Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

DEFINISI MATRIKS DAN OPERASINYA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Yakni Aljabar Matriks

Disusun Oleh Kelompok 6 :


1. Bidayatun Nafi’ah (1500006047)
2. Fitra Ana Sari (1500006068)
3. Rinda Marsyela nf (1500006076)
4. Firmawati (1500006105)
5. Khoirunnisa Dyah f (1500006125)

Semester/Kelas :6/D

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
2018

DEFINISI MATRIKS

A. Definisi Matriks

Matriks yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari misalnya : tabel


matrikulasi di sekolah, penyajian data pada suatu sekolah yang disajikan dalam
bentuk matriks sebagai berikut.

Kelas Laki – laki Perempuan


I 240 180
II 220 210
III 205 205
Tabel 1. Matrikulasi di Sekolah

Dari tabel diatas, bila diambil angka-angkanya saja dan ditulis dalam tanda

240 180

[ ]
siku, bentuknya menjadi 220 210 . Bentuk sederhana itulah yang kita sebut
2015 205
sebagai matriks.

Definisi : Susunan bilangan berbentuk persegi panjang yang diatur dalam baris
dan kolom yang diletakkan dalam kurung biasa atau kurung siku.

Susunan horizontal disebut dengan baris sedangkan susunan vertikal disebut


dengan kolom.

Matriks dinotasikan dengan huruf kapital seperti A, B, C, dan sebagainya.

Contoh 1.1 :

1
a) A = [ 5 ]
[]
b) B = 4
7
c) C = [ 3 2 5 9 ]

6 0
d) D =
9
0 [] [ ]
e) E = 13 4
0 21
f) F = [ 1017 0 18
14 15 ]
Banyaknya baris dan banyaknya kolom suatu matriks menentukan ukuran dari
matriks disebut ordo matriks. Untuk penulisan matriks A berordo m x n adalah
Amxn yang berarti banyaknya baris m buah dan banyaknya kolom n buah.

Perhatikan contoh 1.1.

a) Matriks A mempunyai 1 baris dan 1 kolom. Jadi matriks A berordo 1 x 1


yang ditulis A1x1
b) Matriks B mempunyai 3 baris dan 1 kolom. Jadi matriks B berordo 3 x 1
yang ditulis B3x1
c) Matriks C mempunyai 1 baris dan 4 kolom. Jadi matriks C berordo 1 x 4
yang ditulis C1x4
d) Matriks D mempunyai 2 baris dan 2 kolom. Jadi matriks D berordo 2 x 2
yang ditulis D2x2
e) Matriks E mempunyai 3 baris dan 2 kolom. Jadi matriks E berordo 3 x 2
yang ditulis E3x2
f) Matriks F mempunyai 2 baris dan 3 kolom. Jadi matriks F berordo 2 x 3
yang ditulis F2x3

Bilangan – bilangan yang tersusun dalam baris dan kolom tersebut dinamakan
elemen atau unsur atau entri dari matriks.

Contoh 1.2 :

A= [ 27 0 5
1 3 ]
Pada entri matriks A yang terletak pada baris 1 dan kolom 2 dinotasikan
dengan a12 dinotasikan sebagai a12 = 0. Kemudian, entri matriks A yang terletak
pada baris ke-2 kolom ke-3 dinotasikan dengan a23 = 3. Sehingga, penulisan
entri di baris ke- i dan kolom ke-j dinotasikan dengan aij.
Bentuk umum Matriks :

a11 a12 .. . a1 j Baris

A =
[ a21 a22 .. . a2 j
.
ai 1 a i2 .. . aij ] 1 1
Baris
22

Baris
i

Kolom j
Kolom 1

Kolom 2
22
1

Contoh 1.3 :

3 0 6
a) A = [ 7 ] b) B = [ ] 1 5
0 3
c) C = 7 2 5
9 1 0 [ ]
Perhatikan contoh 1.3

a) Matriks A mempunyai 1 baris dan 1 kolom. Jadi matriks A berordo 1 x 1


yang ditulis A1x1
b) Matriks B mempunyai 2 baris dan 2 kolom. Jadi matriks B berordo 2 x 2
yang ditulis A2x2
c) Matriks C mempunyai 3 baris dan 3 kolom. Jadi matriks C berordo 3 x 3
yang ditulis A3x3

Matriks A, B, dan C mempunyai ordo yang sama sehingga berbentuk persegi.


Bentuk persegi itulah yang disebut matriks persegi.

Definisi : matriks yang banyaknya baris sama dengan banyaknya  kolom pada
matriks. Notasi matriks adalah Anxn dengan n menyatakan banyak baris dan
banyak kolom yang sama. Matriks persegi juga disebut sebagai matriks
persegi berordo n.
Bentuk umum matriks persegi ordo 3 x 3

a11 a 12 a13

[
A = a21 a 22 a23
a31 a 32 a33 ]
Pada matriks persegi A3x3 diatas , terdapat diagonal utama yaitu a1x1 , a2x2 , a3x3 .
Jadi, diagonal utama pada matriks persegi adalah komponen matriks yang letak
barisnya sama dengan letak kolomnya.

Definisi : Dua matriks dikatakan sama jika ordo dan entri yang seletak
(bersesuaian) sama.

Contoh :

1) Diketahui matriks A = [ 38 −51 ], B = [ 23y −5x ], C = [ y 2 4 x 9 ] , dan


D = [ 3 2 5 9 ] . Tentukan nilai x dan y yang memenuhi persamaan berikut
ini :
a) A = B b) C = D c) B = D
Penyelesaian :

a) A = B

[ 38 −51 ]=[ 23y −5x ]


x=1
2y = 8
y =4
b) C = D
[ y 2 4 x 9] = [ 3 2 5 9]
y=3
4x = 5
5
x=
4
c) B ≠ D, karena matriks B dan D tidak mempunyai ordo yang sama atau
entri yang seletak.

3 5 2 a+b 5 1

0 2 [ ] [
2) Diketahui matriks A = 1 4 , B = 2
6 2 ] []
b , C = a . Tentukan nilai a yang
7
memenuhi persamaan berikut ini :
a) A=B b) A = C
Penyelesaian :
a) A=B
3 5 2 a+b 5

[ ][
1 4 = 2
0 2 6
b
2 ]
b=4
2a + b = 3
2a + 4 = 3
2a =3–4
2a = -1
−1
a =
2
−1
Jadi, nilai a =
2
b) A ≠ C , karena matriks A dan C tidak mempunyai ordo yang sama atau
entri yang seletak.
OPERASI MATRIKS DAN SIFAT-SIFATNYA
Macam – macam operasi matriks sebagai berikut.
A. Penjumlahan Matriks
Definisi : dua atau lebih matriks dengan menjumlahkan setiap entrinya
yang mempunyai ordo sama. Jika A + B = C maka entri C diperoleh
dari penjumlahan entri-entri A dan B dengan ordo yang sama yaitu c ij =
aij + bij untuk entri C pada baris ke-i dan kolom ke-j.
Contoh cara melakukan operasi penjumlahan pada matriks :
a11 a 21 b11 b 21 a +b a +b
[ ][
+
][
= 11 11 21 21
a21 a 22 b21 b 22 a 21+b 21 a22+ b22 ]
Contoh :
1) Diketahui matriks-matriks berikut ini.

a) A = [ 24 35]B= [ 04 17]
2 3 + 0 1 = 2+0 3+1 = 2 4
maka A + B = [
4 5 ] [ 4 7 ] [ 4+ 4 ][ ]
=C
5+7 8 12

b) A= [ 120 1 34 ] B =[−12
23 0
5]
12 3 23 0 = 3 5 3
Maka A + B = [
0 1 4 ] [ −12 5 ] [−1 3 9 ]
+ =C

Perhatikan bahwa C mempunyai ordo yang sama dengan A dan B.

2) Diketahui matriks-matriks berikut ini.


2 −1 −2 1 0 1
A=
[
1
−2
1
2 1
2 2
3 4
B= 4 4
]
3 −3 −2

0 −1 2
5 E=
[
−2 −2 3
3 1 −2
−4 5 −1
] [ ] F=

0 −2 8

[ ]
1 4 −3
2 7 2
−4 5 0
Tentukanlah :
a) A + E
b) B + E
c) (A + E) + F
Pembahasan :
2 −1 −2 1 0 1 0 −2 8
a) A + E =
[
1
−2
1
2 1 +¿ −2 −2 3
2 2
3 4
3 1 −2
][
=
1 4 −3
2 7 2
−4 5 −1 −4 5 0
][ ]
b) B + E tidak dapat dijumlahkan karena ordo B ≠ordo E maka B + E
dikatakan tidak terdefinisi.

c) (A + E) + F =

2 −1 −2 1 0 1 1 0 1

[ 1
−2
1 3 4
3
][
2 1 + −2 −2 3 + −2 −2 3
2 2 1 −2
−4 5 −1
3 1 −2
−4 5 −1
][
=
]
0 −2 8 1 0 1 1 −2 9

[ ][
1 4 −3 + −2 −2 3 = −1 2
2 7 2
−4 5 0
3 1 −2 5
−4 5 −1 −8 10
8
][ 0
0
−1
]
B. Pengurangan Matriks
Definisi : dua atau lebih matriks dengan menjumlahkan setiap entrinya
yang mempunyai ordo sama.Jika A – B = C, maka entri-entri C diperoleh
dari pengurangan entri-entri A dan B dengan ordo yang sama sehingga cij
= aij - bij atau pengurangan dua matriks ini dapat di pandang sebagai
penjumlahan yaitu A + (-B).
Contoh cara melakukan operasi pengurangan pada matriks :

a11 a 21 b 11 b21 a −b a −b
[ ][−
a21 a 22 b 21 b22][
= 11 11 21 21
a21−b21 a22−b22 ]
Cara melakukan operasi pengurangan dua matriks tidak jauh berbeda
dengan penjumlahan matriks. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal
pengurangan matriks secara umum di bawah ini.

Contoh :

Diketahui matriks – matriks berikut ini.

5 4 3 6 2 3 5
A= 6 9
7 0[ ] [ ] [ B= 5 4
1 2
C = −1 −2 4
9 0 1 ]
Tentukanlah :

a. A – B
b. A + (-B)
c. B – C

Pembahasan :

5 4 3 6 2 −2

[ ][ ][ ]
a. A – B = 6 9 − 5 4 = 1 5
7 0 1 2 6 −2
5 4 −3 −6 2 −2
+
[ ][ ][ ]
b. A + (-B) = 6 9 −5 −4
7 0 −1 −2
= 1 5
6 −2

c. B – C tidak dapat dikurangkan karena ordo B ≠ordo C maka B – C


dikatakan tidak terdefinisi.

C. Perkalian Matriks
Operasi perkalian pada matriks ada dua macam yaitu perkalian dengan
skalar dan perkalian matriks dengan skalar dan perkalian matriks dengan
matriks. Terlebih dahulu diperkenalkan perkalian matriks dengan bilangan
atau skalar.
1. Perkalian Matriks dengan Skalar
Untuk memahami perkalian matriks dengan matriks, kita perhatikan
pernyataan berikut.
Penjumlahan dari A + A + A + A = 4A. Berarti 4 merupakan
banyaknya matriks dari A yang dinyatakan dengan 4 dikali A atau 4A.
Definisi : Matriks A dikalikan dengan c suatu bilangan atau skalar
maka cA diperoleh dari hasil kali c dengan setiap entri dari matriks A.
Contoh :

Diketahui, P = [ 35 81 ]
Tentukanlah 4P !
Pembahasan :

4P = 4 [ 35 81 ]=[ 1220 324 ]


Dengan demikian, matriks –A dapat dipandang sebagai hasil kali
matriks A dengan skalar (-1). Jadi, -A = (-1)A

2. Perkalian Matriks dengan Matriks

Definisi : Dua matriks AB dapat dikalikan bila dan hanya bila jumlah
kolom matriks A sama dengan jumlah baris matriks B. Jadi
Am × n × B n × p bisa didefinisikan, tapi Bn × p × A m ×n tidak dapat
didefinisikan.

Entri-entri dari AB diperoleh dari hasil kali setiap baris pada matriks
A dengan setiap kolom pada matriks B, kemudian dijumlahkan
menjadi satu entri.

a11 a 12 b11 b12 a b +a b a b +a b


[ ][
a21 a 22 b 21 b22 ][
= 11 11 12 21 11 12 12 22
a21 b11 +a 22 b21 a 21 b12 +a22 b22 ]

Contoh perkalian matriks 1 × pdengan matriks p ×1:

4
B=[ 6 8 7 ] dan C= 7 .
2 []
4

[]
B× C=[ 6 8 7 ] × 7 =[ ( 6 × 4 )+ ( 8 ×7 ) +(7 ×2) ] =[ 94 ]
2

Contoh perkalian matriks p ×1dengan matriks 1 × p:

[]
A= 5 dan B=¿
4

2
A × B= 5 ׿
4 []
Hasil kalinya merupakan suatu matriks berordo 3 ×3

Contoh perkalian matriks m× ndengan matriks n × p:

A= [ 13 24 ] dan B=[ 10 0 1
2 0 ]
1 2 1 0 1
A × B= [ ][
3 4
×
0 2 0 ]
( 1× 1 )+(2 ×0) ( 1× 0 ) +( 2× 2) ( 1× 1 )+(2 ×0)
¿
[ ( 3 ×1 ) +(4 × 0) ( 3 ×0 )+( 4 ×2) ( 3 ×1 ) +(4 × 0) ]
¿ [13 4 1
8 3 ]
Contoh :

4 5
1) Diketahui [ 3 2 7
1 0 4 ][ −1 8 =
2 0 ][
24 26
a b ]
. Tentukan nilai a dan b secara

langsung !

Penyelesaian : a = 12 dan b = 5

2 −1 −2 4 a
2) Diketahui
1
−2
1
2 2
3 4
[
2 1 ×
3 2
2 0=
0 2
b 4
c d
9 e
][ ][ ]
. Tentukan nilai a, b, c,

d, dan e !

Penyelesaian :

2 −1 −2 (2) 3+ (−1 ) 2+ (−2 ) 0 ( 2 ) 2+ (−1 ) 0+ (−2 ) 2

[ 1
−2
1
2 1 ×
2 2
3 4
][ ][
3 2
2 0=
0 2
( 1 ) 3+ ( 2 ) 2+ ( 1 ) 0
(−2 ) 3+ ( 2 ) 2+ ( 2 ) 0
(1 ) 3+ ( 3 ) 2+ ( 4 ) 0
(1 ) 2+ ( 2 ) 0+ ( 1 ) 2
(−2 ) 2+ ( 2 ) 0+ ( 2 ) 2
( 1 ) 2+ ( 3 ) 0+ ( 4 ) 2
]
4 0
=
[ ]
5
−2 0
4 .

9 10
Jadi, nilai a = 0, b = 5, c = -2, d = 0, dan e = 10
2 4
3) Diketahui matriks A=
[]
5 dan matriks
4
C=
[]
7 . Tentukan hasil AC !
2
Penyelesaian : hasil perkalian A ×C tidak dapat didefinisikan.

4) Diketahui matriks A = [−21 43], B = [ 10 01], C = [ 21 13], D = [ 10 12].


Matriks B merupakan matriks identitas ordo 2 x 2.
Buktikan :
a) AB ≠ BA
b) CD = DC

Penyelesaian

a) AB = [−21 43][ 10 01] = [ (−21+) 0+0 0+ 4


][
=
1 4
(−2 )+ 3 −2 3 ]
1 0 1 4 1+ 0 4+ 0 1 4
BA = [ ][ ] =[ ] [
= ]
0 1 −2 3 0+ (−2 ) 0+3 −2 3
Jadi, terbukti bahwa AB ≠ BA

b) CD = [ 21 13][ 10 12]=[ 2+0


1+0
2+2
1+ 6
=
2 4
][ ]
1 7
1 1 2 1 = 2+1 1+3 3 4
DC = [
0 2 ][1 3 ] [ 0+2 0+6 ] [ 2 6 ]
=

Jadi, terbukti bahwa CD = DC

SIFAT –SIFAT OPERASI MATRIKS

1) Apabila A dan B adalah dua matriks yang berordo sama maka A + B = B +


A . Sifat tersebut dinamakan sifat komutatif penjumlahan dua matriks.
Bukti : Misalkan, A = (aij)mxn , B = (bij)mxn , dan A + B = B + A, dengan cij =
aij + bij. Oleh karena entri-entri matriks A maupun matriks B adalah bilangan
real yang mengikuti pada hukum komutatif, maka cij = aij + bij = bij + aij.
Sehingga dapat dikatakan A + B = B + A (terbukti).
2) Apabila A,B, dan C adalah tiga matriks yang berordo sama, maka A + B+ C
= A + (B + C) = (A + B) + C. Sifat tersebut dinamakan sifat asosiatif
pejumlahan matriks.
Bukti : Misalkan, A = (aij)mxn , B = (bij)mxn , dan C = (cij)mxn. Oleh karena itu
entri-entri matriks A, B, dan C merupakan bilangan real yang mengikuti
pada hukum asosiatif , maka berlaku hubungan-hubungan :
aij + bij + cij = (aij + bij) + cij = (aij + bij) + cij , sehingga dapat dikatakan A + B
+ C = A + (B+ C) = (A + B) + C. (terbukti)
3) Jika p dan q bilangan real dan B,,C dua mariks dengan ordo
sedemikian hingga dapat dilakukan operasi hitung berikut, maka berlaku
sifat-sifat perkalian matriks dengan skalar :
a) P (B + C) = pB + pC
b) P (B - C) = pB - pC
c) (p + q) C = pC + qC
d) (p - q) C = pC - qC
e) (pq) C = p (qC)
4) Jika setiap perkalian matriks A dan B terdefinisi maka berlaku sifat-sifat
perkalian matriks :
a) Tidak komutatif : AB ≠ BA
b) Asosiatif : A ( BC )=( AB ) C=B ( AC )
c) Distributif : A ( B ± C ) =AB ± AC

( B± C ) A=BA ±CA

d) Identitas : AI =IA= A

SOAL DAN PEMBAHASAN MATRIKS


DEFINISI MATRIKS DAN OPERASINYA

1 4 6 −3 8

1. Jika matriks A =
[ 2 −5 9 12 −4
3 0 7 5 10 ] , maka tentukan :
a. banyak baris d. entri-entri kolom ke-3

b. banyak kolom e.
a3 .4

c. entri-entri baris ke-1 f.


a1 .3
Pembahsan :

a. banyak baris : 3 buah


b. banyak kolom : 5 buah
c. entri-entri baris ke-1 : 1, 4, 6, -3, 8
d. entri-entri kolom ke-3 : 6, 9, 7

e.
a3 .4 = entri baris ke-3 kolom ke-4 = 5

f.
a1 .3 = entri baris ke-1 kolom ke-3 = 6

1 7

2. Jika
A= −2 5
3 8 [ ] , maka letak elemen -2 dan 8 adalah...

Pembahasan : entri -2 = a21 dan entri 8 = a32

1 0

3. Jika
P= −1 3 −6 4
[
5 0 2 8 ] [ ]
Q= 5 4
9 −3 , maka ordo matriks P dan Q
adalah

Pembahasan : Ordo matriks P = 2 x 4 atau P 2 x3

Ordo matriks Q = 3 x 2 atau Q2 x3

4. Jika A = [ 36 39], B=[ 01 12] ,C= [ 40 15] , maka( A+B )+ C = ...


Pembahasan :
(A+B) = [ 36 39] +[ 01 12]=[ 37 114 ]
(A+B)+C = [ 37 114 ]+ [ 40 15]
= [ 3+4
7+0
4+ 1
11+ 5 ]
[ 77 165 ]
=

1 2 −1 0 3 −4 1 2
5. Jika A= 4 0
[ 2 1
2 −5 1 2 ] [ ]
B = 1 5 0 3 , maka A + B = ...
2 −2 3 −1

Pembahasan :
1+3 2−4 −1+1 0+2
A+B = 4+ 1
[ 0+5 2+0 1+3
2+2 −5+(−2) 1+3 2+(−1) ]
4 −2 0 2

[
= 5 5 2 4
4 −7 4 1 ]
6. Jika diberikan matriks A berordo 2x2 dan B berordo 2x2 sebagai berikut:

A= 8 9 , B= 1 2 ,maka A - B =...
[ ]
7 6 4 3 [ ]
Pembahasan :

A−B= 8 9 − 1 2 = 8−1 9−2 = 7 7


7 6[ ][ ][
4 3 7−4 6−3 3 3 ][ ]
7. Jika diberikan matriks A berordo 3x3 dan B berordo 3x3 sebagai berikut:
10 28 25 5 15 10

[ ] [
A= 20 13 16 , B= 6 7 8 , maka A - B  = ...
15 12 18 9 3 4 ]
Pembahasan :

10 28 25 5 15 10

[
A−B= 20 13 16 − 6 7 8
15 12 18 9 3 4 ][ ]
10−5 28−15 25−10

[
¿ 20−6 13−7 16−8
15−9 12−3 18−4 ]
5 13 15

[
¿ 14 6 8
6 9 14 ]
8. Jika matriks [ 12x 20y ]−[ 54 76]=[ 57 132 ] ,maka nilai x dan y adalah...
Pembahasan :

[ 12x 20y ]−[ 54 76]=[ 57 132 ]


x−4 20−7 5 13
[ 12−5 y−6 ] =[
7 2]
Maka didapat bahwa :
x−4=5
x=9
y−6=2
y=8
Jadi didapat x =9 dan y = 8

A= 2 −1
9. Jika 3 −5[ ] maka tentukan :
a. 2A
−1
b. A
2

Pembahasan :

a. 2A = 2 [ 23 −1 =4
−5 ] [ 6
−2
−10 ]
1

b.
1
− A
2
−1 2 −1
[
= 2 3 −5 = −3 ] [ ]
1

2
2
5
2

A= 3 2 , B= 5 ,C=[ 7 9 ] D= 5 6
10. Jika matriks
[ ] []
1 4 6 [ ]
7 8 , maka
tentukan :
a. AB
b. AC
c. AD

Pembahasan :

a. AB =
[31 24 ][56 ]=[ 15+12
5+24 ] = 27
[ 29 ]
b. AC tidak dapat dikalikan, karena banyaknya kolom matriks A ≠
banyaknya baris matriks.

c. AD =
[31 24 ][57 68 ]=[ 15+14
5+28
18+16 = 29 34
6 +32 ][
33 38 ]

A= 1 2 , B= 4 0 C= 3 −2
11. Diketahui matriks 0 3 −2 5 [ ] [ ] ,
[
1 4 ] , a = 3 dan b =

1
., dimana a,b ∈ R .Maka tentukan :
3
a. AB
b. (AB)C
c. B + C
d. A(B + C)
e. aC
f. bB

Pembahasan :

a. AB =
[ 10 23 ][−24 05 ]=[4−4
0−6
0+10 = 0 10
][
0+15 −6 15 ]
0 10 3 −2 = 0+10 0+40 = 10 40
b. (AB)C =
[ −6 15 1 4 ][ ][
−18+15 12+60 −3 72 ][ ]

c. B + C =
[−24 05 ]+[ 31 −24 ]=[−2+1
4+3 0+(−2 ) = 7 −2
5+4 ][−1 9 ]
1 2 7 −2 = 7−4 −2+18 = 3 16
d. A(B + C) =
[ ][0 3 −1 9 ][
0−3 0+27 −3 27 ][ ]
e. aC = 3 [ 31 −24 ]=[39 −612 ]
4
f. bB =
1 4 0
3 −2 5[= 3
−2
3
] [ ] 0
5
3

6 4 6

12. Jika C =
( 3 2 1
4 5 6 ) ,D=
 
 2
1
  , dan E =
( )
2 3
5 1 maka tentukan :
a) CD
b) DE

Penyelesaian :
6
 
 2
a) CD =
(34 2 1
5 6 ) 1
  =
(34..66+2.+5 .2+6.
2+1 .1
1) =
(2340 )
b) DE = ordo D3x1 dan ordo E3x2, karena karena tidak memenuhi definisi
Amxp x Bpxn = Cmxn maka tidak dapat dikalikan.

13. Diketahui matriks A = [ 83 −5


−2 ],B=[
x 2
3 2 ]dan C = [
9
3
3 y +5
4 ]
. Jika matriks

AB = A + C, maka nilai x + y =...


Pembahasan :
AB = A + C

[ 83 −5 x 2 = 8 −5 + 9
−2 ][ 3 2 ] [ 3 −2 ] [ 3
3 y +5
4 ]
[ 83 −5 ][ x 2 8 x−15 6
−2 3 2 ] [ 3 x−6 2 ]
= … .(1)

[ 83 −5 ]
−2 3
+ [9 3 y +5 = 17 3 y … .(2)
4 ][ 6 2 ]
(1) = (2)

[ 83x−15 6 17 3 y
x −6 2 ] [ 6
=
2 ]

8x – 15 = 17 3y = 6

8x =32 y=2

x=4

Jadi x + y = 4 + 2 = 6

14. Diketahui matriks A = [ 2ba 34c ] dan B = [ 2 c−3a b a


b+7 ]
. Jika A = 2Bt maka

nilai a, b, dan c adalah ...


Pembahasan :
A = 2Bt

[ 2ba 34c ]=2[ 2c−3a b b a+7]


[ 2ba 34c ]=[ 44c−6 b 2a
a+2 2 b+14 ]
Maka
2a = 4 2b = 4 (2) + 2 3c = 2(5) + 14
a=2 b=5 c=8
Jadi, nilai a = 2, nilai b = 5, dan nilai c = 8

1 2 , B= 2 1 .
15. Jika A=
0 1[ ] [ ]
1 3
Maka tentukan nilai dari

a) A2
b) A3
c) A2−B2 +2 I

Penyelesain :

a) A2 = AA = [ 10 21][ 10 21]=[ 10 41 ]
b) A3 = AAA = [ 10 21][ 10 21][ 10 21]=[ 10 41 ][ 10 21]=[ 10 61 ]
1 2 1 2 − 2 1 2 1 +2 1 0
2 2
c) A −B +2 I = [ ][ ] [ ][ ] [ ]
0 1 0 1 1 3 1 3 0 1

¿ [10 41 ]−[ 55 105 ]+[ 20 02]


A2−B2 +2 I = −2 −1
[
−5 −7 ]
−2 −1
Jadi nilai dari matriks A2−B2 +2 I adalah
−5 −7
. [ ]
16. Nilai c dari persamaan matriks [ 5b a 3= 5 2 3
2 c ][
2a 2 ab ]
adalah ....

Pembahasan:

[ 5b a 3
2 c ][
=
5 2 3
2a 2 ab ]
Dari persamaan diatas diperoleh :
a=2
b=2 a=4
c=ab= (2 )( 4 )=8
Jadi nilai c dari persamaan matriks diatas adalah 8.

17. Jika [−47 232 ]= p[ 32 −1 +q 1 0 ,


−5 ] [ 0 1 ]
maka p dan q berturut-turut

adalah ....
Pembahasan:

[−47 232 ]= p[ 32 −1
−5 ] +q [
1 0
0 1]

[−47 232 ]=[3 2p+qp −5−p+q p


]
Dari persamaan diatas diperoleh :
o − p=2⟺ p=−2
o 3 p+q=7 ⟺ 3 (−2 )+ q=7
−6+ q=7 ⟺ q=13
Jadi nilai p dan q berturut-turut adalah -2 dan 13.

A= 2 −1 B= 1 2 . A 2 × B
18. Diketahui matriks [3 4 ] dan [
−2 1 ]
adalah ....
Pembahasan:
2
A × B= [ 23 −14 ][32 −14 ][−21 21]
¿ [ 1 −6 ][ 1 2 ]
18 13 −2 1
¿ 13 −4
[ −8 49 ]
13 −4
Jadi hasil dari matriks A2 × Badalah [
−8 49
. ]

19. Diketahui matriks-matriks:


2 p 2 −3 q − p −7 q −2 −5 6

r[
A= 4 −1 −4 , B= −5 5 r
q −2 −5 4 7 ] [ ] dan C=
[
−1 4 −2 . Jika
−3 1 5 ]
A+ B=C , maka nilai p , q , dan r berturut-turut adalah ....
Pembahasan :
A+ B=C
2 p 2 −3 q − p −7 q −2 −5 6

[ r q −2 ][
4 −1 −4 + −5 5 r = −1 4 −2
−5 4 7 −3 1 5 ][ ]
p −5 −2 q −2 −5 6

[ −1 4
r−5 q+ 4 5 ][
r −4 = −1 4 −2
−3 1 5 ]
Dari persamaan diatas diperoleh :
p=−2
−2 q=6 ⟺ q=−3
r −5=−3 ⟺ r =2
Jadi nilai p , q , dan r berturut-turut adalah −2 ,−3 , 2.

20. Diketahui matriks A= [ 32 −1


−5 ]
dan A2=xA + yI , x , y ∈ R . I matriks

identitas dengan ordo 2 ×2. Nilai x + y adalah ....


Pembahasan:
A2=xA + yI

[ 32 −1 3 −1 = 3 x −x + y 0
−5 2 −5 ] [ 2 x −5 x ] [ 0 y ]
][
[−47 232 ]=[3 x2+x y y−x
−5 x ]
Dari persamaan diatas diperoleh :
−x=2 ⟺ x=−2
3 x+ y=7 ⟺−6+ y=7
y=13
∴ x+ y =−2+13=11
Jadi Nilai x + y adalah 11.

21. Diketahui persamaan matriks :

4 + 4 −5 = 2 −1 2 p 1
[−1
−2 3 ] [−3 2 ] [ −4 3 ][ 1 q+1 ]
nilai dari p+q adalah ....

Pembahasan:
4 4 −5 2 −1 2 p 1
[−1
−2 3 ] [−3 2 ] [ −4 3 ][ 1 q+1 ]
+ =

[−53 −15 ]=[ 43−8p−1p 31−q


q−1 ]
Dari persamaan diatas diperoleh :
3=4 p−1⟺ p−1
5=3 q ⟺ q=2
∴ p+ q=1+ 2=3
Jadi nilai dari p+q adalah 3.
−a b+2 4 b+ c 10 −7
22. Ditentukan : 2 [ c−4 d
+ ][
8 2d
= ][
−4 a−1 ]
. Nilai a+ b+c +d

adalah ....
Pembahasan :

2 −a b+2 + 4 b+ c = 10 −7
[
c−4 d 8 2d ][−4 a−1 ][ ]
[ 4−22 c a 3 b+c +4
4d ][
=
10
−4
−7
a−1 ]
Dari persamaan diatas diperoleh :
4−2a=10 ⟺ a=−3
2 c=−4 ⟺ c=−2
4 d=a−1 ⟺ 4 d =(−3 )−1 ⟺ d=−1
3 b+ c+ 4=−7 ⟺ 3 b−2+ 4=−7 ⟺ b=−3
∴ a+b+ c+ d=−3−3−2−1=−9
Jadi Nilai a+ b+c +d adalah−9.

DAFTAR PUSTAKA

 Ayres Frank JR, PhD. 1989. Seri Buku Schaum Teori dan Soal-
Soal Matriks. Jakarta : Erlangga
 Sobirin, Fokus Matematika siap ujian nasional untuk SMA, erlanggga.
Jakarta. 2007.
 http://masliem.blogspot.co.id/2013/11/soal-ulangan-kelas-cii-ips-
matriks.html?m=1
 https://www.academia.edu/8871423/OPERASI_MATRIKS
 http://idschool.net/sma/operasi-hitung-penjumlahan-pengurangan-
perkalian-matriks/
 https://www.scribd.com/doc/57370953/Soal-Dan-Jawaban-Matriks
 https://pakrudi.files.wordpress.com/2011/02/matriks.pdf

Anda mungkin juga menyukai