Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MATERI ALJABAR LINEAR

Disusun oleh :

Muhammad Riza Al Firdaus


UNIVERSITAS ISLAM MAJAPAHIT

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Alhamdulillah dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya Tugas Materi Makalah Aljabar Linear ini dapat diselesaikan dengan penuh kesungguhan. Buku ini merupakan rangkuman kegiatan perkuliahan dari penulis selama penulis menuntut ilmu di Universitas Islam Majapahit(UNIM), Mojokerto. Tujuan dari pembuatan buku ini adalah supaya pembaca bisa memahami materi tentang aljabar linier materi materi lain yang menggunakan aljabar linear. Penulis menyadari bahwa buku ini massih belum sempurna dan masih banyak kesalahan kesalahan yang terjadi. Untuk itu, perlu adanya saran da kritik dari pembaca untuk perbaikan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak pihak yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan buku ini. Kita semua berharap semoga Materi Makalah aljabar linear ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

Mojokerto, 17 juli 2012

Penulis

DAFTAR ISI
1. VEKTOR...............................................................0 1 2. MATRIKS DAN OPERASINYA.............04

BAB 1

VEKTOR
Definisi
Vektor didefinisikan sebagai besaran yang memiliki arah. Kecepatan, gaya dan pergeseran merupakan contoh contoh dari vektor karena semuanya memiliki besar dan arah walaupun untuk kecepatan arahnya hanya positif dan negatif. Vektor dikatakan berada di ruang n ( Rn ) jika vektor tersebut mengandung n komponen. Jika vektor bearada di R2 maka dikatakan vektor berada di bidang, sedangkan jika vektor berada di R3 maka dikatakan vektor berada di ruang. Secara geometris, di bidang dan di ruang vektor merupakan segmen garis berarah yang memiliki titik awal dan titik akhir. Vektor biasa dinotasikan dengan huruf kecil tebal atau huruf kecil dengan ruas garis . Contoh :4.1.1

Dari gambar diatas terlihat beberapa segmen garis berarah ( vektor ) seperti AB , AC dan AD dengan A disebut sebagai titik awal , sedangkan titik B, C dan D disebut titik akhir. Vektor posisi didefinisikan sebagai vektor yang memiliki titik awal O ( untuk vektor di bidang , titik O adalah ( 0,0 )). Operasi operasi pada vektor A. Penjumlahan dua vektor Misalkan u dan v adalah vektor vektor yang berada di ruang yang sama , maka vektor ( u + v ) didefinisikan sebagai vektor yang titik awalnya = titik awal u dan titik akhirnya = titik akhir v . Contoh 4.2.1

Perhatikan gambar pada contoh 4.1.1 . Misalkan u = AB dan v BC , jika vektor w didefinisikan sebagai w = u + v , maka w akan memiliki titik awal = A dan titik akhir = C, jadi w merupakan segmen garis berarah AC. B. Perkalian vektor dengan skalar Vektor nol didefinisikan sebagai vektor yang memiliki panjang = 0. Misalkan u vektor tak nol dan k adalah skalar , k R . Perkalian vektor u dengan skalar k , k u didefinisikan sebagai vektor yang panjangnya u kali panjang u dengan arah : Jika k > 0 searah dengan u Jika k < 0 berlawanan arah dengan u Contoh :4.2.1

C. Perhitungan vektor Diketahui a dan b vektorvektor di ruang yang komponen komponennya adalah a = ( a1,a2,a3 ) dan b = ( b1,b2,b3 ) Maka a + b = (a1 +b1, a2+b2, a3+b3 ) a b = (a1 b1, a2 b2, a3 b3 ) k. a = ( ka1, ka2, ka3 ) Jika c = AB kemudian titik koordinat A = ( a1,a2,a3 ) dan B = ( b1,b2,b3 ) maka c= (b1 a1 , b2 a2, b3 a3 )

Hasil kali titik , panjang vektor dan jarak antara dua vektor Hasil kali titik dua vektor jika diketahui komponennya Diketahui a = ( a1,a2,a3 ) dan b = ( b1,b2,b3 ) , Hasil kali titik antara vektor a dan b didefinisikan sebagai : a . b =(a1.b1)+ (a2.b2) +(a3.b3) Hasil kali titik dua vektor jika diketahui panjang vektor dan sudut antara dua vektor Diketahui a dan b dua buah vektor yang memiliki panjang berturut turut a dan b sedangkan sudut yang dibentuk oleh kedua vektor adalah , sudut ini terbentuk dengan cara menggambarkan kedua vektor pada titik awal yang sama. Hasil kali titik antara vektor a dan b didefinisikan sebagai : a . b = a b cos , [ 0, ] Jadi hasil kali titik dua buah vektor berupa skalar. Dengan mengetahui besarnya , akan diketahui apakah hasil kali titik akan bernilai positif atau negatif a . b > 0 lancip , 0 < 90o a . b = 0 = 90o , a dan b saling tegak lurus a . b < 0 tumpul, 90o < 180o Contoh 4.3.1 Diketahui a = ( 1, 3 ) dan b = ( 3k, 1 ) Tentukan nilai k agar a dan b saling tegak lurus ! Jawab Agar adan bsaling tegak lurus, maka haruslah a . b = 0 a . b = 3k +3 = 0 k = 1

Panjang ( norm ) vektor dan jarak antara dua vektor Panjang vektor Dengan menggunakan operasi hasil kali titik jika diketahui komponen a = ( a1,a2,a3 ) didapatkan bahwa Dari definisi hasil kali titik lainnya , didapatkan bahwa , dalam hal ini sudut antara dan pastilahbernilai 0 karena keduanya saling berhimpit. Dari persamaan 1 dan 2 , didapatkan persamaan berikut :

Jarak antara dua vektor Jarak antara vektor adan b didefinisikan sebagai panjang dari vektor dan biasa dinotasikan dengan Secara geometris , dapat digambarkan seperti berikut ini :

Misalkan , maka jarak antara panjang dari ruas garis berarah . Contoh 4.3.2 Diketahui = ( 2, 1,1 ) dan dibentuk oleh dan ! Jawab

dan

merupakan

= ( 1,1,2 ) Tentukan besar sudut yang

Jadi sudut yang dibentuk antara dan adalah 600 Beberapa sifat yang berlaku dalam hasil kali titik

Proyeksi orthogonal Diketahui vektor a dan b adalah vektor vektor pada ruang yang sama seperti terlihat pada gambar dibawah ini :

Vektor a disusun dari dua vektor yang saling tegak lurus yaitu , jadi dapat dituliskan juga disebut sebagai vektor proyeksi orthogonal terhadap

dan

,Dari proses pembentukannya

karena merupakan hasil proyeksi secara orthogonal vektor terhadap , sedangkan disebut sebagai komponen dari a yang tegak lurus terhadap . Karena merupakan hasil proyeksi di maka dapat dituliskan , nilai k ini akan menentukan arah dan panjang dari dan adalah tumpul , maka tentunya nilai k akan berlawanan dengan arah . . Jika sudut antara

akan negatif ini juga berarti arah Menghitung Untuk menghitung

, harus dihitung terlebih dahulu nilai k. Dengan

menggunakan aturan hasil kali titik , diperoleh :

Perkalian silang vektor Sebelum membahas ke masalah perkalian silang dari dua buah vektor, akan dijelaskan beberapa definisi terlebih dahulu Vektor satuan Vektor satuan didefinisikan sebagai vektor yang memiliki panjang satu satuan. Di bidang , vektor satuan yang searah dengan sumbu x dan y dinyatakan sebagai = ( 1,0 ) dan = ( 0,1 ), sedangkan pada ruang ( R3) , vektor satuan yang searah sumbu x,y dan z adalah = ( 1,0,0 ) , = ( 0,1,0 ) dan = ( 0,0,1 ). Penulisan komponen dari vektor juga dapat menggunakan vektor satuan . Misalkan

Perkalian silang antara dua vektor di R3 Diketahui dan

Perkalian silang antara

dan

didefinisikan sebagai :

Hasil kali silang dari dua buah vektor akan menghasilkan suatu vektor tegak lurus terhadap dan . Sedangkan untuk mengetahui panjang dari vektor ini, akan dilakukan analisa yang lebih jauh untuk mengetahuinya . Kuadrat dari norm adalah

Atau

Nilai ini merupakan luas segi empat yang dibentuk ditunjukkan dari gambar berikut :

dan

seperti

Jadi hasil kali silang dua vektor dan akan menghasilkan suatu vektor yang tegak lurus terhadap dan serta memiliki panjang sama dengan luas dari segi empat yang dibentuk oleh vektor dan . Contoh 4.5.1 Diketahui = ( 1,2,1 ) dan = ( 2,2,3 ) Hitung luas segi empat yang dibentuk oleh Jawab Luas segi empat =

dan

Jadi luas segi empat =

Beberapa sifat yang berlaku dalm hasil kali silang

BAB 2

MATRIKS DAN OPERASINYA


1. PENJUMLAHAN MATRIKS CONTOH PROGRAM
#include <iostream.h> #include <conio.h> #include <iomanip.h> int A[2][2],B[2][2],C[2][2]; void inputmatriksA() {cout<<"Matriks A"<<endl; for (int i=0;i<2;i++) for (int j=0;j<2;j++) {cout<<"Elemen A ["<<(i+1)<<","<<(j+i)<<"]:"; cin>>A[i][j];}} void inputmatriksB() {cout<<"Matriks B"<<endl; for (int i=0;i<2;i++) for (int j=0;j<2;j++) {cout<<"Elemen B ["<<(i+1)<<","<<(j+i)<<"]:"; cin>>B[i][j];}} void tampilA() {cout<<"Matriks A"<<endl; for (int i=0;i<2;i++) {for (int j=0;j<2;j++) cout<<setw(2)<<A[i][j]<<" "; cout<<endl;}}

void tampilB() {cout<<"Matriks B"<<endl; for (int i=0;i<2;i++) {for (int j=0;j<2;j++) cout<<setw(2)<<B[i][j]<<" "; cout<<endl;}} void tampilC() {cout<<"Jumlah Matriks A & B"<<endl; for (int i=0;i<2;i++) {for (int j=0;j<2;j++) cout<<setw(2)<<C[i][j]<<" "; cout<<endl;}} void Jumlah() {for (int i=0;i<2;i++) {for (int j=0;j<2;j++) C[i][j]=A[i][j]+B[i][j]; cout<<endl;}} void main() { cout<<" Penjumlahan 2 Buah Matriks "<<endl; cout<<"======================================="<<en dl; inputmatriksA(); cout<<"======================================="<<en dl; inputmatriksB(); cout<<"======================================="<<en dl; cout<<endl;

cout<<" \tTampilan Matriks A "<<endl; cout<<"============================================ =========="<<endl; tampilA(); cout<<" \n\tTampilan Matriks B "<<endl;

cout<<"============================================ =========="<<endl; tampilB(); Jumlah(); cout<<" \nMaka Penjumlahan dari matriks diatas adalah "<<endl; cout<<"============================================ =========="<<endl; tampilC(); getch(); }

Anda mungkin juga menyukai