KELOMPOK ALJABAR
Pada laporan Critical Book Report ini akan dipaparkan materi geometri : garis dan
sudut yang dipelajari oleh siswa/i kelas VII SMP. Dengan menunjukkan kelemahan atau
kekeliruan pada buku matematika Matematika untuk SMP/Mts Kelas VII, Bab 8 : Garis
dan Sudut diharapkan pembaca dapat lebih memahami geometri garis dan sudut secara
lebih mendalam dan penulis buku dapat memperbaiki kesalahan atau kekeliruan pada
buku untuk kedepannya.
Kata “geometri” berasal dari bahasa Yunani yang berarti “ukuran bumi”.
Maksudnya mencakup segala sesuatu yang ada di bumi. Geometri adalah ilmu yang
membahas tentang hubungan antara titik, garis, sudut, bidang dan bangun-bangun
ruang. Mempelajari geometri penting karena geometri telah menjadi alat utama untuk
mengajar seni berpikir. Dengan berjalannya waktu, geometri telah berkembang menjadi
pengetahuan yang disusun secara menarik dan logis. Geometri terutama terdiri dari
serangkaian pernyataan tentang titik-titik, garis-garis, dan bidang-bidang, dan juga
planar (proyeksi bidang) dan benda-benda padat.
Garis dan Sudut merupakan salah satu materi dalam matematika yang akan kita
pelajari di bangku kelas 7 SMP. Nah, kali ini kita akan mempelajari berbagai hal yang
berkaitan dengan garis dan sudut. Mulai dari hubungan antara dua buah garis, jenis-jenis
sudut, sifat-sifat sudut, dan juga satuan yang digunakan untuk sudut.
II. RINGKASAN ISI BUKU
Banyak benda-benda di sekitar kita yang menyerupai garis dan sudut, seperti
tiang listrik, kabel lurus yang menghubungkan setiap tiang listrik, dan sudut yang
terbentuk dari tiang listrik dan tanah. Tiang listrik tersebut merupakan contoh garis
vertikal, kabel lurus yang menghubungkan setiap tiang listrik merupakan contoh garis
horizontal, dan sudut yang terbentuk dari tiang listrik yang tegak lurus dengan tanah
merupakan sudut siku-siku.
Pada gambar di samping, garis j dan garis k saling tegak lurus. Garis apakah yang
disebut garis vertical dan garis apakah yang disebut garis horizontal?
A. GARIS
1. Kedudukan Dua Garis
Gambar 8.2
Perhatikan garis AB dan garis EF. Meskipun deperpanjang, garis AB dan garis EF
tidak pernah bertemu atau berpotongan. Selain itu, jarak antara garis AB dan garis EF
selalu tetap. Demikian pula garis AD dan BC, garis BC dan FH, dan seterusnya. Maka,
pasangan-pasangan garis ini disebut garis yang saling sejajar.
Perhatikan kembali gambar 8.2, garis AB dan FB. Kedua garis ini, bertemu di B
atau berpotongan di B. Demikian pula garis DC dan garis CH, yang berpotongan di titik
C. pasangan-pasangan garis tersebut berpotongan hanya di satu titik saja.
Pada gambar kubus dengan ukuran yang sama disusun atas bawah, tutup atas
kubus bagian bawah berimpit dengan alas kubus yang berada di atas. Perhatikan garis
EF dan PQ pada gambar dua kubus yang disusun. Garis EF dan PQ sebenarnya
merupakan dua garis yang berbeda, tetapi berimpit menjadi satu, sehingga hanya
Nampak satu garis saja. Keadaan yang demikian dikatakan bahwa garis EF berimpit
dengan garis PQ.
Permukaan air danau dapat digambarkan sebagai garis lurus mendatar pada dimensi
dua. Garis lurus mendatar ini disebut juga garis horizontal. Selain garis mendatar, ada
garis yang tegak lurus dengan garis mendatar. Garis tersebut dinamakan garis vertikal.
Tiang listrik merupakan contoh objek yang dapat dimodelkan sebagai garis vertikal.
3. Garis-Garis Sejajar
Dua garis yang terletak pada suatu bidang datar dengan jarak selalu tetap dan jika
diperpanjang tidak pernah berpotongan merupakan garis-garis yang sejajar. Garis
sejajar biasanya dinotasikan dengan //.
Sifat-sifat garis sejajar ini dapat dipelajari berdasarkan aksioma garis sejajar.
Aksioma merupakan pernyataan yang diakui kebenarannya tanpa pembuktian. Aksioma
garis sejajar adalah sebagai berikut.
a. Malalui dua buah titik, dapat dibuat tepat sat ugaris lurus.
● ●
b. Melalui sebuah titik di luar garis m, dapat dibuat tepat satu garis yang sejajar
dengan garis m tersebut.
m
●
P
Selain aksioma, mempelajari garis-garis sejajar dapat melalui teorema. Teorema
merupakan pernyataan yang dapat dibuktikan.
a. Jika sebuah garis memotong salah satu dari dua garis yang sejajar, maka garis itu
juga akan memotong garis kedua.
Pembuktian :
Jika garis m dengan garis n sejajar, maka garis a yang diperpanjang akan
memotong garis m dan n.
a
m ●
Q
n ●
P
Garis a memotong garis m di Q dan memotong m di P, sehingga terbukti m // n
b. Jika sebuah garis sejajar dengan dua garis lain, maka kedua garis tersebut saling
sejajar dengan satu sama lain.
Pembuktian :
Jika garis m sejajar dengan garis n, maka garis a yang berada diantara m dan n
akan sejajar dengan keduanya.
m
a
n
Jika a // m dan a // n, pastilah m // n. Oleh karena itu, terbukti bahwa m // n.
4. Membagi Ruas Garis
Misalkan suatu ruas garis PQ. Langkah-langkah membagi ruas garis PQ menjadi
beberapa bagian sama panjang adalah sebagai berikut.
a. Gunakan jangka untuk membuat busur lingkaran dengan titik pusat di P dan Q
dengan jari-jari yang sama. Tentukan titik potong kedua busur lingkaran
kemudian beri nama, misalkan A dan B.
b. Tarik garis dari titik A ke titik B sehingga memotong garis PQ di satu titik,
misalkan titik O. Ruas garis PQ kini terbagi menjadi dua ruas garis sama
panjang yaitu ruas garis PO dan OQ.
Bagaimana jika kamu ingin membagi ruas garis PQ tersebut menjadi empat
bagian sama panjang? Langkah-langkah yang dilakukan sama, namun dua busur
lingkaran pertama titik pusatnya berada di titik P dan titik O, kemudian dua busur
lingkaran beriktunya memiliki titik pusat di titik O dan titik Q. Ikuti pola pengerjaannya
dan kamu akan memperoleh dua titik baru yang akan membagi ruas garis PQ menjadi
empat ruas garis sama panjang. Langkah-langkah dengan pola yang sama diatas dapat
kamu gunakan untuk membagi ruas garisnya adalah genap.
PS PT
a. PS : SQ = PT : TR atau =
SQ TR
PS PT
b. PS : PQ = PT : PR atau dapat ditulis dengan =
PQ PR
QS RT
c. QS : SP = RT : TP atau dapat ditulis dengan =
SP TP
QS RT
d. QS : QP = RT : RP atau dapat ditulis dengan =
QP RP
Perhatikanlah perbandingan segmen pada segitiga PQR di atas.
PS : PQ = PT : PR
PS : PQ = ST : QR
PS PT ST
PQ = PT : PR = ST : QR atau dapat ditulis dengan = =
PQ PR QR
Amati benda yang memiliki sudut yang ada di sekelilingnya, seperti kuda-kuda
bangunan, jendela rumah, pigura, sudut ruangan, dan lain-lain. Alat yang digunakan
untuk mengukur besar sudut yaitu busur derajat. Besar sudut dinyatakan dalam satuan
derajat (° ¿, ada ukuran yang lebih kecil dari derajat, yakni menit ( ʹ ) dan detik ¿ hubungan
antara derajat, menit, dan detik yaitu:
1 1
(a) 1° = 60ʹ atau 1ʹ = derajat ; (b) 1ʹ = 60° atau 1ʺ = menit ; dan (c) 1° = 60ʹ = 60
60 60
×60 ʺ =3.600° .
Besar suatu sudut 60 derajat 45 menit ditulis dengan 60° 45 ʹ dan besar suatu
sudut 120 derajat 30 menit 45 detik ditulis dengan 120 ° 30 ' 45 perhatikanlah beberapa
contoh berikut, untuk mengetahui cara menghitungnya.
Seperti pada bilangan bulat, operasi penjumlahan dan pengurangan juga dapat dilakukan
terhadap besaran sudut. Untuk dapat menjumlahkan dan mengurangkan besaran sudut,
perlu diperhatikan tingkatan ukuran sudut, yakni derajat, menit dan detik. Perhatikan
contoh berikut.
Contoh Soal 8.2
Pembahasan :
2. Penamaan Sudut
Sudut dibentuk oleh dua sinar atau garis yang berimpit atau berpotongan di Suatu titik.
Titik ini disebut titik pangkal. Pada gambar berikut, sudut dibentuk oleh sinar garis PQ
dan QR dengan titik pangkal Q.
Sinar PQ dan sinar QR dinamai kaki sudut, dan Q merupakan titik sudut.
Besarnya daerah PQR disebut daerah sudut PQR atau besar sudut PQR, ditulis dengan
m∠ PQR , dengan ∠ merupakan simbol untuk sudut.
a. Sudut dapat disebut dengan tiga huruf berdasarkan kedua kakinya. Pada gambar
diatas, nama sudutnya ∠PQR atau ∠RQP.
b. Sudut dapat disebut satu huruf, yakni titik sudutnya. Pada gambar diatas, nama
sudutnya ∠Q.
4. Mengukur Sudut
ladalah sebagai berikut.
a. Letakkan garis mendatar busur derajat pada QP (bukan garis tepi bawah
busur), sehingga titik tengah garis mendatar busur derajat berimpit dengan Q .
b. Pastikanlah bilangan 0 pada busur derajat berada pada garis QP. Bacalah
skala yang dilewati oleh garis QR, yakni sebesar 30°.
c. ∠PQR besarnya 30° ,atau biasa ditulis dengan m∠ PQR=30 °(artinya besar
∠PQR adalah besar 30° ).
5. Memindahkan Sudut
Suatu sudut dengan besar sudut tertentu dapat dibuat kembali, sehingga membentuk
sudut baru yang ukuran sudutnya sama. Cara seperti ini disebut dengan memindahkan
sudut. Alat yang digunakan untuk memindahkan sudut ini berupa jangka dan
penggaris.
Lakukan kegiatan berikut untuk mengetahui apa yang dimaksud dalam suatu putaran.
Kegiatan 8.1
Judul kegiatan.
jenis kegiatan.
Diskusi kelompok
Apabila kegiatan 8.1 tersebut dilakukan dengan benar, kamu akan mengetahui bahwa
sudut dalam satu putaran merupakan sudut-sudut yang diperoleh dari hasil perputaran
searah salah satu kaki sudut, sedangkan kaki sudut yang lainnya digunakan sebagai
acuan. Apabila kamu memutar sejauh seperempat lingkaran, akan diperoleh sudut
sebesar 90°, selanjutnya, apabila kamu memutar sejauh setengah lingkaran, akan
diperoleh sudut 180°, sedangkan apabila kamu memutar sejauh satu lingkaran penuh,
akan diperoleh sudut 360°.
8. Melukis Sudut Istimewa
Dalam geometri, ada sudut-sudut yang disebut dengan sudut istimewa. Sudut-sudut
istimewa ini besarnya 30 ° , 45° , 60 ° ,90 ° , 150° , 270 ° , dan 360 ° . sudut-sudut istimewa
ini dapat dilukis hanya dengan menggunakan jangka saja, tanpa menggunakan busur
derajat.
a. Melukis Sudut 90 °
1) Buatlah garis PQ
2) Buatlah busur lingkaran dengan pusat P dan jari-jari PQ
3) Buatlah busur lingkaran dengan pusat Q dan jari-jari PQ, sehingga busur dengan
pusat P dan busur dengan pusat Q berpotongan di R
4) Hubungkanlah titik Q dan titik R, sehingga diperoleh ∠PQR yang besarnya 60° .
d. Melukis Sudut 30°
melukis sudut ∠PQR, dengan m∠ PQR=150 ° dapat dilakukan dengan terlebih dahulu
melukis sudut 90° . selanjutnya, pada salah satu kaki sudut 90° lukislah kembali sudut
60° sehingga diperoleh sudut 90 ° +60 °=150 °.
misalkan akan dilukis ∠PQR, yang besarnya 180°. Melukis ∠PQR ,dengan
m∠ PQR=180 ° dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut.
1) Buatlah garis PQ
2) Selanjutnya perpanjang garis PQ, hingga diperoleh titik R ∠QPR merupakan
sudut yang membentuk setengah putaran yang besarnya 180°.
Melukis sudut yang besarnya 360 ° sama dengan artinya melukis sudut yang besarnya
satu putaran penuh. Adapun langkah-langkah melukis sudut 360 ° adalah sebagai
berikut :
360 °
Q P Q R
P
(1) (2)
a. Sudut lancip adalah sudut yang terbentuk dari hasil perputaran antara nol hingga
kurang dari seperempat lingkaran.
b. Sust siku-siku adalah sudut yang terbentuk dari hasil perputaran sejauh
seperempat linkaran.
c. Sudut tumpul adalah sudut yang terbentuk dari hasil perputaran antara
seperempat lingkaran dan setengah lingkaran.
d. Susut lurus adalah sudut yang terbentuk dari hasil perputaran sejauh setengah
lingkaran.
e. Sudut refleks adalah sudut yang terbentuk dari hasil perputaran antara setengah
lingkaran dan satu lingkaran.
INFO
Geogebra adalah aplikasi open source yang didesain khusus untuk materi pengajaran
juga kegiatan belajar Geometri dan Aljabar.
A1 A2
p
A4 A3
B1 B2
q
B4 B3
D. Hubungan Antarsudut
1. Sudut-Sudut yang Saling Berpenyiku (Berkomplemen)
C
B
m∠ABC = 90 °
m∠ABD + m∠DBC = 90 °
G
I
J
H
Pembahasan :
Menentukan x.
m∠GHJ = 90 °
m∠GHI + m∠IHJ = 90 °
2x + x = 90 °
3x = 90 °
x = 30 °
Jadi, x = 30 °.
.
D
A B C
m∠ABC = 180 °
B E
C
A D
Garis mempunyai panjang yang tak terbatas ke dua arah namun tidak mempunyai
lebar dan tebal.Garis diberi nama dengan huruf kecil dan ditulis dengan mencantumkan
nama dua titik yang terletak pada garis tersebut dan dilengkapi dengan garis di atas
kedua huruf dengan panah di ujung dan pangkal garis tersebut. Jika terdapat titik A dan
´ (Gambar 2.1).
B dengan A ≠ B, maka titik A dan B adalah titik-titik pada AB
g
A B
Menurut Keedy, dkk (1967: 50), suatu ruas garis yang ditentukan oleh dua titik
berlainan A dan B didefinisikan sebagai himpunan titik-titik yang terdiri dari titik A dan
B sebagai ujung dan semua titik diantara titik A dan B. Sebuah ruas garis dengan ujung-
´ atau BA
ujung A dan B dilambangkan dengan AB ´ .
g
A B
Sudut adalah gabungan dua sinar garis yang mempunyai titik pangkal yang sama
(Rich dan Thomas, 2009: 4). Sinar garis-sinar garis tersebut merupakan kaki-kaki sudut,
dan titik pangkalnya merupakan titik sudut. Simbol untuk sudut adalah “∠”.
Besar atau ukuran sudut bergantung pada seberapa besar satu kaki sudut harus
dirotasi atau diputar terhadap titik sudutnya, sampai kaki sudut ini berhimpit dengan
kaki sudut yang lain. Ukuran sudut adalah banyaknya derajat yang dicakup sudut
tersebut. Satuan ukuran sudut yang biasa digunakan adalah derajat (°).
Supriadi, Atang. 2018. Matematika untuk SMP/MTs Kelas VII. Bandung : Garfindo
Media Pratama.
VII. LAMPIRAN