Anda di halaman 1dari 7

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMAK BPK PENABUR Kelas/Semester : XI / 1 (Ganjil)


Mata Pelajaran : Matematika Wajib Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit ( 2 x pertemuan)
Pertemuan Ke-3&4 | Materi Pokok : Matriks
TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui model pembelajaran Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan) dengan menggali informasi dari
bahan ajar, PPt, dan video pembelajaran yang disajikan Guru pada WAG, berbagai sumber belajar yang relevan,
internet, peserta didik dapat memahami operasi pada matriks serta sifat-sifatnya.
METODE PEMBELAJARAN
Home Learning
 Penyajian bahan ajar di Zoom Meeting
 Literasi digital via internet
 Umpan balik via WAG dan di forum Zoom Meeting
MEDIA PEMBELAJARAN
1. Media :
 Whats App Group (WAG)
 Zoom Meeting
2. Sumber Belajar
B.K. Noormandiri. 2017. Buku Matematika SMA/MA Kelas XI Edisi Revisi 2017. Jakarta : Penerbit Erlangga,
Buku Siswa,Materi di google meet, Buku referensi yang relevan, Sumber lain dari Internet

KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan/
Deskripsi Kegiatan
Sintaks
Pendahuluan 1. Guru memberikan kode kelas melalui Whats App Group (WAG), sehingga siswa bisa
bergabung pada kelas di Zoom Meeting
2. Melalui Zoom Meeting Guru mengucapkan salam, absensi, berdoa bersama siswa,
menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi dan motivasi

Kegiatan Inti 1. Guru menginformasikan materi operasi pada matriks di forum Zoom Meeting
2. Siswa menyimak dan mempelajari materi yang disajikan Guru di Zoom Meeting
sambil menulis/mencatat.
3. Siswa dapat berperan aktif di forum Zoom Meeting, baik bertanya atau pun
menanggapi (diskusi)
4. Selama kegiatan berlangsung, Guru melakukan penilaian sikap disiplin, teliti, aktif, dan
tanggung jawab
Penutup 1. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang sudah dibahas di Zoom
Meeting
2. Siswa membuat rangkuman ditulis di buku catatan
3. Guru melaksanakan penilaian pengetahuan melalui tes tertulis, dari soal yang
diberikan di akhir pkegiatan pembelajaran
4. Guru memberikan tugas untuk pertemuan selanjutnya.
5. Guru mengarahkan siswa untuk berdo’a dan mengucapkan salam

PENILAIAN
Penilaian Sikap : Observasi selama kegiatan berlangsung (disiplin, teliti, aktif, dan tanggung jawab)
Penilaian Pengetahuan : Tes tertulis (uraian atau pilda), tes lesan/observasi (diskusi atau tanya jawab),
penugaran (tugas mandiri, tugas mandiri terstruktur, atau PR)
Penilaian Keterampilan : Unjuk kerja, portofolio

Mengetahui, Cianjur, Juli 2020


Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Andar Widayanti,SE Irfandi Silitonga, S.Pd


LAMPIRAN MATERI
Pertemuan Pertama
Operasi Matriks

Setelah mendefinisikan pengertian matriks, selanjutnya kita akan mendefinisikan


operasi penjumlahan dan pengurangan sehingga dapat dibentuk aljabar matriks.
1. Penjumlahan Matriks
Jika matriks A dan B memiliki ordo yang sama, maka jumlah mariks A dan B adalah matriks
yang diperoleh dengan menjumlahkan setiap elemen matriks A dengan elemen matriks B
yang bersesuaian (seletak). Jumlah matriks A dan B dinotasikan dengan A+B.
Dua matriks A dan B dapat dijumlahkan menjadi matriks C (ditulis C= A+B) jika dan hanya
jika:
1) Ordo C = ordo A = ordo B
2) c ij =a ij +b ij untuk semuai∈ baris dan j ∈kolom

Contoh :
A=
[1 0 −1
2 −3 5 ] [
B=
−1 1
4 3
0
−2 ] C=[−25 10] dan D= [−41 −23 ]
Tentukanlah :
a. A+B b. B+A c. C+D d. D+C e. A+C
Penyelesaian :
a. A+ B= [
1 0 −1 + −1
2 −3 5 ][
4 3 −2 ][
1 0 = 1+(−1) 0+1
2+ 4
−1+ 0
−3+3 5+(−2) ]
[ ¿
0 1 −1
6 0 3 ]
b. B+ A= [−1 1 0
4 3 −2 2 −3 5][
+ ][
1 0 −1 −1+ 1 1+0 0+1
=
4 +2 3+3 −2+5 ]
[ ¿
0 1 −1
6 0 3 ]
c.C+ D= [ ][
−2 1 + 1 −2 = −1 −1
5 0 −4 3 ][ 1 ]3
d. D+C= [−4 3 ][
1 −2 + −2 1 = −1 −1
5 0 ][ 1 ]3
e. karena ordo A≠ ordo C, maka A+C dikatakan tidak terdefinisi.
Dari contoh di atas terlihat oleh kita bahwa matriks A+B = B+A, dimana matriks A dan B
memiliki ordo yang sama. Dengan demikian, pada penjumlahan matriks berlaku sifat
komutatif.
A.Sifat Komutatif
Sifat Komutatif
Apabila A dan B adalah dua matriks yang berordo sama maka A+B = B+A. Sifat tersebut
dinamakan sifat komutatif penjumlahan matriks
Bukti :
Misalkan A=( aij )mxn, B=( bij )mxn , dan A+ B=C=( c ij )mxn,dengan c ij =a ij❑+bij . Oleh karena
elemen-elemmen matriks A maupun matriks B adalah bilangan real yang mengikuti hukum
komutatif maka c ij =a ij❑ +bij =bij❑ + aij. Sehinggga dapat dikatakan A+B = B+A (terbukti).
B. Sifat Asosiatif
Contoh :
Diketahui : A= [−1 0
3 2 ] [
, B=
−2 4
1 −5 ] , danC= [ 3 −3
−1 4 ]
Tentukan :
a. A+B+C
b. (A+B) + C
c. A+(B+C)
penyelesaian :
a. A+ B+C= [−1 0 −2 4
3 2
+ ][ +
1 −5 −1 4
3 −3
][ ]
= [
−1+ (−2 ) +3 0+4 +(−3) 0 1
3+1+(−1) 2+ (−5 )+ 4
=
3 1 ][ ]
b. ( A+ B ) +C= ([−13 02]+[−21 −54 ])+[−13 −34 ]
¿ −1+(−2)
3+1 [ ][
0+ 4 + 3 −3
2+(−5) −1 4 ]
¿
−3 4
4 −3 [ ][ +
3 −3
−1 4
=
][ ]
0 1
3 1

c. A+ ( B+C )= [
−1 0
3 2
+ ] ([
−2 4
1 −5 −1
+
3
][ −3
4 ])
¿
−1 0
3 2 [ ][ +
1 1
=
0 −1 3 1][ ]
0 1

Dari contoh dapat kita ketahui bahwa pada pnjumahan mattriks berlaku sifat asosiatif.
Sifat asosiatif
Apabila A,B, dan C adalah tiga matriks yang berordo sama, maka
A+ B+C= A+ ( B+C )=( A+ B ) +C . Sifat tersebut dinamakan sifat asosiatif penjumlahan
matriks.
C. Matriks Nol dan Lawan Suatu Matriks
Matriks nol adalah suatu matriks yang semua elemennya bernilai nol. Matriks nol dinotasikan
dengan O. Beberapa contoh matriks nol adalah :

[]
0
O=
0 0
0 0 [ ]
,O= 0 ,O= [ 0 0 0 ] ,O=
0
0 0 0
0 0 0 [ ]
Lau bagaimanakah sifat matriks nol terhadap penjumlahan matriks? Untuk dapat
mengetahuinya simaklah contoh berikut.
Contoh :

[ ]
Diketahui A=
a b
c d
, tentukanlah : a. A+O b. O+A
Penyelesaian :
a. A+O= [ ][ ][ ]
a b 0 0
+
c d 0 0
=
a b
c d
Jadi, A+O = A.
a.O+ A= [ ][ ][ ]
0 0 a b
+
0 0 c d
=
a b
c d
Jadi, O+A = A.
Dari contoh dapat kita ketahui bahwa A+O=O+ A= A , berarti matriks nol merupakan
identitas.
Ada identitas terhadap operasi penjumlahan yaitu matrik nol (O), sedemikian sehingga
A+O=O+ A= A
Karena ada matriks identitas terhadapa operasi penjumlahan, berarti ada matriks
invers penjumlahan atau matriks lawan, sehingga apabila dua matriks yang saling berlawanan
dijumlahkan, maka akan dihasilkan identitas penjumlahan (matriks nol)
Ada lawan matriks A yaitu (-A) sehingga A+(-A) = O
Contoh :
1. Diketahui A= [ ]
2 1
3 5
dan B= [
−2 −1
−3 −5 ]
Apakah matriks A merupakan lawan dari matriks B?
Penyelesaian :
[ ][ ][
A+ B= 2 1 + −2 −1 = 2+(−2) 1+(−1) = 0 0
3 5 −3 −5 3+(−3) 5+(−5) 0 0 ][ ]
Karena A+ B=O, maka matriks A adalah lawan matriks B
2. Tentukan lawan dari matriks P= [ 1 −4
2 3 ]
Penyelesaian :
Misalkan lawan dari matriks P adalah Q, maka setiap elemen matriks Q merupakan lawan
dari elemen matriks P yang bersesuaian.
Dengan demikian, Q= [ −1 4
]
−2 −3
D. Transpose Jumlah Dua Matriks
Misalkan matriks A,B dan C memiliki ordo yang sama, yaitu m x n. Jika C = A + B,
maka bentuk umum elemen matriks C ialah c ij =a ij❑+bij . Transpos matriks C ialah
C ' =( c ij )nxm=( aij )nxm + ( bij )nxm =A ' + B ' atau ditulis C ' =¿ ¿
Secara umum dapat dikatakan bahwa transpos jumlah dua matriks sama dengan jumlah
transpos masing-masing matriks yang menyusunnya.
( A+ B)' =A ' +B '
Contoh :
Diketahui : A= [ ]
−1 2 dan B= −3 6
3 4
'
[ ' '
0 5 ]
Tunjukkan bahwa ( A+ B) =A +B
Penyelesaian :
A=[
' −1 3
2 4 ]
dan B =
'
[
−3 0
6 5 ]
[ ][
A+ B= −1 2 + −3 6 = −4 8 , maka
3 4 0 5][ 3 9 ]
( A+ B)' = −4 3
[
8 9 ]
' ' '
[ 2 4 ][
A' + B' = −1 3 + −3 0 = −4 3
6 5 ][
8 9 ]
Dengan demikian,( A+ B) =A +B

2. Pengurangan Matriks
Telah kita ketahui bahwa jika a dan b dua bilanga real, maka berlaku
a−b=a+ (−b ) dengan−b lawan dari b . Karena setiap matriks mempunyai matriks lawan,
maka sama seperti pada bilangan real, pada matriks pun berlaku rumus tersebut
A−B= A+(−B)
Dengan kata lain, pengurangan matriks A oleh B dilakukan dengan cara
menjumlahkan matriks A dengan lawan dari matriks B.
Contoh :
1. Diketahui matriks A=
2 −1
−3 4 [ dan B=
2]
−5 −2
6 [ ]
, tentukanlah matriks A−B .
Penyelesaian :

[
−3 4 ][ ][
A−B= 2 −1 − −5 −2 = 2 −1 + 5
2 6 −3 4
2 = 7
−2 −6 −5 −2
1
][ ][ ]
2. Diketahui matriks A=
2 −1 [ ] [ ]
1 −3 B= 2 −1 danC= −1 3
1 3 4 2 [ ]
Tentukanlah : a. A−B c. ( A−B )−C
b. B− A d. A−( B−C )
Penyelesaian :
a. A−B= [
1 −3
2 −1

][2 −1
1 3
=
][
1 −3 −2 1
+
2 −1 −1 −3
=
−1 −2
][
1 −4 ][ ]
−1 ] [ 1+(−2) 3+1 ] [−1 4 ]
[21 −13 ]−[ 12 −3
b. B− A= = 2+(−1) −3+1 = 1 2

c.( A−B )−C=[ ( ] [


) 4 −2 ]
−( )
1 −3 2 −1 −1 3

2 −1 1 3

¿ ([ −11
)( −2
−4 )] [

−1 3
4 −2
=
]−1 3
4 −2

−1 ] [(1 3 ) ( 4 −2)]
[ 12 −3 2 −1 −1 3
d . A−( B−C )= − −

¿
[12 −3
−1 ] [ −3 5 ] [ 5 −6 ]

3 −4 −2 1
=
Dari contoh dapat kita temukan bahwa dalam pengurangan matriks tidak berlaku sifat
komutatif dan asosiatif.
A−B ≠ B− A
( A−B )−C ≠ A−( B−C)
3. Apabila A adalah matriks persegi berordo 2, selesaikanlah tiap persamaan berikut.
a. A+ [
3 2 5 −1
−1 4
= ][
1 6 ]
b. [
−1 3
0 −2 ] [
+ A=
2 −1
1 4 ]
Penyelesaian :
a. A+ [
−1 4 ][
1 6 ]
3 2 = 5 −1 ⇔ A= 5 −1 − 3 2 = 2 −3
1 6 [−1 4 ][ ][ ]
2 2
b. [
0 −2 ] [1 4 ]
−1 3 + A= 2 −1 ⇔ A= 2 −1 − −1 3 = 3 −4
1 4 [ ][ ][ ]
0 −2 1 6

Rangkuman
Pada penjumlahan matriks berlakku sifat-sifat berikut :
a. Komutatif : A+B = B+A
b. Asosiatif : A+(B+C) = (A+B)+C
c. Ada matriks identitas penjumlahan yaitu matriks nol (0) : A+0 =0+A= A
d. Ada lawan matriks A yaitu _A sehingga (A)+(-A) = 0
Pengurangan matriks A-B = A+(-B)

Pada operasi pengurangan matriks tidak berlaku sifat komutatif dan asosiatif

Pertemuan Kedua
Perkalian Skalar dengan Matriks
Dalam aljabar matriks, kita sering menyebutkan bilangan real sebagai suatu skalar. Hasil kali
skalar k dan matriks A dituliskan dengan notasi : k . A
Matriks kA adalah suatu matriks yang elemen-elemennya merupakan hasil kali dari k dengan
elemen-elemen matriks A. Dapat disimpulkan bahwa jika k adalah bilangan real, maka:

k[ ac bd ]=[ kakc kbkd ]


Contoh :

Jika matriks A = [−13 0 −4


6 8 ]
, hitunglah 4A.
Penyelesian

4A = 4 [−13 0 −4
6 8
= ] [
4.3 4.0 4.(−4)
4.(−1) 4.6 4.8
=
12 0 −16
−4 24 32 ][ ]
Perkalian dua matriks
Misalkan A = [ a ij ] adalah matriks yang berordo m× p dan B = [ bij ] adalah matriks yang
berordo q × n . Hasil kali mtriks A dan B adalah suatu matiks C berordo m× n dinotasikan
A × B=C= [ cij ] berordo m× ndengan elemen baris ke-I dan kolom ke-j adalah :
c ij =a i1 b1 j + ai 2 b 2 j +… aip b pj , dengan I = 1, 2, 3, ….., m; dan j = 1, 2, 3, ….n.

Catatan : Matriks A dan B dapat dikalikan apabila banyak kolom matriks A sama dengan
banyak baris matriks B

Contoh :

[ ]
1 2
Diberikanmatriks A = 3 4 ; B =
5 5
2 3 −4
−1 7 2 [ ]
tentukan hasil dari A× B !

Penyelesaian :

[ ][
1 2
A× B = 3 4
5 5
2 3 −4
−1 6 2 ]

[ ][ ]
1.2+2(−1) 1.3+ 2.6 1. (−4 )+2.2 0 15 0
¿ 3.2+ 4 (−1) 3.3+ 4.6 3. (−4 ) + 4.2 = 2 33 −4
5.2+5.(−1) 5.3+ 5.6 5. (−4 )+5.2 5 45 −10

a. Sifat Asosiatif dan Distributif Operasi Perkalian Matriks


Misalkan matriks A berordo m× n, B berordo n × p dan C berordo p ×q dengan
m , n , p , q ∈ N . Perkalian matriks memenuhi sifat asosiatif jika dan hanya jika A
× ( B ×C )=( A × B ) ×C .
Contoh :

Misalkan matriks A = [ 50 31 ] ; B = [−53 −14 ] ; C = [ 72 60]


tentukanlah A × ( B ×C )=( A × B) ×C
Penyelesaian :

A × ( B ×C )=[ 50 31 ]× [−53 −14 ] × [72 06] = [ 125 31] × [ 3.7+ (−1 ) .2 3.0+ (−1 ) .6 ]
−5.7+ 4.2 −5.0+4.6

0 1 ] [ 19 −6 ] [ 0. (−27 )+ 1.19 0.19+1.(−6) ] [ 19 −6 ]


=[
5 3 −27 24 5. (−27 )+3.19 5.24+ 3.(−6) −78 102
× = =

0 1 ] [ 3 −1 ] [ 2 6 ] [ 0. (−5 )+ 1.3 0.4 +1. (−1 )] [ 2 6 ]


( A × B)× C = [
5 3 −5 4 7 0 5. (−5 )+ 3.3 5.4+ 3. (−1 ) 7 0
× × = ×

¿
[−163 −117 ] × [ 72 06 ]=[−16.7+17.2
3.7+ (−1 ) .2 3.0+ (−1 ) .6 ] [ 19 −6 ]
−16.0+17.16
=
−78 102
Maka A × ( B ×C )=( A × B ) ×C= [−78 102
19 −6 ]
Misalkan matriks A berordo m× n , B berordo n × p dan C berordo n × p dengan
m , n , p , q ∈ N . Perkalian matriks memenuhi sifat distributif operasi perkalian terhadap
operasi penjumlahan matriks jika dan hanya jika A × ( B+C )=( A × B ) + ( A ×C ) .
Contoh :

Misalkan matriks A = [ 50 31 ] ; B = [−53 −14 ] ; C = [ 72 60]


Tentukan A × ( B+C )=( A × B ) + ( A ×C )

A × ( B+C )= [ 50 31 ]× {[−53 −14 ]+[ 72 06]} = [ 125 31] × [−5+7


3+2 −1+6 ]
4+0

=[
0 1 ] [ 5 5 ] [ 0.2+ 1.5 0.5+ 1.5 ] [ 5 5 ]
5 3 × 2 4 = 5.2+ 3.5 5.4+ 3.5 = 25 35

( A × B ) + ( A ×C )=[ 5 3 ] × [−5 4 ]+[ 5 3 ] × [7 0 ]=[−16 17 ]+ [ 41 18 ]


0 1 3 −1 0 1 2 6 3 −1 2 6

¿[
5 5]
25 35

Rangkuman
1. Hasil kali skalar k dan matriks A dituliskan dengan notasi : k . A
2. Perkalian dua matrik: misalkan A = [ a ij ] adalah matriks yang berordo m× p dan B = [ bij ]
adalah matriks yang berordo q × n . Hasil kali mtriks A dan B adalah suatu matiks C
berordo m× n
3. AB≠ BA ¿tidak bersifat komutatif)
4. ( AB ) C= A ( BA ) ¿sifat asosiatif)
5. A ( B +C ) =AB+ AC ¿sifat distributif)

Anda mungkin juga menyukai