Pada tulisan ini akan dibahas sifat-sifat aljabar penting sistem bilangan real. Dalam
uraiannya terlebih dahulu akan dibahas sifat-sifat dasar yang berkaitan dengan bilangan
real dan dilanjutkan dengan menunjukkan bagaimana sifat-sifat lainnya dapat dideduksi
dari sifat-sifat dasar tersebut.
Untuk selanjutnya, R menyatakan himpunan semua bilangan real dan bilangan real
dinyatakan sebagai unsur di R.
A. Sifat-sifat Aljabar
Pada bagian ini akan dibahas tentang struktur aljabar dari sistem bilangan real. Dimulai
dengan menguraikan sifat-sifat dasar penjumlahan dan perkalian pada bilangan real. Sifat
dasar ini merupakan dasar bagi semua sifat aljabar yang penting dari bilangan real. Ini
berarti bahwa semua sifat aljabr yang lainnya dapat dideduksi sebagai teorema-teorema.
Dalam istilah alajabar abstrak, sistem bilangan real mempunyai field terhadap operasi
penjumlahan atau perkalian bias ditulis dengan notasi ( R , + , . ) merupakan field.
Pada R terhadap dua operasi biner masing-masing disebut penjumlahan dan perkalian
yang biasa dinyatakan dengan + dan . . kedua operasi ini memenuhi sifat-sifat
berikut.
( J1 ) Sifat komutatif penjumlahan
a + b = b + a untuk semua a dan b di R.
( J2 ) Sifat assosiatif penjumlahan
a + ( b + c ) = ( a + b ) + c untuk semua a, b, c di R.
1
a di R sehingga a. a 1
Ke-9 sifat di atas dikenal sebagai aksioma filed. Untuk itu R dengan operasi penjumlahan
dan perkalian yang memenuhi aksioma tersebut di atas dikatakan merupakan sebuah field
( lapangan ).
Berikut ini akan dibahas sifat-sifat aljabar bilangan real lainnya. Pertama tentang
ketunggalan unsur nol dan unsur satuan.
Teorema 1.
=0
( ii ) Jika u dan b 0 adalah unsur-unsur di R sehingga u . b = b, maka
u = 1.
Bukti .
( i ) Diberikan z , a sebarang dua unsur di R yang memenuhi z + a = a . Menurut ( J4 )
ada a di R sehingga a + ( -a ) = 0 dan bila a ditambahkan pada kedua ruas z + a
= a diperoleh ( z + a ) = a + ( -a ). Dengan memakai ( J2 ), ( J4 ) dan ( J3 ) pada
ruas kiri akan diperoleh z a a z a a z 0 z
Pada ruas kanan dengan memakai ( J4 ) diperoleh a a 0
Jadi, dapat disimpulkan bahwa z = 0
( ii ) Latihan !!!
Berikut ini dibahas tentang ketunggalan unsur negatif dan unsur balikan bilangan real.
Teorema 2.
-a
( ii ) Jika a 0 dan b adalah unsur-unsur di R sehingga a . b = 1, maka
b 1
Bukti.
( i ) Diberikan a dan b sebarang dua unsur di R yang memenuhi a + b = 0. Berarti ada
a di R sehingga bila ditambahkan pada kedua ruas a b 0 akan diperoleh
( -a ) + ( a + b ) = ( -a ) + 0
a a b 0 b b
jadi b = -a.
( ii ) Latihan !!!
Berikut dibahas tentang eksistensi dan ketunggalan solusi suatu persamaan yang
berkaitan dengan bilangan real.
Teorema 3.
( ii )
x 1 .b
a
Bukti. Diberikan a, b sebarang dua unsur di R.
( i ) Dengan memakai ( J2 ), ( J4 ) dan ( J3 ) diperoleh a+((-a)+b) = (a+(-a))+b
= 0+b = b yang mengakibatkan x=(-a)+b merupakan solusi persamaan
a x b.
Bila
ditambahkan
(a )
pada
kedua
ruas
diperoleh
diperoleh :
a a x1 a a x1 0 x1 x1
4
Jadi x1 a b
(ii) Latihan !
a.0 = 0
(ii)
(-1) .a = -a
(iii)
(-a) = a
(iv)
(-1).(-1) = 1
Bukti.
(i)
(ii)
1 a
1
a
(i)
Jika a 0 , maka 1
(ii)
a0
dan
a di R
(K3).
Jadi haruslah 1 0
Selanjutnya, karena
(ii)
Berarti ada 1
1a .a.b 1a .a.c
1.b 1.c
Jadi b = c
Operasi lain di R
Pengurangan didefinisikan oleh a b a b untuk a, b di R
Pembagian didefinisikan oleh
a
a 1 untuk a, b di R dengan b 0
b
b
Bilangan rasional adalah bilangan real yang dapat dinyatakan sebagai hasil bagi
dua bilangan bulat dengan pembagi tak nol. Berikut ini dibahas tentang eksistensi
bahwa himpunan bilangan rasional merupakan bagian dari himpunan bilangan
real.
Teorema 6. Tidak ada bilangan rasional r sehingga r2 = 2
( Tugas )
Bukti.
p
q dengan p, q bilangan bulat dan q
p2
q2
p 2 2n 1 4n 2 4n 1 2 2n 2 2n 1 juga ganjil ).
2
Karena itu p dan q tidak memiliki faktor persekutuan 2 dan akibatnya q mesti
berupa bilangan ganjil.
p genap maka p = 2m untuk suatu bilangan asli m.
Karena 4m 2 2q 2 diperoleh 2m 2 q 2 yang berarti q 2 genap dan dengan
argumen serupa seperti di atas disimpulkan bahwa q merupakan bilangan genap.
Hal ini bertentangan dengan fakta bahwa tidak ada bilangan asli yang genap dan
sekaligus ganjil. Dengan demikian teorema terbukti.
B. Sifat Urutan
Di dalam R terdapat suatu himpunan tak kosong, katakanlah P yang memenuhi
sifat-sifat berikut :
i. Jika a,b P, maka a + b P
ii. Jika a,b P, maka a,b P
iii. Jika a R, maka di antara berikut ini hanya satu yang berlaku :
a P , a = 0 , -a P
( Sifat Trichotomi)
ii.
Jika a b P
, maka a b atau b a
(ii)
(ii)
a b P atau b a P
Diperoleh a > b atau b > a hal ini bertentangan dengan yang diberikan
di atas. Dengan demikian haruslah a = b
Teorema 4. i.
Jika a R dan a
0 , maka
a2 > 0
ii. 1>0
iii. Jika n N , maka n > 0
a P
menurut
sifat
0 maka a P atau -a P
bilangan
positif
berlaku
bahwa
a 2 a.a P
Bukti.
(i) Dari fakta a b P diperoleh bahwa (a + c) (b+c) = a b P
(ii) a b P dan c d P berakibat bahwa
a c b d a b c d P
Jadi a c > b d
(iii)
a 0 sehingga
1 0
a
11
Jika 1
1
a < 0 maka 1 a a < 0 bertentangan dengan fakta bahwa
a >0
1 0
a
Untuk
Jika 1
1
a > 0 maka 1 a a < 0 bertentangan dengan fakta bahwa
a 0 sehingga
a <0
1
a b >b
2
Bukti.
Karena a > b menurut Teorema 5.(i), berlaku 2a a a > a + b dan a + b >
b+ b = 2b atau dengan kata lain 2a > a + b > 2b
Karena 2 > 0 diperoleh bahwa
Jadi a
1
>0
2
1
2a > 1 a b > 1 2b b
2
2
2
Sifat-sifat elementer dari urutan yang telah diuraikan telah cukup memperlihatkan bahwa
tidak ada bilangan real positif terkecil. Seperti yang akan dinyatakan berikut ini.
12
1
a>0
2
teorema berikut.
Teorema 8. Jika
Bukti.
Diandaikan a > 0 sehingga menurut teorema 7 berlaku a >
1
a akan diperoleh bahwa
2
1
a>0
2
a>
a > 0
demikian haruslah a = 0
Teorema 9. Diberikan a, b unsur-unsur di R
Jika a > b untuk setiap bilangn real > 0, maka a b
Bukti.
Diandaikan a < b dan diambil 0
Diperoleh bahwa b b
a<
1
b a sehingga
2
>0
1
b a 1 a b dan diketahui bahwa
2
2
1
a b < b. Karena itu berarti bahwa a < b . Hal ini bertentangan dengan
2
peryataan bahwa a > b untuk setiap bilangan real > 0 jadi haruslah a b
13
Hasilkali dua bilangan real positif adalah bilangan real positif. Kepositifan hasilkali dua
bilangan real tidak berarti bahwa kedua bilangan real tersebut positif. Tetapi yang benar
adalah bahwa kedua bilangan real tersebut bertanda sama. Seperti yang dinyatakan dalam
teorema berikut ini.
Teorema 10. Jika ab > 0, maka i. a > 0, b > 0 atau
ii. a < 0, b < 0
Bukti.
Diberikan ab > 0
berakibat a 0 dan b
a 0 atau
b 0 , maka ab 0 )
b 1 b 1 a b 1 ab > 0
a
a
Untuk a < 0 maka 1
b 1 b 1 a b 1 ab
a
a
<0
0, maka ab = 0 )
14
b = 1.b =
1a .a .b 1a.a.b 0
b 1.b 1 .a .b 1 .a.b 0
a
a
Contoh penggunaan sifat-sifat urutan dalam menyelesaikan ketaksamaan
1. Tentukanlah A merupakan himpunan semua bilangan real yang memenuhi 3x 5 7
Penyelesaian:
x A 3 x 5 7 3 x 5 5 7 5 3 x 2 x
Jadi A={x R | x
2
3
2
}
3
2. Tentukan B = {x R| x 2 x > 2 }
Penyelesaian:
x B x 2 x > 2 x 2 x 2 > 0 x 2 x 1 > 0
15
3. Tentukan C = { x R |
2x 1
<1}
x2
Penyelesaian:
xC
2x 1
<1
x2
2x 1
1 < 0
x2
2 x 1 x 2
<0
x2
x 1
<0
x2
Jadi C = { x R | 2 x 1 }
Selanjutnya, berikut ini disajikan contoh-contoh yang menggambarkan pemakaian
sifat-sifat urutan didalam membuktikan ketaksamaan. Perikasalah langkah-langkah
dalam argumen dengan mengenali sifat-sifat yang dipakai.
4. Diberikan: a 0 dan b 0
Maka berlaku: a b a 2 b 2 a b
Bukti:
Pandang kasus a 0 dan b 0
Diperoleh a b 0
16
dan
Diperoleh bahwa
a 0
dan
b 0
a b ab
2. Jika a dan b merupakan bilangan real positif, maka rata-rata hitung dan rata-rata
ukurnya masing-masing adalah
1
a b dan
2
ab
serta berlaku
ab
1
a b
2
b 0
dan
Jika a = b maka
.
a b
a 2 ab b 0
ab
1
a b
2
aa a
Untuk a 0, b 0 dan
a b maka
1
a a
2
ab
1
( a b)
2
17
Sehingga 0 a 2 2ab b 2 a b 2
Yang berakibat a = b
3. Ketaksamaan Bernoulli
Jika
x 1,
a 0
didefinisikan oleh :
jika a 0
jika a 0
a jika a 0
18
Contoh :
6 6
8 8 8 .
a 0 untuk
semua
a R.
(i)
a 0
(ii)
a a
(iii)
a.b a . b
(iv)
Jika c 0 maka
(v)
Untuk semua
a c
a R,
jhj c a c
a a a
Bukti.
(i)
Jika a 0 maka
a 0
(iii)
a 0
a 0
maka a 0
Untuk a 0 maka
0 0 0
a a a a
a a a
ab 0 a . b
ab ab a . b
ab ab a b a . b
ab ab a .b a . b
19
Dimisalkan
a c,
ab ab a b a . b
berarti a c dan a c
Untuk
c a
a c
a a a
Berikut ini sifat nilai mutlak untuk jmlah dan bilangan real yang lebih dikenal dengan
istilah Ketaksamaan Segitiga.
Teorema 14.
Untuk semua a, b di R ,
ab a b
Bukti.
a, b R maka a a a
Sehingga diperoleh
atau
dan
b b b
a b ab a b
a b ab a b
yang berarti
ab a b
Akibat 15.
Untuk setiap a,b di R, berlaku :
(i)
a b a b
(ii)
ab a b
Bukti.
20
a a b b a b b
a b ab
Begitu
pula
b b a a b a a
dan
a b ba
atau
a b b a a b
Jadi
(ii)
a b a b
a b a b a b a b
2x 3 6
2 x 3 6 6 2 x 3 6
9 2 x 3
9
3
x
2
2
9
2
3
2
x 1 x
21
Jawab.
Cara pertama, dengan membagi menjadi tiga kasus
(i)
(ii)
Berarti
1
x
2
1
x 1 merupakan penyelesaian.
2
1
xR x
2
Cara lain untuk menyelesaikan soal ini adalah didasarkan pada fakta bahwa
a b a 2 b 2 bilamana a 0, b 0 .
Dengan demikian,
x 1 x x 1
x 2 2x 1 x 2
x
1
2
1
2
3. Diketahui f x
2 x 2 3x 1
untuk 2 x 3
2x 1
22
f x M
untuk 2 x 3
Penyelesaian :
f x
2 x 2 3x 1
2x 1
2 x 2 3 x 1
2 x 1
2
Untuk
x 3
diperoleh
2x
Untuk
x 2
diperoleh
2 x 1 3
Karena itu f x
3 x 1 28
28
3
28
3
f x M
28
3
Garis Real
Interpretasi geometri yang cocok untuk sistem bilangan real adalah garis real. Dalam
interpretasi ini , nilai mutlak
a b
Berikut ini akan dibahas pengertian bilangan-bilangan real yang dekat dengan bilangan
real tertentu. Jika a sebuah bilangan real, maka dikatakan bahwa bilangan real x yang
dekat dengan a diartikan sebagai
xa
a R dan 0
23
Persekitaran
x di V a berarti
x a atau a x a
xa
x a 0.
xa
untuk setiap
Karena itu x = a.
Contoh.
1.
Diketahui U x R / 0 x 1
Jika a U dan dipilih
a dan
1 a , maka
V a termuat di dalam U.
yang termuat di
dalam U.
2.
Diketahui I x R / 0 x 1
Untuk setiap 0 , V 0 tidak termuat di dalam I sebab
3.
V 0 tetapi
2
I .
2
Jika
xa
x y a b
dan
y b
x a y b x a y b
24
iii. 1 a 1 a
a b a b
b a b
iv. a
ii. a . b ab
, a0
, b0
1
1 1
. . Buktikan !
ab a b
2.
Jika a, b , a 0 , b 0 , maka
3.
4.
Buktikan
5.
6.
7.
Jika 0 a b maka
8.
a 0, b 0, a b a 2 b 2
x 2 3x 4
ii. 1 x 2 4
ab b
a b
dan 0 1 1 . Buktikan !
iii. 1 x
iv. 1
x2
x2
25
9.
a
a
b
b
10.
11.
ab a b
i.
4 x 5 13
iii.
x 1 x 1
ii.
x2 1 3
iv.
x x 1 2
C. Sifat Kelengkapan R
Sifat kelengkapan R menjamin eksistensi unsur-unsur di R di bawah hipotesis tertentu.
Sistem bilangan rasional, Q memenuhi dua sifat terdahulu yaitu sifat aljabar dan sifat
urutan, tetapi telah terbukti bahwa
Karena itu
sifat tambahan untuk mengetahui karakteristik sistem bilangan real. Sifat ini tak lain
adalah Sifat Kelengkapan ( Sifat Supremum) yang merupakan sifat esensial dari R.
Terdapat beberapa versi berbeda sifat sifat kelengkapan. Di sini diuraikan metode yang
efisien, yaitu dengan menganggap bahwa setiap himpunan terbatas yang tak kosong di R
memiliki Supremum.
Berikut ini dikenalkan pengertian sebuah batas atas suatu himpunan bilangan real.
Definisi 1. Diberikan H merupakan himpunan bagian dari R.
(i).
Sebuah bilangan
semua
untuk
x H.
26
x H.
Sebuah bilangan p bukan batas atas H jika dan hanya jika terdapat suatu
y H
sehingga p y .
Sebuah bilangan q bukan batas bawah H jika dan hanya jika terdapat suatu
sehingga z q .
z H
Perlu dicatat bahwa himpunan bilangan real biasa tidak memiliki batas atas, contohnya :
R. Karena itu jika H memiliki batas atas, maka H akan memiliki tak terhingga batas atas
sebab jika u merupakan batas atas H maka setiap bilangan w yang lebih besar dari u akan
merupakan batas atas H juga.(Hal ini berlaku juga untuk batas bawah).
Suatu himpunan biasa hanya memiliki batas atas saja atau batas bawah saja. Contoh
H1 = x R / x 0 dan H2 = x R / x 0 .
Sebuah himpunan di R dikatakan terbatas di atas apabila himpunan tersebut memiliki
batas atas. Begitu pula sebuah himpunan di R memiliki batas atas dan batas bawah maka
dikatakan bahwa himpunan tersebut terbatas.
Himpunan di R dikatakan tak terbatas apabila himpunan tersebut tidak memiliki batas
atas atau batas bawah.
Definisi 2.
(i).
Jika H terbatas di atas, maka suatu batas atas H, misal saja u dikatakan merupakan
supremum (batas atas terkecil) H apabila tidak ada batas atas H yang lain yang
kurang dari u.
(ii).
Jika H terbatas di bawah, maka suatu batas bawah H, misal saja w dikatakan
merupakan infimum (batas bawah terbesar) H, apabila tidak ada batas bawah H
lain yang lebih dari w.
27
h H
k H sehingga v < k.
h H, maka supH u .
28
Kriteria berikut bermanfaat untuk menguji bahwa suatu batas atas himpunan
adalah/merupakan supremum.0
Lemma 4.
Suatu u batas atas himpunan tak kosong H (di R ) adalah supremum H jika dan
hanya jika untuk setiap 0 terdapat
h H sehingga u h
Bukti.
u u
sehingga u h .
v u , diambil u v maka
h H
Himpunan H2 = x / 0 x 1 .
Di sini jelas bahwa 1 merupakan batas atas H2.
Untuk menunjukkan bahwa 1 = SupH2, dilakukan hal berikut :
29
h 1 H
sehingga v < h.
Karena itu v berarti bukan batas atas H2 dan karena v merupakan sebarang
bilangan yang kurang dari 1, disimpulkan bahwa SupH2=1.
Begitupula, dapat ditunjukkna bahwa InfH2 = 0. di sini supH2 dan InfH2
keduanya termuat di H2.
3.
Himpunan H3 = x / 0 x 1
Jelas 1 merupakan batas atas H3 dan dengan argumen yang sama seperti 2
diperoleh SupH3 = 1 dan InfH3 = 0.
Di sini SupH3 dan InfH3 keduanya tak termuat di H3.
Berikut ini dinyatakan sifat supremum atau disebut juga sifat kelengkapan R .
Dengan demikian R adalah suatu field terurut yang lengkap.
Sifat supremum R .
Teorema 5. Setiap himpunan bilangan real yang tak kosong dan memiliki batas
atas memiliki supremum di R.
Sifat Infimum R.
Setiap himpunan bilangan real yang tak kosong dan memiliki batas
bawah memiliki infimum di R.
Berikut ini contoh-contoh yang menggambarkan tehnik bekerja dengan supremum
dan infimum.
1.
Diberikan H suatu himpunan bilangan real yang tak kosong dan terbatas diatas
serta a sebuah bilangan real. Didefinisikan himpunan a+H = a x / x H .
30
f x Sup g D untuk
setiap x D .
Berarti Sup g D merupakan batas atas f D . Sehingga berakibat Sup
f D Sup g D .
31
Diberikan x R
Jika tidak ada n N sehingga
n N , n x ,
(ii)
Ada n N sehingga 0 1 y
(iii)
Ada n N sehingga n 1 z n
32