Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Tentang
OPERASI MATRIKS
DOSEN PENGAMPU : MUSLIM M.Pd

Kelompok : I
Nama Anggota :
 Eka Rahmawati
 Sri Mulyati
 Nurlaila
 Santi
 Ahmad Kasmin

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) TAMAN SISWA BIMA 2016
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratNya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayahNya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini.

Adapun makalah yang kami buat ini, telah kami usahakan semaksimal
mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa
menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami
dalam pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, kami
menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi bahasanya
maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka
kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan
kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan, semoga dari makalah ini kita dapat
mengambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi
terhadap pembaca.

Tente, Februari 2016

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN

i
A. Latar Belakang Masalah.................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................1
C. Tujuan...............................................................................................1
BAB II. PEMBAHASAN
A. Operasi Matriks
1. Penjumlahan Dan Pengurangan Matriks...............................2
a. Penjumlahan Matriks.........................................................2
b. Pengurangan Matriks.........................................................3
2. Perkalian Skalar Terhadap Matriks.......................................5
3. Perkalian Matriks......................................................................6
4. Transpose Dari Suatu Matriks.................................................8
5. Sifat-Sifat Operasi Matriks......................................................8
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................9
B. Saran.................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori matriks merupakan salah satu cabang ilmu aljabar linier yang
menjadi pembahasan penting dalam ilmu matematika. Sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, aplikasi matriks banyak dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari, baik dalam bidang matematika maupun ilmu
terapannya. Aplikasi tersebut banyak dimanfaatkan dalam menyelesaikan
masalah-masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, misalnya
pada aplikasi perbankan yang senantiasa berhubungan dengan angka-angka,
dalam dunia olahraga seperti penentuan klasemen suatu pertandingan, dalam
bidang ekonomi biasa digunakan untuk menganalisa input dan output seluruh
sektor ekonomi.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana operasi penjumlahan dan pengurangan matriks?
b. Bagaimana operasi perkalian skalar terhadap matriks?
c. Bagaimana operasi perkalian matriks?
d. Bagaimana operasi transpose dari suatu matriks?
e. Sebutkan sifat-sifat operasi matriks?
C. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui cara menghitung penjumlahan dan pengurangan
matriks
b. Untuk mengetahui cara menghitung perkalian skalar terhadap matriks
c. Untuk mengetahui cara menghitung perkalian matriks
d. Untuk mengetahui cara mencari transpose dari suatu matriks
e. Untuk mengetahui sifat-sifat operasi matriks.

BAB II

1
PEMBAHASAN
A. Operasi Matriks
1. Penjumlahan Dan Pengurangan Matriks
a. Penjumlahan Matriks.
Jika matriks A dan B memiliki ordo yang sama, maka jumlah
matriks A dan B adalah matriks yang diperoleh dengan menjumlahkan
setiap elemen matriks A dengan elemen matriks B yang bersesuaian
(seletak). Jumlah matriks A dan B dinotasikan dengan A + B.

Dua matriks A dan B dapat dijumlahkan menjadi matriks C (ditulis C = A + B) jika


dan hanya jika:
1) Ordo C = ordo A = ordo B
2) c ij =a ij +b ij untuk semua i∈ baris dan j ∈ kolom

Contoh:
Diketahui:

A= [ 12 0 −1
−3 5 ] [
, B=
−1 1 0
4 3 −2
,C=
−2 1
5 0 ] [
, dan D=
1 −2
−4 3 ] [ ]
Tentukanlah:

a. A + B b. B + A c. C + D d. D + C e. A + C

Pembahasan:

a. A+ B=
[ 12 −3 5
+
][
0 −1 −1 1 0
4 3 −2 ]
¿
[ 1+ (−1 ) 0+1 −1+ 0
2+ 4 −3+3 5+ (−2 )
=
0 1 −1
6 0 3 ][ ]
b. B+ A= [−14 1 0
+
][
1 0 −1
3 −2 2 −3 5 ]
2
¿
[
−1+1 1+ 0 0+ (−1 )
4 +2 3+ (−3 ) −2+ 5 ]
= 0 1 −1
6 0 3 ][
c. [ 5 0] [−4 3 ] [ 1 3 ]
C+ D= −2 1 + 1 −2 = −1 −1

d. D+C= [−41 −23 ]+[−25 10]=[−11 −13 ]


e. Karena ordo A ≠ ordo C maka A + C dikatakan tidak terdefinisi.

Dari contoh terlihat oleh kita bahwa matriks A + B = B + A, dimana matriks A


dan B memiliki ordo yang sama. Dengan demikian, pada penjumlahan matriks
berlaku sifat komutatif.

Apabila A dan B adalah dua matriks yang berordo sama maka A + B = B


+ A. Sifat tersebut dinamakan sifat komutatif penjumlahan dua matriks.

Bukti: Misalkan ¿ ( a ij ) m× n , B=( bij )m × n , dan A+ B=C=( c ij ) m× n , dengan


c ij =a ij +b ij. Oleh karena elemen-elemen matriks A maupun matriks B
adalah bilangan real yang mengikuti pada hokum komutatif,
maka c ij =a ij +b ij =bij + aij . Sehingga dapat dikatakan
A + B = B + A (terbukti).

b. Pengurangan Matriks.
Sama seperti pada penjumlahan matriks, pengurangan matriks hanya
dapat dilakukan pada matriks-matriks yang mempunyai ukuran (ordo) yang
sama. Jika ukurannya berbeda maka matriks hasil tidak terdefinisikan.
Contoh 1:
Diketahui:

3
matriks A= [ 12 −3
−1 ]
, B=[
1 3 ]
2 −1
, dan C=[
4 −2 ]
−1 3
.

Tentukanlah:
a. A−B c. ( A−B)−C
b. B− A d. A−(B−C )
Pembahasan:

a. A−B= [ 1 −3
2 −1

1 3 ][
2 −1 1+ (−2 )
=
][
−3+1
2+ (−1 ) −1+ (−3 )
=
−1 −2
1 −4 ][ ]
b. B− A= [ ][ ][
2 −1 − 1 −3 = 2+ (−1 ) −1+ 3 = 1 2
1 3 2 −1 1+ (−2 ) 3+1 −1 4 ][ ]
c. ( A−B )−C= [( 1 −3
2 −1

1 3)(
2 −1

−1 3
4 −2 )] [ ]
¿
[( −1 −2 −1 3
1 −4
− )(
4 −2
=
0 −5
−3 −2 )] [ ]
−1 ] [ ( 1 3 ) ( 4 −2 )]
[ 12 −3 2 −1 −1 3
d. A−( B−C )= − −

[ ][
¿ 1 −3 − 3 −4 = −2 1
2 −1 −3 5 5 −6 ][ ]
Dari Contoh di atas dapat kita ketahui bahwa dalam pengurangan matriks tidak
berlaku sifat komutatif dan asosiatif.

A−B ≠ B− A
( A−B )−C ≠ A−( B−C)

Contoh 2:
Apabila A adalah matriks persegi berordo 2, selesaikanlah tiap persamaan

4
berikut!

a. A+ [−13 42]=[ 51 −16 ]


b. [−10 −23 ]+ A=[21 −14 ]
Pembahasan:

a. A+ [ 3 2
−1 4
=
][
5 −1 ⇔
1 6
❑ A=
]
5 −1
1 6

[
3 2
−1 4
=
2 −3
2 2 ][ ][ ]
b. [ −1 3
0 −2
+ A=
] [
2 −1 ⇔
1 4
❑ A=
1 4

]
2 −1 −1 3
0 −2
=
[
3 −1
1 6 ][ ][ ]
2. Perkalian Skalar Terhadap Matriks
Perkalian bilangan real k dengan matriks A ditulis kA adalah suatu
matriks yang elemen-elemennya diperoleh dengan cara mengalikan setiap
elemen matriks A dengan bilangan real k.

Dengan demikian, jika A=


c d [ ]
a b , maka kA= ka kb
kc kd
. [ ]
Pada perkalian matriks dengan skalar berlaku hukum distributif

dimana k(A + B) = kA + kB.

Contoh:

Dikethaui: A= [ 13 52] dan B=[ 34 16]


` Tentukanlah bentuk yang paling sederhana dari matriks:
a. 3A b. A + 2B c. 2 A−3 B
Pembahasan:

a. 3 A=3 [ 13 25]=[3.1
3.3 3.5 ] [ 9 15 ]
3.2
=
3 6

5
b. A+2 B=[31 25]+2 [ 34 16]=[ 13 25]+[68 122 ]=[ 117 174 ]
c.2 A−3 B=2 [ ] [ 4 6]
1 2 3 1
−3
3 5

[6 10] [ 12 18] [−6 −8]


¿ 2 4 − 9 3 = −7 −1

3. Perkalian Matriks.
Dua buah matriks A dan B sepadan untuk dikalikan, artinya matriks
A dapat dikalikan dengan matriks B, jika banyak kolom matriks A sama
dengan banyak baris matriks B. Sementara hasil perkalian matriks A
dengan matriks B ditentukan dengan cara mengalikan baris-baris matriks
A dengan kolom-kolom matriks B kemudian menjumlahkan hasil
perkalian antara baris dan kolom tersebut.

Definisi: Dua matriks A dan B dapat dikalikan dan menghasilkan matriks C


jika dan hanya jika:
1) C m ×n= A m × p . B p × n
2) c ij =a i1 b1 j + ai 2 b 2 j +…+ aip b pj

Contoh 1: Di antara matriks-matriks berikut, manakah yang dapat dikalikan?

[ ]
0 3
1
[] [
A= , B=
2
−1 2
0 5 ]
,C= 1 2 , dan D=[ 4 7 ]
−2 6
Pembahasan: Diketahui matriks A2 ×1 , B 2× 2 , C 3 ×2 , dan D1 × 2.
Berdasarkan definisi diatas maka matriks-matriks yang dapat dikalikan
adalah:
1. A2 ×1 . D1× 2 4. C 3× 2 . B2 ×2

6
2. B2 ×2 . A 2× 1 5. D1 ×2 . A 2× 1
3. C 3× 2 . A2 × 1 6. D1 ×2 . B2 × 2

[]
3
Contoh 2: Diketahui A=[ −1 2 5 ] dan B= 6
−2
Tentukanlah hasil perkalian matriks A dan B !

[]
3
Pembahasan: A . B=[ −1 2 5 ] 6 =[ −1 . 3+2. 6+5 (−2 ) ]=(−1 )
−2

][ ]
−1
Contoh 3: Tentukanlah hasil dari:
1 2 3
4 5 2 [ 3
−5

][ ][
−1
Pembahasan: [
1 2 3
4 5 2
3 =
−5
1 (−1 ) +2.3+3 (−5 ) −10
4 ( −1 ) +5.3+2 ( −5 )
=
1 ][ ]
[ ]
1 −2
Contoh 4: Diketahui matriks A=
−4 2 0 [
2 −1 3 dan B=
3 −2
−1 2
]
Tentukanlah matriks A . B !

][ ]
1 −2
Pembahasan: A . B= [2 −1 3
−4 2 0
3 −2
−1 2

¿
[ 2.1+ (−1 ) 3+3 (−1 ) 2 (−1 ) + (−1 ) (−2 )+ 3.2
−4.1+2.3+ 0 (−1 ) −4 (−1 )+2 (−2 ) +0.2 ] [
¿ −4 6
2 0 ]
Contoh 5: Diketahui matriks A= [ 43 1a] , B=[ 2−1a+b a7 ] , danC=[ 17 1520]
Jika A . B=C , tentukanlah nilai a dan b !

7
Pembahasan: A . B=C

[ 43 1a ][ 2−1a+b a7]=[ 17 1520]


[ −4+2 a+ b 4 a+7
= 1 15
−3+a ( 2 a+b ) 3 a+7 a 7 20 ][ ]
Diperoleh: 1) 4 a+7=15 , makaa=2
⇔ ⇔
1) −4+2 a+b=1❑−4+2 . 2+ b=1❑ b=1

Jadi, nilai a=2 dan b=1

[ ] [ ]
4 3 4 3 9 2
Contoh 6: Diketahui matriks A = 6 7 8 , dan B= 5 4 3
2 5 1 1 1 6

Tentukanlah matriks A . B !

Pembahasan:

[ ][ ]
4 3 4 3 9 2
A . B= 6 7 8 5 4 3
2 5 1 1 1 6

[ ]
4 ( 3 ) +3 ( 5 ) +4 (1) 4 ( 9 ) +3 ( 4 ) +4 (1) 4 (2 )+3 ( 3 )+ 4( 6)
¿ 6 ( 3 ) +7 ( 5 ) +8(1) 6 ( 9 ) +7 ( 4 ) +8(1) 6 (2 )+7 ( 3 )+ 8(6)
2 ( 3 ) +5 ( 5 ) +1(1) 2 ( 9 ) +5 ( 4 ) +1(1) 2 ( 2 )+5 ( 3 )+1(6)

[ ]
12+15+ 4 36+12+4 8+9+ 24
¿ 18+ 35+8 54+28+ 8 12+21+ 48
6+25+1 18+20+1 4 +15+6

[ ]
31 52 41
¿ 61 90 81
32 39 25

4. Transpose Dari Suatu Matriks

8
jika A= ( ac bd) , maka A =( ab cd)
t

At didapat dari mengubah kedudukan baris menjadi kolom dari matriks A.


Contoh:

Diketahui matriks A = (21 54) , dan B = ( 24 3


−5 )
Buktikan apakah ( A . B)T =BT . A T ?

Penyelesaian:

[ A . B ]T =B T . A T

[[ ][ ]] =[ 23 −54 ][ 25 14]
T
2 5 2 3
1 4 4 −5

[ ] [( )]
T
4 +20 6−25 4+20 2+16
=
2+16 3−20 6−25 3−20

[ ] [ ]
T
24 −19 = 24 18
18 −17 −19 −17

[−19
24
−17 ] [−19
18
=
24
−17 ]
18

Karena hasilnya sama maka:

( A . B)T =BT . A T

5. Sifat-Sifat Operasi Matriks

9
a. A + B = B + A (sifat komutatif)

b. A (B + C) = A.B + A.C (sifat distributif)

c. A + B + C = A + ( B + C) = ( A + B ) + C (sifat asosiatif)

d. A – B  B – A

e. A – B = A + ( - B )

f. (A – B ) – C  A – ( B – C )

g. A.B  B.A

h. (A. B ) C = A ( B. C) (sifat asosiatif)

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Penjumlahan matriks dapat dilakukan apabila matriks A dan B memiliki
ordo yang sama.
b. Pengurangan matriks bisa dilakukan pada matriks-matriks yang memiliki
ukuran yang sama, jika berbeda maka hasilnya tidak terdefinisikan.
c. matriks A dapat dikalikan dengan matriks B, jika banyak kolom matriks A
sama dengan banyak baris matriks B.
B. Saran
Mengingat keterbatasan sumber literatur penulis, maka untuk
keakuratan data yang diperoleh, disarankan kepada pembaca juga memiliki
sumber literatur lain yang lebih valid, di luar sumber bacaan dari internet yang
belum dapat divalidasi seluruhnya.

10
DAFTAR PUSTAKA
Johanes, Kastolan, Sulasim. 2006. Kompetensi matematika. Jakarta: Yudhistira.

JR, Frank Ayres. 1985. Teori dan soal-soal matriks (versi S1/matriks). Jakarta:
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai