Anda di halaman 1dari 23

TUGAS CRITICAL BOOK REPORT

Matematika untuk SMP/MTs kelas VII

BAB 8 : GARIS DAN SUDUT

KELOMPOK ALJABAR

No.Ur No. Absen NIM Nama Mahasiswa


t
1. 29 4193311012 NONA FARAHDIBA
2. 26 4193311008 DARA KARTIKA
3. 35 4193311020 NAILA FAUZIAH

Kelas : Pendidikan Matematika E 2019

No. HP/WA : 082166363141

E-mail kelompok : e.aljabar.nonafarahdiba.pspm2019@gmail.com

JURUSAN MATEMATIKA 2019


I. PENGANTAR

Pada laporan Critical Book Report ini akan dipaparkan materi geometri : garis dan
sudut yang dipelajari oleh siswa/i kelas VII SMP. Dengan menunjukkan kelemahan atau
kekeliruan pada buku matematika Matematika untuk SMP/Mts Kelas VII, Bab 8 : Garis
dan Sudut diharapkan pembaca dapat lebih memahami geometri garis dan sudut secara
lebih mendalam dan penulis buku dapat memperbaiki kesalahan atau kekeliruan pada
buku untuk kedepannya.

Kata “geometri” berasal dari bahasa Yunani yang berarti “ukuran bumi”.
Maksudnya mencakup segala sesuatu yang ada di bumi. Geometri adalah ilmu yang
membahas tentang hubungan antara titik, garis, sudut, bidang dan bangun-bangun
ruang. Mempelajari geometri penting karena geometri telah menjadi alat utama untuk
mengajar seni berpikir. Dengan berjalannya waktu, geometri telah berkembang menjadi
pengetahuan yang disusun secara menarik dan logis. Geometri terutama terdiri dari
serangkaian pernyataan tentang titik-titik, garis-garis, dan bidang-bidang, dan juga
planar (proyeksi bidang) dan benda-benda padat.

Garis dan Sudut merupakan salah satu materi dalam matematika yang akan kita
pelajari di bangku kelas 7 SMP. Nah, kali ini kita akan mempelajari berbagai hal yang
berkaitan dengan garis dan sudut. Mulai dari hubungan antara dua buah garis, jenis-jenis
sudut, sifat-sifat sudut, dan juga satuan yang digunakan untuk sudut.
II. RINGKASAN ISI BUKU

BAB 8 GARIS DAN SUDUT

Banyak benda-benda di sekitar kita yang menyerupai garis dan sudut, seperti
tiang listrik, kabel lurus yang menghubungkan setiap tiang listrik, dan sudut yang
terbentuk dari tiang listrik dan tanah. Tiang listrik tersebut merupakan contoh garis
vertikal, kabel lurus yang menghubungkan setiap tiang listrik merupakan contoh garis
horizontal, dan sudut yang terbentuk dari tiang listrik yang tegak lurus dengan tanah
merupakan sudut siku-siku.

Uji Kemampuan Awal

Sebelum mempelajari bab ini, kerjakanlah soal-soal berikut.

Pada gambar di samping, garis j dan garis k saling tegak lurus. Garis apakah yang
disebut garis vertical dan garis apakah yang disebut garis horizontal?

A. GARIS
1. Kedudukan Dua Garis
Gambar 8.2

Perhatikan garis AB dan garis EF. Meskipun deperpanjang, garis AB dan garis EF
tidak pernah bertemu atau berpotongan. Selain itu, jarak antara garis AB dan garis EF
selalu tetap. Demikian pula garis AD dan BC, garis BC dan FH, dan seterusnya. Maka,
pasangan-pasangan garis ini disebut garis yang saling sejajar.

Perhatikan kembali gambar 8.2, garis AB dan FB. Kedua garis ini, bertemu di B
atau berpotongan di B. Demikian pula garis DC dan garis CH, yang berpotongan di titik
C. pasangan-pasangan garis tersebut berpotongan hanya di satu titik saja.

Meskipun ke garis AB dan HC diperpanjang, kedua garis tidak akan pernah


bertemu atau berpotongan. Garis AB terletak pada bidang ABCD, dan garis HC terletak
pada bidang FBCH. Keadaan kedua garis demikian, yakni tidak berpotongan dan tidak
sejajar, dan kedua garis berada pada bidang yang berbeda, kedua garis tersebut
dikatakan bersilangan. Contoh garis lain yang bersilangan adalah garis EA dan DC,
garis GH dan DF, dan seterusnya.

Pada gambar kubus dengan ukuran yang sama disusun atas bawah, tutup atas
kubus bagian bawah berimpit dengan alas kubus yang berada di atas. Perhatikan garis
EF dan PQ pada gambar dua kubus yang disusun. Garis EF dan PQ sebenarnya
merupakan dua garis yang berbeda, tetapi berimpit menjadi satu, sehingga hanya
Nampak satu garis saja. Keadaan yang demikian dikatakan bahwa garis EF berimpit
dengan garis PQ.

2. Garis Vertikal Dan Garis Horizontal

Permukaan air danau dapat digambarkan sebagai garis lurus mendatar pada dimensi
dua. Garis lurus mendatar ini disebut juga garis horizontal. Selain garis mendatar, ada
garis yang tegak lurus dengan garis mendatar. Garis tersebut dinamakan garis vertikal.
Tiang listrik merupakan contoh objek yang dapat dimodelkan sebagai garis vertikal.

3. Garis-Garis Sejajar

Dua garis yang terletak pada suatu bidang datar dengan jarak selalu tetap dan jika
diperpanjang tidak pernah berpotongan merupakan garis-garis yang sejajar. Garis
sejajar biasanya dinotasikan dengan //.
Sifat-sifat garis sejajar ini dapat dipelajari berdasarkan aksioma garis sejajar.
Aksioma merupakan pernyataan yang diakui kebenarannya tanpa pembuktian. Aksioma
garis sejajar adalah sebagai berikut.

a. Malalui dua buah titik, dapat dibuat tepat sat ugaris lurus.
● ●
b. Melalui sebuah titik di luar garis m, dapat dibuat tepat satu garis yang sejajar
dengan garis m tersebut.
m

P
Selain aksioma, mempelajari garis-garis sejajar dapat melalui teorema. Teorema
merupakan pernyataan yang dapat dibuktikan.

a. Jika sebuah garis memotong salah satu dari dua garis yang sejajar, maka garis itu
juga akan memotong garis kedua.
Pembuktian :
Jika garis m dengan garis n sejajar, maka garis a yang diperpanjang akan
memotong garis m dan n.

a
m ●
Q
n ●
P
Garis a memotong garis m di Q dan memotong m di P, sehingga terbukti m // n

b. Jika sebuah garis sejajar dengan dua garis lain, maka kedua garis tersebut saling
sejajar dengan satu sama lain.
Pembuktian :
Jika garis m sejajar dengan garis n, maka garis a yang berada diantara m dan n
akan sejajar dengan keduanya.
m
a
n
Jika a // m dan a // n, pastilah m // n. Oleh karena itu, terbukti bahwa m // n.
4. Membagi Ruas Garis
Misalkan suatu ruas garis PQ. Langkah-langkah membagi ruas garis PQ menjadi
beberapa bagian sama panjang adalah sebagai berikut.

a. Gunakan jangka untuk membuat busur lingkaran dengan titik pusat di P dan Q
dengan jari-jari yang sama. Tentukan titik potong kedua busur lingkaran
kemudian beri nama, misalkan A dan B.
b. Tarik garis dari titik A ke titik B sehingga memotong garis PQ di satu titik,
misalkan titik O. Ruas garis PQ kini terbagi menjadi dua ruas garis sama
panjang yaitu ruas garis PO dan OQ.

Bagaimana jika kamu ingin membagi ruas garis PQ tersebut menjadi empat
bagian sama panjang? Langkah-langkah yang dilakukan sama, namun dua busur
lingkaran pertama titik pusatnya berada di titik P dan titik O, kemudian dua busur
lingkaran beriktunya memiliki titik pusat di titik O dan titik Q. Ikuti pola pengerjaannya
dan kamu akan memperoleh dua titik baru yang akan membagi ruas garis PQ menjadi
empat ruas garis sama panjang. Langkah-langkah dengan pola yang sama diatas dapat
kamu gunakan untuk membagi ruas garisnya adalah genap.

5. Perbandingan Panjang Beberapa Ruas Garis

Berbagai nilai perbandingan diperoleh dengan pendekatan geometri berupa bangun


segitiga. Perhatikan gambar segitiga PEE’ berikut. Karena PA’ = A’B’ = B’C’ = C’D’
= D’E’ dan PA = AB = BC = CD = DE, didapat perbandingan sebagai berikut :
a. PA’: A’B’ = 1:1 c. PC’: C’E’ = 3:2
PA : PB = 1:2 PC : CE = 3:2
b. PB’: PE’ = 2:5 d. PD’: D’E’ = 4:1
PB : PE = 2:5 PD : PE = 4:5

Perhatikan gambar segitiga PQR di atas.

Perbandingan yang berlaku pada segitiga tersebut adalah sebagai berikut.

PS PT
a. PS : SQ = PT : TR atau =
SQ TR
PS PT
b. PS : PQ = PT : PR atau dapat ditulis dengan =
PQ PR
QS RT
c. QS : SP = RT : TP atau dapat ditulis dengan =
SP TP
QS RT
d. QS : QP = RT : RP atau dapat ditulis dengan =
QP RP
Perhatikanlah perbandingan segmen pada segitiga PQR di atas.

PS : PQ = PT : PR

SQUT adalah jajargenjang, sehingga ST = QU

PS : PQ = ST : QR

Jika kedua perbandingan tersebut diterapkan pada segitiga, maka diperoleh PS :

PS PT ST
PQ = PT : PR = ST : QR atau dapat ditulis dengan = =
PQ PR QR

Amati benda yang memiliki sudut yang ada di sekelilingnya, seperti kuda-kuda
bangunan, jendela rumah, pigura, sudut ruangan, dan lain-lain. Alat yang digunakan
untuk mengukur besar sudut yaitu busur derajat. Besar sudut dinyatakan dalam satuan
derajat (° ¿, ada ukuran yang lebih kecil dari derajat, yakni menit ( ʹ ) dan detik ¿ hubungan
antara derajat, menit, dan detik yaitu:

1 1
(a) 1° = 60ʹ atau 1ʹ = derajat ; (b) 1ʹ = 60° atau 1ʺ = menit ; dan (c) 1° = 60ʹ = 60
60 60
×60 ʺ =3.600° .

Besar suatu sudut 60 derajat 45 menit ditulis dengan 60° 45 ʹ dan besar suatu
sudut 120 derajat 30 menit 45 detik ditulis dengan 120 ° 30 ' 45 perhatikanlah beberapa
contoh berikut, untuk mengetahui cara menghitungnya.

 10°=10 × 60' =600' =36.000


 45,5 °=45 ° 30 ' ( 0,5 °=30 ° ) .
45
 ( ( ))
88 ° 45' =88,75 ° 45' =
60
°

 57 ° 30 ' 90 =57°31'30 left (60°=1' right )

1. Penjumlahan Dan Pengurangan Besaran Sudut

Seperti pada bilangan bulat, operasi penjumlahan dan pengurangan juga dapat dilakukan
terhadap besaran sudut. Untuk dapat menjumlahkan dan mengurangkan besaran sudut,
perlu diperhatikan tingkatan ukuran sudut, yakni derajat, menit dan detik. Perhatikan
contoh berikut.
Contoh Soal 8.2

Hitunglah 21 ° 45' 25 +15°35'20

Pembahasan :

Susun bilangan dalam ukuran derajat sesuai dengan tingkatannya.

21 ° 45' 25 +15°35'20=36 ° 90 ' 50


36 ° 90 ' 50 dapat diubah menjadi 37 ° 30' 50 (karena 1°=60')

2. Penamaan Sudut

Sudut dibentuk oleh dua sinar atau garis yang berimpit atau berpotongan di Suatu titik.
Titik ini disebut titik pangkal. Pada gambar berikut, sudut dibentuk oleh sinar garis PQ
dan QR dengan titik pangkal Q.

Sinar PQ dan sinar QR dinamai kaki sudut, dan Q merupakan titik sudut.
Besarnya daerah PQR disebut daerah sudut PQR atau besar sudut PQR, ditulis dengan
m∠ PQR , dengan ∠ merupakan simbol untuk sudut.

Ada dua cara untuk menamai sudut, yakni :

a. Sudut dapat disebut dengan tiga huruf berdasarkan kedua kakinya. Pada gambar
diatas, nama sudutnya ∠PQR atau ∠RQP.
b. Sudut dapat disebut satu huruf, yakni titik sudutnya. Pada gambar diatas, nama
sudutnya ∠Q.

3. Menggambar Sudut Dengan Busur Derajat

Langkah-langkah untuk menggambar ∠PQR yang besarnya 60°dengan menggunakan


alat busur derajat.

a. buatlah salah satu kaki sudutnya misalnya QP.


b. letakkan garis mendatar derajat pada QP (bukan garis tepi bawah busur)
sehingga titik tengah garis mendatar busur derajat berimpit dengan Q.
c. Pastikanlah bilangan 0 pada busur derajat berada pada garis QP. Carilah
bilangan 60 pada busur , karena 60°adalah sudut lancip dan QP di kanan maka
letaknya di skala bagian dalam. Pada bilangan 60 ini tentukanlah titik R.
d. Tariklah garis dari R ke Q, tentukanlah ∠PQR yang besarnya 60°.
Langkah-langkah yang sama dapat digunakan untuk menggambar sudut dengan besar
sudut selain 60 °.

4. Mengukur Sudut
ladalah sebagai berikut.
a. Letakkan garis mendatar busur derajat pada QP (bukan garis tepi bawah
busur), sehingga titik tengah garis mendatar busur derajat berimpit dengan Q .
b. Pastikanlah bilangan 0 pada busur derajat berada pada garis QP. Bacalah
skala yang dilewati oleh garis QR, yakni sebesar 30°.
c. ∠PQR besarnya 30° ,atau biasa ditulis dengan m∠ PQR=30 °(artinya besar
∠PQR adalah besar 30° ).

5. Memindahkan Sudut

Suatu sudut dengan besar sudut tertentu dapat dibuat kembali, sehingga membentuk
sudut baru yang ukuran sudutnya sama. Cara seperti ini disebut dengan memindahkan
sudut. Alat yang digunakan untuk memindahkan sudut ini berupa jangka dan
penggaris.

6.Membagi Sudut Menjadi Dua Bagian Yang Sama Besar


Misalkan pada ∠PQR akan dilukiskan garis bagi. Berikut ini langkah-
langkahnya .
a. Lukislah busur lingkaran dengan pusat Q sampai memotong kaki QP di titik A
dan memotong kaki QR di titik B.
b. Dengan menggunakan titik A dan B sebagai titik pusat, buatlah busur lingkaran
hingga saling memotong di titik C.
c. Lukislah garis yang melalui titik Q dan titik C. Garis QC merupakan garis yang
membagi ∠PQR menjadi dua sudut yang besarnya sama, yakni ∠PQC dan
1
∠CQR dan masing-masing besarnya m∠ PQR .
2
7. Sudut Dalam Satu Putaran

Lakukan kegiatan berikut untuk mengetahui apa yang dimaksud dalam suatu putaran.

Kegiatan 8.1

Judul kegiatan.

Menentukan besar sudut dalam satu putaran Lakukan langkah-langkah kerja


berikut.

1. Siapkan dua lembar karton dengan ukuran 3cm x 30cm


2. Buatlah sebuahlubang pada salah satu ujung karton
3. Satukan dua lembar karton tersebut dengan skrup hingga salah satu
lembar karton dapat berputar pada porosnya. Alat ini disebut mekano.
4. Dengan menggunakan mekano dan busur derajat, tentukan besar sudut
yang terbentuk oleh dua lembar karton tersebut pada seperempat
putaran, setengah putaran, tiga perempat putaran, dan putaran penuh

jenis kegiatan.

Diskusi kelompok

5. tuliskan hasilnya dalam tabel berikut

Banyaknya Seperempa Setengah Tiga Satu


putaran t putaran putaran perempat putaran
putaran penuh
Besar ..... ...... ...... ......
sudut
6. buatlah kesimpulan, kemudian jelaskan menurut pendapatmu.

Apabila kegiatan 8.1 tersebut dilakukan dengan benar, kamu akan mengetahui bahwa
sudut dalam satu putaran merupakan sudut-sudut yang diperoleh dari hasil perputaran
searah salah satu kaki sudut, sedangkan kaki sudut yang lainnya digunakan sebagai
acuan. Apabila kamu memutar sejauh seperempat lingkaran, akan diperoleh sudut
sebesar 90°, selanjutnya, apabila kamu memutar sejauh setengah lingkaran, akan
diperoleh sudut 180°, sedangkan apabila kamu memutar sejauh satu lingkaran penuh,
akan diperoleh sudut 360°.
8. Melukis Sudut Istimewa

Dalam geometri, ada sudut-sudut yang disebut dengan sudut istimewa. Sudut-sudut
istimewa ini besarnya 30 ° , 45° , 60 ° ,90 ° , 150° , 270 ° , dan 360 ° . sudut-sudut istimewa
ini dapat dilukis hanya dengan menggunakan jangka saja, tanpa menggunakan busur
derajat.

a. Melukis Sudut 90 °

misalkan akan dilukis ∠PQR, dengan m∠ PQR=90 ° .

1) Buatlah garis PQ, dan Q merupakan titik sudutnya.


2) Perpanjanglah garis PQ sampai diperoleh P
3) Buatlah busur setengah lingkaran dengan pusat Q yang memotong PQ di A dan
memotong QP’ di B
4) Buatlah busur lingkaran dengan pusat di A dan B dengan jari-jari lebih besar
daripada panjang QA, hingga kedua busur ini berpotongan di titik R.
5) Lukislah garis yang melalui Q dan R. Diperoleh ∠PQR, dengan m∠ PQR=90 °

b. Melukis Sudut 45°

Adapun langkah-langkah melukis sudut 45° adalah sebagai berikut.

1) Melukis ∠PQS yang besarnya 90 °


2) Selanjutnya melukis garis bagi ∠PQS, yakni garis QR, sehingga diperoleh
m∠ PQR=45°.

c. melukis sudut 60°

misalkan akan dilikis ∠PQR yang besarnya 60°

1) Buatlah garis PQ
2) Buatlah busur lingkaran dengan pusat P dan jari-jari PQ
3) Buatlah busur lingkaran dengan pusat Q dan jari-jari PQ, sehingga busur dengan
pusat P dan busur dengan pusat Q berpotongan di R
4) Hubungkanlah titik Q dan titik R, sehingga diperoleh ∠PQR yang besarnya 60° .
d. Melukis Sudut 30°

adapun langkah-langkah melukis sudut 30° adalah sebagai berikut.

1) Melukis ∠PQS yang besarnya 60°


2) Selanjutnya melukis garis bagi ∠PQS ,yakni garis QR, sehingga diperoleh
m∠ PQR=30 °

e. melukis sudut 150°

melukis sudut ∠PQR, dengan m∠ PQR=150 ° dapat dilakukan dengan terlebih dahulu
melukis sudut 90° . selanjutnya, pada salah satu kaki sudut 90° lukislah kembali sudut
60° sehingga diperoleh sudut 90 ° +60 °=150 °.

Langkah-langkah melukis sudut 150° . adalah sebagai berikut.

1) Melukis ∠PQS yang besarya 90°menggunakan langkah sebelumya


2) Selanjutnya, melukis ∠ SQRyang besarnya 60° dengan langkah sebelumnya
yang telah dipelajari sehingga diperoleh ∠PQR yang besarnya 150° .

f. melukis sudut 180°

misalkan akan dilukis ∠PQR, yang besarnya 180°. Melukis ∠PQR ,dengan
m∠ PQR=180 ° dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut.

1) Buatlah garis PQ
2) Selanjutnya perpanjang garis PQ, hingga diperoleh titik R ∠QPR merupakan
sudut yang membentuk setengah putaran yang besarnya 180°.

g. melukis sudut 270°


sudut 270° disebut juga dengan sudut refleks. Misalkan akan dilukis ∠PQR yang
besarnya 270°. Melukis sudut PQR, dengan m∠ PQR=270 °, dapat dilakukan dengan
langkah sebagai berikut.

1) Buatlah garis ∠PQT yang besarnya 180°


2) Selanjutnya dengan titik sudut Q dan QT. Lukislah susut yang besarnya 90° dan
namai sudut 90° tersebut dengan ∠TQR. Sehingga diperoleh sudut 270° .

h. Melukis Sudut 360 °

Melukis sudut yang besarnya 360 ° sama dengan artinya melukis sudut yang besarnya
satu putaran penuh. Adapun langkah-langkah melukis sudut 360 ° adalah sebagai
berikut :

1) Buatlah garis PQ.


2) Selanjutnya dengan pusat Q, buatlah busur lingkaran satu putaran penuh hingga
memotong kaki PQ di R. Diperoleh ∠ PQR=360 ° .

360 °

Q P Q R
P

(1) (2)

9. Jenis Jenis Sudut

Terdapat beberapa macam sudut berdasarkan besar sudutnya. Macam-macam sudut


tersebut dijelaskan sebagai berikut.

a. Sudut lancip adalah sudut yang terbentuk dari hasil perputaran antara nol hingga
kurang dari seperempat lingkaran.
b. Sust siku-siku adalah sudut yang terbentuk dari hasil perputaran sejauh
seperempat linkaran.
c. Sudut tumpul adalah sudut yang terbentuk dari hasil perputaran antara
seperempat lingkaran dan setengah lingkaran.
d. Susut lurus adalah sudut yang terbentuk dari hasil perputaran sejauh setengah
lingkaran.
e. Sudut refleks adalah sudut yang terbentuk dari hasil perputaran antara setengah
lingkaran dan satu lingkaran.

Jenis-jenis sudut berdasarkan besar sudutnya, antara lain :

a. Besar sudut lurus adalah 180 °


b. Besar sudut siku-siku adalah 90 °
c. Besar sudut lancip antara 0 ° sampai 90 °
d. Besar sudut tumpul antara 90 ° sampai 180 °
e. Besar sudut refleks antara 180 ° sampai 360 °

INFO
Geogebra adalah aplikasi open source yang didesain khusus untuk materi pengajaran
juga kegiatan belajar Geometri dan Aljabar.

C. Hubungan Antara Garis Dan Sudut

Beberapa hubungan antara dua sudut, antara lain:

A1 A2
p
A4 A3

B1 B2
q
B4 B3

1. Sudut-sudut sehadap : sudut-sudut yang menghadap ke arah yang sama. Contoh:


m∠ A1= m∠ B1.
2. Sudut-sudut dalam bersebrangan: sudut-sudut yang berada di antara (sisi dalam)
dua garis sejajar dan bersebrangan menurut garis yang memotong dua garis
sejajar. Contoh: m∠ A3= m∠ B1.
3. Sudut-sudut luar bersebrangan : sudut-sudut yang berada di luar dua garis
sejajar dan bersebrangan menurut garis yang memotong dua garis sejajar.
Contoh : m∠ A1= m∠ B3.
4. Sudut-sudut dalam sepihak : sudut-sudut yang berada di antara (sisi dalam) dua
garis sejajar dan berada pada sisi atau pihak yang sama terhadap garis yang
memotong dua garis sejajar. Contoh : m∠ A3+ m∠ B2= 180 °
5. Sudut-sudut luar sepihak : sudut-sudut yang berada di sisi luar dua garis sejajar
dan berada pada sisi atau pihak yang sama terhadap garis yang memotong dua
garis sejajar. Contoh : m∠ A2+ m∠ B3= 180 ° .

D. Hubungan Antarsudut
1. Sudut-Sudut yang Saling Berpenyiku (Berkomplemen)

Perhatikan gambar berikut.


A
2.
D

C
B
m∠ABC = 90 °

m∠ABD + m∠DBC = m∠ABC

m∠ABD + m∠DBC = 90 °

karena m∠ABD + m∠DBC = 90 ° , maka pasangan sudut ∠ABD dan ∠DBC


disebut saling berpenyiku (berkomplemen).
Contoh soal

Perhatikan gambar berikut.

G
I
J
H

Sudut GHJ merupakan sudut siku-siku. Jika m∠IHJ = x, tentukanlah x.

Pembahasan :

Menentukan x.

m∠GHJ = 90 °

m∠GHI + m∠IHJ = m∠GHJ

m∠GHI + m∠IHJ = 90 °
2x + x = 90 °
3x = 90 °
x = 30 °
Jadi, x = 30 °.

2. Sudut-Sudut yang Saling Berpelurus (Bersuplemen)

perhatikanlah gambar berikut

.
D

A B C

m∠ABC = 180 °

m∠ABD + m∠DBC = m∠ABC

m∠ABD + m∠DBC = 180 °


karena m∠ABD + m∠DBC = 180 ° , maka pasangan sudut ∠ABD dan ∠DBC
disebut saling berpelurus (bersuplemen).

3. Sudut-Sudut yang Saling Bertolak Belakang

Perhatikan gambar berikut.

B E
C

A D

∠ACB bertolak belakang dengan ∠DCE.

∠ACD bertolak belakang dengan ∠BCE.

Besar sudut yang bertolak belakang dapat ditenteukan berdasarkan hubungan


dua sudut yang saling berpelurus.
III. LANDASAN TEORI

Garis mempunyai panjang yang tak terbatas ke dua arah namun tidak mempunyai
lebar dan tebal.Garis diberi nama dengan huruf kecil dan ditulis dengan mencantumkan
nama dua titik yang terletak pada garis tersebut dan dilengkapi dengan garis di atas
kedua huruf dengan panah di ujung dan pangkal garis tersebut. Jika terdapat titik A dan
´ (Gambar 2.1).
B dengan A ≠ B, maka titik A dan B adalah titik-titik pada AB

g
A B

Gambar 2.1 Garis G yang melalui titik A dan B

Menurut Keedy, dkk (1967: 50), suatu ruas garis yang ditentukan oleh dua titik
berlainan A dan B didefinisikan sebagai himpunan titik-titik yang terdiri dari titik A dan
B sebagai ujung dan semua titik diantara titik A dan B. Sebuah ruas garis dengan ujung-
´ atau BA
ujung A dan B dilambangkan dengan AB ´ .

g
A B

Gambar 2.2 Ruas garis

Sudut adalah gabungan dua sinar garis yang mempunyai titik pangkal yang sama
(Rich dan Thomas, 2009: 4). Sinar garis-sinar garis tersebut merupakan kaki-kaki sudut,
dan titik pangkalnya merupakan titik sudut. Simbol untuk sudut adalah “∠”.
Besar atau ukuran sudut bergantung pada seberapa besar satu kaki sudut harus
dirotasi atau diputar terhadap titik sudutnya, sampai kaki sudut ini berhimpit dengan
kaki sudut yang lain. Ukuran sudut adalah banyaknya derajat yang dicakup sudut
tersebut. Satuan ukuran sudut yang biasa digunakan adalah derajat (°).

IV. ANALISIS KELEMAHAN ATAU KEKELIRUAN BUKU


V. KESIMPULAN
VI. KEPUSTAKAAN

Supriadi, Atang. 2018. Matematika untuk SMP/MTs Kelas VII. Bandung : Garfindo
Media Pratama.
VII. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai