Modul SA 2
Modul SA 2
Oleh :
Ari Andari
DAFTAR ISI
BAB I RING, FIELD DAN DAERAH INTEGRAL 1
Soal Latihan 12
BAB II SUBRING DAN IDEAL 15
Soal Latihan 17
BAB III KARAKTERISTIK DAN KONGRUENSI 18
Soal Latihan 20
BAB IV FIELD FAKTOR DARI DAERAH INTEGRAL 21
Soal Latihan 25
Sebelum mempelajari ring, field dan daerah integral, perlu diingat kembali pengertian dari
operasi biner, grup, semigrup, grup siklik pada Teori grup.
1.1. Ring.
Pada subbab ini dibahas tentang pengertian/definisi ring, Teorema, contoh, beserta sifat-
sifatnya.
Definisi 1.1.1
Suatu himpunan tak kosong R yang dilengkapi dua operasi biner misalkan terhadap
penjumlahan dan pergandaan, disebut ring jika memenuhi :
I. (R,+) merupakangrup komutatif.
II. (R, ) berlaku tertutup dan assosiatif.
III. Berlaku hukum Distributif.
Atau :
R , R disebut ring jika memenuhi :
I. Terhadap penjumlahan
1. Tertutup
a, b R, !c, a + b = c.
2. Assosiatif
a, b, c R,(a + b) + c = a + (b + c).
3. Mempunyai elemen netral
( 0 R)( a R), 0 + a = a + 0 = a.
4. Setiap elemen mempunyai invers
( a R), a +( a) = ( a)+ a = 0.
5. Komutatif
a, b R, a + b = b + a.
II. Terhadap Penggandaan
1. Tertutup
a, b R, !c, ab = c.
2. Assosiatif
a, b, c R,(ab)c = a(bc).
III. Distributif
a, b, c R, a(b + c) = ab + ac.
a, b, c R,(a + b)c = ac + bc.
Contoh 1.1.2
1. Selidiki apakah (R,+, ) merupakan suatu ring.
Jawab.
I. (R,+) memenuhi :
i. Tertutup.
ii. Assosistif.
iii. Mempunyai elemen netral yaitu 0.
iv. Setiap elemen mempunyai invers. Invers dari a adalah
-a , karena a +( a) = ( a)+ a = 0.
v. Komutatif, yaitu berlaku a + b = b + a , untuk setiap a dan b anggota dari himpunan
bilangan riil R.
II. R terhadap pergandaan memenuhi sifat
i. Tertutup, yaitu untuk setiap a, b anggota bilangan riil R, berlaku ab anggota dari R.
ii. Assosiatif, yaitu untuk setiap a, b, c anggota bilangan riil R, berlaku (ab)c = a(bc).
iii. Berlaku hukum distributif, yaitu untuk setiap a, b, c anggota bilangan riil R,
berlaku
a(b + c) = ab + ac dan (a + b)c = ac + bc.
Jadi dapat disimpulkan bahwa himpunan bilangan riil R merupakan suatu ring.
2
_ _ _ _ _ _
(3+ 2) + 1 = 3+ (2+ 1) . Dengan cara yang sama berlaku untuk setiap a, b, c
anggota Z5 .
iii) Mempunyai elemen netral yaitu 0.
_ _ _ _
iv) Setiap elemen mempunyai invers. Invers 0 adalah 0 invers 1 adalah 4 , invers
_ _ _ _ _ _
2 adalah 3 , invers 3 adalah 2 , invers 4 adalah 1 .
v) Berlaku sifat komutatif.
_ _ _ _ _ _
Ambil a = 3, b = 2 , maka a + b = b + a , yaitu (3+ 2) = (2+ 3) . Dengan cara yang
sama berlaku untuk setiap a, b anggota Z5 .
II. Terhadap operasi pergandaan.
i) Berlaku sifat tertutup.
_ _ _ _ _
Ambil a = 3, b = 2 , maka ab = 3(2) = 1 . Dengan cara yang sama berlaku untuk
setiap a, b anggota Z5
ii) Berlaku sifat assosiatif.
_ _ _
Ambil a = 3, b = 2, c = 1 , maka
__ _ _ _ _
(ab)c = a(bc) , yaitu (3 2) 1 = 3 (2 1 ) .
Dengan cara yang sama berlaku untuk setiap
a, b, c anggota dari Z5 .
iii) Berlaku hukum distributif.
_ _ _
Ambil a = 3, b = 2, c = 1 , maka
_ _ _ _ _ _ _
(a + b)c = (3 2) 1 = 3 . 1 2 . 1 = ac + bc dan
_ _ _ _ _ _ _
a(b + c) = 3 (2+ 1) = 3 . 2 3 . 1 = ab + ac . Dengan cara yang sama berlaku untuk setiap
a, b,c anggota Z5 .
Jadi (Z5 , +, ) merupakan ring.
Teorema 1.1.3
Untuk setiap ring R berlaku :
1. a.0 = 0.a = 0, a R
2. a(-b) = -ab,(-a)b = -ab, a, b R
3
3. (-a)(-b) = ab, a, b R
4. a(b - c) = ab - ac, a, b R
Definisi 1.1.4
Jika dalam ring R terdapat elemen e1 dengan sifat e1a = a
untuk setiap a R maka e1 disebut elemen satuan kiri.
Jika dalam ring R terdapat elemen e2 dengan sifat e2a = a ,
untuk setiap a R maka e2 disebut elemen satuan kanan.
Jika terdapat elemen e sedemikian sehingga berlaku ae = ea = a , untuk setiap a R
maka e disebut elemen satuan.
Definisi 1.1.5
Misalkan ring R mempunyai elemen satuan e dan a elemen dari R. Jika a1 R , maka a1a = e ,
sehingga a1 disebut invers kiri dari a. Jika a 2 R , maka aa 2 = e sehingga a 2 disebut invers
kanan dari a. Jika invers kiri sekaligus invers kanan, maka dikatakan a mempunyai invers
dengan notasi a -1 . Jadi a-1a = aa-1 = e . Suatu elemen dalam R yang mempunyai invers disebut
unit atau elemen uniter.
Jika a sekaligus mempunyai invers kiri a1 dan invers kanan a 2 maka invers kiri = invers
kanan.
Definisi 1.1.6
Misal R mempunyai elemen satuan e maka
a0 = e .
a m = a.a.a...a (sampai m faktor dengan m bulat positif ).
a -m = (a -1 )m (jika a R mempunyai invers).
Teorema 1.1.7
Misalkan R mempunyai elemen satuan e dan a R mempunyai invers, maka berlaku rumus-
rumus:
a -m = (a m )-1 , untuk semua bilangan bulat m.
a ma n = a m+n , untuk semua bilangan bulat m dan n.
(a m )n = a mn , untuk semua bilangan bulat m dan n.
Definisi 1.1.8
Misalkan R adalah ring sembarang dan a R , m bulat positif maka
ma = a + a + a +...... + a ( m suku ).
(-m)a = -(ma) . Invers dari ma terhadap jumlahan.
0a = 0 ( 0 bilangan bulat , 0 elemen netral ) .
4
Teorema 1.1.9
Untuk setiap a, b R dan bilangan bulat m,n, maka berlaku
1. (m+ n)a = ma + na
2. m(na) = (mn)a
3. m(a + b) = ma + mb
4. (ma)(nb) = (mn)a
5. m(ab) = (ma)b = a(mb)
Definisi 1.1.10
Suatu elemen a R disebut pembagi nol kiri bila dan hanya bila terdapat b elemen di R ,
b 0 sedemikian sehingga ab = 0 .
Suatu a elemen R disebut pembagi nol kanan bila dan hanya bila terdapat b elemen di R,
b 0 sedemikian sehingga ba = 0 . Jika ada b 0 sedemikian sehingga ab = ba = 0 , maka a
disebut pembagi nol.
Definisi 1.1.11
Suatu a elemen di R disebut pembagi nol sejati ( p.n.s) bila dan hanya bila untuk a 0 ,
terdapatlah b R , b 0 sedemikian sehingga ab = 0 .
Contoh 1.1.12
1. Himpunan bilangan riil R tidak memuat pembagi nol sejati, karena untuk sembarang
a 0 dan b 0 , maka ab 0.
_
2. Z6 memuat pembagi nol sejati, karena jika kita ambil a = 2 maka dapat ditemukan
_
b = 3 sehingga ab = 0 .
AB = 0 = BA , yaitu
0 2 0 5 0 0 0 5 0 2
= =
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5
Ring R tidak memuat pembagi nol sejati ( p.n.s ) bila dan hanya bila
( a, b R)ab = 0 a = 0 b = 0 atau
( a, b R)a 0 b 0 ab 0 .
Teorema 1.1.13
Jika a bukan pembagi nol kiri , maka hukum konselasi kiri berlaku yaitu ax = ay x=y.
Jika a bukan pembagi nol kanan maka hukum konselasi kanan berlaku yaitu xa = ya x=y.
Teorema 1.1.14
Hasil ganda dari dua elemen a dan b ( a , b bukan pembagi nol kiri / kanan ) juga bukan
pembagi nol kiri/ kanan.
Teorema 1.1.15
Misalkan R adalah ring dengan elemen satuan. Maka suatu elemen yang mempunyai invers
kiri (kanan) pasti bukan pembagi nol kiri (kanan) dan pembagi nol kiri (kanan) tidak
mempunyai invers kiri/ kanan.
Definisi 1.1.16
Misalkan a elemen di R. Elemen a disebut idempoten bila dan hanya bila (bhb) a2 = a .
Sedangkan elemen a disebut nilpoten bila dan hanya bila terdapat bilangan bulat positif n
sedemikian sehingga a n = 0 .
II3. Jika dalam R terdapat e sehingga berlaku ae = ea = a, a R maka R disebut ring dengan
elemen satuan.
II4. Jika pada R berlaku sifat a, b R ab = ba , maka R disebut ring komutatif.
Dalam suatu ring dengan elemen satuan, ada kemungkinan a R,a 0 mempunyai invers,
sehingga ada ring-ring yang memenuhi sifat :
6
Definisi 1.2.1
Misalkan F himpunan tak kosong dan dilengkapi dengan dua operasi biner, misalkan
terhadap penjumlahan dan pergandaan. Maka F disebut field jika memenuhi aksioma berikut
Definisi 1.2.2
Definisi 1.2.3
Suatu daerah integritas /daerah integral D adalah suatu sistem yang memenuhi
I. (D,+) merupakan grup komutatif.
II. (D,×) memenuhi sifat tertutup, asosiatif, mempunyai elemen identitas, tidak memuat
pembagi nol sejati, dan komutatif.
III. Berlaku hukum distributif.
Contoh 1.2.4
1. Selidiki apakah (Z6 ,+,×) merupakan suatu field.
Penyelesaian
Untuk melihat apakah himpunan diatas memenuhi semua aksioma field, kita buat tabel
7
terhadap operasi penjumlahan dan pergandaan sebagai berikut :
Kita lihat dari Tabel 1.2 (Z6 ,+) , merupakan grup komutatif. Karena semua aksioma
_
dipenuhi. Yaitu tertutup, asosiatif, mempunyai elemen netral yaitu 0 , setiap elemen
_ _
mempunyai invers, dan komutatif. Dapat dilihat pada Tabel 1.2 invers dari 0 adalah 0 ,
_ _ _ _ _ _ _
invers dari 1 adalah 5 , invers dari 2 adalah 4 , invers dari 3 adalah 3 , invers dari 4
_ _ _
adalah 2 dan invers dari 5 adalah 1 .
Selanjutnya dari Tabel 1.3 , terhadap pergandaan berlaku sifat tertutup, asosiatif,
_ _
mempunyai elemen netral yaitu 1 , komutatif, tetapi ada elemen yang tidak sama dengan 0
_ _
tetapi tidak mempunyai invers, diantaranya 2 dan 3 . Karena jika kita ambil
_
a = 2 , maka kita tidak dapat menemukan b sehingga berlaku
_
ab = 1 . Sehingga dapat kita simpulkan bahwa Z 6 bukan field.
8
2. Selidiki apakah
a b
M 2 (Z) = : a, b, c, d Z, ad - bc 0
c d
i. Tertutup.
a b e f a+e b+f
A+B = + = M 2 (Z)
c d g h c+g d+h
ii. Assosiatif.
a b e f p q
(A + B) + C = + +
c d g h r s
a+e b+f p q
= +
c+g d+h r s
a+e+p b+f +q
=
c+ g +r d+h+s
a b e+p f +q
= +
c d g +r h+s
a b e f p q
= +
c d g h r s
= A +(B + C) .
0 0
iii. Mempunyai elemen netral yaitu .
0 0
a b -a -b 0 0
Karena A + (-A) = + = .
c d -c -d 0 0
v. Komutatif.
9
a b e f
A+B = +
c d g h
a+e b+f
=
c+g d+h
e+a f +b
=
g+c h+d
e f a b
= +
g h c d
= B+A .
II. Sekarang kita selidiki untuk (M2 (Z), ) .
i. Tertutup.
a b e f
AB =
c d g h
ae + bg af + bh
= (M 2 (Z) .
ce + dg cf + dh
ii. Assosiatif.
a b e f p q
(AB)C =
c d g h r s
ae + bg af + bh p q
=
ce + dg cf + dh r s
a b ep + fr eq + fs
=
c d gp + hr gq + hs
a b e f p q
=
c d g h r s
= A(BC) .
1 0
iii. Mempunyai elemen satuan yaitu .
0 1
iv. Apakah setiap elemen yang tidak sama dengan matriks nol mempunyai invers ?.
Karena anggota dari M 2 (Z) disyaratkan ad - bc 0 , yang berarti determinan dari
matriks tersebut tidak sama dengan nol, berarti setiap elemen dari M 2 (Z)
mempunyai invers.
v. Tidak komutatif.
Karena AB BA , yaitu
10
a b e f
AB =
c d g h
ae + bg af + bh
=
ce + dg cf + dh
ae + fc eb + fd
ga + hc gb + dh
e f a b
= BA
g h c d
Jadi AB BA .
III. Berlaku hukum distributif.
a b e f p q
A(B + C) = +
c d g h r s
a b e+p f +q
=
c d g +r h+s
a b e f a b p q
= +
c d g h c d r s
= AB + AC .
Dengan cara yang sama berlaku (A + B)C = AC + BC .
Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa M 2 (Z) merupakan skew field,
karena semua ketentuan skew field dipenuhi.
Teorema 1.2.5
Setiap field merupakan Daerah Integral.
Teorema di atas tidak berlaku sebaliknya. Sebab ada daerah integral yang bukan field. Salah
satu contoh adalah Z = 0,±1,±2,±3,... .
Z adalah daerah integral tetapi bukan field. Bukan field, terhadap operasi pergandaan ada
elemen-elemen dari Z yang tidak sama dengan nol, tidak mempunyai invers.
Teorema 1.2.6
Suatu Daerah Integral yang berhingga merupakan field.
11
1.3. Soal Latihan
5. Tunjukkan bahwa Z 20 , bukan merupakan daerah integral dan juga bukan merupakan
field.
6. Tunjukkan bahwa Z17 ,merupakan daerah integral dan juga merupakan field.
12
_____ _ _
10. Diketahui N = {0, 2, 4, 6, 8,10,12} terhadap Z14 .
Selidiki apakah N merupakan :
i. Ring dengan elemen satuan.
ii. Field.
iii. Daerah integral .
12. Tunjukan bahwa ring R komutatif bila dan hanya bila (a + b)2 = a 2 + 2ab + b 2 .
13
BAB II
SUBRING DAN IDEAL
Seperti halnya pada teori grup, kita kenal adanya subgrup dan subgrup normal, maka pada
ring, nanti kita kenal apa yang disebut subring dan ideal. Berikut definisinya.
Definisi 2.1.1
Misalkan R adalah ring. R’ merupakan subset dari R. R’ disebut subring dari R jika terhadap
hukum komposisi yang sama dengan R, R’ merupakan ring.
Lemma 2.1.2
S disebut subring dari R jika memenuhi
1. a, b S a-b S
2. a, b S ab S
Definisi 2.1.3
Misalkan R adalah ring, M dan M R.
M disebut ideal kiri bila dan hanya bila dipenuhi
1. a, b M a-b M
2. a M, r R ra M
M disebut ideal kanan bila dan hanya bila dipenuhi
1. a, b M a-b M
2. a M, r R ar M
Jika a M, r R, ar = ra M , maka M disebut Two Side Ideal
( Ideal dua sisi ). M ideal dari ring R diberi notasi M R .
Setiap ring R mempunyai dua ideal tak sejati yaitu R dan E = e . Suatu ideal M selain G dan E
disebut ideal sejati.
Contoh 2.1.4
1. Misalkan (Z,+,×) merupakan ring. Ambil 2Z Z . Z itu sendiri dan {0} merupakan
ideal tak sejati. Sedangkan 2Z merupakan salah satu contoh ideal sejati di ring Z. Coba
tentukan ideal sejati lainnya di Z.
2. (Z6 ,+, ) merupakan ring. Ideal-ideal dari (Z6 ,+, ) adalah:
_ _ _ _ __ _ _ ____ _
{0},{0, 3},{0,2, 4},{0, 1,2,3, 4,5} . Telihat bahwa ideal tak sejati dari (Z6 ,+, ) adalah {0}
_ _ ____ __ _ __
dan {0, 1, 2,3, 4, 5} . Sedangkan ideal sejati dari (Z6 ,+, ) adalah {0, 3} dan {0,2, 4} .
Teorema 2.1.5
Jika H dan K masing-masing merupakan ideal dari ring R maka H K juga merupakan
ideal.
Contoh 2.1 6
1. Misalkan (Z,+,×) ring. Ambil H ={0,±2,±4,±6,.......} dan K ={0,±3,±6,±9,.......} masing –
masing ideal di Z.
Selidiki apakah H K dan H K merupakan ideal .
Jawab.
H K ={0,±6,±12,±18,......} dan H K ={0,±2,±3,±4,......}
Jelas terlihat bahwa H K merupakan ideal dari Z, tetapi H K bukan ideal dari Z,
karena jika kita ambil a = 2, b = 3 maka a - b = -1 H K .
Definisi 2.1.7
Suatu ideal yang dapat dihasilkan oleh satu elemen disebut ideal pokok (Principal Ideal).
Contoh 2.1.8
1. Misalkan (Z,+, ) merupakan ring komutatif dengan elemen satuan. Tentukan ideal-
ideal pokok di Z .
Jawab.
Ideal-ideal pokok di Z adalah :
2Z = 2 ,3Z = 3 , 4Z = 4 ,5Z = 5 ,6Z = 6 dan seterusnya. Secara umum dapat
dituliskan ideal-ideal di Z adalah nZ.
2. Diketahui (Z6 , +, ) adalah ring komutatif dengan elemen satuan. Tentukan ideal-ideal
pokok di (Z6 , +, ) .
Jawab :
Ideal-ideal pokok di (Z6 , +, ) adalah :
_ _ __ _ ___ _ _ _ _ __ _ _
{0} = 0 , {0, 3} = 3 , {0, 2, 4} = 2 , {0, 1, 2, 3 4, 5} = 1 .
16
1.2 Soal Latihan
1. Misalkan F merupakan suatu field. Apakah setiap field memuat ideal sejati? Jelaskan
jawab saudara.
2. Apakah setiap subring merupakan ideal, atau sebaliknya setiap ideal merupakan
subring. Jelaskan dan beri contohnya.
3. Misalkan H dan K masing-masing ideal di ring R. Tunjukkan H + K merupakan ideal.
4. Beri contoh H dan K masing-masing ideal di ring R. Selidiki apakah H + K ideal atau
subring.
5. (R,+, ) adalah ring. Buktikan Himpunan bilangan bulat Z merupakan subring dari R,
tetapi bukan ideal di R.
6. Tentukan semua ideal pokok di Z12 , Z20 , Z23 , Z28 .
7. Beri contoh subring yang bukan ideal.
8. Coba saudara cari contoh: jika H dan K masing-masing idealdari ring R maka H K
yang merupakan ideal.
9. Diketahui : H K dan L masing-masing ideal di ring R. Buktikan (H K) L
merupakan ideal. Berikan contohnya.
10. Carilah suatu contoh dari L dan H K masing-masing subring dari ring R. Kemudian
coba selidiki apakah (H K) L subring?
17
BAB III
KARAKTERISTIK DAN KONGRUENSI
Contoh 3.1.1
1. R = Z5 .
Karena 5a = 10a = 15a = … = 0, maka karakteristik
dari bilangan bulat modulo 5 adalah 5.
2. R adalah himpunan bilangan riil. Karena tidak dapat ditemukan n sedemikian sehingga
na = 0, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik dari R adalah 0.
Definisi 3.1.2
Bilangan n disebut karakteristik dari R , bila dan hanya bila n N dan a R berlaku nr = 0
, dan untuk n' N , r R berlaku n'r = 0 , maka n n' dengan N ={1,2,3.....} .
Sifat 3.1.3
Jika R mempunyai elemen satuan e maka bilangan bulat positif terkecil dengan sifat ne = 0
pastilah karakteristik dari R.
Teorema 3.1.4
Jika suatu field dan daerah integral itu mempunyai karakteristik maka karakteristiknya pasti
prima atau 0.
Teorema 3.1.5
Jika p prima dan a R(a 0) berlaku pa = 0 , maka p merupakan karakteristik dari R.
3.2. Kongruensi, Klas-Klas Residu
Untuk pembahasan selanjutnya kita ambil R adalah ring komutatif ( idealnya merupakan ideal
dua sisi ).
Definisi 3.2.1
Elemen a, b berada dalam klas residu yang sama bila dan hanya bila a - b M .
a kongruen b modulo M ditulis a b(modM)
atau a b(M)
Jika a b(M) , maka artinya a - b M .
Jika a b(M) artinya a tidak kongruen b modulo M.
Sifat-Sifat
1. Jika a b(M) a+c b + c(M) .
2. Jika a b(M) ac bc(M) .
3. Jika a b(M) -a -b(M) .
4. Jika a b(M) na nb(M) .
5. a a'(M) b b'(M) a+b a' + b'(M) ab a'b'(M) .
Contoh.
Ambil R = Z ={0,±1,±2,±3,.......} .
2 bukan pembagi nol. Karena kita tidak bisa menemukan b 0 , sehingga ab = 0. Pada Z, 2
tidak mempunyai invers.
Pandang R adalah Ring (komutatif) yang mempunyai atau tidak mempunyai elemen satuan.
Kumpulkan semua elemen-elemen yang bukan pembagi nol dari R dalam suatu himpunan
M.
Dibawah ini akan dikonstruksikan suatu ring S dengan elemen satuan sedemikian sehingga
R merupakan subring darinya dimana setiap elemen dari M mempunyai invers.
Misalkan R = {a,b,c,...} dan M = {p,q,r,...}.
Bentuk himpunan S1 terdiri atas pasangan-pasangan (a,p) dengan a R dan p M .
S1 = { (a,p) / a R p M }.
Didalam S1 didefinisikan suatu relasi R (yang selanjutnya disajikan dengan tanda “~”)
dengan rumus
(a, p) ~ (b, q) bila dan hanya bila aq = pb.
Relasi ini adalah relasi ekuivalensi.
1. Mempunyai sifat refleksif: yaitu (a, p) ~ (a, p)
karena ap = pa (R komutatif)
2. (a, p) ~ (b, q) (b, q) ~ (a, p)
sebab jika aq = pb maka bp = qa.
3. ((a, p) ~ (b, q)) ((b, q) ~ (c, r)) (a, p) ~ (c, r)
sebab jika diketahui: aq = pb br = qc maka
aqr = pbr = pqc.
Karena q bukan pembagi nol, maka dari aqr = pqc didapat
ar = pc yaitu (a, p) ~ (c, r)
Karena relasi ~ suatu relasi ekuivalensi, maka S1 terbagi atas golongan-golongan (klas-klas
ekuivalensi) yang saling asing.
Klas dimana (a, p) berada, disajikan dengan [a, p], jadi S terdiri atas ekuivalensi.
Selanjutnya S dijadikan Struktur Aljabar yaitu dengan mendefinisikan hukum komposisi
sebagai berikut .
[a, p] + [b, q] = [aq + pb, pq]
[a, p] [b, q] = [ab, pq]
Akan dibuktikan bahwa S terhadap hukum komposisi diatas merupakan suatu ring dengan
elemen satuan.
Akan ditunjukkan hukum komposisi diatas adalah univalen.
Misalkan [a, p] = [c, r]
ar = pc .........................................(i)
Misalkan [b, q] = [d, s] bs = qd...............(ii)
Yang harus dibuktikan, [aq + pb, pq] = [cs + rd, rs]
atau (aq + pb) rs = pq (cs + rd)
Karena (i) maka aqrs + pbrs = pqcs + pqrd
qsar + pbrs = qspc + pqrd
pbrs = pqrd
prbs = prqd
Karena (ii) maka qsar + prbs = pqcs + prqd
qsar = pqcs
Sehingga (qsar + prbs) = (qspc + prqd)
Atau (aq + pb) rs = pq (cs + rd)
Selanjutnya akan ditunjukkan :
[a, p] . [b, q] = [c, r] . [d, s]
i. f adalah pemetaan
[ap, p] = [aq, q], dst. (dari definisi kesamaan 2 klas)
ii. f merupakan fungsi injektif
Sebab: jika [ap, p] = [bp, p] maka ap2 = bp2
sehingga ap2 - bp2= 0.
(a – b ) p2= 0
Karena p bukan pembagi nol, maka a – b = 0. Jadi a = b.
iii. f merupakan fungsi surjektif
Jelas karena suatu [ap, p] berasal dari a.
Terbukti R ekuivalen dengan himpunan bagian T dari S yang terdiri atas elemen- elemen
berbentuk [ap, p], a R , p M .
Prosedur Immersi
Soal Latihan
Sebelum membahas tentang ring polinomial, marilah kita lihat contoh berikut.
Misalkan Z adalah himpunan bilangan bulat. Dibentuk suatu himpunan Z[x] yaitu himpunan
polinomial , dengan koefisien dari polinomnya anggota dari himpunan bilangan bulat Z.
Misalkan kita ambil
f(x) = 3x 4 -5x 2 + 3x
g(x) = 2x 2 -5x +7
h(x) = 1/3x 4 - 2/5x 2 + 3/4x
Maka f(x), g(x) Z[x] , tetapi h(x) Z[x] .
g(x) = b 0 x 0 + b1x1 + b 2x 2 +… = b jx j
j
Dengan menggunakan notasi maka aturan di atas dapat di rumuskan sebagai berikut :
f(x) = aixi
i
k
g(x) = bkx
k
h(x) = f(x)g(x)
= ai xi bkxk
i k
m
= cm x
m
Dengan cm = ai bk .
i+k=m
Polinomial f(x) = g(x) , yaitu ai xi = b i x i jika dan hanya jika a i = b i , untuk setiap i.
i i
Selanjutnya jika R merupakan ring komutatif dengan elemen satuan dan tidak memuat
pembagi nol sejati, maka R[x] juga merupakan ring komutatif dengan elemen satuan dan tidak
memuat pembagi nol sejati. Uraiannya sebagai berikut.
Teorema 5.2.1
Misalkan f(x) = a 0 x0 + a1x1 + a 2x2 +…+ a nx n
g(x) = b 0x 0 + b1x1 + b 2x 2 +…+ b mx m
dengan a i , b i R dan R memuat elemen satuan e , a n 0, b m 0.
Misalkan invers dari b m adalah bm . Maka terdapatlah polinomial q(x)), g(x), r(x)
-1
sedemikian sehingga
f(x) = q(x) g(x) + r(x)
f(x) = q(x) p(x) + s(x)
dengan r(x) = 0, dan s(x) = 0 atau der [r(x)] < der [g(x)], dan
der [s(x)] < der [p((x)].
Teorema 5.2.2
Jika R adalah daerah integral dan f(x) R[x] berderajat n, maka persamaan f(x) = 0 tidak
mempunyai lebih dari n akar berlainan dalam R.
Definisi 5.2.3
Misalkan f(x) R[x] . Suatu polynomial f(x) disebut reducible bila dan hanya bila f(a) = 0,
dengan a R . Jika tidak demikian, maka f(x) disebut irreducible.
Contoh 5.2.4
_ _
1. Misalkan f(x), g(x) Z2 [x] , dengan f(x) = x + 1, g(x) = x + 1 maka
_ _ _
f(x) g(x) = (x + 1 )(x + 1 ) = x 2 1.
_
f(x) + g(x) = 0 .
Ring Polinomial 28
_ _ _
2. Misalkan f(x), g(x) Z4[x] dengan f(x) = 2 x 4 + x 2 + 2 g(x) = x 2 + 2 .
_
Maka f(x) + g(x) = 2 x 4
_
f(x)g(x) = 2 x 6 + x 4
f(x) _ 2
= 2 x +1
g(x)
_
f(x) = g(x)(2 x 2 +1)
_ _
= (x 2 + 2)(2 x 2 +1)
= g(x)q(x)+ r(x) , dengan r(x) = 0 .
1. Diketahui : Z3[x] adalah ring polinomial, f(x) Z3[x] . f adalah ideal yang dibangun
_
oleh f. Tentukan c Z3 , sehingga Z3 [x] / x3 + cx2 + 1 membentuk field.
_
2. Faktorkan polinomial x 4 + 4 Z5[x] menjadi polinomial – polinomial tak tereduksi.
_ _ _ _
3. Karena salah satu pembagi polinom f(x) = 4 x 4 + 3 x3 + 2 x 2 - x - 3 Z5[x] adalah ……,
maka polinomial f(x) tereduksikan.
4. Misalkan R adalah himpunan bilangan riil, kemudian dibentuk R[x]. Didalam R[x]
terdapat ideal yang dibangun oleh x2 +1 . Selanjutnya dibentuk residu klas ring
R[x]/x +1 . Buktikan R[x]/x +1 merupakan field.
2 2
5. Selidiki apakah polinom berikut reducible atau irreducible. Jika reducible, maka
faktorkan menjadi polinom polinom yang irreducible.
_
i) x3 + x2 + 1 Z3[x]
_ _
ii) x5 + 4 x 4 + 4 Z5[x]
_ _
iii) x5 + 4 x 4 + 4 Z6[x]
_ _ _ _
iv) 4 x 4 + 3 x3 + 2 x 2 - x - 3 Z8[x]
_ _ _
v) 4 x 4 + 2 x 2 - x + 3 Z5[x]
_ _ _
vi) 3 x3 + 2 x 2 + x - 3 Z5[x]
Ring Polinomial 29
BAB VI
RING FAKTOR DAN HOMOMORFISMA
Kita ingat kembali pada teori grup. Jika G adalah grup, N adalah subgrup normal, maka G/N
disebut grup faktor. Pada ring pengertianya analog yaitu sebagai berikut.
Definisi 6.1.1
Misalkan R adalah ring, I adalah ideal di R. R/I adalah himpunan semua koset-koset dari I di R.
Didefinisikan :
(a + I) + (b + I)) = (a + b) + I
(a + I)(b + I)) = (ab) + I
-(a + I) = -a + I , dengan a, b R.
Dengan operasi seperti diatas maka R/I disebut ring faktor atau residu klas ring atau quotient
ring.
Lemma 6.1.2
Misalkan R adalah ring, I adalah ideal di R. R/I adalah himpunan semua koset-koset dari I di
R.. Didefinisikan :
(a + I) + (b + I)) = (a + b) + I
(a + I)(b + I)) = (ab) + I
-(a + I) = -a + I , dengan a, b R.
Dengan operasi seperti diatas akan membuat R/I merupakan ring dan disebut ring faktor atau
residu klas ring atau quotient ring. Pemetaan natural : a a + I adalah epimorfisma dengan
Kernel I.
Contoh 6.1.3
1. Misal (Z,+, ) merupakan ring. 2Z adalah ideal di Z. Maka Z/2Z merupakan ring
faktor, dengan Z/2Z = {2Z, 1 + 2Z }.
__ Z6
2. Misal (Z6 , +,×) merupakan ring . N = {0, 3} adalah ideal di Z 6 . Maka merupakan
N
__ _ _ _ __
ring factor. Jika N = {0, 3} , maka 1+ N ={1, 4} dan 2+ N ={2, 5} , sehingga
Z6 _ _
={N, 1+ N, 2+ N} .
N
___ Z6
3. Misal (Z6 , +,×) merupakan ring. N = {0, 2, 4} adalah ideal di Z 6 .Maka merupakan
N
ring factor.
___ _ ___ Z6 _
Jika N = {0, 2, 4} , maka 1+ N ={1, 3, 5} , sehingga ={N, 1+ N} .
N
6.2. Homomorfisma
Seperti halnya pada teori grup, kita mengenal adanya homomorfisma grup, maka pada ring
juga dikenal adanya homomorfisma ring. Hanya bedanya , karena pada grup hanya dilengkapi
satu operasi biner, maka syarat homomorfisma grup hanya satu. Sedangkan pada ring
didefinisikan sebagai berikut.
Definisi 6.2.1
Misalkan R dan S merupakan ring, :R S . Pemetaan disebut homomorfisma ring jika
dipenuhi :
i) (a + b) = (a) + (b)
ii) (ab) = (a) (b) , untuk setiap a, b R.
(0R ) = 0S
(-a) = - (a)
Teorema 6.2.2
Misal R adalah ring , N ideal di R dan :R R/N pemetaan surjektif. Maka merupakan
suatu homomorphisma.
Teorema 6.2.4
K = Ker merupakan ideal dari R.
Teorema 6.2.5
Suatu homomorfisma surjektif :R R' adalah monomorfisma bila dan hanya bila Ker ={0}
Teorema 6.2.6
Jika N adalah ideal di R, maka terdapatlah suatu homomorfisma surjektif dari R ke R/N.
Definisi 6.2.7
Homomorfisma surjektif :R R/N yang didefinisikan (a) = a + N , untuk setiap a R disebut
homomorfisma natural/ kanonik dari R ke R/N.
Teorema 6.2.8
Jika :R R' adalah homomorfisma yang surjektif dengan N = Ker , maka terdapatlah
dengan tunggal isomorfisma : R/N R' , sedemikian sehingga = , di mana adalah
homomorfisma surjektif dari R ke R/N.
Teorema 6.2.10
Jika R adalah ring, J dan K masing – masing ideal di R, dengan J K , maka K/J ideal di R/J dan
R/J
R/K .
K/J
3. Misalkan Z adalah himpunan bilangan bulat dan G adalah himpunan bilangan bulat
genap. Didefinisikan
f:Z G
a f(a) = 2a
ab
a*b= adalah pergandaan bilangan genap a dan Tunjukkan f adalah
2
homomorfisma ring.
b. :Q GL(2,Q) , didefinisikan
1 t
t
0 t
c. : M2 (Q) Q× , didefinisikan
a b
a , a, d : bilangan rasional yang tidak sama dengan nol, b : suatu bilangan
0 d
rasional.
d. : M2 (Q) Q× , didefinisikan
a b
b
0 d
e. :Q GL(2,Q) , didefinisikan
1 x
x
0 x
f. :Q GL(3,Q) , didefinisikan
x2
1 x
2
x 0 1 x
0 0 1
a 4b
g. Misalkan A ={a + b 3/a, b Z} dan B = /a, b Z .
b a
Didefinisikan :
:A B
a 4b
a+b 3
b a
___ a b
h. Misalkan A ={0, 3, 6} terhadap Z 9 , dan M 2 (A) = /a, b, c, d A
c d
Didefinisikan:
: M2 (A) M2 (A)
a b a 0
c d c 0
Pada bagian ini akan kita bahas tentang ideal prima dan ideal maksimal , primary ideal serta
hubungan antara ideal prime dan ideal maksimal yang ada pada suatu ring.
Definisi 7.1.1
Suatu ideal P dalam ring R disebut ideal yang prima bila dan hanya bila ring terdiri atas klas-
klas residu R/P tidak memuat pembagi nol sejati.
Contoh 7.1.2
Sekarang kita coba untuk mengingat kembali klas-klas residu yang telah kita pelajari , yaitu :
Dengan menggunakan pengertian dari klas residu, maka ideal prime dapat kita tuliskan
sebagai berikut
P merupakan ideal yang prime dapat ditulis :
__ _ _ _ _ _
ab = 0 a = 0 b = 0
__ _ _ _ _ _
ab = 0 a 0 b = 0
__ _
Menurut definisi ab = 0 berarti ab P .
Persamaan diatas dapat ditulis sebagai
ab P a P b P
ab P a P b P
Contoh 7.1.3
Ambil R = Z ={0,±1,±2,±3,......} .
38
f(x) = a1x1 + a2 x2 + a3x3 + … = x(a1x 0 + a 2x1 + a3x2 + …)
g(x) = b1x1 + b2x2 + b3x3 + … = x(b1x 0 + b2x1 + b3x 2 + …)
Ini berarti f(x) x atau g(x) x . Jadi ideal yang dibangun oleh x merupakan ideal prima.
Definisi 7.2.1
Suatu ideal M di dalam ring R disebut maksimal bila dan hanya bila M tidak termuat dalam
suatu ideal lainnya selain M sendiri dan R.
Definisi 7.2.2
Suatu ideal M di dalam ring R disebut maximal bila dan hanya bila
i) M R dan
ii) Tidak ada ideal N di R sedemikian sehingga M N R.
7.3. Kaitan Ideal Prima, Ideal Maksimal, Daerah Integral dan Field.
Selanjutnya akan kita lihat bagaimana kaitan antara daerah integral dengan ideal prima,
maupun suatu field dengan ideal maksimal.
Teorema 7.3.1
Misalkan R adalah ring komutatif dengan elemen satuan. R/P adalah daerah integral bila dan
hanya bila (bhb) P merupakan ideal prima.
Akibat 7.3.3
Setiap ideal maksimal di ring komutatif dengan elemen satuan R merupakan ideal prima.
Contoh 7.3.4
1. Misalkan (Z,+, ) merupakan ring komutatif dengan elemen satuan. 2Z adalah ideal di
Z. Maka Z/2Z merupakan field.
Bukti:
Kita tahu bahwa 2Z merupakan ideal maksimal di Z. Artinya 2Z tidak termuat dalam
ideal lain selain Z itu sendiri. Karena 2Z merupakan ideal maksimal, maka menurut
Teorema7.3.2 terbukti Z/2Z merupakan suatu field.
39
2. Misalkan (Z,+, ) merupakan ring komutatif dengan elemen satuan. 4Z adalah ideal di
Z. Apakah Z/4Z merupakan suatu field ?
Jawab:
Karena 4Z 2Z Z , maka 4Z bukan ideal maksimal di Z. Sehingga menurut Teorema
7.3.2, Z/4Z bukan merupakan field. Karena bukan field, jelas juga bukan merupakan
daerah integral.
Definisi 7.4.1
Suatu ideal Q disebut primary ideal bila dan hanya bila untuk setiap a, b R berlaku ab Q
dan a Q , maka terdapatlah n positif sedemikian sehingga b n Q .
Atau
Q primary ( a, b R)(ab Q a Q)( n)(b n Q)
Teorema 7.4.2
Misalkan Q primary ideal dalam ring R.
Ditentukan P ={x R/( n)xn Q} , n bulat positif. Maka P adalah suatu ideal prima yang
memuat Q dan merupakan ideal prima terkecil yang memuat Q.
Teorema 7.4.3
Misalkan P dan Q adalah dua ideal yang memenuhi syarat-syarat :
1. Q P
2. ( x R)(x P) ( n)(b n Q) , n bulat positif.
3. ab Q a P b Q, a, b.
Maka Q adalah suatu primary ideal, sedang P adalah ideal prima yang terkait dengan Q.
40
8. Misal I adalah ideal dalam Z[x]. Ring polinomial dengan koefisien di Z dibangun oleh
x3 + x +1 dan 5. Apakah I merupakan ideal prima ?
41
BAB VIII
RING IDEAL POKOK DAN RING EUCLID
Definisi 8.1.1
Suatu daerah integral D, dimana setiap idealnya merupakan ideal pokok (principal ideal),
maka D disebut ring ideal pokok (principal ideal rings).
Contoh 8.1.2
Misalkan R = Z ={0,±1,±2,±3,......} . merupakan ring.
Apakah R merupakan ring ideal pokok ?
Jawab.
Misal M ideal dalam R. Akan ditunjukkan M dihasilkan oleh satu elemen.
Jika M ={0} maka M jelas dihasilkan oleh 0.
Jika M {0} , maka M pasti memuat bilangan bulat m, dan m 0 Akan tetapi karena M ideal
maka m atau -m merupakan anggota dari M , dan salah satu di antara m dan -m adalah
bilangan positif. Dengan demikian M memuat bilangan-bilangan bulat positif. Misal a
bilangan bulat positif terkecil dan b M sembarang. Maka
b = qa + r dengan 0 r < a .
Karena a, b M maka b - qa = r M . Terlihat bahwa r merupakan elemen dari M, dan r lebih
kecil dari a. Padahal a adalah bilangan bulat positif terkecil dari M . Hal ini tidak mungkin.
Maka satu-satunya kemungkinan adalah r = 0. Sehingga diperoleh b = qa. Jadi setiap elemen di
M merupakan kelipatan dari a. Jadi a adalah penghasil dari M . Yaitu M = a .( M dibangun
oleh a ). Terbukti M ideal pokok.
Definisi 8.2.1
Suatu ring R disebut ring Euclide bila dan hanya bila dipenuhi
1. Komutatif
2. Tidak memuat pembagi nol sejati
3. Ada suatu fungsi g : R -{0} bilangan bulat non negatif
sedemikian sehingga g(ab) g(a) .
Dengan kata lain : a R, a 0, b 0 dapat ditemukan bilangan bulat non negatif g(a)
sedemikian sehingga jika a 0, b 0 maka g(ab) g(a) .
4. Di dalam R terdapat algoritma pembagian yaitu :
a R, a 0 b = qa + r dimana r = 0 atau g(r) < g(a) .
Contoh 8.2.2
1. Suatu field adalah ring Euclid.
Bukti :
Misalkan F adalah field, maka berlaku :
i. F komutatif,
ii. F tidak memuat pembagi nol sejati.
iii.Definisikan jika a 0 g(a) = 0 , b 0 g(b) = 0 .
Sehingga jika a 0, b 0 ab 0. Akibatnya ab 0 g(ab) = 0 . Jadi
g(ab) = g(a) = g(b) = 0 .
Ini berarti g(ab) = g(a) .
Jadi syarat nomor ke 3) dipenuhi.
iv.Selanjutnya ambil a 0 , a elemen di field F , sehingga a mempunyai invers yaitu a -1 .
Sehingga : b = ba-1a = q.a + r = qa = 0
yaitu syarat 4) dipenuhi. Jadi F merupakan ring Euclid.
Teorema 8.2.3
Setiap ring Euclid adalah suatu ring ideal pokok.
Catatan:
Setiap ring Euclid adalah suatu ring ideal pokok (daerah integral yang setiap ideal di
dalamnya merupakan ideal pokok).
44