Anda di halaman 1dari 12

TERJEMAHAN BAHAN AJAR VEKTOR

Kelompok 13 :
NAMA MAHASISWA NIM
GILBERT SARDA SINAGA 5213530021
HUDAI HASNANDI 5223230010

DOSEN PENGAMPU : AZMI RIZKI LUBIS S,Pd,.M.T


MATA KULLIAH : MEDAN ELEKTROMAGNETIK

JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK ELEKTRO


PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
BAB I
GEOMETRI VEKTOR

1.1 PENDAHULUAN
Pada bab ini vektor pertama kali diperkenalkan sebagai benda geometri, yaitu berupa ruas garis berarah,
atau anak panah. Operasi penjumlahan, pengurangan, dan perkalian dengan skalar (bilangan real)
didefinisikan untuk segmen garis berarah ini. Sistem koordinat Kartesius Persegi Panjang dua dan tiga
dimensi kemudian diperkenalkan dan digunakan untuk memberikan representasi aljabar untuk segmen
garis berarah (atau vektor). Dua operasi baru pada vektor yang disebut perkalian titik dan perkalian silang
diperkenalkan. Beberapa teorema familiar dari geometri Euclidean dibuktikan dengan menggunakan
metode vektor.
1.2 SKALAR DAN VEKTOR
Beberapa besaran fisik seperti panjang, luas, volume, dan massa dapat sepenuhnya dideskripsikan oleh satu
bilangan real. Karena besaran-besaran ini dapat dijelaskan dengan memberikan hanya dengan memberikan
sebuah besaran, mereka disebut skalar. [Kata skalar berarti dapat diwakili oleh posisi pada sebuah garis;
hanya memiliki besaran]. Di sisi lain, besaran fisik seperti perpindahan, kecepatan, gaya, dan percepatan
membutuhkan besaran dan arah untuk mendeskripsikannya secara lengkap. Besaran-besaran tersebut
disebut vektor.
Jika Anda mengatakan bahwa sebuah mobil melaju dengan kecepatan 90 km/jam, Anda menggunakan
besaran skalar, yaitu angka 90 tanpa arah, untuk menggambarkan kecepatan mobil. Di sisi lain, jika Anda
mengatakan bahwa mobil tersebut melaju ke utara dengan kecepatan 90 km/jam, deskripsi Anda tentang
kecepatan mobil adalah besaran vektor karena mencakup besaran dan arah.
Untuk membedakan antara skalar dan vektor, kami akan menunjukkan skalar dengan huruf kecil miring
seperti a, b, c, dll. dan menyatakan vektor dengan huruf kecil tebal seperti u, v, w dll. Dalam skrip tulisan
tangan, cara membedakan antara vektor dan skalar ini harus dimodifikasi. Sudah menjadi kebiasaan untuk
membiarkan skalar sebagai skrip tulisan tangan biasa dan memodifikasi simbol yang digunakan untuk
mewakili vektor dengan menggaris bawahi, seperti u atau v, atau dengan menempatkan panah di atas
simbol, seperti u atau v.
1.2. Masalah
1. Tentukan apakah besaran skalar, besaran vektor, atau bukan keduanya yang tepat untuk
menggambarkan setiap situasi berikut.
a. Suhu di luar adalah 15º C.
b. Sebuah truk melaju dengan kecepatan 60 km/jam.
c. Air mengalir ke arah utara dengan kecepatan 5 km/jam.
d. Angin bertiup dari arah selatan.
e. Sebuah gaya vertikal ke atas sebesar 10 Newton diterapkan pada sebuah batu.
f. Batu tersebut bermassa 5 kilogram.
g. Kotak ini memiliki volume 0,25 m3.
h. Sebuah mobil melaju kencang ke arah timur.
i. Batu itu memiliki massa jenis 5 gram/cm3.
j. Sebuah buldoser memindahkan batu tersebut ke arah timur sejauh 15 m.
k. Angin bertiup dengan kecepatan 20 km/jam dari arah selatan.
l. Sebuah batu yang dijatuhkan ke dalam kolam tenggelam dengan laju 30 cm/detik.
1.3 REPRESENTASI GEOMETRI VEKTOR
Karena vektor ditentukan oleh besaran dan arah, vektor direpresentasikan secara geometris dalam ruang 2
atau 3 dimensi sesuai arahan segmen garis atau anak panah. Panjang anak panah sesuai dengan besarnya
vektor, sedangkan arah panah sesuai dengan arah vektor. Ekor panah
disebut titik awal vektor, sedangkan ujung panah disebut titik akhir vektor.
disebut titik akhir vektor. Jika vektor v memiliki titik P sebagai titik awal
dan titik Q sebagai titik akhirnya, kita akan menulis v = P →Q.
Vektor yang sama
Dua vektor u dan v, yang memiliki panjang dan arah yang sama, dikatakan sebagai vektor yang sama
meskipun mereka memiliki titik awal dan titik akhir yang berbeda.Jika u dan v adalah vektor yang sama,
kita menulis u = v.

Jumlah Dari Dua Vektor


Jumlah dua vektor u dan v, ditulis u + v adalah vektor ditentukan sebagai berikut. Tempatkan vektor v
sehingga titik awalnya awal bertepatan dengan titik akhir vektor u. Vektor u + v adalah vektor yang titik
awalnya adalah titik awal awal dari u dan titik akhirnya adalah titik akhir dari v.
Vektor Nol
Vektor nol, dilambangkan 0, adalah vektor yang panjangnya 0. Karena vektor dengan panjang 0 tidak
memiliki arah yang terkait dengannya, kita akan setuju bahwa arahnya berubah-ubah; artinya vektor ini
dapat diberi arah ke mana pun yang kita pilih. Vektor nol memenuhi sifat: v + 0 = 0 + v = v untuk setiap
vektor v.
Negatif dari sebuah vektor
Jika u adalah vektor bukan nol, kita mendefinisikan negatif dari u, dilambangkan dengan -u, sebagai
vektor yang besarnya (atau panjangnya) sama dengan besar (atau panjang) vektor u, tetapi arahnya
berlawanan dengan u.

Jika AB digunakan untuk menyatakan vektor dari titik A ke titik B, maka vektor dari titik B ke titik A
dilambangkan dengan BA, dan B = - AB.
Perbedaan dua vektor
Jika u dan v adalah dua buah vektor, kita mendefinisikan selisih u dan v, yang dilambangkan dengan u -
v, sebagai vektor u + (-v). Untuk membuat vektor u - v, kita dapat menggunakan salah satu dari
(i) membuat jumlah vektor u dan vektor -v; atau
(ii) memposisikan u dan v sehingga titik awalnya berimpit; kemudian vektor dari titik terminal v ke titik
terminal u adalah vektor u - v.

Mengalikan vektor dengan skalar


Jika v adalah vektor tak nol dan c adalah skalar tak nol, kita mendefinisikan hasil kali c dan v, dilambangkan
cv, sebagai vektor yang panjangnya |𝑐 | kali panjang v dan yang arahnya sama dengan v jika c > 0 dan
berlawanan dengan v jika c < 0. Kita mendefinisikan cv = 0 jika c = 0 atau jika v = 0.

Paralel vektor

vektor v dan cv adalah paralel satu sama lain. Arahnya berimpit jika c > 0 dan arahnya berlawanan satu
sama lain jika c < 0. Jika u dan v adalah vektor-vektor yang sejajar, maka ada sebuah skalar c sedemikian
sehingga u = cv. Sebaliknya, jika u = cv dan c ≠ 0, maka u dan v adalah vektor-vektor yang sejajar.
Contoh
Misalkan O, A, dan B adalah 3 titik pada bidang. Misalkan OA = a dan biarkan OB = b. Temukan ekspresi
untuk vektor BA dalam bentuk vektor a dan b.
Solusi

Contoh Buktikan bahwa garis yang menghubungkan titik tengah dua sisi segitiga adalah sejajar dan
setengah panjang sisi ketiga segitiga.
Solusi
Misalkan diberikan ∆ ABC. Misalkan M adalah titik tengah sisi AC dan misalkan N adalah titik tengah
1 1 1 1
sisi BC. Maka MN = MC+CN = 2 AC + CB = (AC+CB) = 𝐴𝐵. Hal ini menunjukkan bahwa MN
2 2 2

adalah setengah dari panjang AB dan juga bahwa MN sejajar dengan AB [karena kedua vektor MN dan
1
𝐴𝐵 sama, mereka memiliki arah yang sama dan karenanya adalahsejajar, jadi MN dan AB juga akan
2

sejajar].

Contoh
Misalkan M adalah titik tengah dari segmen garis PQ. Misalkan O adalah sebuah titik yang tidak terletak
1 1
pada garis PQ. Buktikan bahwa OM = 2 𝑂𝑃 + 𝑂𝑄.
2

Solusi

1.3 Masalah
1. Untuk setiap diagram berikut, temukan ekspresi untuk vektor c dalam hal vektor a dan b.

2. Biarkan OACB menjadi jajaran genjang yang ditunjukkan. Misalkan a = OA dan misalkan b = OB.
Temukan ekspresi untuk diagonal OC dan AB dalam hal vektor a dan b.
3. Misalkan ABC adalah sebuah segitiga. Misalkan M adalah sebuah titik pada AC sehingga panjang
AM = ½ panjang MC. Misalkan N adalah sebuah titik pada BC sehingga panjang BN = ½ panjang
NC. Tunjukkan bahwa MN sejajar dengan AB dan bahwa panjang MN adalah 2⁄3 panjang AB.
4. Misalkan titik M membagi segmen garis AB dengan rasio t:s dengan t + s = 1. Misalkan O adalah
sebuah titik yang tidak terletak pada garis AB. Buktikan OM = s OA + t OB.
5. Buktikan bahwa diagonal-diagonal jajar genjang saling membagi dua.
6. Buktikan bahwa median sebuah segitiga adalah konkuren.

1.4 SISTEM KOORDINAT


Untuk mempelajari lebih lanjut tentang vektor, kita perlu mempertimbangkan vektor sebagai entitas aljabar
dengan memperkenalkan sistem koordinat untuk vektor. Sebuah sistem koordinat koordinat adalah
kerangka acuan yang digunakan sebagai standar untuk mengukur jarak dan arah. Jika kita bekerja dengan
vektor dalam ruang dua dimensi, kita akan menggunakan sistem koordinat dua sistem koordinat Kartesius
persegi panjang berdimensi. Jika kita bekerja dengan vektor dalam ruang tiga dimensi, sistem koordinat
yang kita gunakan adalah sistem koordinat Kartesius persegi panjang tiga dimensi. Untuk memahami
sistem koordinat persegi panjang dua dan tiga dimensi ini, pertama-tama kita akan memperkenalkan sistem
koordinat satu dimensi juga dikenal sebagai garis bilangan real.
Misalkan R menyatakan himpunan semua bilangan real. Misalkan l adalah sebuah garis yang diberikan.
Kita dapat membuat sebuah hubungan satu-satu antara bilangan real R dan titik-titik pada l sebagai berikut.
Pilih sebuah titik O, yang akan disebut titik asal, pada garis l. Untuk titik ini kita mengasosiasikan angka
0. Pilih satuan panjang dan gunakan untuk menandai titik-titik yang berjarak sama pada titik-titik pada
salah satu sisi O. Titik-titik pada salah satu sisi O, yang disebut sisi positif, diberi angka 1, 2, 3, dst.
sedangkan titik-titik di sisi lain O, yang disebut sisi negatif adalah diberi angka -1, -2, -3 dll. Sebuah
korespondensi satu-satu sekarang ada di antara antara semua bilangan real R dan titik-titik pada l. Garis
yang dihasilkan disebut garis bilangan real atau lebih sederhananya garis bilangan dan bilangan yang
terkait dengan titik tertentu pada garis tersebut disebut koordinatnya. Kita baru saja membangun sebuah
sistem koordinat satu dimensi.

Sistem koordinat Kartesius persegi panjang dua dimensi


Sistem koordinat Kartesius dua dimensi memiliki dua kerangka acuan garis bilangan yang berpotongan
pada sudut siku-siku. Garis angka horizontal disebut sumbu-x dan garis angka vertikal adalah sumbu-y.
Titik perpotongan kedua sumbu tersebut disebut titik asal dan dilambangkan dengan O. Untuk setiap titik
P dalam ruang dua dimensi, kita mengasosiasikan pasangan terurut dari bilangan real (x, y) yang disebut
koordinat titik tersebut. Bilangan x disebut koordinat x dari titik tersebut dan bilangan y adalah koordinat
y dari titik tersebut. Koordinat x adalah jarak horizontal titik P dari sumbu y, sedangkan koordinat y adalah
jarak vertikal titik P dari sumbu x. Himpunan semua pasangan terurut dari bilangan real dilambangkan
dengan R2.
Sistem koordinat Kartesius persegi panjang tiga dimensi
Sistem koordinat Kartesius tiga dimensi memiliki kerangka acuan tiga garis bilangan yang berpotongan
pada sudut siku-siku di titik O yang disebut titik asal. Garis-garis angka tersebut disebut sumbu x, sumbu
y, dan sumbu z. Untuk setiap titik P dalam ruang tiga dimensi, kita mengasosiasikan tiga bilangan real (x,
y, z) yang terurut yang disebut koordinat titik tersebut. Angka x adalah jarak titik P dari bidang koordinat
yz. Angka y adalah jarak titik P dari bidang koordinat-xz. Angka z adalah jarak titik P dari bidang
koordinat-xy. Himpunan semua bilangan real terurut tiga kali lipat dilambangkan dengan R3. Ketika
sumbu-sumbu koordinat diberi label seperti yang ditunjukkan pada diagram berikut, sistem koordinat
dikatakan sebagai Cartesian tangan kanan sistem koordinat.

Sistem koordinat Kartesius tangan kanan


Sistem koordinat Kartesius tangan kanan adalah sistem
koordinat yang sumbu koordinatnya diberi label sedemikian rupa
sehingga jika kita melengkungkan jari-jari di tangan kanan kita
sehingga menunjuk dari sumbu x positif ke arah sumbu y positif,
ibu jari akan menunjuk ke arah sumbu z positif. [Jika ibu jari
menunjuk ke arah yang berlawanan dengan arah sumbu z positif,
koordinatnya adalah sistem koordinat kidal].
1.4 Masalah
1. Gambarkan sistem koordinat Kartesius tiga dimensi dengan tangan kanan, dan plot titik-titik berikut
dengan koordinat yang diberikan.
a. P (2, 1, 3) b. Q (3, 4, 5) c. R (2, 1, 2) d. S (0, 2, 1)
2. Sebuah kubus memiliki satu titik di titik asal, dan titik yang berlawanan secara diagonal adalah titik
dengan koordinat (1, 1, 1). Tentukan koordinat titik-titik sudut lainnya dari kubus tersebut.
3. Sebuah persegi panjang paralelepiped (kotak) memiliki satu titik sudut di titik asal dan titik sudut yang
berseberangan secara diagonal pada titik (2, 3, 1) Tentukan koordinat titik-titik lainnya.
4. Sebuah limas memiliki alas persegi yang terletak pada bidang koordinat xy. Simpul-simpul yang
berseberangan secara diagonal pada alas persegi tersebut terletak pada titik-titik dengan koordinat (0, 0, 0)
dan (2, 2, 0). Tinggi limas adalah 2 unit. Tentukan koordinat titik-titik puncak lainnya dari piramida
tersebut. [Asumsikan bahwa puncak limas terletak tepat di atas pusat alas persegi].
5. Tetrahedron biasa adalah bentuk padat dengan 4 sisi, masing-
masing yang masing-masing merupakan segitiga sama sisi. Jika sebuah
tetrahedron beraturan memiliki satu sisi yang terletak pada bidang
koordinat xy dengan titik-titik sudut di (0, 0, 0) dan (0, 1, 0), tentukan
koordinat dua titik sudut lainnya jika semua koordinatnya
Nonnegative.

1.5 MENDEFINISIKAN VEKTOR SECARA ALJABAR


Karena vektor hanya ditentukan oleh besarnya dan arahnya, setiap vektor yang diberikan dapat direlokasi
sehubungan dengan terhadap sistem koordinat yang diberikan sehingga titik awalnya berada di asal O.
Vektor seperti itu dikatakan dalam posisi standar. Ketika sebuah vektor v yang diberikan berada dalam
posisi standar ada titik terminal unik P sedemikian rupa sehingga v = OP . Hubungan tunggal antara vektor
v dan titik terminal P memungkinkan kita untuk memberikan definisi aljabar untuk vektor v. Jika v adalah
sebuah vektor dalam ruang dua dimensi dan P(a, b) adalah titik unik P sedemikian sehingga v = OP , maka
kita akan mengidentifikasikan vektor v dengan pasangan terurut bilangan real (a, b) dan menulis v = (a, =
b). Demikian pula jika v adalah sebuah vektor dalam ruang tiga dimensi dan P(a, b, c) adalah titik unik P
sehingga v = OP , maka kita akan mengidentifikasi v dengan urutan tiga bilangan real (a, b, c) dan menulis
v = (a, b, c). Vektor dua dimensi v = (a, b) dikatakan memiliki komponen a dan b dan vektor tiga dimensi
v = (a, b, c) dikatakan memiliki komponen a, b dan c.
Untuk menghindari kebingungan, ketika berurusan dengan komponen beberapa vektor pada saat yang
sama, biasanya komponen-komponen vektor yang diberikan dituliskan dengan huruf kecil yang sesuai
dengan huruf yang digunakan untuk menunjukkan vektor tersebut. Dengan demikian kita akan menulis v
= (v1, v2) jika v adalah sebuah vektor dalam R2 dan v = (v1, v2, v3) jika v adalah sebuah vektor di R3.
Vektor yang sama
Jika vektor u dan v yang sama terletak sedemikian rupa sehingga titik awalnya berada di titik asal, maka
titik akhirnya akan sama, dan karenanya komponen yang sesuai dari u dan v harus harus sama satu sama
lain. Dengan demikian u = v dalam R2 jika dan hanya jika u1 = v1 dan u2 = v2 sedangkan untuk vektor-
vektor dalam R3 u = v jika dan hanya jika u1 = v1, u2 = v2 dan u3 = v3.
Jumlah dari dua vector
Misalkan u = (u1, u2) dan v = (v1, v2) adalah dua buah vektor dalam R2 . Jika vektor-vektor tersebut terletak
sedemikian rupa sehingga titik awalnya berada di titik asal, maka titik-titik akhirnya adalah titik-titik
dengan koordinat (u1, u2) dan (v1, v2). Jika v sekarang
ditempatkan sedemikian rupa sehingga titik awalnya berada di
(u1, u2), yang merupakan titik akhir dari u, maka titik akhir
dari v adalah titik dengan koordinat (u1+ v1, u2 + v2). Oleh
karena itu, u + v = (u1 + v1, u2 + v2). Argumen yang sama untuk
vektor-vektor u = (u1, u2, u3) dan v = (v1, v2, v3) dalam R3
memberikan u + v = (u1 + v1, u2 + v2, u3 + v3).
Contoh
Misalkan u = (1, 2, 3) dan v = (4, 1, 5), maka u + v = (1 + 4, 2 + 1, 3 + 5) = (5, 3, 8).
Mengalikan vektor dengan skalar
Jika u = (u1, u2) adalah sebuah vektor di R2 yang memiliki titik awal titik awal di titik asal, maka titik akhir
dari u adalah titik dengan koordinat (u1, u2). Jika c>0, maka vektor cu memiliki arah yang sama dengan u
dan berukuran c kali sepanjang u sehingga titik terminalnya
adalah titik dengan dengan koordinat (cu1, cu2). Argumen yang
sama berlaku jika c < 0, kecuali dalam kasus ini arahnya terbalik.
Pada kedua kasus tersebut, kita memiliki cu = (cu1, cu2).
Jika sebaliknya u adalah sebuah vektor di R3 maka argumen yang
sama akan menunjukkan bahwa cu = (cu1, cu2, cu3).
Contoh
Jika u = (3, 1, 2), maka 5u = (5 × 3, 5 × 1, 5 × 2) = (15, 5,10) .
Selisih dua vector
Vektor u ∙ v didefinisikan sama dengan jumlah vektor u + (-1)v.
Jika u = (u1, u2) dan v = (v1, v2) adalah dua buah vektor dalam R2 maka u ∙ v = (u1, u2) + (-1) (v1, v2) =
(u1, u2) + (-v1, -v2) = (u1 - v1, u2 - v2).
Demikian pula, dalam R3 kita memiliki u ∙ v = (u1 - v1, u2 - v2, u3 - v3).
Contoh
Jika u = (4,5,2) dan v = (2,-1,3) maka u ∙ v = (4 - 2, 5 - (-1), 2 - 3) = (2,6,-1).
Representasi vektor dari segmen garis terarah
Misalkan v = AB di mana A adalah titik dengan koordinat (a1, a2) dan B adalah titik dengan koordinat (b1,
b2).
Maka

Dalam R3, jika A = (a1, a2, a3) dan B = (b1, b2, b3) maka AB = (b1 a1, b2 a2, b3 a3).
Contoh
Jika A = (1, 2, 3) dan B = (4, 6, 9), maka AB = (4 -1, 6 - 2, 9 - 3) = (3, 4, 6).
Panjang sebuah vector
Jika v = (v1, v2) maka panjang v sama dengan panjang segmen garis berarah dari titik asal (0, 0) ke titik
(v1, v2). Kita akan menggunakan simbol ‖𝑣‖ untuk menyatakan panjang vektor v. Dengan menggunakan
teorema Pythagoras untuk segitiga siku-siku kita dapat menghitung panjangnya menjadi √𝑣12 𝑣22
sehingga kita memiliki rumus ‖𝑣‖ = √𝑣12 𝑣22 . Argumen serupa untuk vektor v = (v1, v2, v3) di R3 dengan
menggunakan teorema Pythagoras dua kali, memberikan ‖𝑣‖ = √𝑣12 𝑣22 .
Vektor satuan
Jika v|𝑐 | = 1, kita katakan v adalah vektor satuan. Karena panjang sebuah vektor adalah besaran positif,
panjang vektor cv adalah |𝑐 | ‖𝑣 ‖ . Untuk menemukan vektor satuan dalam arah yang diberikan vektor v,
1 1
kalikan vektor v dengan scalar ‖𝑣‖ . Vektor yang dihasilkan ‖𝑣‖ adalah sebuah vektor satuan vektor satuan
1
dalam arah v. Vektor satuan dalam arah yang berlawanan dengan v adalah -‖𝑣‖ .
1.6 PRODUK TITIK (PRODUK SKALAR)
Hasil kali titik adalah metode untuk mengalikan dua vektor. Karena hasil dari perkalian adalah skalar, dot
product kadang-kadang disebut sebagai produk skalar. Hasil kali titik akan digunakan untuk mencari sudut
antara dua vektor dan memiliki aplikasi dalam mencari jarak antara titik dan garis, titik dan bidang, dll.
Jika u = (u1, u2) dan v = (v1, v2) adalah dua vektor dalam R2 kita mendefinisikan hasil kali titik (dot product)
mereka, dilambangkan u ∙ v , sebagai berikut: u ∙ v = u1v1 + u2v2.
Jika u = (u1, u2, u3) dan v = (v1, v2, v3) adalah dua buah vektor dalam R3 , kita mendefinisikan dot product
mereka menjadi menjadi u ∙ v = u1v1 + u2v2 + u3v3.
Sudut antara dua vektor
Teorema sebelumnya memberikan metode untuk menemukan kosinus sudut antara dua vektor dan
karenanya menemukan sudut antara dua vektor. Penyelesaian u ∙ v = ‖𝒖‖‖𝒗‖ cos θ untuk cos θ
𝑢∙ 𝑣
memberikan rumus cos θ = ‖𝑢‖‖𝑣‖.

Vektor ortogonal
Vektor u dan v dikatakan ortogonal atau tegak lurus satu sama lain jika keduanya bertemu di sudut siku-
siku. Jika u dan v ortogonal, maka u ∙ v = ‖𝒖‖‖𝒗‖ cos(π/2) = 0 . [Karena cos (π/2) = 0]. Sebaliknya, jika
u ∙ v = 0 kita harus memiliki u = 0 atau v = 0 atau u ⊥ v. Karena vektor nol vektor 0 dapat memiliki arah
apapun, kita akan setuju bahwa 0 adalah ortogonal terhadap vektor manapun. Oleh karena itu kita katakan
bahwa u dan v adalah ortogonal jika dan hanya jika u ∙ v = 0.
Vektor normal
Jika l adalah sebuah garis di R2 atau dalam R3 dan n adalah sebuah vektor yang ortogonal terhadap garis l,
kita sebut n sebuah vektor normal terhadap garis l.

Jarak antara sebuah titik dan sebuah garis dalam R2


Untuk mencari jarak D antara sebuah titik P dan sebuah garis l di R2 , kita pilih sebuah titik Q pada garis
l, maka jarak D adalah panjang proyeksi dari QP pada n, vektor normal ke garis l.
Perhatikan bahwa |𝑄𝑃 ∙ 𝐧||𝑄𝑃 ∙ 𝐧| dan salah satu dari dua yang terakhir untuk jarak D dapat digunakan
secara bergantian.
1.7 PRODUK SILANG (PRODUK VEKTOR)
Pada bagian sebelumnya, kita telah diperkenalkan dengan dot product dari dua vektor. Hasilnya Hasil dari
perkalian titik dari dua vektor adalah besaran skalar. Sekarang kita akan memperkenalkan yang kedua
kedua untuk mengalikan dua vektor dari R3 yang menghasilkan besaran vektor. Simbol yang digunakan
untuk menunjukkan hasil kali ini adalah tanda silang ×, oleh karena itu dinamakan "hasil kali silang".
Karena Karena hasilnya adalah vektor, istilah "produk vektor" kadang-kadang digunakan untuk produk ini.
Hasil kali silang memiliki sejumlah aplikasi. Kita akan menggunakan hasil kali silang untuk mencari area
segitiga dan jajaran genjang. Ini juga akan digunakan untuk menghitung volume sebuah paralelepiped dan
kemudian untuk mencari jarak antara titik dan garis di R3 .
Perkalian silang (produk vektor)
Jika u = (u1, u2, u3) dan v = (v1, v2, v3) adalah dua vektor dalam R3 maka hasil kali silang u × v adalah
vektor dalam R3 yang didefinisikan sebagai berikut.
u × v = (u2v3-u3v2, u3v1-u1v3, u1v2-u2v1).
Teorema Misalkan u, v dan w adalah vektor-vektor di R3 . Maka u, v dan w memenuhi hal-hal berikut
sifat-sifat berikut.
(a) u × (v + w) = u × v + u × w
(b) (u + v) × w = u × w + v × w
(c) u × 0 = 0 × u = 0
(d) u × u = 0
Luas jajar genjang
Misalkan u dan v adalah sisi-sisi yang berdekatan pada jajaran genjang. Luas Luas jajar genjang adalah
panjang alas × tinggi. Dari diagram di samping, kita mengetahui bahwa panjang alasnya adalah ‖𝑣‖ dan

tingginya adalah h. Dari trigonometri kita dapatkan‖𝑢‖ = sinθ jadi h =

‖𝑢‖sin θ Oleh karena itu, luas A diberikan oleh A = alas × tinggi = ‖𝑣‖
‖𝑢‖ sinθ = ‖𝑢 × 𝑣‖.

Luas sebuah segitiga


Misalkan u dan v adalah sisi-sisi yang berdekatan dari sebuah segitiga.
Karena luas segitiga adalah setengah dari luas jajar genjang dengan u dan
v sebagai sisi-sisi yang berdekatan, maka luas segitiga adalah A=
1
‖𝑢 × v ‖ .
2

Volume paralelepiped
Paralelepiped adalah benda padat (3 dimensi) yang memiliki enam sisi dengan pasangan yang berlawanan
dari sisi-sisi tersebut merupakan jajaran genjang yang kongruen. Sebuah paralelepiped dapat ditentukan
dengan memberikan 3 vektor u, v, dan w yang membentuk 3 sisi yang berasal dari sebuah titik yang sama.
Volume volume dari parallelepiped adalah luas dari alas × tinggi. Luas alasnya adalah luas jajar genjang
dengan u dan v sebagai sisi-sisi yang berdekatan dan sama dengan ‖u × v‖ . Tinggi adalah panjang
proyeksi w ke u×v =
tapi =

|w ∙(u × v)|
Dengan demikian volume paralelepiped adalah V = ‖u × v ‖ ‖𝑢×v‖
= |𝑤 ∙ (u × v)|.

1.8 VEKTOR BASIS STANDAR UNTUK R3


Tiga vektor satuan berikut ini, yaitu i = (1,0,0), j = (0,1,0), dan k = (0,0,1), memiliki peran khusus dalam
R3. Ketiga vektor ini disebut vektor basis standar untuk R3. Setiap vektor dalam R3 dapat ditulis sebagai
kombinasi unik dari ketiga vektor ini sebagai berikut. Misalkan v = (a, b, c) adalah sebuah vektor
sembarang di R3 . Maka kita dapat menulis
v = (a, b, c) = (a, 0, 0) + (0, b, 0) + (0, 0, c) = a (1, 0, 0) + b (0, 1, 0) + c (0, 0, 1) = ai + bj + ck.
1.9 VEKTOR DALAM Rm
Kita telah melihat bahwa himpunan semua bilangan real R dapat diidentifikasikan dengan garis bilangan
satu dimensi; himpunan semua pasangan terurut bilangan real R2 dapat diidentifikasikan dengan bidang
dua dimensi dan bahwa himpunan semua tripel terurut dari bilangan real R3 dapat diidentifikasikan dengan
ruang tiga dimensi. Melanjutkan dengan cara ini akan menunjukkan bahwa himpunan semua fourtuple
terurut dapat diidentifikasikan dengan ruang empat dimensi dan secara lebih umum himpunan dari semua
m-tuple terurut dapat diidentifikasikan dengan sebuah ruang dimensi-m.
Kami menggunakan simbol Rm untuk menyatakan himpunan dari semua tuple-m terurut u = (u1, u2 , u3,
…. ,um ) . Kita akan menyebut mtuple sebagai vektor-vektor dalam ruang Rm dan entri-entri u1, u2, dst.
sebagai komponen-komponen dari vektor u tersebut.
Dua vektor dari Rm dikatakan sama jika komponen-komponen yang bersesuaian sama dengan satu sama
lain. Artinya, u = v jika dan hanya jika u1 = v1, u2 = v2, dst.
Kami mendefinisikan jumlah u dan v dengan u + v = (u1 + v1, u2+v2, +… +um+vm).
Kita mendefinisikan perkalian vektor v dengan skalar c sebagai cu = (cu1,cu2,….cum).
Panjang vektor u dilambangkan ‖𝒖‖ dan didefinisikan oleh ‖𝒖‖ =
Produk titik didefinisikan sebagai u ∙ v = u1 v1+ u2 v2 +…+umvm .
Jika u ∙ v = 0, kita mengatakan bahwa vektor u dan v saling ortogonal satu sama lain.
Perhatikan bahwa tidak ada produk silang yang didefinisikan untuk Rm ketika m ≠ 3.

Anda mungkin juga menyukai