Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A.Kompetensi Dasar.
Sesuai dengan kurikulum 2013 edisi revisi 2016 mengacu pada
Permendikbud nomor 24 tahun 2016 lampiran 16 :
3.3. Menjelaskan matriks dan kesamaan matriks dengan menggunakan
masalah kontekstual dan melakukan operasi pada matriks yang
meliputi: penjumlahan, pengurangan, perkalian skalar dan perkalian
serta transpose.
3.4. Menganalisis sifat-sifat determinan dan invers matriks berordo 2 x 2
dan 3 x 3
B.Pengalaman Belajar.
Dalam pembelajaran matriks, siswa diharapkan memperoleh pengalaman
belajar :
1. Dapat mengamati dan mengidentifikasi fakta secara efektif, mandiri
pada operasi matriks dan kesamaan matriks serta masalah terkait sehari-
hari.
2. Menyajikan secara efektif, mandiri dalam penyelesaian masalah
berkaitan dengan operasi matriks dan kesamaan matriks.
3. Mengamati secara efektif, mandiri pada determinan dan invers matriks
berordo 2 x 2 dan 3 x 3 serta masalah terkait.
4. Mengumpulkan dan mengolah informasi secara efektif, mandiri untuk
membuat kesimpulan dengan menggunakan prosedur dalam
menyelesaikan masalah berkaitan pada determinan, invers matriks
berordo 2 x 2 dan 3 x 3.
5. Menyimpulkan secara efektif, mandiri penyelesaian masalah berkaitan
dengan determinan dan invers matriks berordo 2 x 2 dan 3 x 3.
C.Tujuan Pembelajaran :
Tujuan Pembelajaran matriks diharapkan siswa:
1. Dapat mengetahui keterserapan materi prasyarat dalam mempelajari
materi matriks.
2. Dapat mengefektifkan kegiatan pembelajaran materi matriks dalam
masalah otentik sehari-hari.
3. Dapat mandiri dalam pembelajaran materi matriks di rumah agar terarah
sesuai dengan kompetensi dasar.
D.Peta Konsep.

Materi Prasyarat:
Sistem Persamaan Linear
Masalah
Otentik

Pengertian
Tugas Mandiri Matriks
Matriks
Determinan Operasi Macam- macam
dan Invers Matriks
Gambar 3.1. Peta Konsep Matriks
Matriks
E. Sistematika Penulisan.
Sistematika penulisan naskah buku dibagi menjadi :
1. Bagian Awal.
a. Halaman judul
b. Kata pengantar
c. Daftar isi
d. Daftar gambar dan daftar tabel.
2. Bagian Isi.
a. Macam-macam matriks.
b. Operasi matriks
c. Determinan dan invers matriks.
3. Bagian Akhir.
a. Kesimpulan.
b. Daftar Pustaka.
c. Glosarium
d. Indeks.

BAB II
URAIAN MATERI MATRIKS

Kegiatan Belajar 1 : Macam-macam Matriks


Apersepsi masalah otentik
Dalam kehidupan sehari-hari banyak informasi atau data yang ditampilkan
dalam bentuk tabel, seperti rekening listrik atau telepon, klasemen akhir liga super
Indonesia, data perolehan nilai dan absensi siswa maupun brosur harga jual
sepeda motor.
Sebagai gambaran awal mengenai matriks, mari kita cermati uraian berikut
ini :
Diketahui data hasil penjualan tiket penerbangan tujuan Medan dan Surabaya
dari sebuah agen tiket, selama emapat hari berturut-turut disajikan dalam tabel
berikut:
Tabel 2.1: Penjualan tiket penerbangan ke Medan dan Surabaya
Hari ke
Tujuan
I II III IV

Medan 3 4 2 5

Surabaya 7 1 3 2

Sumber : Kemendikbud, 2014


Pada saat kamu membaca tabel diatas maka hal pertama yang perlu kamu
perhatikan adalah kota tujuan, kemudian banyaknya tiket habis terjual untuk tiap-
tiap kota setiap harinya. Data tersebut, dapat kamu sederhanakan dengan cara
menghilangkan semua keterangan (judul baris dan kolom) pada tabel dan
mengganti tabel dengan kurung siku menjadi bentuk seperti berikut:
3 4 2 5

7 1 3 2

(Kemendikbud, 2014: 129-130)


Dalam kehidupan sehari-hari, matriks digunakan antara lain untuk
menyelesaikan sistem persamaan liniear, transformasi geometri, program
komputer, dan jadwal siaran televisi. Salah satu penerapan matriks terlihat berikut:
Tabel 2.2: Daftar stok buku pelajaran pada tiga toko buku:
Toko Buku Matematika Fisika Kimia Biologi
A 38 25 20 8
B 35 18 24 5
C 6 21 19 17
Sumber : Noormandiri, 2017
Angka-angka pada tabel 2.2 diatas dapat disusun menurut aturan persegi panjang
dalam kurung siku sebagai berikut:
38 25 20 8

35 18 24 5
6 21 19 17

Angka-angka yang disusun berbentuk persegi panjang menurut aturan baris dan
kolom dalam kurung siku disebut matriks berordo 3x4.
(Noormandiri, 2017: 73)
A. Pengertian Matriks
1. Pengertian dan Notasi Matriks
Definisi matriks adalah sekelompok bilangan yang disusun berbentuk
persegi panjang atau peresegi deangan anggota ditulis mendatar.
(Noormandiri, 2017: 73)
Jadi matriks merupakan susunan bilangan-bilangan yang diatur dalam baris
dan kolom berebentuk persegi panjang. Susunan bilangan-bilangan itu
dibatasi oleh kurva biasa ( ) atau kurung siku [ ]
Contoh :

6 8 10
A =
3 4 5

Suatu matriks biasanya dinotasikan dengan huruf besar dan ditulis secara
umum sebagai berikut:

a11 a12 . . . a1n baris.ke 1



a 21 a 22 . . . a 2 n baris.ke 2
. . .
Amxn
. . .
. . .
baris.ke m
a am2 . . . a mn
m1

kolom ke-n
kolom ke-2

kolom ke-1

Amxn artinya matriks A mempunyai baris sebanyak m dan mempunyai


kolom sebanyak n. Setiap bilangan yang terdapat pada baris dan kolom
dinamakan anggota atau elemen matriks dan diberi nama sesuai dengan
nama baris dan nama kolom serta dinotasikan dengan huruf kecil sesuai
dengan nama matriknya.
a11 = elemen baris pertama kolom pertama.
a12 = elemen baris pertama kolom kedua.
a1n = elemen baris pertama kolom ke-n.
a21 = elemen baris kedua kolom pertama.
a22 = elemen baris kedua kolom kedua.
a2n = elemen baris kedua kolom ke-n.
am1 = elemen baris ke-m kolom pertama.
am2 = elemen baris ke-m kolom kedua.
amn = elemen baris ke-m kolom ke-n.
Contoh:

4 3 8

A = 2 5 9
7 6 10

6 = elemen baris ketiga kolom kedua.


5 = elemen baris kedua kolom kedua.
9 = elemen baris kedua kolom ketiga.
10 = elemen baris ketiga kolom ketiga.
dan seterusnya.

2. Ordo Matriks

Ordo suatu matriks adalah banyakna elemen-elemen suatu matriks atau


perkalian antara baris dan kolom.
Contoh:
5 2
A = ; A berordo 2x2 atau A2x2.
4 1

3 2 5
B = ; B berordo 2x3 atau B2x3.
3 1 0

1

C = 2 ; C berordo 3x1 atau C3x1.
5

D = ( 6 7 8 ) ; D berordo 1x3 atau D1x3.

B. Macam-Macam Matriks

1. Matriks nol.

Matriks nol adalah matriks yang semua elemennya nol, dilambangkan


dengan O.
Contoh:

0 0 0 0 0
O2x2 = O2x3 =
0 0 0 0 0

2. Matriks bujur sangkar (persegi).

Matriks bujur sangkar (persegi) adalah matriks yang jumlah baris dan
kolomnya sama.

Contoh:

1 2 3
4 2
A = B = 4 5 6
1 3 7
9 8

3. Matriks baris.

Matriks baris adalah matriks yang hanya terdiri atas satu baris.

Contoh:

A=(2 5) B=(1 2 3 5)
4. Matriks kolom.

Matriks kolom adalah matriks yang hanya terdiri atas satu kolom.

Contoh:

1
2
4 5
A = C = 4 D=
2 6 6

7

5. Matriks diagonal.

Matriks diagonal adalah matriks persegi yang semua elemennya nol, kecuali
pada diagonal utamanya ada yang tidak nol.
Contoh:

2 0 0
2 0
A = B = 0 2 0
0 1 0
0 1

6. Matriks identitas.

Matriks identitas adalah matriks diagonal yang semua elemen pada diagonal
utamanya bernilai satu, dilambangkan dengan I .

Contoh:

1 0 0
1 0
I2 = I3 = 0 1 0
0 1 0
0 1

C. Kesamaan Matriks

Dua buah matriks dikatakan sama jika kedua matriks itu berordo sama dan
elemen-elemen yang seletak besarnya sama.
Contoh:
3 2 3 2
Jika A = dan B = maka dikatakan A = B.
5 1 5 1

2 3 5 2 3 5
Jika M = dan N = maka dikatakan M = N.
7 1 8 7 1 8

D. Transpose Matriks

Jika pada matriks A setiap baris ditempatkan pada setiap kolom maka matriks
itu merupakan matriks transpos. Jika diketahui matriks A berordo mxn maka
matriks transpos dari A dilambangkan dengan At yang berordo nxm.
Contoh:

4 1 3
4 5 6 5
5 3 2
A = 1 3 2 0 maka matriks transposnya At = 6
3 2 3
2 3 1
5

0 1

LATIHAN 1.
1. Tentukan ordo dari matriks-matriks berikut:
a. b.
2 1
1 2 6 0
A = 5 7 B =
9 4 5 1 2
0

2. Diketahui matriks berikut:


3 1 2 1 1 2 2

A = 1 2 4 dan B = 1 1 1 1
2 4 9 1 1 1 1

a. Tentukan nilai a11, a23, a32 dan a31.


b. Tentukan nilai dari b11 + b12 + b13 + b14.
3. Tentukan nilai dari x dan y dari persamaan berikut :
2x y 8 3x 2 x8 2
a. , b.
x 2 y 1 4 5 y 4 30

x y 7 5 7
c.
4 9 4 3 x y

4. Tentukan transpose dari matriks-matriks berikut :


a. b. c.
4 6 3 1 2
2 4 1
A = B = 1 2 C = 1 2 4
1 2 0 0 3 2 4 9

5. Suatu SMA mempunyai tiga kelompok belajar OSN untuk kelas X, kelompok
belajar mempunyai 27 siswa laki-laki dan 30 siswa perempuan, kelompok
belajar fisika mempunyai 18 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan,
sedangkan kelompok belajar kimia mempunyai 8 siswa laki-laki dan 16 siswa
perempuan. Susunlah suatu matriks berdasarkan keterangan diatas.

Kegiatan Belajar 2 : Operasi Matriks

A. Penjumlahan Matriks
Dua matriks A dan matriks B dapat dijumlahkan jika ordo matriks A sama
dengan ordo matriks B. Menjumlahkan matriks A dengan matriks B dilakukan
dengan cara menjumlahkan elemen-elemen matriks A dengan elemen-elemen
matriks B yang bersesuaian letaknya. Apabila matriks A dan matriks B ordonya
berlaianan maka penjumlahan matriks itu tidak didefinisikan.
Contoh:
1 2 5 7
Diketahui matriks A = dan B =
3 4 6 1
a. Tentukan A + B
b. Tentukan B + A
Jawab:
1 2 5 7 1 5 2 7 6 9
a. A + B = + = =
3 4 6 1 3 6 4 1 9 5
5 7 1 2 5 1 7 2 6 9
b. B + A = + = =
6 1 3 4 6 3 1 4 9 5

Dari contoh di atas, ternyata A + B = B + A. Jadi pada matriks berlaku sifat


komutatif penjumlahan. Juga dapat kita buktikan bahwa pada matriks berlaku
sifat assosiatif penjumlahan yaitu (A+B)+C = A+(B+C).
B. Pengurangan Matriks

Jika A dan B dua matriks yang ordonya sama maka matriks hasil pengurangan
A dan B sama artinya dengan menjumlahkan matriks A dengan matriks negatif
(lawan) B, atau ditulis sebagai berikut:
A B = A + (-B).

Contoh:
4 7 2 1
1) Jika P = dan Q = , maka tentukan P Q !
3 2 3 2

Jawab:
4 7 2 1 4 7 2 1 2 6
P Q = - = + =
3 2 3 2 3 2 3 2 0 4

2) Jika X matriks ordo 2x2, tentukan matriks X jika diketahui persamaan :


5 3 1 4
X + =
2 4 3 2

Jawab:
5 3 1 4
X + =
2 4 3 2
1 4 5 3 1 4 5 3 6 7
X = - = + =
3 2 2 4 3 2 2 4 1 6
6 7
Jadi matriks X =
1 6

C. Perkalian Matriks
1. Perkalian Skalar Dengan Matriks
Jika k adalah sebuah bilangan real dan A adalah sebuah matriks, maka kA
adalah matriks yang diperoleh dengan cara mengalikan k (bilangan skalar)
dengan setiap elemen matriks A.
Contoh:
4 6 1 2
Jika A = dan B = , tentukan :
5 9 3 4
a. 3A c. 3A + 4B
1 1
b. 4B d. 2 A+ 2 B
Jawab:
4 6 12 18
a. 3A = 3 =
5 9 15 27

1 2 4 8
b. 4B = 4 =
3 4 12 16

12 18 4 8 16 26
c. 3A + 4B = + =
15 27 12 16 3 43

4 6 1 2 2 3 12 1
d. 1
A + 1
B = 1 + 1 = + =
2 2 2
5 9 2
3 4 5 9 3
2 2

2 2

52 4

13
1 2

2. Perkalian Matriks Dengan Matriks

Dua buah matriks A dan B dapat dikalikan jika jumlah kolom matriks A sama dengan
jumlah baris matriks B. Hasil perkaliannya adalah matriks baru yang ordonya adalah
jumlah baris matriks A kali jumlah kolom matriks B. Secara umum ditulis :
Amxp x Bpxn = Cmxn

Cara mengalikan kedua matriks tersebut adalah dengan jalan mengalikan


setiap baris pada matriks A dengan setiap kolom pada matriks B, kemudian
dijumlahkan.
Contoh:
4 3 3
1) Jika A = dan B = , tentukan A x B !
2 1 2
Jawab:
4 3 3 4.3 3.2 18
A x B = = =

2 1 2 2.3 1.2 8

2 5 3 1
2) Jika A = dan B = , tentukan A x B !
4 1 2 6

Jawab:
2 5 3 1 2.3 5.( 2) 2.1 5.6
A x B = = =
4 1 2 6 4.3 1.( 2) 4.1 1.6

6 10 2 30 4 32
=
12 2 46 10 10

6
3 2 1
3) Jika C = dan D = 2 , tentukan C x D !
4 5 6
1

Jawab:
6
3 2 1 3 .6 2 .2 1 .1 23
C x D = 2 = =
4 5 6 4.6 5.2 6.1 40
1

4 6 4

4) Jika M = 2 3 dan N = 3 , tentuakn M x N !
5 1 5

Jawab:
M x N tidak dapat dikalikan karena tidak memenuhi definisi Amxp x Bpxn =
Cmxn
LATIHAN 2.
1. Diketahui matriks-matriks:
1 2 4 8 1 0
5 2
A= 6 4 3 , B = , C = 1 1 3
0
5 4

0 1 2
4 1

Tentukan:
a. AB c. AC e. 2A + C
b. BA d. CA f. 3(A C)

1 4 2 7

2. Jika 2 + 3 0 + k 1 = 0 , tentukan nilai k !
2 3 3 1

3. Tentukan nilai x yang memenuhi persamaan berikut :
4 x 2 6 8 3 1 0 3
+ = 2
3 2 11 6 2 4 1 1

4. Tentukan nilai x + y + z dari :


5 x 7
3 6 x y 6 4
a. 1 + y = 8 b. + =
6 z 3 4 1 7 z 8 4

5. Tentukan nilai x dan ydari persamaan berikut :


2 3 x 1
=
1 2 y 0

6. Pak Jaya dan Pak Rahmat akan memindahkan barang dari gudang ke tokonya
menggunakan dau buah truk yaitu truk besar dan truk kecil. Pak jaya dan Pak
Rahmat mengepak barang barang mereka menjadi dua kotak yang berukuran
besar dan berukuran kecil. Banyaknya barang yang akan diangkut terlihat pada
tabel berikut :
Tabel pengangkutan barang milik Pak Jaya
Kotak besar Kotak kecil
Truk besar 10 4
Truk kecil 5 6

Tabel pengangkutan barang Pak Rahmat


Kotak besar Kotak kecil
Truk besar 8 3
Truk kecil 3 4
Berapakah selisih barang barang pak Jaya dan pak Rahmat yang diangkut
menggunakan dua kendaraan yang sama ?

7. Diketahui matriks A = , tentukan hasil dari A B,

dan B A, apakah hasilnya sama?

Kegiatan Belajar 3 : Determinan dan Invers Matriks

A. Determinan Dan Invers Matriks Ordo 2x2


a b
Jika A = , maka matriks A akan mempunyai invers jika det(A) 0 atau
c d
A = a.d b.c 0.

Secara umum hubungan ini dinyatakan :

a b 1 d b
Jika A = , maka A-1 =
c d det( A) c a

Keterangan :
A-1 = Invers dari matriks A
det(A) = determinan dari matriks A
Contoh:
3 5
Diketahui A = , tentukan A-1 !
1 2
Jawab:
det(A) = ad bc = 3.2 5.1 = 6 5 = 1
3 5 1 d b
A = A-1 =
1 2 det( A) c a

1 2 5 2 5
= =
1 1 3 1 3
2 5
Jadi, invers matriks A adalah .
1 3

Apakah setiap matriks mempunyai invers? Telah diuraikan di atas bahwa


matriks yang determinannya sama dengan nol (det = 0) tidak mempunyai invers

6 3
dan disebut matriks singular; misalnya B = .
2 1

Invers sebuah matriks dapat digunakan untuk menyelesaiakn persamaan


matriks.
Contoh:
Jika A matriks ordo 2x2, tentukan A dari :
2 1 14 3
A = !
4 3 2 4

Jawab:
Untuk mencari matriks A, kedua ruas dikalikan dengan invers matriks.
1 3 1 1 3 1
2 1 .

Invers matriks P =
adalah P -1
= 2 1 4 2 10 4 2
4 3 4 3

1 3 1 2 1 1 3 1 14 3
A =
10 4 2 4 3 10 4 2 2 4

1 0 1 40 5 4 2
1
A = =
0 1 10 60 20 6 2

4 2
1
Jadi, matriks A = .
6 2
Dua matriks yang saling invers.
Jika A dan B adalah dua buah matriks persegi yang berordo sama dan berlaku
AB = BA = I (matriks satuan), maka dikatakan b invers dari A (ditulis B = A-1)
atau A invers dari B (ditulis A = B-1).
Contoh:
3 2 5 2
Diketahui A= dan B = . Apakah A invers dari B ?
7 5 7 3

Jawab:
3 2 5 2 3.5 2.( 7) 3.( 2) 2.3 1 0
AB = = = =I
7 5 7 3 7.5 5.( 7) 7.( 2) 5.3 0 1

5 2 3 2 5.3 ( 2).7 5.2 ( 2).5 1 0


BA = = = =I
7 3 7 5 ( 7).3 3.7 (7).2 3.5 0 1

Jadi, A invers dari B atau B invers dari A.


B. Determinan Dan Invers Matriks Ordo 3x3
a11 a12 a13

Misal A = a 21 a 22 a 23 .
a a 23 a33
31
Invers matriks A yang berordo 3x3 dapat dicari dengan menggunakan aturan :
1
A-1 = . Adj ( A)
det( A)

Keterangan :
A-1 = Invers dari matriks A
Adj(A) = matriks Adjoin dari A
det(A) = determinan dari matriks A
Cara menghitung determinan A adalah :
Cara I (metode sarrus)
- - -
a11 a12 a13 a11 a12
det (A) = a 21 a 22 a 23 a 21 a 22
a 31 a 32 a 33 a31 a 32
+ + +
= (a11a22a33) + (a12a23a31) + (a13a21a32) (a31a22a13) (a32a23a11)
(a33a21a12)
Cara II (metode cramer)
a11 a12 a13
a 22 a 23 a 21 a 23
det (A) = a 21 a 22 a 23 = a11 - a12 + a13
a 32 a 33 a 31 a 33
a 31 a 32 a 33

a 21 a 22
a 31 a 32

= a11(a22a33-a32a23) a12(a21a33-a31a23) + a13(a21a32-a31a22)


Cara menentukan matriks Adj(A) adalah :

a 22 a 23 a12 a13 a12 a13



a32 a33 a32 a33 a 22 a 23
a 21 a 23 a11 a13 a11 a13
Ajd(A) =
a31 a 33 a31 a33 a 21 a 23
a 21 a 22 a a12 a11 a12
11
a31 a 32 a31 a 32 a 21 a 22

Contoh:
1 2 1

Hitunglah invers matriks A = 0 2 3 !
3 4 5

Jawab:
Pertama-tama kita hitung determinan A.
- - -
1 2 1 1 2
det(A) = 0 2 3 0 2
3 4 5 3 4

+ + +
= [1.(-2).5] + [2.3.(-3)] + [(-1).0.4] [(-3).(-2).(-1)] [4.3.1] [ 5.0.2]
= -10 18 + 0 + 6 12 0 = -34
atau
1 2 1
2 3 0 3 0 2
det(A) = 0 2 3 =1 -2 + (-1)
4 5 3 5 3 4
3 4 5

= 1(-10-12) 2(0-(-9)) + (-1)(0-6)


= -22 -18 + 6 = -34
Jadi, determinan A adalah -34.

Adjoin dari A adalah:


2 3 2 1 2 1

4 5 4 5 2 3
22 14 4
0 3 1 1 1 1
Adj(A) = = 9 2 3
3 5 3 5 3 0
6 10 2
0 2 1 2 1 2
3 4
3 4

0 2

Invers dari matriks A adalah :
1
A-1 = . Adj ( A)
det( A)

Diperoleh :
22 14 4
34
22 14 34 34
1
4 9 2 3
-1
A = 9 2 3 =
34 34 34 34
6 10 2
6 10 2
34 34 34

C. Penyelesaian Persamaan Matriks


Penyelesaian persamaan matriks berbentuk A.X = B atau X.A = B, dengan A,
B, dan X adalah matriks-matriks berordo 2x2, dan matriks A adalah matriks
nonsingular, sehingga matriks A mempunyai invers (A-1).
1. Persamaan bentuk A.X = B
Untuk persamaan A.X = B, kalikan persamaan matriks tersebut dengan A-1
dari arah kiri.
A-1.(A.X) = A-1 .B
(A-1.A).X = A-1 .B
I.X = A-1 .B (sebab A-1 .A = I)
X = A-1 .B (sebab I.X = X.I = X)
Jadi, jika A.X = B, maka X = A-1 .B
2. Persamaan bentuk X.A = B
Untuk persamaan X.A = B, kalikan persamaan matriks tersebut dengan A-1
dari arah kanan.
(X.A) A-1 = B. A-1
X.(A. A-1) = B. A-1
X.I = B. A-1 (sebab A.A-1 = I)
X = B. A-1 (sebab I.X = X.I = X)
Jadi, jika X.A = B, maka X = B. A-1
Contoh:
3 2 5 1
Diketahui matriks-matriks A = dan B = .
7 5 2 3

Tentukan matriks X berordo 2x2 yang memenuhi persamaan berikut !


a. A.X = B b. X.A = B
Jawab:
3 2 5 2
det(A) = = 15 14 = 1, sehingga A-1 = .
7 5 7 3

a. Untuk persamaan matriks A.X = B penyelesaiannya adalah :


5 2 5 1 21 1
X = A-1 .B = =
7 3 2 3 29 2

b. Untuk persamaan matriks X.A = B penyelesaiannya adalah :


5 1 5 2 18 7
X = B. A-1 = =
2 3 7 3 11 5

D. Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Denganinvers Matriks


ax by p
Untuk persamaan linear berbentuk :
cx dy q
Dapat diubah menjadi perkalian matriks sebagai berikut :
a b x p
dengan masing-masing ruas dikalikan invers matriks
c d y q

a b

c d

diperoleh :
1 1
a b a b x a b p

c d c d y c d q
1
1 0 x a b p

0 1 y c d q

x 1 d b p

ad bc c
y a q

Contoh:
4 x 5 y 17
Selesaikan persamaan : dengan menggunakan invers matriks !
2 x 3 y 11
Jawab:
4 5 x 17

2 3 y 11

x 1 3 5 17 1 4 2

y 12 10 2 4 11 2 10 5

Jadi x = -2 dan y = 5.

LATIHAN 3.

1. Hitunglah !
2 3 4
5 6
a. 1 3
b. 1 1 1
3 0 5

2. Tentukan invers matriks-matriks berikut !


3 2 4 8 2 4
a. b. c.
10 7 3 6 4 7

3. Tentukan matriks adjoin dari:


2 3 4

P = 0 4 2
1 1 5

4. Tentukan invers matriks-matriks berikut !


2 0 3 1 0 1

a. 1 4 5 b. 2 3 7
0 2 1 4 1 6

5. Tentukan matriks X ordo 2x2 sehingga A.X = B, jika :


2 1 5 7
A = dan B =
3 4 11 3

6. Tentukan matriks X ordo 2x2 sehingga X.A = B, jika :


2 1 5 7
A = dan B =
3 4 11 3

7. Tentukan himpunan penyelesaian dari system persamaan berikut dengan


matriks !

2 x 3 y 1 12 x 13 y 9 0
a. b.
3x y 5 x y20
8. Tentukan himpunan penyelesaian dari system persamaan berikut dengan
matriks !
2x y z 5 x yz 3

a. x 2 y 3z 9 b. 2 x y z 5
x 3y z 0 x 2 y z 7

LEMBAR KERJA SISWA MANDIRI :

1. Jika A =

Tentukan :
1. A + B
2. B + A
3. A + ( B + C )
4. (A + B ) + C
5. Apakah A + B = B + A ?
6. Apakah A + ( B + C ) = ( A + B ) + C ?
7. A B
8. A B C
9. Apakah A B = B A ?
10. Apakah A ( B C) = (A B ) C ?

2. Seorang pedagang eceran berbelanja ke pasar membeli 2 kg kopi bubuk dan 10


kg gula pasir seharga Rp 150.000,00. Dua hari kemudian ia berbelanja di pasar
yang sama, ia membeli 1 kg kopi bubuk dan 7 kg gula pasir seharga Rp
93.000,00. Hitunglah berapa harga 1 kg kopi bubuk dan 1 kg gula pasir?
3. Ada seorang nenek berusia 75 tahun mengambil hasil pemeriksaan kondisi
tubuhnya di sebuah RS. Berdasarkan hasil pemeriksaan, kolesterol dan
tekanan darahnya tinggi melebihi dari ukuran normal dalam kesehatan,
sehingga dokter memberikan resep obat yang harus dibeli antara lain
simvastatin sebanyak 30 tablet dan captopril sebanyak 60 tablet dan harus
dihabiskan untuk waktu satu bulan dengan ketentuan captopril diminum 2 x 1
tiap harinya sedang simvastatin diminum 1 x 1 tiap harinya. Jika harga 10
tablet simvastatin dan 5 tablet captopril sebesar Rp 7.250,00 dan untuk
pembelian 8 tablet simvastatin dan 6 tablet captopril sebesar Rp 6.100,00.
Berapa uang yang harus dibayar sang nenek untuk membeli obat yang dia
butuhkan selama satu bulan? Gunakan determinan matriks untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut.
LEMBAR KERJA KEEFEKTIFAN:AKTIVITAS
1. Ibu Agung dan Ibu Tono pergi ke Toko Sinar. Di Toko Sinar Ibu Agung membeli 4
stel baju anak dan 3 stel baju dewasa seharga Rp. 630.000,-, sedangkan Ibu Tono
membeli 5 stel baju anak dan 2 stel baju dewasa seharga Rp. 525.000,-. Pada waktu
yang sama Pak Agung dan Pak Pak Tono sedang berbelanja bahan bangunan di Toko
Sukses Jaya. Pak Agung membeli 7 potong kawat dan 3 zak semen seharga Rp.
1.040.000,-. Di Toko bangunan yang sama Pak Tono membali 3 potong kawat dan 8
zak semen seharga Rp. 815.000,-. Tentukan :
a. Harga masing- masing baju.
b. Harga masing masing bahan bangunan.
2. Ibu ingin membuat tiga macama kue untuk acara arisan. Untuk membuat kue I, kue II
dan kue III diperlukan bahan-bahan sebgai berikut:
Kue I : 4 butir telur, 500 gram tepung, 3 ons gula.
Kue II : 3 butir telur, 450 gram tepung, 2,5 ons gula.
Kue III : 2 butir telur, 400 gram tepung, 2 ons gula.
Harga sebutir telur adalah Rp. 2000,-, 1 Kg tepung Rp. 10.000,-, dan 1 Kg gula Rp.
8.000,-, Buatlah model matematika dari masalah ini dengan menggunakan matriks dan
tentukan total biaya yang dibutuhkan ibu untuk membuat ketiga kue tersebut?
3 Hamdan membeli 3 gelas jus mangga dan 2 gelas jus jeruk di kios jus dengan
harga Rp. 46.000,-, ditempat yang sama rita membeli 2 gelas jus mangga dan 5
gelas jus jeruk dengan harga Rp. 60.000,-. Berapa harga satu jus gelas jus
mangga dan satu gelas jus jeruk?
4. Amir, Budi, Candra dan Dito membeli alat tulis di sebuah took dengan jenis
yang sama. Amir membeli 3 buku tulis, 2 pensil dan 4 spidol dengan harga Rp.
30.000,-, Budi membeli 2 buku tulis, 1 pensil dan 3 spidol dengan harga Rp.
19.000,-, sedangkan Candra membeli 5 buku tulis, 3 pensil dan 1 spidol dengan
harga Rp. 37.000,-. Jika Dito membeli 1 buku tulis, 1 pensil dan 1 spidol,
Berapa yang harus dibayarkan oleh Dito?
Latihan unjuk kerja
Nama :
Kelas :
Tanggal :
Kelompok :
Kegiatan : Menggunakan matriks dalam menentukan total skor
permainan suit
Tujuan : Menyelesaikan masalah kontekstual terkait matriks
Materi pokok : Matriks

I. Alat dan bahan yang digunakan


1. Buku tulis
2. Alat tulis
II. Cara kerja
1. Bentuklah kelompok yang beranggotakan 3 orang
2. Suit jari dilakukan 3 kali disetiap permainan
a. Siswa I vs siswa II
b. Siswa I vs siswa III
c. Siswa II vs siswa III
3. Catatlah hasil yang diperoleh pada kertas sepert tabel berikut:
Nama Menang Seri Kalah

III. Analisis
1. Tulislah hasil pertandingan (susunan bilangan) dalam bentuk matriks.
2. Aturan permainan: setiap siswa yang menang, seri atau kalah mendapat
skor berturut-turut 3, 1 dan 0. Tentukan total skor yang diperoleh tiap
siswa dengan menggunakan kaidah matriks
IV. Buatlah kesimpulan
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan :
Berdasarkan uraian materi, maka penulis dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Matriks didefinisikan sebagai susunan berbentuk persegi panjang dari
elemen-elemen yang diatur pada baris dan kolom
2. Ordo matriks atau ukuran matriks ditentukan oleh banyaknya baris dan
kolom.
3. Kesamaan dua matriks dikatakan sama, jika ordo kedua matriks sama dan
eleman-elemannya yang seletak (bersesuaian) sama.
4. Transpose matriks adalah matriks baru yang diperoleh dengan mengubah
susunan kolom suatu matriks menjadi baris dan baris menjadi kolom.
5. Operasi matriks:
a. Pada penjumlahan matriks, berlaku sifat:
1). Asosiatif: A + (B+C) = (A+B)+C
2). Komutatif: A+B = B+A
3). Penjumlahan dengan matriks nol menghasilkan matriks itu sendiri.
A+O=O+A=A
b. Pada perkalian matriks, berlaku sifat:
1). Asosiatif: A(BC) = (AB)C
2). Distributif: A(B+C)=AB+AC dan (B+C)A=BA + CA
3). Perkalian suatu matriks dengan matriks identitas (I) menghasilkan
matriks itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Matematika X. Jakarta: Balitbang.


Kasmina, Kusna Asmaatul. 2012. SPM Matematika SMK dan MAK kelompok
Teknologi, kesehatan dan pertanian. Jakarta: Erlangga.

Kasmina, Toali. 2013. Matematika Kurikulum 2013, Jakarta: Erlangga.


Noormandiri B.K. 2017. Matematika untuk SMA/MA Kurikulum 2013 kelompok
wajib. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pertama.
GLOSARIUM

determinan matriks A di notasikan A atau A = a.d b.c 0.


invers matriks merupakan kebalikan dari suatu matriks persegi.
matriks sebagai susunan berbentuk persegi panjang dari elemen-elemen yang
diatur pada baris dan kolom
matriks nol merupakan matriks yang semua elemennya nol, dilambangkan
dengan O.
matriks bujur sangkar (persegi) merupakan matriks yang jumlah baris dan
kolomnya sama.
matriks baris merupakan matriks yang hanya terdiri atas satu baris.
matriks kolom merupakan matriks yang hanya terdiri atas satu kolom.
matriks diagonal merupakan matriks persegi yang semua elemennya nol,
kecuali pada diagonal utamanya ada yang tidak nol.
matriks identitas merupakan matriks diagonal yang semua elemen pada
diagonal utamanya bernilai satu, dilambangkan dengan I .
notasi matriks dengan huruf besar.
ordo merupakan ukuran baris dan kolom pada matriks
pada matriks A setiap baris ditempatkan setiap kolom maka matriks itu
merupakan matriks transpose. Jika diketahui matriks A berordo m x n maka
matriks transpose dari A dilambangkan dengan At yang berordo n x m.

INDEKS

D
determinan,
I
invers,
M
matriks
nol,
bujur sangkar (persegi),
baris,
kolom,
diagonal,
identitas,
N
notasi,
O
ordo,
S
sifat
asosiatif,
komutatif,
distributif,
T
transpose matriks,

Anda mungkin juga menyukai