Anda di halaman 1dari 16

Nama Mahasiswa

Hema Inviani Br Ginting

NIM

4151111029

Mata Kuliah

Analisis Real I

Nama Sumber Buku

: 1. Buku diktat Analisis Real Bab 1 Bilangan Real


2. Buku Introduction to Analysis Real karangan Robert G.
Bartle Bab 2 Bilangan Riil

Ringkasan Isi Bab


A. Buku diktat Analisis Real Bab 1 Bilangan Real
1. Sifat-sifat Aljabar Pada Bilangan Real
Operasi biner pada himpunan F adalah suatu fungsi B dengan domain F F
dan rangenya pada F atau B: F

F. Ini berarti bahwa setiap

operasi biner yang menghubungkan setiap pasangan berurutan (a,b)

F dengan tepat satu B ( a,b) F. Pembahasan sifat penjumlahan dan

perkalian, notasi B(a,b) diganti dengan notasi konvensional a + b dan a.b.


Pada bilangan real ada dua operasi biner yaitu penjumlahan "+" dan
perkalian ".". Operasi itu memenuhi sifat-sifat berikut :
(A1) ( a,b R) a + b = b + a (Sifat Komutatif Penjumlahan)
(A2)

( a,b,c

R) (a + b) + c = a + (b + c) (Sifat asosiatif

penjumlahan)
(A3) ( a

R) (

R)

0+a=a

a+0=a

(Eksistensi elemen identitas nol)


(A4) ( a R) ( !(-a) R) a + (-a) = 0

(-a) + a =

0 (Eksistensi elemen bilangan negatif atau sifat invers penjumlahan


pada bilangan real)

(M1) ( a,b R) a . b = b . a (Sifat komutatif perkalian)


(M2) ( a,b,c R) (a . b) . c = a . (b . c) (Sifat asosiatif perkalian)
(M3) ( a R) (

R, 1

0 a.1=a 1.a=

a ) (Eksistensi kebalikan atau sifat invers perkalian pada bilangan real)


(M4) ( a R,a

0)(

1
!
a

1
a

R a.

=1

1
a

.a

= 1) (Eksistensi kebalikan atau sifat invers perkalian pada bilangan real)


(D) ( a,b,c R) a . (b + c) = (a . b) + (a . c)

(b + c) . a = (b . a)

+ (c . a) (Sifat distributif dari perkalian terhadap penjumlahan)


2. Teorema

a) Jika a, z R z + a = a maka z = 0
Bukti :
a + (-a) = 0
(z + a) + (-a) = 0
z + (a + (-a)) = 0
z+0=0
z=0

(A4)
(Hipotesis z + a = a)
(A2)
(A4)
(A3)

b) Jika a, b R, a 0 a . b = 1 maka b =
Bukti :
b=b.1
b = b . (a .

b=1.
b=

(M3)

1
a

b = (b . a). a

1
a

(a 0, M4)

1
a

1
a

1
a (M3)

c) ( a,b R) a + x = b mempunyai penyelesaian tunggal x = -a + b

Bukti :

a + (-a) + b] = [a + (-a)] + b

(A2)

a + (-a) + b] = 0 + b

(A4)

a + (-a) + b] = b

(A3)

Hipotesis : a + x = b
Dari (1) dan (2)

a + (-a) + b] = a + x
(-a) + b = x
x = (-a) + b
Akan ditunjukkan bahwa x = (-a) + b merupakan
penyelesaian tunggal dari a + x = b. Misalkan sembarang
x1

R adalah penyelesaian persamaan, berarti :

a + x1 = b
-a + a + x1 = -a + b
0 + x1 = -a + b
x1 = -a + b

(A4)
(A3)

d) ( a R) maka a . 0 = 0
Bukti :
a=a.1
a+a.0=a.1+a.0
a + a . 0 = a. (1 + 0)
a+a.0=a.1
a+a.0=a
a.0+a=a
a.0=0

(M3)
(D)
(A3)
(M3)
(M1)

e) ( a,b,c R) a . b = 0 maka a = 0 b = 0
Andaikan a 0 dan b 0 berarti :
a . b = 0 ( hipotesis )
a . 0 = 0 (memenuhi teorema)
Kesimpulan a 0 dan b = 0
Catatan :
- Operasi

pengurangan

didefinisikan

ab=a+ (b ) , ( a ,b R ) .

sebagai

berikut

Operasi

pembagian

didefinisikan

sebagai

berikut

a
1
a , b R , b 0, =a ( ).
b
b
-

Untuk selanjutnya a b ditulis ab .


2
Untuk selanjutnya a a ditulis a .
2
3
Untuk selanjutnya ( a ) a ditulis a

an +1=a n a , n N .

a0 =1 dan a1=a , a N a 0.
a 0,

1
a1
a ditulis

nN ,

1
a

()

ditulis a

3. Bilangan Rasional
Elemen bilangan Real yang dapat dituliskan dalam bentuk
Z, b

a
b , a, b

0 disebut bilangan rasional. Notasi bilangan rasional adalah Q. Q

bersifat tertutup terhadap operasi penjumlahan dan perkalian.


Bukti :
Untuk perkalian bilangan rasional
a
c
p.q= b . d
p . q = [a .

1
b

][

p . q = a .[

1
b

p . q = a .[ (
p . q = a .(
p . q = a .( c.

1
b
1
bd
1
bd

1
d
1
d

. c) ]
1
d

.c]
(M2)

). c) ]

. c)
)

(M1)

p . q = (ac) . (
p.q=

1
bd

ac
bd

(M2)
(Defenisi pembagian)

Karena : a, b, c, d Z berarti da, bc Z


b 0, d 0 berarti bd 0
4. Sifat Urutan pada Bilangan Real
a. Sifat-sifat Urutan Pada R
P R, P , P disebut himpunan bilangan real positif murni jika
memenuhi sifat berikut :
i.
a, b P (a + b) P
ii. a, b P (ab) P
iii.
a R salah satu dari berikut ini berlaku :
a

P atau a = 0 atau -a

(Sifat trikotomi

bilangan)
b. Defenisi
a P a adalah bilangan real positif murni, dan ditulis a > 0
a P atau a = 0 a adalah bilangan real positif, dan ditulis a
0
-a P a adalah bilangan real negatif murni, dan ditulis a < 0
-a P atau a = 0 a adalah bilangan real negatif, dan ditulis a
0

Misalkan a,b P
i.
(a - b) P ditulis a > b atau b < a
ii. (a - b) P {0} ditulis a b atau a b
Untuk kesepakatan :
a < b < c berarti a < b dan b < c
a b c berarti a b dan b c

a b < c berarti a b dan b < d

5. Teorema
a. Jika a > b dan b > c maka a > c
Bukti :
Misalkan a, b, c R
Akan ditunjukkan: a > b b > c a > c
a > b dan b > c berarti (a - b) P dan (b - c) P
Sehingga [(a - b) + (b - c)] P
[(a + (- b)) + (b + (- c))] P
[a + ((- b) + b) + (- c)] P
[a + 0 + (- c)] P
[a + (- c)] P
(a - c) P
a>c
Terbukti bahwa: Jika a > b dan b > c maka a > c
b. Jika a > b dan c > 0 maka ac > bc
Bukti :

Jika a > b dan c > 0 maka (a - b) P dan -c P


Sehingga [ -c (a - b)] P
[(-1)c(a - b)] P
[(-1)(ca - cb)] P
[(-1)(ca) - (-1)(cb)] P
[(-ca) - (-cb)] P
[(-ca) + cb] P
(cb - ca) P
cb > ca atau ca < bc (Terbukti)

B. Buku Introduction to Analysis Real karangan Robert G.


Bilangan Riil
1. Sifat Aljabar dari

Bartle Bab 2

R dari bilangan bilangan real terdapat dua

Pada himpunan bilangan real

operasi biner yang disebut

dan

yang menyatakan penumlahan

dan perkalian. Operasi operasi tersebut mempunyai sifat:


(A1) a+b=b+ a , a ,b R (sifat komutatif dari penjumlahan)
(A2)

( a+b )+ c=a+ ( b+c ) , a , b , c R (sifat asosiatif


penjumlahan)

(A3) terdapat elemen 0 di

sedemikian sehingga

(sifat elemen identitas)


aR
(A4) Untuk setiap

terdapat elemen

0+a=a+ 0, a R

a R

sedemikian

sehingga a+ (a ) =(a ) +a=0 (keberadaan elee negative)


(M1) a b=b a , a , b R

(sifat komutatif perkalian)

(M2) ( a b ) c=a ( b c ) , a , b , c R (sifat asosiatif perkalian)


(M3) terdapat elemen

1 R

yang berbeda dari 0 sedemikian sehingga

1 a=a dan a 1=a , a R (elemen identitas perkalian)


1
R
(M4) untuk setiap a 0, di R terdapat elemen a
sedemikian

sehingga
(D)

( 1a )=1

dan

( 1a ) a=1

(elemen kebalikan)

a ( b+c )=( a b )+ ( a c ) dan ( b+ c ) a=( b a )+ ( c a ) , a ,b ,c R

1.1 Teorema
(a) Jika z dan a adalah elemen dari

R sedemikian sehingga z + a = a maka

z = 0.
Bukti:
( z+ a ) + (a )=a+(a) , (jumlahkan kedua ruas dengan ( a ))
z+ ( a+ (a ) ) =a+(a) , (sifat asosiatif)
z+ 0=0 ,(sifat invers)
z=0 ,(sifat identitas). Terbukti

(b) Jika

dan

b0

adalah elemen di

sedemikian sehingga

u b=b , maka u=1.


Bukti:
1
( u b ) ( )
b

1
b ( ) , (sifat invers)
b

1
u (b . )
b

1
(b . ) , (sifat asosiatif)
b

u 1

1 , (sifat invers)

= 1. Terbukti

1.2 Teorema

(a) Jika a dan b adalah elemen di

R sedemikian sehingga a +

b = 0, maka b = a .
Bukti:
b
= 0 + b; (sifat identitas)
= (( a) + a) + b; (sifat invers)
= ( a) + (a + b); (sifat assosiatif)
= ( a) + 0; (diketahui)
= ( a); (sifat identitas):Terbukti
(b) Jika a 0 dan b adalah elemen di R , sedemikian sehingga
a b = 1, maka b = 1/a

Bukti :
b

=
=

1 b , (sifat identitas)
b (a

( 1a ))

, (sifat invers)

1
( b . a) ( )
a , (sifat assosiatif)

1
( a . b) ( )
a , (sifat komutatif)

1
a

1
a

1.3 Teorema
R , maka

Misalkan a, b sebarang elemen di


(a)

persamaan a + x = b mempunyai solusi tunggal x = ( a) + b

(b) jika a 0, persamaan a x = b mempunyai solusi tunggal


x

(1/a) b.

Bukti:
a. Perhatikan bahwa
a + (( a) + b) =

(a + ( a)) + b; (sifat

assosiatif)
= 0 + b; (sifat invers)
= b; (sifat identitas)
Ini berarti bahwa x = ( a) + b adalah solusi dari persamaan
a + x = b. Untuk menunjukkan ketunggalahnya, misalkan x1 adalah
sembarang solusi maka a + x1 = b, selanjutnya

(a ) +(a+ x 1) = (a ) +b , (kita tambahkan kedua ruas dengan (


a

( (a ) +a )+ x1 = (a ) +b , (sifat assosiatif)
0+ x 1

(a ) +b , (sifat invers)

x1

(a ) +b , (sifat identitas)

Jadi x1 = ( a) + b. Ini berarti bahwa solusi a + x = b adalah


tunggal, yakni x = ( a) + b.

b. Perhatikan bahwa
1
a (( ) b)
=
a

1
. b , (sifat assosiatif)
a

( ( ))
a

= 1 b , (sifat invers)
= b , Terbukti
b adalah solusi dari persamaan a

Ini berarti bahwa x = (1/a)

x = b. Untuk menunjukkan ketunggalahnya, misalkan x


1
adalah sembarang solusi maka a x1= b, selanjutnya
1
(setiap ruas di kali dengan ( ( a )

( 1a ) (a x )

( 1a )+b ,

( 1a ) a) x

( 1a )+b

,(sifat assosiatif)

( 1a )+b ,

(sifat invers)

( 1a )+b

)
(

1 x 1
x1

1.4 Teorema

1.5 Teorema

, Terbukti

a.

a 0=0

b.

(1 ) a=a

c.

(a ) =a

d.

(1 ) (1 )=1

Jika a,b,c adalah elemen dari R , maka

(a) Jika a 0 , maka 1/a 0 dan

1
=a
1
a

()

(b) Jika a b = a c dan a 0 maka b=c


(c) Jika a b=0 , maka a=0 atau b=0
1.6 Teorema
2
Tidak terdapat bilangan rasional r sedemikian sehingga r =2

2. Sifat Sifat urutan dari

Sebuah subset tak kosong P dari R, disebut bilangan real positif jika
memenuhi sifat-sifat berikut
(i) Jika a; b P , maka a + b P .

(ii) Jika a; b P , maka ab P .

(iii)

Jika a

R maka tepat salah satu beikut

terpenuhi: a P; a = 0; a P .

Kondisi (iii) biasanya disebut dengan Sifat Trichotomy. Dan {- a : a


P} disebut bilangan real negatif.
Defenisi
Jika a P , kita katakan a adalah bilangan positif (positif murni) dan kita
tulis a > 0. Jika a P { 0 }, kita katakan bahwa a bilangan tak negatif dan
kita tulis a 0. Jika -a P , kita katakan a adalah bilangan negatif (negatif
murni) dan kita tulis a < 0. Jika a P{ 0 } kita katakan a bukan bilangan
positif dan kita tulis a 0.

Misalkan a; b adalah elemen-elemen di R, maka


(i) a - b P , maka kita tulis a > b atau b < a.
(ii) a - b P {0}, maka kita tulis a b atau b a.
Notasi a < b < c berarti a < b dan b < c. Demikian juga a

berarti a b dan b c. Jika a b dan b < d maka a b < d.


Akibat
Jika a,b < 0 maka
(i) a <0 dan b >0, atau
(ii) a >0 dan b <0.
3. Nilai Mutlak
Defenisi : Jika a R, maka nilai mutlak dari a didefinisikan sebagai

|a| = a; jika a >0;


= 0; jika a = 0;
= -a; jika a <0:
4. Sifat Kelengkapan dari R
Defenisi :
1. Misalkan S R.
(i) Sebuah bilangan u R dikatakan sebagai batas atas dari S jika s u;
s S

(ii) Sebuah bilangan w R dikatakan sebagai batas bawah dari S jika w s;


s S Sebuah bilangan v R dikatakan bukan batas atas dari S jika dan
hanya jika terdapat suatu s S sedemikian sehingga v < s.
2. Misalkan S R.

(i) Jika S terbatas di atas, maka sebuah batas atas u dikatakan suprimum
(batas atas terkecil) dari S jika tidak terdapat bilangan yang lebih kecil
dari u yang meru-pakan batas atas dari S.
(ii) Jika S terbatas di bawah, maka sebuah batas bawah w dikatakan sebuah
infi-mum (batas bawah terbesar) dari S jika tidak ada bilangan yang
lebih besar dari w yang merupakan batas bawah dari S.
5. Himpunan - himpunan Takhingga
Tujuan utama dari bagian ini untuk membedakan himpunan bilangan
rasional dan bilangan real dengan menunjukkan bahwa dia takhingga
terhitung tetapi kemu-dian tidak. Konsekuensinya adalah himpunan
bilangan irasional tak terhitung, jadi bilangan irasional lebih banyak dari
pada bilangan rasional.
Defenisi : Jika n N, sebuah himpunan S dikatakan mempunyai n elemen
jika terdapat sebuah bijeksi dari subbagian asal Nn = {1;;; n} dari N pada
himpunan S. Sebuah himpunan dikatakan hingga jika dia himpunan kosong
atau mempunyai n elemen untuk suatu n N. Sebuah himpunan S dikatakan
infinit jika dia tak hingga.
Teorema :
1. Sebuah himpunan S1 mempunyai n elemen jika dan hanya jika terdapat
bijeksi dari S1pada himpunan S2yang mempunyai n elemen. Sebuah
himpunan T1adalah finitjika dan hanya jika terdapat bijeksi dari T1 pada T2
yang finite.
2. (a) Misalkan m; n N dengan mn. Maka terdapat sebuah injeksi dari
Nm
ke Nn.
(b) Misalkan m; n N dengan m > n. Maka tidak terdapat sebuah
fungsi injeksi dari NM ke Nn.
3. (a) Jika n N, maka terdapat sebuah injeksi dari Nm ke N.
(b) Jika m N, maka tidak terdapat sebuah injeksi dari N ke Nm.
Identifikasi Kajian Utama
Mengkaji antara kedua buku untuk mengetahui perbedaan antar buku tersebut
dan mengetahui kelebihan serta kekurangan dari buku diktat berdasarkan analisis yang
didapatkan .

Pembahasan Kajian Utama


Dari yang di dapatkan bahwa kedua buku ini memiliki materi yang hampir sama
meskipun terletak di bab yang berbeda dimana buku diktat, materinya merupakan bab
pertama sedangkan pada buku karangan Bartle, materinya berada di bab kedua.
Untuk penulisan yang diberikan Buku Bartle memiliki kelebihan yang lebih baik
dari pada buku diktat dimana enulisan yang diberikan lebih jelas dan lebih baik dari
pada buku diktat, penulisannya juga di tata dengan sangat rapi sehingga pembaca bias
lebih mengerti dengan apa yang di jelaskan pada buku.
Dan juga untuk teorema yang diberikan sangatlah lebih jelas dari pada buku
diktat, langkah langkah pengerjaan teorema dalam pembuktiannya lebih mudah
dimengerti dari pada buku diktat.
Pada buku Bartle juga setiap kajian materi selalu disertakan contoh-contoh serta
soal-soal latihan sehingga pembaca bisa lebih mudah memahami materi tersebut serta
dapat mengimplikasikan materi yang dipelajari melalui pengerjaan soal-soal
latihan.Akan tetapi, pada diktat juga ada materi yang lebih dibahas mendalam daripada
buku Bartle seperti materi Bilangan Rasional dengan teorema serta pembuktian dari
teorema tersebut. Selain dari hal-hal yang penulis paparkan, tidak ada perbedaan yang
terlalu signifikan antara kedua buku tersebut.
Pokok-pokok permasalahan yang dikaji pada kedua buku ini tidak jauh berbeda ,
namun pada buku karangan Bartle ada lima topik yang tidak dibahas dalam buku diktat
antara lain: Nilai Mutlak, Sifat Kelengkapam Dari R, Aplikasi Sifat Suprimum, Interval
Dan Decimal, Serta Himpunan-Himpunan Takhingga.
Dan pada segi bahasa yang digunakan juga sama sama baik dan mudah
dimengerti.
Hipotesis
Dari rumusan permasalahan dan pembahasan tentang kajian kedua buku yang
ada penulis mengambil hipotesis bahwa buku diktat sudah layak dipergunakan sebagai
buku pegangan mahasiswa dalam mata kuliah Analisis Real I namun dengan perbaikan
di bagian tertentu menurut Buku Bartle

Data Pendukung
Data yang mendukung hipotesis penulis adalah buku Introduction to Analysis
Real karangan Robert G. Bartle bab 2 yaitu Bilangan Riil, dimana dari hal 1-15
memiliki kesamaan materi dengan buku diktat walaupun ada beberapa teorema yang
sedikit berbeda . Buku diktat telah layak dijadikan pegangan mahasiswa sebab materi
yang sama pada buku diktat tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan buku
Bartle. Karena Buku Bartle juga telah banyak digunakan oleh kalangan mahasiswa baik
dosen untuk menjadi referensi buku Analisis Real yang lain.
Analisis Data
Buku (diktat) Analisis Real berisi tentang sifat-sifat aljabar pada sistem bilangan
real beserta teorema-teorema dan pembuktian dari teorema tersebut; bilangan rasional
dengan teorema-teorema dan pembuktiannya; sifat urutan pada bilangan real dengan
defenisi, teorema, corollary, dan pembuktian; serta beberapa contoh khusus tentang
ketidaksamaan rataan aritmetika geometri, ketidaksamaan Bernoulli, dan ketidaksamaan
Chauchy.
Buku Introduction to Analysis Real karangan Robert G. Bartle berisi tentang
sifat-sifat aljabar pada bilangan real, sifat-sifat terurut dari bilangan real , nilai mutlak ,
ketaksamaan segitiga, sifat kelengkapan dari bilangan real , sifat suprimum dari
bilangan real, aplikasi sifat suprimum, sifat Archimedes, interval dan desimal berisi sifat
interval bersarang, teorema, representasi biner dan decimal; himpunan-himpunan tak
hingga diman hamper keseluruhan topic yang diberikan dilengkapi dengan torema,
definisi, akibat, contoh contoh dan juga soal soal latihan.
Kesimpulan
Buku Diktat sebagai buku utama dan pembanding adalah Buku Bartle memiliki
materi yang hampir sama dan tidak jauh berbeda. Penyampaian materi yang jelas juga
sangat membantu pembaca dalam memahami isi materi yang disampaikan pada isi buku
tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa buku diktat memang sudah layak menjadi
pegangan mahasiswa dalam Mata Kuliah Analisis Real I tetapi dengan beberapa
perbaikan yang bias lebih dikaji lagi di kemudian hari agar buku Diktat juga bias
semakin menjadi pedoman di banyak kalangan yang ada.

Anda mungkin juga menyukai