Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ANALISIS REAL

Sifat Aljabar R

DISUSUN OLEH

NAMA : MUTIARA RISDHANI


NPM : 20051056
KELAS : 6 C PENDIDIKAN MATEMATIKA

DOSEN PENGAMPUH
NOVA ELIZA SILAEN, S.Pd, M.Si

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS ASAHAN
TAHUN AJARAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul ”Sifat Aljabar R” ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu tugas perkuliahan yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah
Anilisis Real 1 oleh Ibu Nova Eliza Silaen, S.Pd, M.Si.
Saya berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita terutama sebagai calon pendidik yang
bertugas untuk mengarahkan peserta didik kepada tujuan pendidikan. Memang makalah ini
masih jauh dari sempurna, maka saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Kisaran, 5 Mei 2023


Penyusun

Mutiara Risdhani

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 2
2.1 (R, +, ·) adalah Lapangan................................................................................ 2
2.2 Bilangan Rasional dan Irasional....................................................................... 6

BAB II KESIMPULAN........................................................................................... 7
3.1 Kesimpulan......................................................................................................... 7

Daftar Pustaka.......................................................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Salah satu cabang dalam ilmu matematika adalah analisis. Matematika analisis atau
sering disebut analisis, merupakan cabang matematika murni yang banyak mengkaji
berbagai teori mengenai limit, deret tak hingga, fungsi analitik, derivative, serta ukuran dan
integral. Matematika analisis dapat diaplikasikan pada berbagai cabang matematika yang
mempunyai hubungan dengan konsep nearness (ruang topologi) atau distance (ruang
metrik). Matematika analisis mengajarkan cara berfikir analitis, sehingga dapat membantu
dalam menyelesaikan masalah-masalah baru yang tidak standar/baku.

Salah satu konsep dasar untuk mengkaji bidang matematika analisis adalah sistem
bilangan Riil ℝ beserta sifat – sifatnya. Ada dua cara yang dapat digunakan untuk
mengenali system bilangan real ini, yaitu secara konstruksi dan secara aksiomatik.
Pembahasan dalam makalah ini sistem bilangan real akan dikenali secara aksiomatik, yaitu
dengan menganggap system bilangan real memenuhi sifat-sifat tertentu yang dirumuskan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja sifat-sifat dari aljabar real?
2. Apa yang dimaksud dengan lapangan?
3. Apa saja sifat pada bilangan real pada operasi penjumlahan dan perkalian?
4. Apa yang dimaksud dengan bilangan rasional dan irasional?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui sifat-sifat dari aljabar real
2. Untuk menngetahui pengertian lapangan
3. Untuk mengetahui sifat pada bilangan real pada operasi penjumlahan dan
perkalian
4. Untuk mengetahui bilangan rasional dan irasional

1
2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 (R, +, ·) adalah Lapangan


Jika kita memandang R sebagai suatu aljabar, yaitu himpunan dengan dua operasi yang
well-defined, yaitu penjumlahan (+) dan perkalian (·), maka struktur dari R adalah
sebagai suatu lapangan (field ) karena memenuhi hal-hal berikut:

1. (R, +) adalah suatu grup komutatif (grup Abel) karena memenuhi

a+ b=b+a untuk setiap a , b ∈ R Komutatif (A1)

(a+ b)+c=a+(b +c) untuk setiap a , b , c ∈ R Asosiatif (A2)


Terdapat elemen 0 ∈ R yang memenuhi a+ 0=a dan 0+a=a , ∀ a ∈ R Identitas
(A3)
Untuk setiap a ∈ R ,∃(−a)∈ R sehingga a+ (−a ) =0 dan(−a)+ a=0 Invers (A4)

2. (R∗, ·) adalah suatu grup komutatif (grup Abel) karena memenuhi

a · b=b · a untuk setiap a , b ∈ R Komutatif (M1)


(a · b)·c=a·(b·c )untuk setiap a ,b , c ∈ R Asosiatif (M2)
Terdapat elemen 1 ∈ R yang memenuhi a· 1=a dan 1· a=a , ∀ a ∈ R Identitas (M3)
1 1 1
Untuk setiap a ∈ R , dan a≠ 0 , ∃∈ R sehingga a· =1 dan · a=1 Invers (M4)
a a a

3. Distributif

Untuk setiap a , b , c ∈ R berlaku:

( a+ b ) ∙ c=( a ∙ c )+ ( b ∙c )

a ∙ ( b+ c ) =( a ∙ b ) + ( a ∙ c )

Kesembilan sifat di atas disebut aksioma sifat aljabar bilangan real. Dari sembilan aksioma
ini kita dapat menurunkan banyak sifat aljabar lain dari bilangan real. Lebih jauh dapat dilihat
pada soal yang diselesaikan. Yang perlu diingat mungkin tiga teorema berikut yang
3
menyangkut ketunggalan elemen identitas, yaitu 0 dan 1, ketunggalan invers, dan perkalian
terkait dengan 0.

Teorema 2.1 (Ketunggalan Identitas)

1. Jika 𝑎 sebarang bilangan riil, maka persamaan 𝑎 + 𝑥 = 𝑏, mempunyai penyeleseaian


tunggal, 𝑥 = (−𝑎) + 𝑏

Bukti:

Perlu ditunjukan terlebih dahulu eksistensi penyelesaiannya terlebih dahulu.


a+ x=b
(−a)+(a+ x )=(−a)+b
((−a)+a)+ x=(−a)+b sifat (A2)
0+ x=(−a)+b sifat (A4)
x=(−a)+b sifat (A3)

Selanjutnya akan ditunjukan penyelesaiannya adalah tunggal. Misal diberikan 𝑥1


penyelesaian ytang lain, maka berlaku 𝑎 + 𝑥1 = 𝑏, sehingga diperoleh hubungan 𝑎 + 𝑥1 = 𝑎 +
𝑥. Berdasarkan langkah sebelumnya diperoleh 𝑥1 = (−𝑎) + (𝑎 + 𝑥). Dengan menggunakan
(A2) kemudian (A4) maka diperoleh 𝑥1 = 𝑥, sehingga disimpulkan penyelesaiannya adalah
tunggal.

2. Jika x adalah bilangan real yang memenuhi x + a = a untuk setiap a ∈ R, maka x = 0.

Bukti:

Misalkan x +a=a. Maka, dengan menambah kedua ruas persamaan dengan (−a) dan
menerapkan aksioma sifat aljabar, diperoleh

(x +a)+(−a)=a+(−a)
x +(a+(−a))=a+(−a) (A2)
x +0=0 (A4)
x=0 (A3)

3. Jika y adalah bilangan real yang memenuhi y·b=b untuk setiap b ≠ 0, maka y=1 .

Bukti:
4
1
Misalkan y ∙b=b dan b ≠ 0. Karena b ≠ 0, maka terdapat ∈ R. Selanjutnya, dengan
b
1
mengalikan kedua ruas persamaan dengan dan menerapkan aksioma sifat aljabar, diperoleh:
b

1 1
( y ∙b ) ∙ =b ∙
b b

( ) 1
y ∙ b ∙ =b∙
b
1
b
(M2)

y ∙1=1 (M4)
y=1 (M3)

4. Jika 𝑎 ∈ ℝ, maka a ∙ 0=0

Bukti:

Berdasarkan (M3) kita mempunyai a ∙ 1=1. Selanjutnya kedua ruas ditambahkan dengan a ∙ 1,
sehingga diperoleh

a ∙ 1+a ∙ 0=a∙ 1+a ∙ 0


¿ a ∙(1+0) sifat (D)
¿a∙1 sifat (A3)
¿a sifat (A3)

Teorema ini engatakan bahwa bilangan apapun jika dikalikan dengan nol (0) maka hasilnya
adalah nol. Fakta ini merupakan teorema yang kebenarannya dapat dibuktikan bukan suatu
kesepakatan atau aksioma. Begitu juga dengan fakta lain pada teorema ini.

Teorema 2.2 (Ketunggalan Invers)

Misalkan a, b sebarang bilangan real

1. Jika a , b ∈ R sedemikian hingga b+ a=0, maka b=−a


1
2. Jika a , b ∈ R dan 𝑎 ≠ 0 sedemikian sehingga a ∙ b=1, maka b=
a

Bukti:

(a) Karena a ∈ R , berdasarkan (A4), maka ada −a ∈ R sedemikian hingga a+(−a)=0.


Pandang persamaan b+ a=0. Dengan menambah kedua ruas dengan (−a) dan
menerapkan aksioma sifat aljabar, diperoleh

(b+ a)+(−a)=0+(−a)

b+(a+(−a))=(−a) (A2, A3)

b+ 0=(−a) (A4)
5
b=(−a) (A3)

1
(b) Karena a ∈ R dan a ≠ 0, berdasarkan sifat (M4) maka terdapat elemen ∈ R sehingga
a
1
dengan mengali kedua ruas dengan diperoleh
a

1 1
( a ∙ b ) ∙ =1∙
a a

( 1a )= 1a
b∙ a∙ (M2, M3)

1
b ∙ 1= (M4)
a

1
b= (M3)
a

Teorema 2.3 (Perkalian Terkait 0)

1. Untuk setiap a ∈ R , a·0=0

2. Jika a·b=0 , maka a=0 atau b=0.

Bukti:

1. Ambil a ∈ R sebarang. Kita akan membuktikan bagian kiri pada persamaan bersifat
seperti identitas penjumlahan, yaitu dengan menguji apakah

(a· 0)+a=a

Dengan menggunakan aksioma sifat aljabar, kita peroleh

(a· 0)+a=(a· 0)+(a· 1) (M3)

¿ a·(0+1) (D)

¿ a· 1 (A3)

¿a (A3)

Karena setiap a ∈ R , a·0=0 dan identitas penjumlahan tunggal, disimpulkan a· 0=0.

2. Misalkan a·b=0. Kita punya dua kasus disini.


(a) Jika a=0, maka pernyataan dipenuhi dan bukti selesai.
1
(b) Jika a ≠ 0, maka ∈ R . Pandang persamaan a·b=0 . Dengan mengalikan kedua ruas
a
1
persamaan dengan dan menerapkan aksioma sifat aljabar kita peroleh
a
6
1
a
1
∙ ( a ∙ b) = ∙ 0
a ( Dikali 1a )
( 1a ∙a) ∙ b=0 (M2, Teorema Perkalian)

1 ∙b=0 (M4)
b=0 (M3)

Jadi, jika a·b=0, maka a=0 atau b=0

2.2 Bilangan Rasional dan Irasional

Bilangan real terdiri dari dua subhimpunan utama yang saling lepas, yaitu himpunan
bilangan rasional dan himpunan bilangan irrasional. Berikut akan dijelaskan definisinya.

Defenisi 2.1 (Bilangan Rasional)

Bilangan x ∈ R disebut bilangan rasional jika terdapat bilangan bulat p, q dimana q ≠ 0


p
sehingga x= .
q

Himpunan bilangan rasional dilambangkan dengan Q.

Kita dapat menyatakan (Q ,+, ·) merupakan lapangan bagian (subfield ) dari R dengan
menunjukkan bahwa Q tertutup terhadap kedua operasi dan invers operasi ada di Q.

Defenisi 2.2 (Bilangan Irasional)

Bilangan y ∈ R disebut bilangan irrasional jika y bukan bilangan rasional. Himpunan


bilangan irrasional dilambangkan dengan R ¿.

Himpunan bilangan irrasional dengan kedua operasi biner tidak tertutup sehingga
bukan merupakan lapangan bagian (subfield ) dari R. Bilangan berbentuk √ 2 , √ 3 dan
sejenisnya adalah bilangan irrasional seperti dibuktikan dalam lemma berikut.

Lemma 2.1 √ 2 bukan bilangan rasional

Bukti:

p
Andaikan terdapat bilangan rasional x sehingga x 2=2. Hal ini berarti x= untuk suatu
q
p , q ∈ Z ,q ≠0 Selanjutnya, untuk semua bilangan rasional, kita bisa mengatur agar ( p , q)=1.
2
2 p
Akibatnya, x = 2 =2. Dengan kata lain, p2=2 q 2. Ini menunjukkan p2 genap atau ditulis juga
q
p ≡ 0 (mod 2). Ada dua kasus yang mungkin untuk p, yaitu:
7
2
1. p ganjil atau ditulis juga p ≡1(mod 2). Akibatnya, p ≡1(mod 2). Hal ini kontradiksi
dengan p2 ≡0( mod 2). Jadi, hal ini tidak mungkin terjadi.

2. p genap atau ditulis juga p2 ≡0( mod 2) sehingga p2 ≡0( mod 2).

Jadi, jika p2 genap, maka p genap. Misalkan p=2k untuk suatu k ∈ Z . Maka, ( 2 k )2=2 q 2
sehingga diperoleh 2 k 2=q2. Ini menunjukkan q 2 genap. Sesuai dengan proses sebelumnya,
jika q 2 genap, maka q genap. Misalkan q=2 m untuk suatu m ∈ Z .

Akibatnya, ( p , q)=(2 k , 2m)≥ 2. Kontradiksi dengan ( p , q)=1. Jadi, haruslah tidak


terdapat bilangan rasional x yang memenuhi x 2=2.

Bukti yang menunjukkan bahwa √ 2 adalah bilangan real dapat dilihat pada pembahasan
tentang sifat kelengkapan R.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mengenali system bilangan real ini,yaitu
secara konstruksi dan secara aksiomatik. Sifat-sifat atau aksioma aljabar yang terdapat
pada bilangan riil dapat dikembangkan menjadi teorema-teorema yang berlaku secara
umum dalam sistem bilangan riil. Nantinya, teorema-teorema yang telah dikembangkan
bisa membantu dalam pembuktian persoalan analisis riil yang lebih kompleks. Untuk
pembahasan berikutnya dengan tema yang sama diharapkanj bisa menambahkan contoh
soal yang lebih banyak dan lebih bervariasi

8
DAFTAR PUSTAKA

Sutomo, Edi. (2021). Sistem Bilangan Riil. Diakses pada 2021, dari
https://www.academia.edu/28688987/SISTEM_BILANGAN_RIIL
Subhan, Muhammad. (2017). Analisis Real 1. Padang, Sumatera Barat: Universitas Negeri
Padang

Anda mungkin juga menyukai