, b 0 dapat ditemukan bilangan bulat non negatif g(a)
sedemikian sehingga jika a 0, b 0 maka g(ab) g(a) .
4. Di dalam R terdapat algoritma pembagian yaitu :
a R, a 0 b = qa + r dimana r = 0 atau g(r) < g(a) .
Contoh 8.2.2
1. Suatu field adalah ring Euclid.
Bukti :
Misalkan F adalah field, maka berlaku :
i. F komutatif,
ii. F tidak memuat pembagi nol sejati.
iii.Definisikan jika a 0 g(a) = 0 , b 0 g(b) = 0 .
Sehingga jika a 0, b 0 ab 0. Akibatnya ab 0 g(ab) = 0 . Jadi
g(ab) = g(a) = g(b) = 0 .
Ini berarti g(ab) = g(a) .
Jadi syarat nomor ke 3) dipenuhi.
iv.Selanjutnya ambil a 0 , a elemen di field F , sehingga a mempunyai invers yaitu a -1 .
Sehingga : b = ba-1a = q.a + r = qa = 0
yaitu syarat 4) dipenuhi. Jadi F merupakan ring Euclid.

2. R = Z ={0,±1,±2,±3,......} juga merupakan ring Euclid. Buktikan! (Definisikan g(a) = a )

Teorema 8.2.3
Setiap ring Euclid adalah suatu ring ideal pokok.

Catatan:
Setiap ring Euclid adalah suatu ring ideal pokok (daerah integral yang setiap ideal di
dalamnya merupakan ideal pokok).

8.3 Soal Latihan


1. Buktikan Suatu field merupakan ring ideal pokok.
2. Buktikan Jika F suatu field, maka F[x] merupakan ring ideal pokok.
3. R = Z ={0,±1,±2,±3,......} juga merupakan ring Euclid. Buktikan! (Definisikan g(a) = a ).

44

Anda mungkin juga menyukai