Anda di halaman 1dari 25

[MATRIKS] SMK SMTI Kelas X

MATRIKS
1. PENGERTIAN

Pengertian Matriks

Dalam kehidupan sehari-sehari tanpa kita sadari terkadang sebuah kegiatan

yang kita laksanakan dapat kita tampilkan dalam materi matematika, kita sajikan

dalam bentuk tabel.

Contoh 1 :

Dalam menyiapkan Ujian Akhir Nasional, Parmin mencatat dan mengevaluasi

semua hasil ulangan untuk program diklat Matematika, Bahasa Indonesia dan

Bahasa Inggris seperti pada tabel di bawah ini:

Ulangan ke : I II II IV

Matematika 6 7 5 7

Bahasa Indonesia 6 7 7 8

Bahasa Inggris 5 6 7 7

Catatan nilai Parmin dapat disajikan dalam bentuk :

6 7 5 7 6 7 5 7 
   
 6 7 7 8  atau dalam bentuk 6 7 7 8 
5 6 7 7 5 6 7 7 
 

Dari tabel Contoh 1 tersebut di atas jika kepala kolom dan baris dihilangkan,

kemudian susunan lambang bilangan atau angka dituangkan ke dalam tanda

kurung atau kurung siku, maka susunan seperti itu dinamakan Matriks.

Quality Control Program Hal 1


[MATRIKS] SMK SMTI Kelas X

Matriks Contoh 1 :
Baris ke -1
6 7 5 7
  Baris ke -2
 6 7 7 8
5 6 7 7
  Baris ke -3

1 2 3 4

kolom
Jadi, Matriks adalah susunan berbentuk persegi panjang dari bilangan-bilangan

yang disusun pada baris dan kolom dan diletakkan di dalam dua tanda kurung

atau kurung siku.

Entri dan Notasi Suatu Matriks

Setiap bilangan pada matriks disebut entri matriks dan diberi nama sesuai

dengan nama baris dan nama kolom. Perhatikan Matriks A di bawah ini :

Untuk menamai suatu matriks., seringkali kita gunakan


satu huruf kapital seperti A, B, C. Sedangkan entri-entri
6 7 5 7
  matriks seringkali dinotasikan dengan huruf kecil sesuai
 6 7 7 8
A=
5 6 7 7 dengan nama matriksnya, seperti a ij untuk entri-entri
 
matriks A.

Angka 8 dalam lingkaran menunjukkan entri matriks A yang dituliskan dengan

notasi a 24 , yang berarti angka 8 adalah entri baris ke- 2 dan kolom ke- 4. Apabila

ada tampilan eleman a ij , berarti menyatakan entri matriks A baris ke- i dan kolom

ke- j.

Apabila disuruh menyebutkan entri-eleman dari baris ke- 3 adalah : 5, 6, 7, dan

7.

Apabila disuruh menyebutkan entri-entri dari kolom ke 2 adalah : 7, 7, dan 6.

Quality Control Program Hal 2


[MATRIKS] SMK SMTI Kelas X

Ide penampilan matriks dalam metematika dikenalkan pada tahun 1857 oleh

Arthur Cayley (1821 – 1895) yang berkebangsaan Inggris.

Ordo Suatu Matriks

Suatu matriks A berukuran i x j adalah susunan berbentuk persegi panjang dari ij

entri (dalam bentuk bilangan) yang disusun dalam i baris dan j kolom.

 a 11 a 12 ... a 1 j 
 
 a 21 a 22 ... a 2 j 
Matriks A sering dinotasikan dalam bentuk : A = ( a ij ) = 
    
 
 a i1 a i2 ... a ij 

Ukuran matriks yaitu i x j, seringkali disebut ordo matriks, sehingga matriks A

dapat ditulis dengan : A ixj atau A (ixj ) .

 3 2 4
2  3 2  
Contoh 2 : C=   D =  1  1 5
 1 4  1   2  3 2
 

Matriks C mempunyai 2 baris dan 3 kolom, dikatakan ordo matriks C adalah 2x 3

(dibaca 2 kali 3) dan dituliskan C 2 x3 atau C ( 2 x3) . Jika banyaknya baris suatu

matriks sama dengan banyaknya kolom (contoh matriks D) maka matriks itu

disebut matriks bujursangkar. Karena istilah bujursangkar disesuaikan menjadi

pengertian persegi, maka disebut matriks persegi. Matriks D adalah matriks

persegi dengan ordo 3.

Macam-macam Matriks

 Matriks Baris

Suatu matriks yang hanya terdiri dari satu baris.

Contoh : A =  1 2 7  , B = 2 3  4  2 1 .

 Matriks Kolom

Suatu matriks yang hanya terdiri dari satu kolom.

Quality Control Program Hal 3


[MATRIKS] SMK SMTI Kelas X

 4
   5
Contoh : A =   2  , B =  
 5 9
 

 Matriks Persegi

Suatu matriks dengan banyak baris dan banyak kolom sama. Suatu matriks

persegi dengan banyak j baris dan j kolom disebut pula matriks ordo j.

1 6 9
 2 5  
Contoh : A =   , B = 2 5 8
1 7 3 4 7
 

 Matriks Identitas

Suatu matriks persegi dengan semua entri pada diagonal utama adalah 1 (satu)

dan entri lainnya 0 (nol). Pada umumnya matriks Identitas dilambangkan dengan

I, yang terkadang disertai dengan ordonya.

Contoh :

1 0
A = I 2 x2 =  
0 1

1 0 0
 
B = I 3x 3 =  0 1 0 
0 0 1
 

 Matriks Nol

Suatu matriks dengan semua entrinya 0 (nol). Matriks nol sering kali

dilambangkan dengan O.

0 0
Contoh : A =  
0 0

 Matriks Segitiga

Matriks persegi yang dipisahkan oleh diagonal dengan entri-entri 0 pada separoh

bagiannya.

Quality Control Program Hal 4


[MATRIKS] SMK SMTI Kelas X

Contoh:

 1 5
A =   ,
3 0

0 0  1
 
B =  0  4 5
1 2 2 

Kesamaan Matriks

Definisi dari kesamaan matriks adalah :

Matriks A = ( a ij ) berordo m x n dan matriks B = ( b ij )berordo p x q dikatakan

sama jika dan hanya jika sebagai berikut :


 M = p dan n = q, yang berarti matrik A dan matriks B berordo sama.
 a ij  b ij untuk semua i dan j, yang berarti semua entri yang seletak sama.

Entri yang seletak adalah entri yang mempunyai nomor baris dan kolom sama.

 2 9 1  4 32 1 
Contoh : matriks A =   sama dengan matriks B = 
 8 3 4 2 2 9 2 
2

Oleh karena itu dasar kesamaan matriks digunakan untuk menyelesaikan

persamaan matriks.

Contoh 1 :

 2x 3   8 3 
Tentukan nilai x dan y jika     
 4 3y   4 9 

Dengan dasar kesamaan matriks maka didapatkan :

2x = 8 atau x = 4 dan 3y =9 atau y = 3.

Contoh 2 :

 x  2  4   5  4
Carilah nilai x dan y yang memenuhi   
 2 y  5   2 6 

Quality Control Program Hal 5


[MATRIKS] SMK SMTI Kelas X

Dengan dasar kesamaan matriks maka didapatkan :

x + 2 = 5 atau x = 5 – 2 atau x = 3

y – 5 = 6 atau y = 6 + 5 atau y = 11

Transpose Matriks

Transpose artinya perputaran, yang dilambangkan dengan A’ atau AT atau A t ,

yaitu menukar entri pada baris menjadi entri pada kolom atau dengan kata lain

entri-entri baris dari matriks A akan menjadi entri-entri kolom matriks A t .

Secara lebih terperinci apabila a ij entri matriks A dan apabila ditranspose menjadi

matriks A t maka entri tersebut menjadi a 'ji .

Contoh 1 :

 4 2
 4  2 6 t 
Matriks A =   maka matriks transposenya adalah A =   2 1 
2 1 3   6 6
 

Contoh 2 :

 1 4 7 3
 
Matriks C =  2 5 8 2  maka matriks transposenya adalah
 3 6 9 1
 

1 2 3
 
4 5 6
Ct = 7 8 9
 
3 2 1 

SOAL EVALUASI
Quality Control Program Hal 6
[MATRIKS] SMK SMTI Kelas X

1. Hasil penelitian tentang keadaan harga-harga pokok selama tahun 2004, 2005,

2006, dan 2007 di suatu daerah adalah sebagai berikut.

Harga Per Kilogram dalam Rupiah


Tahun
Beras Gula Minyak Goreng

2004 1.900 3.750 4.500

2005 2.300 3.900 4.700

2006 2.400 3.800 5.000

2007 2.600 4.000 5.600

a. Susunlah data di atas ke dalam bentuk matriks dengan notasi A!

b. Berapa banyak baris dan kolom dari matriks A?

c. Tentukan ordo matriks A!

d. Sebutkan entri-entri pada baris kedua!

e. Sebutkan entri yang terletak pada baris ketiga kolom kedua!

2. Tentukan jenis matriks berikut:

0 0
a.
0 1

b. 1 5

6 0 0
c. 0 0 0
0 0 −10

2. PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN MATRIKS

Quality Control Program Hal 7


[MATRIKS] SMK SMTI Kelas X

Penjumlahan Matriks

Agar pengertian dan syarat penjumlahan dua buah matriks dapat dipahami

dengan baik, coba simaklah persoalan di bawah ini :

Dewi dan Budi adalah calon siswa teladan dari sebuah SMK. Penentuan siapa

yang berhak mengikuti seleksi siswa teladan tingkat kabupaten didasarkan pada

jumlah nilai mata diklat matematika dan bahasa inggris pada semester I dan

semester II. Nilai kedua mata diklat yang dicapai oleh Dewi dan Budi ditampilkan

pada tabel di bawah ini :

Semester I Semester II Jumlah


Mata Diklat
Dewi Budi Dewi Budi Dewi Budi

Matematika 82 86 80 80 162 166

Bahasa
72 78 73 74 145 152
Inggris

Dari tabel di atas terlihat bahwa jumlah nilai semester I dan II untuk mata diklat

Matematika dan Bahasa Inggris yang dicapai Budi lebih tinggi dibandingkan yang

dicapai oleh Dewi. Dengan demikian Budi lebih berhak mengikuti seleksi siswa

teladan. Sekarang kita akan melihat bagaimana proses penjumlahan nilai-nilai

tersebut dilakukan dengan menggunakan matriks.

Bila data atau informasi pada tabel di atas disajikan dalam bentuk matriks, maka

dapat dituliskan sebagai berikut :

 82 86  +  80 80  =  162 166
 72 78  73 74   145 152

Selanjutnya perhatikan contoh penjumlahan dua matriks di bawah ini.

Quality Control Program Hal 8


[MATRIKS] SMK SMTI Kelas X

Diketahui dua buah matriks :

A  3 1  dan B   3  1 
2 4   2  4

1. Tentukan : A +B dan B +A

2. Apakah : A +B = B +A

Jawab :

3  ( 3) 1  ( 1) 
1. A + B =  23 41  +   23  41  =  0 0
 =  0 0 
      ( 2 ) 4  ( 4) 
2  

B +A=   3  1  +  3 1  =   3  3  1  1  =  0 0 
  2  4 2 4   2  2  4  4 0 0

2. Dari jawaban 1 terlihat bahwa A + B = B + A = 0

Apabila kita perhatikan, entri-entri yang seletak dari matriks B dan matriks A

saling berlawanan. Matriks B yang bersifat seperti itu disebut lawan atau negatif

dari matriks A, dan ditulis sebagai -A.

Dalam operasi bilangan real, kita ketahui bahwa operasi pengurangan dapat

ditentukan dengan menjumlahkan sebuah bilangan dengan lawan atau negatif

dari suatu bilangan.

Dengan menggunakan pemikiran yang serupa dengan operasi pengurangan

pada bilangan real, maka opersi pengurangan dalam matriks dapat ditentukan

dengan menjumlahkan sebuah matriks dengan lawan atau negative dari matriks

lainnya. Apabila A dan B masing-masing matriks berordo sama maka

pengurangan matriks A oleh B dapat dinyatakan sebagai berikut :

A - B = A + (-B)

Selanjutnya perhatikan contoh di bawah ini :

Quality Control Program Hal 9


[MATRIKS] SMK SMTI Kelas X

Contoh 1 :

Jika matriks A  3  dan matriks B   6  ,


 4  5

3  ( 6) 
maka : A - B =  34  -   65  =   9
 =   1
     4  5   

A +(-B) =  34  +{-   65  } =  34  65  =   91 
       

Contoh 2 :

Jika matriks P  35  26  dan matriks B   41 43  , dengan melihat contoh 1 bahwa A


   

– B akan sama dengan A + (-B) maka hasilnya adalah :

 3  6  +{-   1 3  } =  3  3  6  3  =  6  9 
5 2  4 4  5  4 2  4 1  2

SOAL EVALUASI
Quality Control Program Hal 10
[MATRIKS] SMK SMTI Kelas X

1. Diketahui:

6 −3 −3 2
A= B=
2 1 −1 −5

Tentukan:

a. A + B

b. B – A

2. Diketahui:

0 2 2 0 3 −2
P= 3 1 Q = −3 4 R= 1 2
4 −2 5 −2 3 −4

Tentukan:

a. P + Q + R

b. P – (Q + R)

3. Diketahui kesamaan matriks sebagai berikut

1 a+b a − 1 −c 1 0
+ =
b c 0 d 1 1

Tentukan nilai a, b, c, dan d!

3. PERKALIAN MATRIKS

Quality Control Program Hal 11


[MATRIKS] SMK SMTI Kelas X

Perkalian skalar (bilangan real) dengan matriks

Ide penjumlahan yang berlaku pada bilangan real dapat kita terapkan pada

penjumlahan matriks, yaitu :

a + a = 2 a, penjumlahan dua buah bilangan yang sama

a + a + a + … + a = n.a penjumlahan n buah bilangan yang sama

Pada matriks, pandanglah matriks A  21 34 


 

Berdasarkan aturan penjumlahan matriks, diperoleh :

A + A =  21 34  +  21 34  =  22xx21 22xx34  =  24 68 
       

matriks  22xx21 22xx34  bisa dituliskan sebagai 2.  21 34  atau 2 A


   

Jadi, A + A = 2 A

Dengan demikian A + A + A = 3 A, dan seterusnya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, jika A adalah sebuah matriks, dan

k adalah skalar (bilangan real), maka k A adalah sebuah matriks baru yang

didapat dari hasil perkalian k dengan entri-entri matriks A.

Perkalian matriks dengan matriks

Untuk memahami perkalian suatu matriks dengan matriks lain, perhatikan

persoalan berikut:

Contoh:

Quality Control Program Hal 12


[MATRIKS] SMK SMTI Kelas X

Ketika jam istirahat Anto dan Tomi membeli makanan di kantin sekolah. Anto

menghabiskan 4 buah kue dan 2 gelas es jeruk. Tomi menghabiskan 3 buah kue

dan 1 gelas es jeruk. Harga kue per buah dan es jeruk per gelas masing-masing

Rp. 100,00 dan Rp. 250,00. Persoalan ini jika disajikan dengan memakai tabel

dapat ditunjukkan seperti di bawah ini

Es Harga
Kue
Jeruk (Rp)

Anto 4 2 Kue 100

Es
Tomi 3 1 250
Jeruk

Persoalannya adalah, berapakah jumlah uang yang harus dibayarkan oleh Anto,

dan oleh Tomi.

Jumlah uang yang harus dibayarkan oleh Anto adalah 4 x 100 + 2 x 250 = 900

Untuk menyatakan perhitungan ini dalam bentuk matriks, diperlukan dua buah

informasi, yaitu :

a. Jenis dan jumlah makanan yang dibeli oleh Anto. Informasi ini dapat ditulis

dengan matriks baris sebagai berikut : 4 2 

b. Harga setiap jenis makanan. Informasi ini dapat ditulis dengan matriks kolom

sebagai berikut :  100


 250

Dengan demikian, jumlah uang yang harus dibayar oleh Anto dapat dinyatakan

sebagai :

4 2  x  100 = 4x100  2x250 = 400 500 = 900


 250

Quality Control Program Hal 13


[MATRIKS] SMK SMTI Kelas X

Langkah-langkah perhitungan seperti di atas pada hakekatnya diperoleh dengan

cara mengalikan tiap entri matriks baris (1 x 2), dengan entri-entri yang

bersesuaian dari matriks kolom (2 x 1). Matriks hasil perkaliannya adalah matriks

( 1 x 1 ).

Akhirnya jumlah uang yang harus dibayarkan oleh Anto dan Tomi dapat

dinyatakan sebagai :

4 2 100 4 × 100 + 2 × 250 900


= =
3 1 250 3 × 100 + 1 × 250 550

Proses atau cara penggabungan dua buar matriks menjadi sebuah matriks

seperti penjelasan di atas disebut perkalian matriks.

Sehingga dapat dikatakan, aturan perkalian matriks adalah :

Mengalikan tiap entri pada baris matriks sebelah kiri dengan tiap entri pada

kolom matriks sebelah kanan, kemudian hasilnya dijumlahkan.

Atau secara umum :

p r
Jika diketahui matriks-matriks : A  ba dc  B  q s 
   

maka perkalian matriks A dan B dapat ditentukan dengan persamaan :

p r axp cxq axr cxs 


A x B =  ba dc   q = 
   s   bxp  dxq bxr  dxs

Syarat dua buah matriks A dan B dapat dikalikan, apabila banyak kolom

matriks A sama dengan banyak baris matriks B.

Quality Control Program Hal 14


[MATRIKS] SMK SMTI Kelas X

SOAL EVALUASI

2 0
1
1. Diketahui: P = −3 4 maka tentukan − 3 P!
5 −2

−2
2. Diketahuimatriks M = 7 dan N = (5 -3). Tentukan hasil M x N!
8

7 −5 −4 1 −1 3
3. Diketahuimatriks X = ,Y= , dan Z = .
−3 2 2 −3 2 5

Tentukan (X + Y) . Z !

Quality Control Program Hal 15


[MATRIKS] SMK SMTI Kelas X

4. Determinan dan Invers Matriks

Misalkan A adalah matrik persegi berordo 2  2 yang dituliskan dlam bentuk A =

a b 
 c d 

a b  a b
Maka determinan matriks A =   ditulis sebagai det. A = a = c d = ad – bc.
 c d 

Contoh :

1. Jika A = 35 24 maka det A = 35 24 = 3.4 – 2.5 = 12 – 10 = 2


 

2. Jika B = 75 43 maka det B = 75 43 = 7.3 – 4.5 = 21 – 20 = 1


 

Invers matriks berordo 2  2.

Misal A = ac d
b  ,maka invers matriks A ditulis A 1 ditentukan oleh :
 

1  d  b
A 1 = , dengan det. A = ad – bc  0
det . A  c a 

INGAT...!!!
1. Jika A sebuah matriks dengan det A  0, maka A disebut matriks tak

singular atau non singular.

Setiap matriks tak singular mempunyai invers.

2. Jika A sebuah matriks dengan det A= 0, maka A disebut matriks singular.

Setiap matriks singular tidak mempunyai invers.

Quality Control Program Hal 16


[MATRIKS] SMK SMTI Kelas X

Contoh 1:

Tentukan invers matriks A =  54  23


 

Jawab :

Det. A=  54  23 = 5(-2) – (-3). 4 = -10-(-12) = 2


 

1   2 3  1 3
A 1 =  4 5 =  2
5
2  
 2 2

Matriks A adalah matriks non-singular.

Contoh 2:

Tentukan nilai x apabila matriks P = 104 x  merupakan matriks singular!


 2 

Jawab :

Syarat matriks singular adalah det. P = 0, maka :

4 x
10 2 = 0

4.2 – 10x = 0

8 – 10x =0

8 4
8 = 10x → x = 
10 5

Penyelesaian Persamaan Matriks

Setelah memahami pengertian invers matriks, sekarang kita mempelajari cara

menyelesaikan soal yang berhubungan dengan invers matriks. Sebagai contoh

adalah menyelesaikan persamaan matriks berbentuk A.X = B atau X.A = B, dengan

A, B, dan X adalah matriks-matriks berordo 2x2. Agar X ada ( dapat ditentukan )

disyaratkan bahwa

matriks A haruslah matriks non singular, sehingga matriks A mempunyai invers A 1 .

Quality Control Program Hal 17


[MATRIKS] SMK SMTI Kelas X

Persamaan bentuk A . X = B

Untuk persamaan AX = B, kalikan persamaan matriks tersebut dengan A 1 dari arah

kiri.

A 1 .( A.X ) = A 1 .B

(A 1 .A) X = A 1 .B

I. X = A 1 .B, sebab A 1 .A= I

X = A 1 .B, sebab I . X = X . I = X

Jadi jika A.X = B, maka X = A 1 . B

Persamaan berbentuk X . A = B

Untuk persamaan A X = B, kalikan persamaan matriks tersebut dengan A 1 dari

arah kanan.

(X.A). A 1 = B. A 1

X.(A. A 1 )= B. A 1

X. I = B. A 1 , sebab A. A 1 = 1

X = B. A 1 , sebab I . X = X . I = X

Jadi jika X . A = B, maka X = B . A 1

Contoh:

Diketahui matriks-matriks A = 73 25 B = 25 13


   

Tentukan matriks X berordo 2x2 yang memenuhi persamaan :

a. A . X = B b. X . A = B

Jawab :

Det.A = 73 25 = 15 – 14 = 1, sehingga A 1 = 57 32  .


 

Quality Control Program Hal 18


[MATRIKS] SMK SMTI Kelas X

a. Untuk persamaan matriks A.X = B penyelesaiannya adalah

X = A 1 .B = 57 32  25 1 =  21  1


   3  29 2 

b. Untuk persamaan matriks X.A = B penyelesaiannya adalah

X = B. A 1 = 25 13 57 32  = 18  7


     11 5 

Pemakaian matriks untuk menyelesaikan sistem persamaan linier dua variabel


ax  by  c
Untuk persamaan linier berbentuk : {
px  qy  r

a b = aq – bp
 = p q

 x = cr q
b = cq – br

a c = ar – cp
y = p r

Sehingga :

x y
x= , y=
 

Contoh :

4x  5y  17
Selesaikan persamaan  dengan menggunakan determinant matriks !
 2 x  3y  11

Jawab :

 = 24 53 = 12 – 10 = 2,

 x = 17 5
11 3 = 51 – 55 = -4

 y = 24 17
11 = 44 – 34 = 10

x 4 y 10
x= = = -2 , y= = =5
 2  2

Quality Control Program Hal 19


[MATRIKS] SMK SMTI Kelas X

Determinan matriks ordo 3 x 3.

a b c
Jika matriks A ordo 3 x 3 dengan bentuk A =  d e f  maka determinan A dapat
 g h i 

dicari dengan

a b c a b
A = d e f d e  = aei + bfg + cdh – ceg – afh – bdi
 g h i g h 

Contoh :

 2 3 2 2 3 2 2 3
Jika B = 4 2 1  maka det B = 4 2 1 4 2 = 2.2.5 + 3.1.1 + 2.4.3 – 2.2.1 –
1 3 5 1 3 5 1 3

2.1.3 – 3.4.5 = 20 + 3 + 24 - 4 – 6 – 60 = - 23

Invers matriks ordo 3 x 3.

Untuk menentukan invers matriks ordo 3 x 3 dapat digunakan beberapa cara, antara

lain :

menggunakan pengertian dasar invers yakni jika A adalah invers B maka akan

berlaku

AB = BA = I

( matriks identitas ordo 3 x 3 ).

a b c  p q r
Misal A = d e f  dan B =  s t u  saling invers maka akan berlaku :
 
 g h i   v w x 

a b c  p q r  p q r  a b c 1 0 0
d e f   s t u  =  s t u  d e f  = 0 1 0

    
 g h i   v w x   v w x   g h i  0 0 1

Quality Control Program Hal 20


[MATRIKS] SMK SMTI Kelas X

Contoh :

 2 3  1
Tentukan invers dari matriks A =  2 4 2 
 1  1 3 

Penyelesaian:

 p q r  2 3  1
Misal B =  s t u  adalah invers matriks A = 2 4 2
 
 v w x   1  1 3 

maka akan berlaku

 2 3  1  p q r  1 0 0
 2 4 2   s t u  = 0 1 0 
    
 1  1 3   v w x  0 0 1

 2 p  3s  v 2q  3t  w 2r  3u  x  1 0 0
2 p  4s  2v 2q  4t  2w 2r  4u  2 x  = 0 1 0
   
  p  s  3v  q  t  3w  r  u  3x  0 0 1

dengan kesamaan matriks akan diperoleh persamaan linier sebagai berikut :

 2 p  3s  v  1

i. 2 p  4s  2v  0
  p  s  3v  0

(1)…. 2p + 3s – v = 1

(2)…. 2p + 4s + 2v = 0

(3)…. –p –s + 3v = 0

dari (2) – (1) diperoleh

s + 3v = -1 …. (4)

dari (2) + 2(3) diperoleh

2s + 8v = 0 …. (5)

dari (5) – 2(4) diperoleh v = 1 Substitusi ke (4) diperoleh s = -4.

jika v = 1 dan s = -4 disubstitusi ke (3) diperoleh p = 7

Quality Control Program Hal 21


[MATRIKS] SMK SMTI Kelas X

 2q  3t  w  0

ii. 2q  4t  2w  1
  q  t  3w  0

(1) …. 2q + 3t – w = 0

(2) …. 2q + 4t + 2w = 1

(3) …. –q – t + 3w = 0

dari (2) – (1) diperoleh

t + 3w = 1 …. (4)

dari (2) + 2(3) diperoleh

2t + 8w = 1 …. (5)

dari (5) – 2(4) diperoleh w = - 1


2 ,w=- 1
2 substitusi ke (5) diperoleh t = 5
2

jika w = - 1
2 dan t = 5
2 substitusi (3) akan diperoleh q = -4

 2r  3u  x  0

iii .2r  4u  2 x  0
  r  u  3x  1

(1) …. 2r + 3u – x = 0

(2) …. 2r + 4u + 2x = 0

(3) …. –r – u + 3x = 1

dari (2) – (1) diperoleh

u + 3x = 0 …. (4)

dari (2) + 2(3) diperoleh

2u + 8x = 2 …. (5)

dari (5) – 2(4) diperoleh x = 1, jika x = 1 substitusi ke (4) diperoleh u = -3

Jika x = 1 dan u = -3 disubstitusi ke (3) akan diperoleh r = 5

Quality Control Program Hal 22


[MATRIKS] SMK SMTI Kelas X

 2 3  1  7 4 5 
Jadi invers dari matriks A =  2 4 2  adalah B =  4 5
 2  3
 1  1 3   1  1 2 1 

Menggunakan adjoin matriks.

Jika A adalah matriks non singular berordo m x n , maka invers matriks A dapat

dicari dengan adjoin matriks sebagai berikut :

1
A 1  Adj ( A)
det A

di mana Adj (A) adjoin matriks A dapat dicari dengan terlebih dulu mengetahui

minor dan kofaktor matriks itu.

Jika xij adalah entri matriks baris ke-i kolom ke-j maka :

Minor matriks M ij adalah determinan matriks dengan menghapus

(menghilangkan) baris ke- i kolom ke-j

a b c
Misal A = d e f 
 g h i 

e f
M 11 = = ei – fh (menghapus baris ke-1 kolom ke-1 )
h i

d f
M 12 = = di – fg ( menghapus baris ke-1 kolom ke-2 )
g i

d e
M 13 = = dh – eg ( menghapuskan baris ke-1 kolom ke-3 )
g h

dan seterusnya.

Kofaktor Kij adalah perkalian (1)i  j dengan Mij

K11 = (1)11 M11 = 1(ei – fh)

K12  (1)1 2 M12  1(di  fg )

Quality Control Program Hal 23


[MATRIKS] SMK SMTI Kelas X

K13  (1)1 3 M13  1(dh  eg )

dan seterusnya

 K11 K 21 K 31 
Adjoin matriks A dirumuskan Adj (A) =  K12 K 22 K 32 
 K13 K 23 K 33 

Contoh :

 2 3  1
Tentukan invers dari matriks A =  2 4 2  dengan adjoin matriks
 1  1 3 

Penyelesaian :

2 3 1
det A = 2 4 2 = 24 – 6 + 2 – 4 + 4 – 18 = 2
1 1 3

minor-minor matriks A dapat disusun sebagai berikut :

4 2 2 3
M11   12  (2)  14 M 23   2  (3)  1
1 3 1 1

2 2 3 1
M12   6  (2)  8 M 31   6  (4)  10
1 3 4 2

2 4 2 1
M13   2  (4)  2 M 32   4  (2)  6
1 1 2 2

3 1 2 3
M 21   9 1  8 M 33   86  2
1 3 2 4

2 1
M 22   6 1  5
1 3

Quality Control Program Hal 24


[MATRIKS] SMK SMTI Kelas X

Kofaktor-kofaktor matriks A

K11  (1)2 M11  14 K21  (1)3 M 21  8 K31  (1)4 M 31  10

K12  (1)3 M12  8 K22  (1)4 M 22  5 K32  (1)5 M 32  6

K13  (1)4 M13  2 K23  (1)5 M 23  1 K33  (1)6 M 33  2

invers matriks A dapat ditemukan

 K11 K 21 K 31 
1 
1
A  K12 K 22 K 32 
det A 
 K13 K 23 K33 

 14  8 10   7 4 5 
A1   8 5  6 A1   4 5 2  3
1
2
 2  1 2   1  1 2 1 

Quality Control Program Hal 25

Anda mungkin juga menyukai