Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

STRUKTUR ALJABAR

OPERASI BINER TERHADAP PENJUMLAHAN DAN PERKALIAN

Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Struktur Aljabar

Dosen: M Taufik Maulidin, M.Pd

Disusun oleh Kelompok 3:

Fauzan Alfarizi : 2051210008

Furqon Fahmun Murod : 2051210020

Regita Dinar Nurwulandari : 2051210003

Santi Kartini : 2051210024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MANDIRI

SEMESTER IV 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudu
“Operasi Biner Terhadap Penjumlahan Dan Perkalian“ dengan tepat waktu.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Struktur Aljabar, selain itu makalah ini dibuat untuk memperdalam pemahaman tentang operasi
biner terhadap penjumlahan dan perkalian.

Kami mengucapkan terimakasih kepada bapak Muhammad Taufiq Maulidin, M.Pd


selaku dosen mata kuliah Struktur Aljabar yang telah memberikan bimbingan dan dorongan
sehingga kami dapat menambah pengetahuan dan wawasan.

Demikian makalah ini kami buat, kami berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan bagi para pembaca. Kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dalam segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya dalam makalah yang kami susun ini. Oleh karena itu
kami menerima segala bentuk kritik dan saran dari pembaca agar kedepannya kami dapat
memperbaiki isi atau bentuk makalah menjadi lebih baik lagi.

Akhir kata menyusun berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua.

Subang, 26 Maret 2022

Kelompok 3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebuah sistem dimana terdapat sebuah himpunan dan satu atau lebih dari satu operasi
n-ary, yang didefinisikan pada himpunan tersebut, dinamakan sistem aljabar. Selanjutnya,
sebuah sistem aljabar akan dinyatakan dengan (S,f1 ,f2 ,f3 ,...,fn) dimana S sebuiah
himpunan tidak kosong dan f1 , f2 , ...., fn operasi-operasi yang didefinisikan pada S.
sebagai contoh (Z,+) adalah sebuah sistem aljabar yang dibentuk oleh himpunan bilangan
bulat Z dan operasi penjumlahan biasa; (Z,+,x) adalah sebuah sistem aljabar yang
dibentuk oleh himpunan bilangan bulat dan da buah operasi biner.
Sistem aljabar yang termasuk dalam pokok bahasan Matematika Distrit yang akan
diberikan adalah sistem aljabar satu operasi biner dan sistem aljabar dua operasi biner.
Sebelum melihat jenis-jenis sistem aljabar dan konsep-konsep yang berkaitan denganna,
kita akan tinjau lebih dahulu operasi biner dan sifat-sifat operasi biner.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1. Apa itu operasi biner?
2. Bagaimana operasi biner terhadap penjumlahan?
3. Bagaimana operasi biner terhadap perkalian?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:
1. Mengetahui definisi operasi biner
2. Mengetahui operasi biner terhadap penjumlahan
3. Mengetahui operasi biner terhadap perkalian
BAB II

PEMBAHASAN

OPERASI BINER

A. Definisi Operasi Biner


Operasi biner pada himpunan adalah perhitungan yang menggabungkan dua elemen
dari himpunan (disebut operan) untuk menghasilkan unsur lain yang ditetapkan. Operasi
biner pada himpunan tidak kosong S adaloah pemetaan dari S x S ke S. Notasi yang
digunakan untuk menyatakan operasi biner adalah +, ×, *,  ,  , , dan sebagainya.
Hasil dari sebuah operasi, misalnya , pada elemen a dan b akan ditulis sebagai a  b.

B. Definisi 1.21
Sifat operasi biner punda himpunan bilarigan bulat Z terhadap penjurnlah (Z. ©) atau
(Z, +) adalah:
1. Tertutup
Misalkan adan b adalah suatu anggota himpunan tak kosong, maka penjumlahan a
dan b tertutup terhadap bilangan bulat Z bila a + b € Z
2. Komulatif
Misalkan a + b € Z maka a + b = b + a
3. Asosiatif
Misalkan a, b c € Z maka (a + b) + c = a + (b + c)
4. Adanya unsur satuan atau identitas
Misalkan a € Z untuk penjumlahan unsur satuan atau identitas e = 0 sehingga a + e =
a + 0 = a dan e + a = 0 + a = a
5. Adanya unsur balikan atau invers
Misalkan a € Z untuk penjumlahan unsur balikan atau invers dari a adalah (- a),
sehingga a + (- a) = a - a = 0 = e dan(- a) + a = - a + a = 0 = e
Contoh 1.24
Buatlah tabel operasi biner Z5 = {0,1,2,3,4} terhadap penjumlahan (Z5 ,+) dan tunjukkan
sifat-sifat dari operasi binernya.
Penyelesaian
Terlebih dahulu kita definisikan operasinya:
0+3=3 0+4=4
1+3=4 1+4=0
2+3=0 2+4=1
3+3=1 3+4=2
4+3=2 4+4=3
Setelah itu kita buat tabel operasi biner dari (Z5 , +)
+ 0 1 2 3 4
0 0 1 2 3 4
1 1 2 3 4 0
2 2 3 4 0 1
3 3 4 0 1 2
4 4 0 1 2 3

Untuk mengetahui sifat-sifat penjumlahan operasi binernya dapat dilihat lagi tabel:
a. Tertutup
Ambil sembarang nilai dari Z5 , missal 2 dan 3 ∈ Z5
2 + 3 = 0 , karena hasilnya 0 ∈ Z5 , maka tertutup pada Z5
b. Komutatif
Ambil sembarang nilai dari Z5 , misalkan 2 dan 3 ∈ Z5
2+3=0
3+2=0
Sehingga 2 + 3 = 3+ 2 = 0
Maka Z5 komutatif
c. Asosiatif
Ambil sembarang nilai dari Z5 , 2, 3 dan 4 ∈ Z5
(2 + 3) + 4 = 0 + 4 = 4
2 + (3 + 4) = 2 + 2 = 4
Sehingga (2 + 3) + 4 = 2 + (3 + 4) = 4
Maka Z5 asosiatif
d. Adanya unsur satuan atau identitas
Ambil sembarang nilai dari Z5 ,misalkan 2 ∈ Z5
2+e=2+0=2
e+2=0+2=2
sehingga 2 + e = e + 2 = 2
e. Adanya unsur balikan atau unsur invers
Ambil sembarang nilai dari Z5 , misalka 2 ∈ Z5
2 + (-2) = 2 – 2 = 0 = e
(-2) + 2 = -2 + 2 = 0 = e
Sehingga 2 + (-2) = (-2) + 2 = 0 = e
Maka Z5 adalah unsur balikan atau invers

C. Definisi 1.22
Sifat operasi biner pada himpunan bilangan bulat Z terdapat perkalian (Z, ) atau (Z, .)
adalah :
a. Tertutup
Misalkan a dan b suatu anggota himpunan tak kosong, maka perkalian a dan b
tertutup terhadap bilangan bulat Z bila a.b ∈ Z.
b. Komutatif
Misalkan a,b ∈ Z, maka a.b = b.a
c. Asosiatif
Misalkan a,b,c ∈ Z, maka (a.b).c = a.(b.c)
d. Adanya unsur satuan atau identitas
Misalkan a ∈ Z, untuk perkalian unsur satuan atau identitas e = 1, sehingga a.e = a.1
= a dan e.a = 1.a = a
e. Adanya unsur balikan atau invers
Misalkan a ∈ Z, untuk perklian unsur balikan atau invers dari a adalah a-1 , sehingga
a. a-1 = 1 = e dan a-1.a = 1 = e
Contoh 1.25
Buatlah tabel operasi biner A = {a0,a1,a2,a3,a4} terhadap perkalian (A,.) dan tunjukkan
sifat-sifat dari operasi binernya.
Penyelesaian
Terlebih dahulu kita definisiskan operasinya:
a0 . a2 = a2
a1 . a2 = a3
a2 . a2 = a4
a3 . a2 = a0
a4 . a2 = a1

Setelah itu kita buat tabel operasi binernya dari (A,.)


. a0 a1 a2 a3 a4
a0 a0 a1 a2 a3 a4
a1 a1 a2 a3 a4 a0
a2 a2 a3 a4 a0 a1
a3 a3 a4 a0 a1 a2
a4 a4 a0 a1 a2 a3

Untuk mengetahui sifat-sifat perkalian operasi binernya dapat dilihat dari tabel:
a. Tertutup
Ambil sembarang nilai dari A
Misalkan a1 dan a2 ∈ A
a1 . a2 = a3
karena hasilnya a3 ∈ A, maka tertutup terhadap A
b. Komutatif
Ambil sembarang nilai dari A missal a1 dan a2 ∈ A
a1 . a2 = a3
a2 . a1 = a3
sehingga a1 . a2 = a2 . a1 = a3
maka A komutatif
c. Asosiatif
Ambil sembarang nilai dari A misalkan a1 , a2, dan a3 ∈ A
(a1 . a2) . a3 = a3 . a3 = a1
a1 (a2.a3) = a1.a0 = a1
sehingga (a1 . a2) . a3 = a1 (a2.a3)
maka A asosiatif
d. Adanya unsur satuan atau identitas
Ambil sembarang nilai dari A misalkan a1 ∈ A
a1.e = a1 . a0 = a1 (a0 = 1 = e)
e.a1 = a0.a1 = a1 (a0 = 1 = e)
sehingga a1.e = e.a1 = a1
maka A ada unsur satuan atau identitas
e. Adanya unsur balikan atau invers
Ambil sembarang nilai dari A misalkan a1 ∈ A
a1. a-1 = a1. a4 = a0 = 1 = e
a-1. a1 = a4. a1 = a0 = 1 = e
sehingga a-1 dari a1 adalah a4
maka A ada unsur balikan atau invers
Masih ada beberapa hal lagi yang dapat kita katakana mengenai grupoid terhadap
perkalian. Misalnya kita ambil grupoid dari himpunan semua bilangan bulat, yaitu (Z, .).
dalam grupoid tersebut kita tahu bahwa ab = ac maka b = c dimana a ≠ 0sifat ini
dinamakan hukum pencoretan kiri. Bila ba = cam aka b = c dimana a ≠ 0, maka sifat ini
dinamakan hukum pencoretan kanan.

D. Definisi 1.23
Sebuah grupoid S dikatakan memenuhi hukum pencoretan kiri jika kesamaan ab = ac
mengakibatkan b = c, dimana a ≠ 0
E. Definisi 1. 24
Sebuah grupoid S dikatakan memenuhi hukum pencoretan kanan jika kesamaan ba =
ca mengakibatkan b = c, dimana a ≠ 0
Contoh 1.26
Himpunan semua bilangan bulat tak nol merupakan grupoid komutatif terhadap perkalian yang
memenuhi hukum pencoretan.
Contoh 1. 27
Himpunan semua bilangan asli merupakan grupoid komutatif terhadap perkalian yang memenuhi
hukum pencoretan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Operasi Biner
Operasi biner pada himpunan tidak kosong S adalah pemetaan dari S x S kepada
S. Notasi yang digunakan untuk menyatakan operasi biner adalah +, x, ,  ,  ,  , dan
sebagainya. Hasil dari sebuah operasi, misalnya  , pada elemen a dan b akan ditulis
sebagai a  b.

2. Semigroup
Sistem aljabar (S, ) merupakan semigroup, jika

a. Himpunan S tertutup di bawah operasi .


b. Operasi  bersifat asosiatif.
3. Group
Sistem aljabar (S, ) merupakan monoid, jika

a. Himpunan S tertutup di bawah operasi  .


b. Operasi  bersifat asosiatif.
c. Pada S terdapat elemen identitas untuk operasi  .
d. Setiap anggota S memiliki invers untuk operasi  dan invers tersebut merupakan
anggota S juga.
4. Subgroup

Misalkan (G,) sebuah group dan H  G. Jika (H,) membentuk group, maka
(H,) merupakan subgroup dari group (G,).
DAFTAR PUSTAKA

Mas'oed, F. (2012). STRUKTUR ALJABAR. Palembang: @kademia Akademia Permata.

Anda mungkin juga menyukai