Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

NILAI MUTLAK PADA BILANGAN REAL

Disusun Oleh:

Nama NIM
Resy Hannur Pulungan 22505000001
Kholid Musa Hutasuhut 22505000026

Dosen Pengampu
Dr. Suparni S.Si.,M.Pd

PROGRAM PASCASARJANA TADRIS MATEMATIKA


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYEKH ALI HASAN AHMAD
ADDARY PADANGSIDIMPUAN
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat dan Hidayahnya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah kami yang
berjudul “Nilai Mutlak Bilangan Real” tanpa halangan suatu apapun.
Shalawat beriringkan salam selalu kami curahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW
yang menjadi suri tauladan bagi kita semua. Beliaulah yang telah membimbing kita dari
zaman kegelapan kepada zaman yang dihiasi iman dan taqwa seperti yang kita rasakan
sekarang ini.
Adapun makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas perkuliahan yaitu Mata Kuliah
Analisis Real. Dalam hal ini kami selalu penulis banyak berterimakasih kepada pihak yang
telah membantu, memotivasi kami dalam pengerjaan makalah ini sehingga dapat selesai
dengan baik dan tepat waktu.
Dan kami menyadari bahwa makalah yang kami susun masih jauh dari kata sempurna
sehingga masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami harapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak. Semoga makalah kami ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Padangsidimpuan, 22 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................i


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ...............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN

A. SIFAT URUTAN BILANGAN REAL.............................................................................2


1. Sifat-sifat Aljabar Bilangan Real...............................................................................2
2. Bilangan Rasional dan Irrasional...............................................................................2
3. Sifat-sifat Urutan pada Bilangan Real........................................................................3
B. NILAI MUTLAK BILANGAN REAL..........................................................................3
1. Nilai Mutlak ...............................................................................................................7
2. Ketaksamaan Segitiga................................................................................................8
3. Garis Bilangan Real...................................................................................................9
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................................................12
B. Saran..................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada makalah ini akan dibahas sifat-sifat penting dari sistem bilangan real ℝ , seperti
sifat-sifat aljabar, urutan, dan ketaksamaan. Selanjutnya, akan diberikan beberapa
pengertian seperti bilangan rasional, nilai mutlak, dan pengertian lainnya yang berkaitan
dengan bilangan real.
Sebelum menjelaskan tentang sifat-sifat ℝ , diberikan terlebih dahulu tentang
struktur aljabar dari sistem bilangan real. Akan diberikan penjelasan singkat mengenai
sifat-sifat dasar dari penjumlahan dan perkalian, sifat-sifat aljabar lain yang dapat
diturunkan dalam beberapa aksioma dan teorema. Dalam terminologi aljabar abstrak,
sistem bilangan real membentuk lapangan (field) terhadap operasi biner penjumlahan
dan perkalian biasa. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis akan menjelaskan
tentang apa Sifat Urutan Bilangan real dan Nilai Mutlak Bilangan Real.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja sifat urutan bilangan real?
2. Apa itu nilai mutlak bilangan real?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui apa saja sifat urutan bilangan real
2. Untuk mengetahui apa itu nilai mutlak bilangan real

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. SIFAT URUTAN BILANGAN REAL
1. Sifat-sifat Aljabar Bilangan Real
Pada himpunan semua bilangan Real ℝ terdapat dua operasi biner yaitu
penjumlahan (+) dan perkalian (.), dimana operasi biner memenuhi sifat-sifat
sebagai berikut:1
(1) a+b = b+a untuk semua a,b ∈ ℝ (sifat komutatif)
(2) (a+b)+c = a+(b+c) untuk semua a,b,c ∈ ℝ (sifat assosiatif)
(3) Terdapat 0∈ ℝ sedemikian sehingga 0+a=a dan a+0=a untuk semua a ∈ ℝ
(identitas)
(4) Untuk setia a∈ ℝ terdapat -a∈ ℝ sedemikian sehingga a+(-a)=0 dan (-a)
+a=0 (invers)
(5) a.b = b.a untuk semua a,b ∈ ℝ (sifat komutatif)
(6) (a.b).c = a.(b.c) untuk semua a,b,c ∈ ℝ (sifat assosiatif)
(7) Terdapat 1∈ ℝ sedemikian sehingga 1.a=a dan a.1=a untuk semua a ∈ ℝ
(identitas)
1 1 1
(8) Untuk setia a∈ ℝ a≠0 terdapat ∈R sedemikian sehingga a.( ¿ =1 dan (
a a a
)a=1 (invers)
(9) a.(b+c) = (a.b) + (a.c) dan (b+c).a = (b.a) + (c.a) untuk semua a,b,c ∈ ℝ
(sifat distributif perkalian atas penjumlahan)

2. Bilangan Rasional dan Irrasional


Himpunan bilangan asli N dan himpunan bilangan bulat Z adalah himpunan
bagian dari himpunan bilangan real R. Anggota himpunan bilangan real yang ditulis
a
dalam bentuk dengan a,b ∈ Z dan a ≠ 0 disebut dengan bilangan rasional Q.
b
Definisi 2.1
Bilangan x ∈ R disebut bilangan rasional jika terdapat bilangan bulat p, q
dimana q ≠ 0
p
Sehingga x =
q
Definisi 2.2
Bilangan y ∈ R disebut bilangan irrasional jika y bukan bilangan rasional.
Himpunan bilangan irrasional dilambangkan dengan R\Q.

Namun tidak semua anggota bilangan real merupakan bilangan rasional, seperti
√ 2 yang dinamakan bilangan irrasional.
Teorema yang membuktikan bahwa √ 2 bukan bilangan rasional.

1
Analisis Real and Rezky Ramadhan, ‘ANALISIS REAL I ( Introduction to Real Analysis I’.
2
Teorema 2.1
Tidak ada anggota bilangan rasional sedemikian hingga r2=2

Bukti:
Menggunakan pembuktian langsung, misalkan ada r ∈Q sedemikian
a
hingga r2 = 2. Karena r ∈Q maka dapat dinyatakan dengan bentuk (a,b
b
2
a
saling prima) maka diperoleh ( ) = 2 atau a2=2b2.
b
Dengan menggunakan istilah genap dan ganjil, maka suatu bilangan asli
disebut genap jika bilangan itu berbentuk 2n, dan disebut ganjil jika
berbentuk 2n-1 untuk n ∈ N .
Maka diperoleh 2b2 adalah genap maka a2 juga genap. Karena a genap,
maka a = 2n untuk n ∈ N , sehingga a2 = 4n2.
Diketahui a2=2b2 dan a genap akibatnya b harus ganjil (jika b genap
kontradiksi dengan a dan b saling prima). Jadi a 2= 2b2 →4n2 = 2b2 = 2n2=b2
artinya b genap (kontadiksi). Sehingga pemisalan ditolak, maka dapat
disimpulkan tidak ada anggota bilangan rasional sedemikian hingga r2 = 2.2

3. Sifat-sifat Urutan pada Bilangan Real


Sifat urutan menjelaskan tentang kepositifan dan ketaksamaan di antara bil
angan-bilangan real.
Ada himpunan bagian P⸦R yang memenuhi sifat-sifat berikut:3
(i) Jika a,b ∈ P maka a+b ∈ P
(ii) Jika a,b ∈ P maka a.b ∈ P
(iii) Jika a ∈ P maka memenuhi tepat satu kondisi berikut:
a∈ P a=0 -a ∈ P
Sifat (1) dan (2) merupakan sifat tertutup P pada operasi penjumlahan dan
perkalian. Sedangkan sifat (3) merupakan sifat trikotomi sehingga membagi
himpunan bilangan real ke dalam tiga jenis anggota yang berbeda. Hal ini
menjelaskan bahwa himpunan {−a : a∈ P } dari bilangan real negatif tidak mempunyai
anggota yang sama dengan himpunan bilangan real positif.
Lebih lanjut R merupakan gabungan tiga himpunan saling asing tersebut, yaitu
R = P ∪ {−a : a∈ P } ∪ { 0 }
Berikut ini definisi 3.1 beberapa bilangan dan notasi urutan pada bilangan real.4

Dalam Notasi Himpunan Nama Bilangan Dalam Notasi Urutan


a∈ P a bilangan real positif a>0
-a∈ P a bilangan real negatif a<0
2
Endang Cahya, ‘Modul Pengantar Analisis Real’, pp. 1–63.
3
M Zaki Riyanto and S Si, ‘DIKTAT KULIAH-ANALISIS ANALISIS REAL I (Introduction to Real
Analysis I)’, 2008 <http://zaki.math.web.id>.
4
Muhammad Subhan, ‘Analisis Real 1’, Jurusan Matematika Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Padang, 2017, 1–131.

3
a∈ P ∪ {0 } a bilangan real tak a≥0
-a∈ P ∪ {0 } negatif a≤0
a bilangan real tak positif

Definisi 3.2:
Misalkan a,b ∈ R
1. Jika a-b ∈ P , maka dituliskan a-b > 0 atau a > b
2. Jika a-b a∈ P ∪ {0 }, maka bisa dituliskan a-b ≥ 0 atau a ≥ b
Dari definisi di atas berakibat bahwa untuk kondisi berikut:
a>b, a=b, a<b
jika a ≤ b dan b ≤ a , maka a = b . Jika a < b < c , maka artinya
bahwa a < b dan b < c

Teorema 3-1 Diberikan sebarang a, b, c ∈ R

(i) Jika 𝑎 < 𝑏 dan 𝑏 < 𝑐 maka 𝑎 < 𝑐


(ii) Jika 𝑎 < 𝑏 dan maka 𝑎 + 𝑐 < 𝑏 + 𝑐
(iii) Jika 𝑎 < 𝑏 dan 𝑐 > 0 maka 𝑎𝑐 < 𝑏𝑐
(iv) Jika 𝑎 < 𝑏 dan 𝑐 < 0 maka 𝑎𝑐 > 𝑏𝑐
1
(v) Jika 𝑎 > 0 maka >0
a
1
(vi) Jika 𝑎 < 0 maka <0
a

Bukti :

(i) Diketahui : 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ R

𝑎 < 𝑏 dan 𝑏 < 𝑐

Akan dibuktikan : 𝑎 < 𝑐


Bukti :

Karena 𝑎 < 𝑏 maka b−𝑎 ∈ P

𝑏 < 𝑐 maka 𝑐 − 𝑏 ∈ P

Berdasarkan sifat keterurutan maka 𝑎 + 𝑏 ∈ P sehingga diperoleh :

(𝑏 − 𝑎) + (𝑐 − 𝑏) ∈ P

(𝑏 + (−𝑎)) + (𝑐 + (−𝑏)) ∈ P

𝑏 + (−𝑎) + 𝑐 + (−𝑏) ∈ P

(𝑏 + (−𝑏)) + (𝑐 + (−𝑎)) ∈ P

0 + (𝑐 + (−𝑎)) ∈ P

4
(𝑐 + (−𝑎)) ∈ P

(𝑐 − 𝑎) ∈ P artinya 𝑎 < 𝑐 terbukti


(ii) Sebagai bahan Latihan

(iii) Diketahui : 𝑎 < 𝑏 dan 𝑐 > 0

Akan dibuktikan : 𝑎𝑐 < 𝑏𝑐


Bukti :

Karena 𝑎 < 𝑏 maka b−𝑎 ∈ P

𝑐 > 0 maka 𝑐 ∈ P

Berdasarkan sifat keterurutan maka 𝑎𝑏 ∈ P sehingga diperoleh :

(𝑏 − 𝑎)𝑐 ∈ P

(𝑏 + (−𝑎))𝑐 ∈ P

𝑏𝑐 + (−𝑎)𝑐 ∈ P

𝑏𝑐 − 𝑎𝑐 ∈ P artinya a𝑐 < 𝑏𝑐 terbukti


(iv) Sebagai Latihan
Teorema 3.2

(a) Jika a  ℝ dan a  0 , maka a2  0 .


(b) 1  0 .
(c) Jika n  ℕ , maka n  0 .

a+b
Teorema 3.3. Jika a, b  ℝ dan a  b , maka a  <b
2
Bukti :
Diketahui : a,b ∈ R dan 𝑎 < 𝑏

Adb a+b
:𝑎 < 2 <b
Bukti :
Karena 𝑎 < 𝑏 maka 𝑎 + 𝑎 < 𝑎 + 𝑏
1 a+b
2𝑎 < 𝑎 + 𝑏 dan > 0 maka a < ....................(i)
2 2
Karena 𝑎 < 𝑏 maka 𝑎 + 𝑏 < 𝑏 + 𝑏
1 a+b
𝑎 + 𝑏 < 2𝑏 dan > 0 maka <b ……………(ii)
2 2

5
a+b
Berdasarkan (i) dan (ii) diperoleh 𝑎 < <b
2
Akibat dari teorema dapat dikatakan bahwa tidak ada bilangan real positif
terkecil. Berikut ini akan dibuktikan bahwa suatu himpunan 𝑎 ≥ 0 adalah sama
dengan nol, seperti pada teorema berikut.

Teorema 3.4

Jika 𝑎 ∈ R sedemikian hingga 0 ≤ 𝑎 < 𝜀 untuk setiap 𝜀 > 0


maka 𝑎 = 0

Bukti :

Diketahui : 𝑎 ∈ R sedemikian hingga 0 ≤ 𝑎 < 𝜀

Adb : untuk setiap 𝜀 > 0 berlaku 𝑎 = 0

Bukti : berdasarkan sifat trikotomi ada 3 posisi yang mungkin untuk a, tetapi
untuk 𝑎 < 0 tidak mungkin (bertentangan dengan 0 ≤ 𝑎 < 𝜀). Jadi ada dua
kemungkinan yaitu 𝑎 > 0 atau 𝑎 = 0.

a
Andaikan 𝑎 > 0 maka 𝑎 > > 0
2

a
Ambil ε 0 = maka 𝑎 > 𝜀 > 0 (kontradiksi dengan 0 ≤ 𝑎 < 𝜀)
2

Sehingga otomatis posisi 𝑎 = 0

Teorema 3.5 Jika 𝒂𝒃 > 𝟎 untuk setiap a, b bilangan real maka berlaku :
(i) 𝑎 > 0 dan 𝑏 > 0 atau
(ii) 𝑎 < 0 dan 𝑏 < 0

Bukti :
(i) Diketahui : 𝑎𝑏 > 0
Adb : 𝑎 > 0 dan 𝑏 > 0
Bukti :
1
Jika 𝑎 > 0 maka > 0
a
1
Karena > 0 dan 𝑎𝑏 > 0maka 𝑏 > 0 (terbukti)
a
(ii) Sebagai Latihan

Sifat keterurutan dapat digunakan untuk meyelesaikan suatu ketaksamaan seperti pada

6
contoh berikut ini.

Contoh

1. Tentukan himpunan A dari bilangan real 𝑥 sedemikian hingga 2𝑥 + 3 ≤ 6

Jawab :

𝑥 ∈ 𝐴 dan 2𝑥 + 3 ≤ 6

2𝑥 ≤ 6

3
𝑥≤
2

3
Jadi 𝐴 = {𝑥 ∈ 𝐑 ∶ 𝑥 ≤ }
2
2. Diberikan 𝐵 = {𝑥 ∈ 𝐑 ∶ x2 + 𝑥 ≥ 2}. Tentukan bentuk lain dari B
Jawab :
Diketahui 𝑥 ∈ 𝐵 dan x2 + 𝑥 ≥ 2
x2 + 𝑥 − 2 ≥ 0
(𝑥 − 1) + (𝑥 + 2) ≥ 0
Sehingga diperoleh
(i) (𝑥 − 1) ≥ 0 dan (𝑥 + 2) ≥ 0 atau
(ii) (𝑥 − 1) ≤ 0 dan (𝑥 + 2) ≤ 0
Kasus (i) diperoleh 𝑥 ≥ 1 dan 𝑥 ≥ −2 yang berarti 𝑥 ≥ 1 Kasus (ii) diperoleh 𝑥 ≤ 1
dan 𝑥 ≤ −2 yang berarti 𝑥 ≤ −2 Jadi bentuk lainnya adalah 𝐵 = {𝑥 ∈ 𝐑 ∶ 𝑥 ≥ 1} 𝖴
{𝑥 ∈ 𝐑 ∶ 𝑥 ≤−2}

B. NILAI MUTLAK BILANGAN REAL


1. Nilai Mutlak
Sifat urutan R membuat semua bilangan real dapat diurutkan secara baik
sehingga posisinya pada R dapat diketahui. Maka, kemudian timbul pertanyaan
mengenai ukuran yaitu jarak antara bilangan-bilangan yang sudah terurut tersebut.
Misalnya, berapa jarak dari -2 ke 3. Untuk itu, pada bagian ini akan didefinisikan
sebuah konsep yang disebut nilai mutlak atau dinamakan juga sebagai harga mutlak.

Definisi:

Nilai mutlak dari 𝑎 ≠ 0 didefinisikan sebagai nilai positif,


𝑎 jika 𝑎 > 0
seperti pada definisi berikut ini : |𝑎| ≔ 0 jika 𝑎 = 0
−𝑎 jika 𝑎 < 0
7
Contohnya : |5| = 5 dan |−7| = 7. Dapat dilihat dari definisi di atas bahwa |𝑎| ≥ 0
untuk semua 𝑎 ∈ 𝐑 , |𝑎| = 0 jika dan hanya jika 𝑎 = 0 dan |−𝑎| = 𝑎 untuk
semua 𝑎 ∈ 𝐑. Berikut ini beberapa teorema mengenai nilai mutlak:
Teorema 1.1
(i) |𝑎𝑏| = |𝑎||𝑏| untuk semua 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑹

(ii) |𝑎|2 = 𝑎2 untuk semua 𝑎 ∈ 𝑹


(iii) Jika 𝑐 ≥ 0 maka |𝑎| ≤ 𝑐 jika dan hanya jika −𝑐 ≤ 𝑎 ≤ 𝑐
(iv) −|𝑎| ≤ 𝑎 ≤ |𝑎| untuk semua 𝑎 ∈ 𝑹

Bukti :
(i) Diket : 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐑
Adb : |𝑎𝑏| = |𝑎||𝑏|
Bukti :
Jika 𝑎 = 𝑏 = 0 maka terbukti.
Jika 𝑎 > 0 dan 𝑏 > 0 maka 𝑎𝑏 > 0 sehingga |𝑎𝑏| = 𝑎𝑏 = |𝑎||𝑏|
Jika 𝑎 < 0 dan 𝑏 < 0 maka 𝑎𝑏 > 0 sehingga |𝑎𝑏| = −𝑎𝑏 = 𝑎(−𝑏) = |𝑎||𝑏|
(ii) Diket : 𝑎 ∈ 𝐑
Adb : |𝑎|2 = 𝑎2
Bukti :
Karena 𝑎2 ≥ 0 maka 𝑎2 = |𝑎2| = |𝑎𝑎| = |𝑎||𝑎| = |𝑎|2
(iii) Jika |𝑎| ≤ 𝑐 maka 𝑎 ≤ 𝑐 dan – 𝑎 ≤ 𝑐 yang berarti – 𝑐 ≤ 𝑎 ≤ 𝑐

Sebaliknya jika −𝑐 ≤ 𝑎 ≤ 𝑐 maka diperoleh 𝑎 ≤ 𝑐 dan – 𝑎 ≤ 𝑐, jadi |𝑎| ≤ 𝑐.


(iv) Latihan

2. Ketaksamaan Segitiga
Teorema 2.1:

Jika 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑹 maka |𝑎 + 𝑏| ≤ |𝑎| + |𝑏|


Bukti :
Berdasarkan teorema 1.1 (iv) diketahui −|𝑎| ≤ 𝑎 ≤ |𝑎| dan −|𝑏| ≤ 𝑏 ≤ |𝑏|.
Kedua ketaksamaan tersebut dijumlahkan sehingga diperoleh
−(|𝑎| + |𝑏|) ≤ 𝑎 + 𝑏 ≤ |𝑎| + |𝑏|
Berdasarkan teorema 2.3.1 (iii) diperoleh |𝑎 + 𝑏| ≤ |𝑎| + |𝑏| (terbukti)
Akibat 2.1 Jika 𝒂, 𝒃 ∈ 𝐑 maka

8
(i) ||𝑎| − |𝑏|| ≤ |𝑎 − 𝑏|
(ii) |𝑎 − 𝑏| ≤ |𝑎| + |𝑏|
Akibat 2.2
Jika 𝑎1, 𝑎2, ⋯ , 𝑎𝑛 adalah sebarang bilangan real maka
|𝑎1 + 𝑎2 + ⋯ + 𝑎𝑛| ≤ |𝑎1| + |𝑎2| + ⋯ + |𝑎𝑛|
Sehingga
2
2 x −3 x +1 ¿ 2 x2 −3 x +1∨ ¿ ¿ ≤ 28
|𝑓(𝑥)| =| |= ¿ 2 x−1∨¿ ¿
2 x −1 3
28
Jadi dengan mengambil 𝑀 = diperoleh |𝑓(𝑥)| ≤ 𝑀 untuk setiap 𝑥 ∈ [2,3]5
3

3. Garis Bilangan Real (The Real Line)


Interpretasi geometri yang dikenal diantaranya adalah garis bilangan real. Pada
garis real, nilai mutlak a yang simbolnya |𝑎| dari suatu anggota 𝑎 ∈ 𝐑 adalah jarak a
ke 0. Secara umum, jarak antara anggota a dan b di R adalah |𝑎 − 𝑏|.

-3 -2 -1 0 1 2 3

2  (1)  3

Gambar 1.1. Jarak antara a  2 dan b  1.

Definisi

Diberikan 𝑎 ∈ 𝑹 dan 𝜀 > 0. Persekitaran-𝜀 (𝜀-neighborhood) dari a


didefinisikan sebagai himpunan 𝑉𝗌(𝑎) ∶= {𝑥 ∈ 𝑹: |𝑥 − 𝑎| < 𝜀} = (𝑎 −𝜀, 𝑎 + 𝜀)

Teorema 3.1

Diberikan 𝑎 ∈ 𝑹 . Jika x berada dalam persekitaran 𝑉𝗌(𝑎) untuk setiap 𝜀 > 0


maka 𝑥 = 𝑎

Bukti :

Jika 𝑥 memenuhi |𝑥 − 𝑎| < 𝜀 untuk setiap 𝜀 > 0 maka diperoleh |𝑥 − 𝑎| = 0 yang


5
Cahya.
9
berakibat 𝑥 = 𝑎 (terbukti)

Contoh

1. Jika a, b ∈ 𝐑, tunjukan bahwa :

(i) −(𝑎 + 𝑏) = (−𝑎) + (−𝑏).


(ii) (– 𝑎)(−𝑏) = 𝑎𝑏
a −a
(iii) – ( ) = jika b ≠ 0
b b

Penyelesaian:

(i) Diketahui : a, b ∈ 𝐑

Adb : −(𝑎 + 𝑏) = (−𝑎) + (−𝑏)


Bukti :
−(𝑎 + 𝑏) = (−1)(𝑎 + 𝑏)
= (−1)𝑎 + (−1)𝑏
= (−𝑎) + (−𝑏)
(ii) Diketahui : a, b ∈ ℝ
Adb : (– 𝑎)(−𝑏) = 𝑎𝑏
Bukti :
(– 𝑎)(−𝑏) = ((−1)𝑎)((−1) = 𝑎𝑏

2. Selesaikan persamaan berikut


(i) 2x + 5 = 8.
(ii) x2 = 2x.
penyelesaian:
1
(i) Tambahkan -5 ke 2x + 5 = 8 dan gunakan A2, A4, A3 setelah itu kali dengan
2
(ii) Tulis x2 − 2x = x(x − 2) = 0

3. 𝑎 ≤ 𝑏 dan 𝑐 ≤ 𝑑 buktikan 𝑎 + 𝑐 ≤ 𝑏 + 𝑑
penyelesaian:

Diketahui : 𝑎 ≤ 𝑏 dan 𝑐 ≤ 𝑑
Adb : 𝑎+𝑐 ≤𝑏+𝑑
10
Bukti :

𝑎 ≤ 𝑏 maka 𝑎 + 𝑐 ≤ 𝑏 + 𝑐 ⇔ (𝑏 + 𝑐) − (𝑎 + 𝑐) …….(i)

𝑐 ≤ 𝑑 maka 𝑏 + 𝑐 ≤ 𝑏 + 𝑑 ⇔ (𝑏 + 𝑑) − (𝑏 + 𝑐)..........(ii)
Berdasarkan (i) dan (ii) maka 𝑎 + 𝑐 ≤ 𝑏 + 𝑑6

6
Real and Ramadhan.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
 Bilangan Rasional dan Irrasional Himpunan bilangan asli N dan himpunan bilangan
bulat Z adalah himpunan bagian dari himpunan bilangan real R. Anggota himpunan
bilangan real yang ditulis dalam bentuk a/b dengan a,b ∈Zdan a ≠ 0 disebut dengan
bilangan rasional Q. Definisi 2.1 Bilangan x ∈ R disebut bilangan rasional jika
terdapat bilangan bulat p, q dimana q ≠ 0 Sehingga x = p/q Definisi 2.2 Bilangan y ∈
R disebut bilangan irrasional jika y bukan bilangan rasional.

 Teorema 3-1
Diberikan sebarang a, b, c ∈ R
Jika 𝑎 < 𝑏 dan 𝑏 < 𝑐 maka 𝑎 < 𝑐
Jika 𝑎 < 𝑏 dan maka 𝑎 + 𝑐 < 𝑏 + 𝑐
Jika 𝑎 < 𝑏 dan 𝑐 > 0 maka 𝑎𝑐 < 𝑏𝑐
Jika 𝑎 < 𝑏 dan 𝑐 < 0 maka 𝑎𝑐 > 𝑏𝑐
Jika 𝑎 > 0 maka 1/a>0
Jika 𝑎 < 0 maka 1/a<0
 Teorema 3.2
Jika a  ℝ dan a  0 ,maka a 2  0 .
1 0 .

Jika n  ℕ , maka n  0 .

 Teorema 3.4 Jika 𝑎 ∈ R sedemikian hingga 0 ≤ 𝑎 < 𝜀 untuk setiap 𝜀 > 0 maka 𝑎 = 0

 Teorema 3.5 Jika 𝒂𝒃 > 𝟎 untuk setiap a, b bilangan real maka berlaku : 𝑎 > 0 dan 𝑏
>0 atau 𝑎 < 0 dan 𝑏 < 0

 Definisi:
Nilai mutlak dari 𝑎 ≠ 0 didefinisikan sebagai nilai positif,
𝑎 jika 𝑎 > 0
seperti pada definisi berikut ini : |𝑎| ≔ 0 jika 𝑎 = 0
−𝑎 jika 𝑎 < 0

 Berikut ini beberapa teorema mengenai nilai mutlak:


Teorema 1.1 |𝑎𝑏| = |𝑎||𝑏| untuk semua 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑹 |𝑎|2 = 𝑎2 untuk semua 𝑎 ∈ 𝑹 Jika 𝑐 ≥0
maka |𝑎| ≤ 𝑐 jika dan hanya jika −𝑐 ≤ 𝑎 ≤ 𝑐 −|𝑎| ≤ 𝑎 ≤ |𝑎| untuk semua 𝑎 ∈ 𝑹
Jika 𝑎 > 0 dan 𝑏 > 0 maka 𝑎𝑏 > 0 sehingga |𝑎𝑏| = 𝑎𝑏 = |𝑎||𝑏| Jika 𝑎 < 0 dan 𝑏 < 0
maka 𝑎𝑏 > 0 sehingga |𝑎𝑏| = −𝑎𝑏 = 𝑎(−𝑏) = |𝑎||𝑏|

12
B. Saran
Agar lebih memahami tentang sifat urutan bilangan real dan nilai mutlak bilangan
real penulis berharap kepada pembaca agar lebih banyak membaca buku juga artikel
yang terkait dengan yang dibahas pada makalah ini.

C. DAFTAR PUSTAKA
Cahya, Endang, ‘Modul Pengantar Analisis Real’, pp. 1–63
Real, Analisis, and Rezky Ramadhan, ‘ANALISIS REAL I ( Introduction to Real
Analysis I’
Riyanto, M Zaki, and S Si, ‘DIKTAT KULIAH-ANALISIS ANALISIS REAL I
(Introduction to Real Analysis I)’, 2008 <http://zaki.math.web.id>
Subhan, Muhammad, ‘Analisis Real 1’, Jurusan Matematika Fakultas Matematika
Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Padang, 2017, 1–131

13

Anda mungkin juga menyukai