Anda di halaman 1dari 8

MODUL MATERI MATRIKS KELAS XI OLEH AGUSTIANA DWI N, S.Pd, M.

Pd
MATRIKS
Matriks merupakan susunan bilangan-bilangan yang berbentuk siku-empat terdiri dari baris
dan kolom dengan diapit oleh sepasang kurung siku. Sebagai contoh :
2 2 5

[
a. 1 3 1
5 12 9 ]dan b.
3 3
1 2 [ ]
Baris suatu matriks adalah susunan bilangan-bilangan yang mendatar dalam matriks. Kolom
suatu matriks adalah susunan bilangan-bilangan yang tegak dalam matriks.
Bentuk umum :
a11 … a1 n
Secara umum matriks Amxn = … … …
am 1 … a mn [ ]
Perhatikan bahwa elemen matriks A tersebut berindeks rangkap misalnya a 11, yang artinya
matriks A pada baris ke-1 dan kolom ke-1. Untuk lebih jelasnya bentuk umum seperti :
a11 a12 … a1 n

Amxn = [ aij ] mxn

m = baris
=
[ a21 a 22
… …
a m 1 am 2



a2 n

a mn
]
n = kolom
i = 1,2…m
j= 1,2…n

Elemen dan Notasi Suatu Matriks


Setiap bilangan pada matriks disebut elemen matriks dan diberi nama sesuai dengan nama
baris dan nama kolom. Perhatikan Matriks A di bawah ini :
6 7 5 7 Untuk menamai suatu matriks., seringkali kita gunakan satu
( )
6 7 7 8 huruf kapital seperti A, B, C. Sedangkan elemen-elemen
A = 5 6 7 7 matriks seringkali dinotasikan dengan huruf kecil sesuai

dengan nama matriksnya, seperti


aij untuk elemen-elemen
matriks A.
Angka 8 dalam lingkaran menunjukkan elemen matriks A yang dituliskan dengan notasi
a24 , yang berarti angka 8 adalah elemen baris ke- 2 dan kolom ke- 4. Apabila ada

tampilan eleman aij , berarti menyatakan elemen matriks A baris ke- i dan kolom ke- j.
Apabila disuruh menyebutkan elemen-eleman dari baris ke- 3 adalah : 5, 6, 7, dan 7.
Apabila disuruh menyebutkan elemen-elemen dari kolom ke 2 adalah : 7, 7, dan 6.

Ordo Suatu Matriks


Suatu matriks A berukuran i x j adalah susunan berbentuk persegi panjang dari ij elemen
(dalam bentuk bilangan) yang disusun dalam i baris dan j kolom.
MODUL MATERI MATRIKS KELAS XI OLEH AGUSTIANA DWI N, S.Pd, M.Pd

a 11 a 12 . .. a1 j

Matriks A sering dinotasikan dalam bentuk : A = ( aij ) =


( a 21 a 22 . ..
⋮ ⋮ ⋮
ai1 ai2 . ..
a2 j

aij
)
Ukuran matriks yaitu i x j, seringkali disebut ordo matriks, sehingga matriks A dapat ditulis
A (ixj )
dengan : A ixj atau .
−3 2 4
2 −3 2
(
Contoh 3 : C = 1 4 −1
) D=
(1 −1 5
2 −3 2 )
Matriks C mempunyai 2 baris dan 3 kolom, dikatakan ordo matriks C adalah 2x 3 (dibaca 2
C( 2 x 3)
kali 3) dan dituliskan C2 x 3 atau . Jika banyaknya baris suatu matriks sama dengan
banyaknya kolom (contoh matriks D) maka matriks itu disebut matriks bujursangkar. Karena
istilah bujursangkar disesuaikan menjadi pengertian persegi, maka disebut matriks persegi.
Matriks D adalah matriks persegi dengan ordo 3.
Dalam kehidupan sehari-sehari tanpa kita sadari terkadang sebuah kegiatan yang kita
laksanakan dapat kita tampilkan dalam materi matematika, kita sajikan dalam bentuk tabel.
Contoh 1 :
Dalam menyiapkan Ujian Akhir Nasional, Parmin mencatat dan mengevaluasi semua hasil
ulangan untuk program diklat Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris seperti
pada tabel di bawah ini :
Ulangan ke : I II II IV
Matematika 6 7 5 7
Bahasa Indonesia 6 7 7 8
Bahasa Inggris 5 6 7 7
Catatan nilai Parmin dapat disajikan dalam bentuk :
6 7 5 7 6 7 5 7
( 6 7 7 8
)
5 6 7 7 atau dalam bentuk 5 6 7 7 [ ]
6 7 7 8

Contoh 2 :
Kondisi presensi tiap hari untuk setiap tingkat dapat ditampilkan dalam bentuk tabel
sebagai berikut :
Sakit Ijin Alpha
Kelas MO 1 1 2 1
Kelas MO 2 2 1 1
Kelas MO 3 0 0 1
Kelas MO 4 1 2 0
Tampilan tabel di atas dapat disajikan dalam bentuk :
1 2 1 1 2 1

( )
2 1 1
0 0 1
1 2 0 atau dalam bentuk 1 2 0
[ ]
2 1 1
0 0 1

Dari tabel Contoh 1 dan Contoh 2 tersebut di atas dan kepala kolom dan baris dihilangkan,
kemudian susuanan lambang bilangan atau angka dituangkan ke dalam tanda kurung atau
kurung siku, maka susunan seperti itu dinamakan : Matriks.
Matriks Contoh 1:
MODUL MATERI MATRIKS KELAS XI OLEH AGUSTIANA DWI N, S.Pd, M.Pd

6 7 5 7 Baris ke

( 6 7 7 8
5 6 7 7 ) -1
Baris ke
-2
Baris ke
-3

1 2 3 4
Matriks Contoh 2 :kolom
1 2 1 Baris ke

( )
2 1 1
0 0 1
1 2 0
-1 ke
Baris
-2 ke
Baris
-3
Baris ke
-4

1 2 3
kolom

A. Macam-macam matriks
Menurut ordonya terdapat berbagai jenis matriks, antara lain.
a. Matriks Persegi
Yaitu matriks yang berordo nxn atau banyaknya baris sama dengan banyaknya kolom.
2 4
Contoh: B2x2 = [ ]
3 7
Pada suatu matriks persegi ada yang dinamakan sebagai diagonal utama dan diagonal
sekunder. Komponen-komponen yang terletak pada diagonal utama pada matriks tersebut
adalah 2 dan 7 yang berasal dari kiri atas ke kanan bawah. Sebaliknya, komponen-
komponen yang terletak pada diagonal sekunder berasal dari kiri bawah ke kanan atas.
b. Matriks Baris
Yaitu matriks yang berordo 1xn atau hanya memiliki satu baris.
Contoh: A1x2 = 1 4
c. Matriks Kolom
Yaitu matriks yang hanya memiliki satu kolom.
2
Contoh C2x1=
3
d. Matriks Tegak
Yaitu matriks yang berordo mxn dengan m>n
4 4
Contoh: Q = 2 6 , Q berordo 3x2 sehingga matriks Q tampak tegak.
3 1
e. Matriks Datar
Yaitu matriks yang berordo mxn dengan m<n
2 3 1
Contoh: H= , H berordo 2x3 sehingga matriks F tampak datar.
65 6 3
Berdasarkan elemen-elemen penyusunnya terdapat jenis matriks, antara lain :
a. Matriks Nol
Yaitu matriks yang semua elemen penyusunnya adalah nol dan dinotasikan sebagai O.
0 0 0
Contoh: O2x3 =
0 0 0
MODUL MATERI MATRIKS KELAS XI OLEH AGUSTIANA DWI N, S.Pd, M.Pd

b. Matriks Diagonal
Yaitu matriks persegi yang semua elemen diatas dan dibawah diagonal utamanya adalah nol.
1 0
Contoh: F2x2 = [ ]
0 3

c. Matriks Skalar
Yaitu matriks diagonal yang semua elemen pada diagonalnya sama dan elemen-elemen
selain diagonal utama adalah 0.
3 0
Contoh: F2x2 = [ ]
0 3
d. Matriks Simetri
Yaitu matriks persegi yang setiap elemennya selain elemen diagonal adalah simetri terhadap
diagonal utama, atau matriks dimana susunan elemen-elemen antara matriks dengan
transposenya sama. C=CT; maka C adalah matriks simetris
1 2 3

[ ]
Contoh: C3x3 = 2 2 5
3 5 3
e. Matriks Simetri Miring
Yaitu Matriks simetri yang elemen-elemennya selain elemen diagonal saling berlawanan.
1 −2 3
Contoh: W3x3 = 2
[−3 −5 3
2 5

f. Matriks Identitas (satuan)


]
Yaitu matriks diagonal yang semua elemen pada diagonal utamanya adalah satu dan elemen
yang lain adalah nol dan dinotasikan sebagai I.
1 0 0

[ ]
Contoh: I3x3 = 0 1 0
0 0 1
g. Matriks Segitiga Atas
Yaitu dikatakan segitiga atas jika aij = 0 untuk i>j dengan kata lain matriks persegi yang
elemen-elemen di bawah diagonal utamanya adalah nol.
2 3 3

[ ]
Contoh: K3x3 = 0 1 1
0 0 8
h. Matriks Segitiga Bawah
Yaitu dikatakan segitiga bawah jika aij = 0 untuk i<j dengan kata lain matriks persegi yang
elemen-elemen di atas diagonal utamanya adalah nol.
2 0 0

[ ]
Contoh: V3x3 = 2 1 0
3 1 8
MODUL MATERI MATRIKS KELAS XI OLEH AGUSTIANA DWI N, S.Pd, M.Pd
Matriks Transpose yaitu matriks yang diperoleh dari memindahkan elemen-elemen baris menjadi
elemen pada kolom atau sebaliknya. Transpose suatu matriks dilambangkan dengan … T, misal
transpose matriks B dilambangkan dengan BT
1 0
Contoh: B2x3 = [ 1 2 3
0 3 4 ]
, maka BT = 2 3

T
3 4 [ ]
Perhatikan bahwa ordo dari B adalah 3x2. Sehingga pada matriks transpose baris menjadi kolom
dan sebaliknya, kolom menjadi baris.

B. Operasi Matriks dan Sifat-sifatnya


a. Operasi kesamaan
Dua buah matriks atau lebih dikatakan sama jika dan hanya jika mempunyai ordo sama dan
elemen-elemen yang seletak juga sama.
Contoh:
A =¿ ( 1 ¿
2 ) ¿ ¿ ¿¿
¿
A = B, A ≠ C, B ≠ C
Definisi dari kesamaan matriks adalah :

a
Matriks A = ( ij ) berordo m x n dan matriks B = (
bij )berordo p x q
dikatakan sama jika dan hanya jika sebagai berikut :

 M = p dan n = q, yang berarti matrik A dan matriks B berordo sama.


a =b
ij ij untuk semua i dan j, yang berarti semua elemen yang
seletak sama.
Catatan :

√ 4 32 1
Contoh : matriks A =
( 2 9 1
√8 3 4 )
sama dengan matriks B =
( 2 √2 √9 22 )
Oleh karena itu dasar kesamaan matriks digunakan untuk menyelesaikan persamaan matriks.
Contoh 1 :
2x 3 8 3
=
Tentukan nilai x dan y jika 4 3 y 4 9
( )( )
Dengan dasar kesamaan matriks maka didapatkan :
2x = 8 atau x = 4 dan 3y =9 atau y = 3.
Contoh 2 :
x +2 −4 5 −4
Carilah nilai x dan y yang memenuhi 2 y−5(=
2 6 )( )
Dengan dasar kesamaan matriks maka didapatkan :
x + 2 = 5 atau x = 5 – 2 atau x = 3
y – 5 = 6 atau y = 6 + 5 atau y = 11

b. Penjumlahan dan Pengurangan dua Matriks


Penjumlahan Matriks, Jika A + B = C, maka elemen-elemen C diperoleh dari penjumlahan
elemen-elemen A dan B yang seletak, yaitu c ij = aij +bij untuk C pada baris ke-i dan kolom
MODUL MATERI MATRIKS KELAS XI OLEH AGUSTIANA DWI N, S.Pd, M.Pd
ke-j. sehingga, matriks A dan B dapat dijumlahkan apabila kedua matriks memiliki ordo
yang sama.
2 1 3 1 2 1 3 1
Contoh A= [ ] [ ]
4 3
, B=
4 1
maka A + B = [ ][ ]
+
4 3 4 1
5 2
= [ ]
8 4
=C

Sifat-sifat penjumlahan matriks


1. A+B = B+A (Komutatif)
2. A+(B+C) = (A+B)+C (Assosiatif)
3. A+O = O+A = A
4. (A+B)T = AT+BT
5. Ada B sedemikian hingga A + B = B + A = 0 yaitu B = -A
Pengurangan matriks, jika A – B = C, maka elemen-elemen C diperoleh dari pengurangan
elemen-elemen A dan B yang seletak, yaitu cij = aij-bij atau pengurangan dua matriks dapat
dipandang sebagai penjumlahan matriks yaitu A + (-B)
1 2 2 3 1 2−2 3
Contoh: A= [ ] [ ]
4 3
, B=
1 1
, maka A-B = [ ][ ]
4 3 1 1

¿ −1 −1
[ 3 2]
c. Perkalian matriks dengan scalar (bilangan real).
Perkalian sebuah matriks dengan skalar, maka setiap unsur matriks tersebut terkalikan
dengan skalar. Msalkan matriks A dikalikan dengan suatu bilangan real k maka kA
diperoleh dari hasil kali setiap elemen A dengan k.
−1 −1 −1 −1 −3 −3
Contoh: A = [ 3 2] [
maka 3A = 3
3 ][
2
=
9 6 ]
Jika a dan b bilangan real (skalar) dan matriks A dan matriks B merupakan dua matriks
dengan ordo sama sehingga dapat dilakukan operasi hitung. Maka berlaku sifat-sifat
perkalian matriks dengan skalar:
1. a(A+B) = aA+aB
2. a(A-B) = aA-aB
3. (a+b)B = aB+bB
4. (a-b)B = aB-bB
5. (ab)B = a(bB)
6. (aB)T = aBT
d. Perkalian Dua Matriks
Dua buah matriks atau lebih (misal matriks AB) dapat dikalikan jika dan hanya jika jumlah
kolom pada matriks A sama dengan jumlah baris pada matriks B. jadi A mxnBnxr bias
didefinisikan, tapi BnxrAmxn tidak dapat didefinisikan.

A B AB
mxn nxr = mxr

sehingga hasil kali matriks AB berordo mxr.


Catatan:
MODUL MATERI MATRIKS KELAS XI OLEH AGUSTIANA DWI N, S.Pd, M.Pd

 Perkalian 2 matriks AB dapat didefinisikan, jika banyaknya kolom matriks A =


banyaknya baris matriks B.
 Hasil kali dua matriks AB adalah suatu matriks dengan banyaknya baris =
banyaknya baris matriks A dan banyaknya kolom = banyaknya kolom matriks B.
 Pada umumnya AB ≠ BA
 Apabila A suatu matriks persegi maka A2 = A.A ; A3 = A2.A ;
A4 = A3.A dan seterusnya.
 Apabila AB=BC maka tidak dapat disimpulkan bahwa A = C.
 Apabila AB=0 maka tidak dapat disimpulkan bahwa A=0 atau B=0
Contoh perkalian matriks:
1. Perkalian matriks berordo 1xa dengan ax1
3
A = 1 2 3 dan B = 2 , A1x3B3x1 = [(1x3) + (2x2) + (3x1)]
1
= [10]
Hasil kalinya merupakan matriks berordo 1x1.

2. Perkalian matriks berordo ax1 dengan 1xa

1 1x 1 1 x2 1x 3
A= 2 dan B = 1 2 3 , A3x1B1x3 = 2 x 1 2 x 2 2 x 3
3 3x 1 3 x2 3 x3 [ ]
1 2 3

[ ]
= 2 4 6
3 6 9
Hasil kalinya merupakan matriks berordo 3x3.
3. Perkalian matriks berordo mxn dengan matriks nxr
2 5 1 2 3
A=
1 3[ ],B=
3 1 2 [ ]
A2x2B2x3 = [ 21 53] [ 13 2 3
1 2 ]
( 2 x 1 ) +(5 x 3) ( 2 x 2 ) +(5 x 1) ( 2 x 3 ) +(5 x 2)
AB = [ (1 x 1)+(3 x 3) (1 x 2 ) +(3 x 1) ( 1 x 3 ) +(3 x 2) ]
= [ 1799 16
5 9 ]
Sifat-sifat perkalian matriks dengan matriks antara lain :
1. A(BC) = (AB)C
2. A(B+C) = AB + AC
3. (B+C)A = BA + CA
4. A(B-C) = AB – AC
5. (B-C)A = BA – CA
6. a(BC) = (aB)C = B(aC)
7. AI = IA = A
MODUL MATERI MATRIKS KELAS XI OLEH AGUSTIANA DWI N, S.Pd, M.Pd
C. Determinan dan Invers Matriks
a. Determinan.
Untuk setiap matriks persegi terdapat suatu bilangan tertentu yang disebut determinan.
Determinan matriks adalah jumlah semua hasil perkalian elementer yang bertanda dari A dan
dinyatakan dengan det(A) atau |A| (Howard Anton, 1991 : hal 67).
Yang diartikan dengan sebuah hasil perkalian elementer bertanda dari suatu matriks A
adalah sebuah hasil perkalian elementer pada suatu kolom dengan +1 atau -1.
Untuk mengetahui tanda +1 atau -1dalam menentukan determinan suatu matriks yaitu
dengan menggunakan permutasi sesuai besar peringkat matriks tersebut dan ada atau tidaknya
invers pada hasil permutasi peringkat matriks tersebut.
Invers terjadi pada suatu permutasi jika terdapat bilangan yang lebih besar mendahului
bilangan yang lebih kecil pada kolom. Jika banyak invers genap dan nol maka tanda +1 dan jika
banyak invers ganjil maka tanda -1.
Misal :
1. Determinan untuk ordo 2x2 maka bentuk matriks seperti ini :
a 11 a 12
[a 21 a 22 ] permutasi dari bilangan bulat 1 dan 2 diambil bersama adalah 2! = 2 yaitu 1 2

dan 2 1 (untuk kolom) sedangkan baris menjadi patokan dan selalu berurut. Sehingga
determinan dari matriks berordo 2x2 adalah +1(a11.a22)-1(a12.a21) = a11.a22 – a12.a21. jika

matriks dalam bentuk [ ac bd ] maka untuk mencari determinannya lebih dikenal dengan

bentuk ad – bc.
Contoh:

Jika matriks A = [ 24 13] maka det (A) = |A| = (2x3) – (1x4) = 6 – 4 = 2

b. Invers Matriks
Jika A dan B matriks persegi nxn sedemikian hingga AB=BA=I, B disebut invers A (B=A -1)
dan A disebut invers B (A=B-1) sehingga berlaku
A A-1= A-1A=I, I adalah identitas.
a b 1 d −b
Maka invers matriks A=
c d [ ]
adalah A-1=
ad−bc −c a [ ]
dengan ad-bc≠0

Anda mungkin juga menyukai