Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Geometri : Teori Menelaus

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah: Geometri

Dosen : M. Taufik Maulidin, M.Pd.

Disusun Oleh :

Kelompok 3 :

Abdul Rozak

Ratna Sari

Santi Kartini

Tegar Noprizal M

Universitas Mandiri
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Pendidikan Matematika
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
1. 1. Latar Belakang................................................................................................................................4
1. 2. Rumusan Masalah...........................................................................................................................4
1. 3. Tujuan Makalah..............................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................................5
ISI................................................................................................................................................................5
2. 1. TEOREMA MENELAUS..............................................................................................................5
2. 2. Pembuktian.....................................................................................................................................6
2. 3. Soal & Pembahasannya..................................................................................................................7
BAB III......................................................................................................................................................14
PENUTUP.................................................................................................................................................14
3. 1. Kesimpulan...................................................................................................................................14
3. 2. Saran.............................................................................................................................................14
Daftar Pustaka...........................................................................................................................................15
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah mamberikan
kenikmatan iman islam serta kesehatan jasmani dan rohani. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurah limpahkan pada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW. Kepada para keluarga,
para sahabat dan semoga sampai kepada kita selaku umat yang selalu mengikuti ajarannya.
Aamiin ya rabb.

Alhamdulillah, kata pertama yang kami ucapkan atas selesainya Makalah ini,
dibuatkanya makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu Tugas Kuliah kami, mata kuliah
Geometri yang membahas tentang Teorema Menelaus.
Kami menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian
isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah.
Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah Geometri ini dapat
bermanfat untuk pembaca semua.

Penyusun

Kelompok 3
BAB I

PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang
Menelaus dari Alexandria hidup pada sekitar tahun 100 M memiliki karya berjudul
Sphaerica. Salah satu teorema yang ada dalam karya tersebut saat ini dikenal dengan
nama Teorema Menelaus. Teorema Menelaus berisi tentang kekolinearan tiga buah titik
pada bidang. Teorema ini menjadi terkena) setelah ditemukan kembali oleh Giovanni
Ceva sebagai bagian dari temuannya pada tahun 1678.

1. 2. Rumusan Masalah
a. Apa itu Teorema Menelaus ?
b. Bagaimana Teorema Menelaus terbukti?

1. 3. Tujuan Makalah
a. Untuk mengetahui bagaimana Teorema Menelaus bisa terwujud.
b. Untuk mengetahui pembuktian Teorema Menelaus.
BAB II

ISI

2. 1. TEOREMA MENELAUS
Tiga titik P, Q, dan R pada berturut-turut sisi ⃗ AB , dan ⃗
AC , ⃗ BC dari suatu △ABC adalah kolinear
AQ BR CP
(segaris) jika dan hanya jika . . = -1.
QB RC PA
Bukti :
Seperti Teorema Ceva, teorema ini pun merupakan teorema yang bersifat biimplikatif. Oleh
karena itu, pembukztiannya perlu dilakukan secara dua arah. Untuk yang pertama, akan
dibuktikan pernyataan berikut. ’’Jika tiga titik P, Q, dan R pada berturut-turut sisi dari suatu
AQ BR CP
AC , ⃗
⃗ AB , dan ⃗
BC △•ABC adalah kolinear (segaris) maka . . = -1”
QB RC PA
Perhatikan Gambar 8.1 (a) dan 8.1(b) yang menggambarkan dua kasus kolinearitas tiga titik
tersebut. Untuk dua kasus tersebut proses pembuktiannya sama seperti berikut. Dengan
mengonstruksi garis yang melalui titik C sejajar ⃗
AB dan memotong ⃗
PQR (atau ⃗
QPR ) di titik D,
maka diperoleh fakta-fakta berikut.
Perhatikan bahwa △DCR ~ △QRB (Mengapa?). Akibatnya diperoleh ;
DC RC QB . RC
= atau DC =
QB RB RB
Perhatikan bahwa △PDC ~ △PQA (Mengapa?). Akibatnya diperoleh :
DC QP QA . CP
= atau DC =
QA AP AP
Gambar 8.1

Dari dua hasil tersebut, maka diperoleh hubungan :


DC = DC
QB . RC QA . CP
↔ =
RB AP
↔ QB · RC · AP = QA · CP · RB
QA RB CP
↔ . . =1
QB RC AP
AQ BR CP
↔ . . =1
QB RC PA
AQ CP BR
Untuk kasus Gambar 8.1 (a) perbandingan dan bernilai positif, tapi bernilai
QB PA RC
AQ CP BR
negatif. Untuk kasus Gambar 8.1 (b) perbandingan , , dan bernilai negatif. Dengan
QB PA RC
demikian.
Tanda positif atau negatif dari nilai-nilai perbandingan ini maka kita dapat menimpulkan bahwa:
AQ BR CP
. . = -1
QB RC PA
Berikutnya adalah kita perlu melakukan pembuktian konverse dari Teori Menelaus ini konverse
dari Teori Menelaus ini adalah sebagai berikut
→ →
“jika tiga titik PQ dan R pada berturut-turut sisi AC AB dan

AQ BR CP
BC dari suatu ∆ ABC berlaku . . = -1 maka ketiga titik tersebut adalah kolinear
QB RC PA
(segaris)”

2. 2. Pembuktian


Dengan memperhatiakan misalkan garis yang melalui titik-titik R dan Q memotong AC dititik P᾿.
Berdasarkan Teorema Ceva (sebelumnya) maka berlaku hubungan:
AQ BR CP ᾿
. . = -1
QB RC P ᾿ A
Akan tetapi hipotesis konverse ini menatakan bahwa
AQ BR CP
. . = -1
QB RC PA
Akibatna diperoleh:
AQ BR CP AQ BR CP ᾿ CP CP᾿
. . = . . ↔ =
QB RC PA QB RC P ᾿ A PA P ᾿ A
Hal ini menunjukkan bahwa titik P dan P᾿ berhimpit. Hasil ini menunjukkan bahwa titik-titik P,
Q dan R adalah kolinear (segaris).

2. 3. Soal & Pembahasannya


Contoh 8.1
Buktikan bahwa garis-garis bagi dari dua sudut dalam suatu segitiga tak sama kaki dan satu garis
bagi sudut luar segitiga tersebut akan berpotongan dengan sisi-sisi dihadapanna dalam tiga titik
yang kolinear (segaris)!
Jawaban:
→ → →
Misalkan diketahui ∆ABC dengan ALgaris bagi sudut luar BM danCN garis bagi sudut-sudut
dalam segitiga tersebut Perhatikan gambar 8.2


karena BM adalah garis bagi maka berlaku hubungan:

CM BC MA BA
= ↔ =
MA BA CM BC

KarenaCN adalah garis bagi maka berlaku hubungan:

AN AC NB BC
= ↔ =
NB BC AN A C

Karena AL adalah garis bagi maka berlaku hubungan:

CL AC BL AB
= ↔ =
BL AB CL AC
Dengan mengalikan hasil-hasil diatas maka diperoleh hubungan:
AN BL CM AC AB BC
. . = . .
NB CL MA BC AC BA
AN BL CM
↔ . . =1
NB CL MA
BL BL AN BL CM
Karena- = maka diperoleh . . = -1
CL LC NB CL MA
Hasil terakhir ini menurut Teorema Menelaus menunjukkan bahwa titik L, M, dan N adalah
kolinear (terletak pada satu garis)

Contoh 8.2
→ → → →
Sebuah garis tranversal memotong sisi-sis i AB BC CD DA dari suatu setempat ABCD masing-
masing di titik PQRS Buktikan bahwa
AP BQ CR DS
. . . = 1!
PB QC RD SA
Jawaban:
Misalkan situasi permasalahan dalam soal dapat dinatakan seperti pada Gambar 8.3 Segiempat
ABCD dipartisi menjadi∆ ABC dan∆ ADC

Dengan mengerapkan Teorema Menelaus pada∆ ABC maka diperoleh hubungan:


AP BQ CX
. . = -1
PB QC XA
Dengan mererapkan Teorema Menelaus pada∆ ADC maka diperoleh hubungan:
AS DR CX
. . = -1
SD RC XA
CX −SD RC
↔ = .
XA AS DR
AP BQ CX
Dengan mensubsitusikan hasil terakhir ini ke . . = -1 maka diperoleh
PB QC XA

. .(
AP BQ −SD RC
PB QC AS DR
=−1 )
AP BQ RC SD
↔ . . . =1
PB QC DR AS
RC CR SD DS AP BQ CR DS
Karena = dan = maka diperoleh . . . =1
DR RD AS SA PB QC RD SA

Contoh 8.3

Diketahui∆ ABC Sebuah lingkaran melalui titik B dan titik C berpotongan dengan ABdi P,
→ →
berpotongan dengan AC di Q dan berpotongan dengan perpanjangan BC di titik Q Buktikan
bahwa:
QC ( RC) ( AC )
= . !
QB ( PB) (AB )

Jawaban:
Situasi permasalahan dapat digambarkan misalna seperti pada Gambar 8.4


Perhatikan ΔABC dengan transversal QPR . Dengan menerapkan Teorema Menelaus pada
ΔABC, maka diperoleh hubungan:
AR CQ BP
. . = -1
RC QB PA
CQ −QC
Karena = , maka kita dapat menulis hubungan:
QB QB
QC RC PA
= .
QB AR BP
QC RC AP
↔ = .
QB AR PB

Berdasarkan Teorema Secant−¿dengan memandang A sebagai titik di luar lingkaran, AB

dan AC sebagai garis-garis secant−¿ maka berlaku hubungan:

(AP). (AB) = (AR) .(AC)


AP AC
↔ =
AR AB
Dengan mensubtitusikan (II) ke (I), maka diperoleh:
QC (RC)(AC)
=
QB (PB )(AB )

Contoh 8.4
↔ ↔ ↔ ↔
Diketahui segitiga ABCD, dengan AB dan CD berpotongan di titik P; sedangkan AD dan BC
↔ ↔ ↔
berpotongan di titik Q. Diagonal AC dan BD berpotongan dengan PQ berturut-turut di titik

PX PY
X dan Y. Buktikan bahwa =- (Perhatikan Gambar 8.5)!
XQ YQ
Jawaban:
Selain dengan memanfaatkan Teorema Menelaus, untuk soal ini akan kita gunakan pula Teorema
Ceva.
→ → →
Perhatiakan ΔPQC. Karena PB ,QD , dan CX kongruen, maka berdasarkan Teorema Ceva
berlaku hubungan berikut:
PX QB CD
. . =1 (I)
XQ BC DP

Perhatikan kembali ΔPQC dan transversal DBY . Berdasarkan Teorema Menelaus, mak
berlaku hubungan berikut:
PX QB CD
. . = -1 (II)
YQ BC DP
Dengan sedikit menyusun ulang bentuk (I) dan (II), maka diperoleh hubungan:
PX QB CD PX QB CD
. . =- . .
XQ BC DP YQ BC DP
PX PY
=-
XQ YQ

Contoh 8.5
(Pembuktian Teorema Ceva berdasarkan Teorema Menelaus). Perhatikan Gambar 8.6! Diketahui
ΔABC dengan cevian-cevian AD, BE, dan CF berpotongan di titik P. Dengan menggunakan
BD CE AF
Teorema Menelaus, buktikan bahwa . . = 1!
DC EA FB

Jawaban:
Dengan menerapkan Teorema Menelaus pada∆ ABE maka diperoleh hubungan:
BF AC EC
. . = -1 (I)
FA CE PB
Dengan menerapkan Teorema Menelaus pada∆ BCE maka diperoleh hubungan:
BD CA EP
. . = -1
DC AE PB
EP −DC AE
⇔ = . (II)
PB BD CA
Dengan mensubtitusi (II) ke (I) maka diperoleh

. .(
BF AC −DC AE
F A CE BD CA
= -1 )
BF AC DC AE
⇔ . . . =1
FA CE BD CE
BF DC AE
⇔ . . =1
FA BD CE
BD CE FA
⇔ . . =1
DC AE BF
BD CE AF
⇔ . . =1
DC EA FB
Contoh 8.6
Diketahui suatu lingkaran luar∆ ABC berpusat di O. Dari titik P di luar lingkaran ditarik garis
singgung melalui A garis secant melalui B dan C. Dari titik Q di luar lingkaran ditarik garis garis
singgung melalui B dan garis secant melalui C dan A. Dari titik R di luar lingkaran ditarik garis
singgung melalui C dan garis secant melalui B dan A (Perhatikan Gambar 8.7).

Jawaban:
1
Perhatikan bahwa m¿ BAC= m¿ QBC . Akibatnya diperoleh:∆ ABQ ∆ BCQ
2
Karena∆ ABQ ∆ BCQ ,maka diperoleh:
2 2
AQ BA ( AQ) ( BA)
= atau 2=
BQ CB (BQ ) (CB)
2

Berdasarkan Teorema Secant-Tangent maka diperoleh hubungan:


(BQ)2 = (QC).(QA)

( AQ)2 ( BA)2
Dengan mensubtitusikan nilai ini ke 2=
,
2 maka diperoleh:
(BQ ) (CB )

(AQ )2 (BA )2
=
(QC ) .(QA) (CB )2
2
AQ (BA )
⇔ = (I)
QC (CB )2

1
Dengan cara serupa, perhatikan bahwa m¿ BAC= m<BOC =∆ ARC ∆ CRB
2

CR BC (CR)2 (BC )2
Karena∆ ARC ∆ CRB, maka = atau =
AR CA 2
( AR ) (CA)
2

Berdasarkan Teorema Secant-Tangent maka diperoleh hubungan:


(CR)2 = (RB).(RA)

(CR)2 (BC)2
Dengan mensubtitusikan nilai ini ke = , maka diperoleh:
( AR)2 (CA)2
2
( RB).( RA) (BC )
2
= 2
( AR) (CA)

( RB) ( BC)2
⇔ = (II)
( RA) (CA )2

Seperti dua cara sebelumnya, dapat dibuktikan bahwa:


2
PC ( AC )
= (III)
PB (CA )2

Dengan mengalikan hasil (I), (II), dan (III) diatas maka diperoleh:
2 2 2
AQ RB PC (BA ) ( BC ) ( AC )
. . = . .
QC RA PB (CB)2 (CA )2 ( BA)2

AQ RB PC
⇔ . . =1
QC RA PB
AQ CP BR
⇔ . . =1
QC PB RA
AQ CP BR
Karena nilai perbandingan , , dan ketiga nya negatif, maka dapat disimpulkan bahwa
QC PB RA
AQ CP BR
. . =−1
QC PB RA
Berdasarkan Teorema Menelaus, dapat dikatakan bahwa P, Q, dan R kolinier.
BAB III

PENUTUP

3. 1. Kesimpulan
Teorema Menelaus merupakan salah satu teorema pada plane geometry. Pembuktian
Teorema Menelaus pada segitiga, dapat dilakukan dengan prinsip kesebangunan
maupun prinsip perbandingan luas pada segitiga. Teorema Menelaus digunakan
pembuktian jika ada sebuah garis yang melewati sisi segitiga dan membuat tiga titik baru
disisi segitiga. Teorema Menelaus dengan Teorema Ceva merupakan sebuah paket yang
tidak bisa dipisahkan karena apa yang dijelaskan sangat berdekatan.

Dalil Teorema Menelaus


AQ BR CP
⇔ . . =−1
QB RC PA

3. 2. Saran
Geometri merupakan salah satu ilmu matematika yang menghitung tentang bangun segitiga.
Salah satu cara yang dipakai untuk menghitung yaitu menggunakan Teorema Menelaus.
Dalam menghitung Teorema Menelaus dibutuhkan ketelitian karena jika kurang teliti maka
hasil yang diperoleh tidak akan sesuai dan salah, perlu teliti dalam melihat garis dan titik
potongnya dan menganalisis suatu segitiga tersubut.
Daftar Pustaka

1. Jupri, Al, S.Pd., M.Sc., Ph.D. Geometri. Bumi Aksara.


2. Sukardi, S.Pd. (2021). Materi, soal, dan Pembahasan Teorema Menelaus. [online].
Tersedia : https://mathcyber1997.com/materi-soal-dan-pembahasan-teorema-menelaus/
(03 Mei 2021)

Anda mungkin juga menyukai