ANALISIS REAL
Sifat Aljabar R
DISUSUN OLEH
DOSEN PENGAMPUH
NOVA ELIZA SILAEN, S.Pd, M.Si
Puji dan syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul ”Sifat Aljabar R” ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu tugas perkuliahan yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah
Anilisis Real 1 oleh Ibu Nova Eliza Silaen, S.Pd, M.Si.
Saya berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita terutama sebagai calon pendidik yang
bertugas untuk mengarahkan peserta didik kepada tujuan pendidikan. Memang makalah ini
masih jauh dari sempurna, maka saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
perbaikan menuju arah yang lebih baik.
Mutiara Risdhani
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 2
2.1 (R, +, ·) adalah Lapangan................................................................................ 2
2.2 Bilangan Rasional dan Irasional....................................................................... 6
BAB II KESIMPULAN........................................................................................... 7
3.1 Kesimpulan......................................................................................................... 7
Daftar Pustaka.......................................................................................................... 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu cabang dalam ilmu matematika adalah analisis. Matematika analisis atau
sering disebut analisis, merupakan cabang matematika murni yang banyak mengkaji
berbagai teori mengenai limit, deret tak hingga, fungsi analitik, derivative, serta ukuran dan
integral. Matematika analisis dapat diaplikasikan pada berbagai cabang matematika yang
mempunyai hubungan dengan konsep nearness (ruang topologi) atau distance (ruang
metrik). Matematika analisis mengajarkan cara berfikir analitis, sehingga dapat membantu
dalam menyelesaikan masalah-masalah baru yang tidak standar/baku.
Salah satu konsep dasar untuk mengkaji bidang matematika analisis adalah sistem
bilangan Riil ℝ beserta sifat – sifatnya. Ada dua cara yang dapat digunakan untuk
mengenali system bilangan real ini, yaitu secara konstruksi dan secara aksiomatik.
Pembahasan dalam makalah ini sistem bilangan real akan dikenali secara aksiomatik, yaitu
dengan menganggap system bilangan real memenuhi sifat-sifat tertentu yang dirumuskan.
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
3. Distributif
( a+ b ) ∙ c=( a ∙ c )+ ( b ∙c )
a ∙ ( b+ c ) =( a ∙ b ) + ( a ∙ c )
Kesembilan sifat di atas disebut aksioma sifat aljabar bilangan real. Dari sembilan aksioma
ini kita dapat menurunkan banyak sifat aljabar lain dari bilangan real. Lebih jauh dapat dilihat
pada soal yang diselesaikan. Yang perlu diingat mungkin tiga teorema berikut yang
3
menyangkut ketunggalan elemen identitas, yaitu 0 dan 1, ketunggalan invers, dan perkalian
terkait dengan 0.
Bukti:
Bukti:
Misalkan x +a=a. Maka, dengan menambah kedua ruas persamaan dengan (−a) dan
menerapkan aksioma sifat aljabar, diperoleh
(x +a)+(−a)=a+(−a)
x +(a+(−a))=a+(−a) (A2)
x +0=0 (A4)
x=0 (A3)
3. Jika y adalah bilangan real yang memenuhi y·b=b untuk setiap b ≠ 0, maka y=1 .
Bukti:
4
1
Misalkan y ∙b=b dan b ≠ 0. Karena b ≠ 0, maka terdapat ∈ R. Selanjutnya, dengan
b
1
mengalikan kedua ruas persamaan dengan dan menerapkan aksioma sifat aljabar, diperoleh:
b
1 1
( y ∙b ) ∙ =b ∙
b b
( ) 1
y ∙ b ∙ =b∙
b
1
b
(M2)
y ∙1=1 (M4)
y=1 (M3)
Bukti:
Berdasarkan (M3) kita mempunyai a ∙ 1=1. Selanjutnya kedua ruas ditambahkan dengan a ∙ 1,
sehingga diperoleh
Teorema ini engatakan bahwa bilangan apapun jika dikalikan dengan nol (0) maka hasilnya
adalah nol. Fakta ini merupakan teorema yang kebenarannya dapat dibuktikan bukan suatu
kesepakatan atau aksioma. Begitu juga dengan fakta lain pada teorema ini.
Bukti:
(b+ a)+(−a)=0+(−a)
b+ 0=(−a) (A4)
5
b=(−a) (A3)
1
(b) Karena a ∈ R dan a ≠ 0, berdasarkan sifat (M4) maka terdapat elemen ∈ R sehingga
a
1
dengan mengali kedua ruas dengan diperoleh
a
1 1
( a ∙ b ) ∙ =1∙
a a
( 1a )= 1a
b∙ a∙ (M2, M3)
1
b ∙ 1= (M4)
a
1
b= (M3)
a
Bukti:
1. Ambil a ∈ R sebarang. Kita akan membuktikan bagian kiri pada persamaan bersifat
seperti identitas penjumlahan, yaitu dengan menguji apakah
(a· 0)+a=a
¿ a·(0+1) (D)
¿ a· 1 (A3)
¿a (A3)
1 ∙b=0 (M4)
b=0 (M3)
Bilangan real terdiri dari dua subhimpunan utama yang saling lepas, yaitu himpunan
bilangan rasional dan himpunan bilangan irrasional. Berikut akan dijelaskan definisinya.
Kita dapat menyatakan (Q ,+, ·) merupakan lapangan bagian (subfield ) dari R dengan
menunjukkan bahwa Q tertutup terhadap kedua operasi dan invers operasi ada di Q.
Himpunan bilangan irrasional dengan kedua operasi biner tidak tertutup sehingga
bukan merupakan lapangan bagian (subfield ) dari R. Bilangan berbentuk √ 2 , √ 3 dan
sejenisnya adalah bilangan irrasional seperti dibuktikan dalam lemma berikut.
Bukti:
p
Andaikan terdapat bilangan rasional x sehingga x 2=2. Hal ini berarti x= untuk suatu
q
p , q ∈ Z ,q ≠0 Selanjutnya, untuk semua bilangan rasional, kita bisa mengatur agar ( p , q)=1.
2
2 p
Akibatnya, x = 2 =2. Dengan kata lain, p2=2 q 2. Ini menunjukkan p2 genap atau ditulis juga
q
p ≡ 0 (mod 2). Ada dua kasus yang mungkin untuk p, yaitu:
7
2
1. p ganjil atau ditulis juga p ≡1(mod 2). Akibatnya, p ≡1(mod 2). Hal ini kontradiksi
dengan p2 ≡0( mod 2). Jadi, hal ini tidak mungkin terjadi.
2. p genap atau ditulis juga p2 ≡0( mod 2) sehingga p2 ≡0( mod 2).
Jadi, jika p2 genap, maka p genap. Misalkan p=2k untuk suatu k ∈ Z . Maka, ( 2 k )2=2 q 2
sehingga diperoleh 2 k 2=q2. Ini menunjukkan q 2 genap. Sesuai dengan proses sebelumnya,
jika q 2 genap, maka q genap. Misalkan q=2 m untuk suatu m ∈ Z .
Bukti yang menunjukkan bahwa √ 2 adalah bilangan real dapat dilihat pada pembahasan
tentang sifat kelengkapan R.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mengenali system bilangan real ini,yaitu
secara konstruksi dan secara aksiomatik. Sifat-sifat atau aksioma aljabar yang terdapat
pada bilangan riil dapat dikembangkan menjadi teorema-teorema yang berlaku secara
umum dalam sistem bilangan riil. Nantinya, teorema-teorema yang telah dikembangkan
bisa membantu dalam pembuktian persoalan analisis riil yang lebih kompleks. Untuk
pembahasan berikutnya dengan tema yang sama diharapkanj bisa menambahkan contoh
soal yang lebih banyak dan lebih bervariasi
8
DAFTAR PUSTAKA
Sutomo, Edi. (2021). Sistem Bilangan Riil. Diakses pada 2021, dari
https://www.academia.edu/28688987/SISTEM_BILANGAN_RIIL
Subhan, Muhammad. (2017). Analisis Real 1. Padang, Sumatera Barat: Universitas Negeri
Padang