Kelompok 13 :
NAMA MAHASISWA NIM
GILBERT SARDA SINAGA 5213530021
HUDAI HASNANDI 5223230010
1.1 PENDAHULUAN
Pada bab ini vektor pertama kali diperkenalkan sebagai benda geometri, yaitu berupa ruas garis berarah,
atau anak panah. Operasi penjumlahan, pengurangan, dan perkalian dengan skalar (bilangan real)
didefinisikan untuk segmen garis berarah ini. Sistem koordinat Kartesius Persegi Panjang dua dan tiga
dimensi kemudian diperkenalkan dan digunakan untuk memberikan representasi aljabar untuk segmen
garis berarah (atau vektor). Dua operasi baru pada vektor yang disebut perkalian titik dan perkalian silang
diperkenalkan. Beberapa teorema familiar dari geometri Euclidean dibuktikan dengan menggunakan
metode vektor.
1.2 SKALAR DAN VEKTOR
Beberapa besaran fisik seperti panjang, luas, volume, dan massa dapat sepenuhnya dideskripsikan oleh satu
bilangan real. Karena besaran-besaran ini dapat dijelaskan dengan memberikan hanya dengan memberikan
sebuah besaran, mereka disebut skalar. [Kata skalar berarti dapat diwakili oleh posisi pada sebuah garis;
hanya memiliki besaran]. Di sisi lain, besaran fisik seperti perpindahan, kecepatan, gaya, dan percepatan
membutuhkan besaran dan arah untuk mendeskripsikannya secara lengkap. Besaran-besaran tersebut
disebut vektor.
Jika Anda mengatakan bahwa sebuah mobil melaju dengan kecepatan 90 km/jam, Anda menggunakan
besaran skalar, yaitu angka 90 tanpa arah, untuk menggambarkan kecepatan mobil. Di sisi lain, jika Anda
mengatakan bahwa mobil tersebut melaju ke utara dengan kecepatan 90 km/jam, deskripsi Anda tentang
kecepatan mobil adalah besaran vektor karena mencakup besaran dan arah.
Untuk membedakan antara skalar dan vektor, kami akan menunjukkan skalar dengan huruf kecil miring
seperti a, b, c, dll. dan menyatakan vektor dengan huruf kecil tebal seperti u, v, w dll. Dalam skrip tulisan
tangan, cara membedakan antara vektor dan skalar ini harus dimodifikasi. Sudah menjadi kebiasaan untuk
membiarkan skalar sebagai skrip tulisan tangan biasa dan memodifikasi simbol yang digunakan untuk
mewakili vektor dengan menggaris bawahi, seperti u atau v, atau dengan menempatkan panah di atas
simbol, seperti u atau v.
1.2. Masalah
1. Tentukan apakah besaran skalar, besaran vektor, atau bukan keduanya yang tepat untuk
menggambarkan setiap situasi berikut.
a. Suhu di luar adalah 15º C.
b. Sebuah truk melaju dengan kecepatan 60 km/jam.
c. Air mengalir ke arah utara dengan kecepatan 5 km/jam.
d. Angin bertiup dari arah selatan.
e. Sebuah gaya vertikal ke atas sebesar 10 Newton diterapkan pada sebuah batu.
f. Batu tersebut bermassa 5 kilogram.
g. Kotak ini memiliki volume 0,25 m3.
h. Sebuah mobil melaju kencang ke arah timur.
i. Batu itu memiliki massa jenis 5 gram/cm3.
j. Sebuah buldoser memindahkan batu tersebut ke arah timur sejauh 15 m.
k. Angin bertiup dengan kecepatan 20 km/jam dari arah selatan.
l. Sebuah batu yang dijatuhkan ke dalam kolam tenggelam dengan laju 30 cm/detik.
1.3 REPRESENTASI GEOMETRI VEKTOR
Karena vektor ditentukan oleh besaran dan arah, vektor direpresentasikan secara geometris dalam ruang 2
atau 3 dimensi sesuai arahan segmen garis atau anak panah. Panjang anak panah sesuai dengan besarnya
vektor, sedangkan arah panah sesuai dengan arah vektor. Ekor panah
disebut titik awal vektor, sedangkan ujung panah disebut titik akhir vektor.
disebut titik akhir vektor. Jika vektor v memiliki titik P sebagai titik awal
dan titik Q sebagai titik akhirnya, kita akan menulis v = P →Q.
Vektor yang sama
Dua vektor u dan v, yang memiliki panjang dan arah yang sama, dikatakan sebagai vektor yang sama
meskipun mereka memiliki titik awal dan titik akhir yang berbeda.Jika u dan v adalah vektor yang sama,
kita menulis u = v.
Jika AB digunakan untuk menyatakan vektor dari titik A ke titik B, maka vektor dari titik B ke titik A
dilambangkan dengan BA, dan B = - AB.
Perbedaan dua vektor
Jika u dan v adalah dua buah vektor, kita mendefinisikan selisih u dan v, yang dilambangkan dengan u -
v, sebagai vektor u + (-v). Untuk membuat vektor u - v, kita dapat menggunakan salah satu dari
(i) membuat jumlah vektor u dan vektor -v; atau
(ii) memposisikan u dan v sehingga titik awalnya berimpit; kemudian vektor dari titik terminal v ke titik
terminal u adalah vektor u - v.
Paralel vektor
vektor v dan cv adalah paralel satu sama lain. Arahnya berimpit jika c > 0 dan arahnya berlawanan satu
sama lain jika c < 0. Jika u dan v adalah vektor-vektor yang sejajar, maka ada sebuah skalar c sedemikian
sehingga u = cv. Sebaliknya, jika u = cv dan c ≠ 0, maka u dan v adalah vektor-vektor yang sejajar.
Contoh
Misalkan O, A, dan B adalah 3 titik pada bidang. Misalkan OA = a dan biarkan OB = b. Temukan ekspresi
untuk vektor BA dalam bentuk vektor a dan b.
Solusi
Contoh Buktikan bahwa garis yang menghubungkan titik tengah dua sisi segitiga adalah sejajar dan
setengah panjang sisi ketiga segitiga.
Solusi
Misalkan diberikan ∆ ABC. Misalkan M adalah titik tengah sisi AC dan misalkan N adalah titik tengah
1 1 1 1
sisi BC. Maka MN = MC+CN = 2 AC + CB = (AC+CB) = 𝐴𝐵. Hal ini menunjukkan bahwa MN
2 2 2
adalah setengah dari panjang AB dan juga bahwa MN sejajar dengan AB [karena kedua vektor MN dan
1
𝐴𝐵 sama, mereka memiliki arah yang sama dan karenanya adalahsejajar, jadi MN dan AB juga akan
2
sejajar].
Contoh
Misalkan M adalah titik tengah dari segmen garis PQ. Misalkan O adalah sebuah titik yang tidak terletak
1 1
pada garis PQ. Buktikan bahwa OM = 2 𝑂𝑃 + 𝑂𝑄.
2
Solusi
1.3 Masalah
1. Untuk setiap diagram berikut, temukan ekspresi untuk vektor c dalam hal vektor a dan b.
2. Biarkan OACB menjadi jajaran genjang yang ditunjukkan. Misalkan a = OA dan misalkan b = OB.
Temukan ekspresi untuk diagonal OC dan AB dalam hal vektor a dan b.
3. Misalkan ABC adalah sebuah segitiga. Misalkan M adalah sebuah titik pada AC sehingga panjang
AM = ½ panjang MC. Misalkan N adalah sebuah titik pada BC sehingga panjang BN = ½ panjang
NC. Tunjukkan bahwa MN sejajar dengan AB dan bahwa panjang MN adalah 2⁄3 panjang AB.
4. Misalkan titik M membagi segmen garis AB dengan rasio t:s dengan t + s = 1. Misalkan O adalah
sebuah titik yang tidak terletak pada garis AB. Buktikan OM = s OA + t OB.
5. Buktikan bahwa diagonal-diagonal jajar genjang saling membagi dua.
6. Buktikan bahwa median sebuah segitiga adalah konkuren.
Dalam R3, jika A = (a1, a2, a3) dan B = (b1, b2, b3) maka AB = (b1 a1, b2 a2, b3 a3).
Contoh
Jika A = (1, 2, 3) dan B = (4, 6, 9), maka AB = (4 -1, 6 - 2, 9 - 3) = (3, 4, 6).
Panjang sebuah vector
Jika v = (v1, v2) maka panjang v sama dengan panjang segmen garis berarah dari titik asal (0, 0) ke titik
(v1, v2). Kita akan menggunakan simbol ‖𝑣‖ untuk menyatakan panjang vektor v. Dengan menggunakan
teorema Pythagoras untuk segitiga siku-siku kita dapat menghitung panjangnya menjadi √𝑣12 𝑣22
sehingga kita memiliki rumus ‖𝑣‖ = √𝑣12 𝑣22 . Argumen serupa untuk vektor v = (v1, v2, v3) di R3 dengan
menggunakan teorema Pythagoras dua kali, memberikan ‖𝑣‖ = √𝑣12 𝑣22 .
Vektor satuan
Jika v|𝑐 | = 1, kita katakan v adalah vektor satuan. Karena panjang sebuah vektor adalah besaran positif,
panjang vektor cv adalah |𝑐 | ‖𝑣 ‖ . Untuk menemukan vektor satuan dalam arah yang diberikan vektor v,
1 1
kalikan vektor v dengan scalar ‖𝑣‖ . Vektor yang dihasilkan ‖𝑣‖ adalah sebuah vektor satuan vektor satuan
1
dalam arah v. Vektor satuan dalam arah yang berlawanan dengan v adalah -‖𝑣‖ .
1.6 PRODUK TITIK (PRODUK SKALAR)
Hasil kali titik adalah metode untuk mengalikan dua vektor. Karena hasil dari perkalian adalah skalar, dot
product kadang-kadang disebut sebagai produk skalar. Hasil kali titik akan digunakan untuk mencari sudut
antara dua vektor dan memiliki aplikasi dalam mencari jarak antara titik dan garis, titik dan bidang, dll.
Jika u = (u1, u2) dan v = (v1, v2) adalah dua vektor dalam R2 kita mendefinisikan hasil kali titik (dot product)
mereka, dilambangkan u ∙ v , sebagai berikut: u ∙ v = u1v1 + u2v2.
Jika u = (u1, u2, u3) dan v = (v1, v2, v3) adalah dua buah vektor dalam R3 , kita mendefinisikan dot product
mereka menjadi menjadi u ∙ v = u1v1 + u2v2 + u3v3.
Sudut antara dua vektor
Teorema sebelumnya memberikan metode untuk menemukan kosinus sudut antara dua vektor dan
karenanya menemukan sudut antara dua vektor. Penyelesaian u ∙ v = ‖𝒖‖‖𝒗‖ cos θ untuk cos θ
𝑢∙ 𝑣
memberikan rumus cos θ = ‖𝑢‖‖𝑣‖.
Vektor ortogonal
Vektor u dan v dikatakan ortogonal atau tegak lurus satu sama lain jika keduanya bertemu di sudut siku-
siku. Jika u dan v ortogonal, maka u ∙ v = ‖𝒖‖‖𝒗‖ cos(π/2) = 0 . [Karena cos (π/2) = 0]. Sebaliknya, jika
u ∙ v = 0 kita harus memiliki u = 0 atau v = 0 atau u ⊥ v. Karena vektor nol vektor 0 dapat memiliki arah
apapun, kita akan setuju bahwa 0 adalah ortogonal terhadap vektor manapun. Oleh karena itu kita katakan
bahwa u dan v adalah ortogonal jika dan hanya jika u ∙ v = 0.
Vektor normal
Jika l adalah sebuah garis di R2 atau dalam R3 dan n adalah sebuah vektor yang ortogonal terhadap garis l,
kita sebut n sebuah vektor normal terhadap garis l.
‖𝑢‖sin θ Oleh karena itu, luas A diberikan oleh A = alas × tinggi = ‖𝑣‖
‖𝑢‖ sinθ = ‖𝑢 × 𝑣‖.
Volume paralelepiped
Paralelepiped adalah benda padat (3 dimensi) yang memiliki enam sisi dengan pasangan yang berlawanan
dari sisi-sisi tersebut merupakan jajaran genjang yang kongruen. Sebuah paralelepiped dapat ditentukan
dengan memberikan 3 vektor u, v, dan w yang membentuk 3 sisi yang berasal dari sebuah titik yang sama.
Volume volume dari parallelepiped adalah luas dari alas × tinggi. Luas alasnya adalah luas jajar genjang
dengan u dan v sebagai sisi-sisi yang berdekatan dan sama dengan ‖u × v‖ . Tinggi adalah panjang
proyeksi w ke u×v =
tapi =
|w ∙(u × v)|
Dengan demikian volume paralelepiped adalah V = ‖u × v ‖ ‖𝑢×v‖
= |𝑤 ∙ (u × v)|.