Anda di halaman 1dari 78

Rangkuman Matematika

OPERASI BILANGAN
1. OPERASI BILANGAN REAL

Bilangan : sesuatu yang abstrak dan dapat memberi keterangan tentang


banyaknya anggota suatu himpunan.

Bilangan Kardinal : menyatakan banyaknya anggota suatu himpunan.


Bilangan Ordinal : menyatakan tingkatan atau kelas.

Macam-macam bilangan :

o Bilangan Asli
Himpunan semua bilangan asli A: {1, 2, 3, 4, . . .}
o Bilangan Cacah
Himpunan semua bilangan cacah C: {0, 1, 2, 3, 4, . . .}
o Bilangan Bulat
Himpunan semua bilangan bulat B: {. . .-3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, . . .}
o Bilangan Rasional
Bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk , dengan a dan b adalah

bilangan bulat dan b 0.


Himpunan bilangan rasional

o Bilangan Irasional (bukan bilangan Rasional)


Bilangan yang tidak dapat dinyatakan sebagai bilangan pecahan. Bilangan
berbentuk akar (misal ), berbentuk logaritma
, e dan .
o Bilangan Real (R)
Merupakan gabungan himpunan Bilangan Rasional dan Bilangan Irasional.
o Bilangan Kompleks
Pada penasihan akar, mungkin juga menghasilkan bilangan yang tidak
nyata (imaginasi atau khayal). Misal , , , . . . dst.
Notasi bilangan Khayal :

i2 = ( )2 = -1
i3 = i2 x i = -1 x i = -i
. . .dst

1
Rangkuman Matematika
Gabungan bilangan Nyata dan bilangan Khayal membentuk bilangan
Kompleks.
Dinyatakan dengan : x+yi
Keterangan :
x: bilangan nyata y: bilangan khayal

A. Operasi Bilangan Bulat


Penjumlahan Pengurangan
Jika a dan b bil. Bulat,
Jika a dan b bil. Asli,

(-a) + (-b) = - (a + b) a b = a + (-b)


a + (-b) = a b , dengan a > b
(-a) + b = - (a b) , dengan a > b
Sifat sifat pengurangan :
a + (-b) = - (b a) , dengan a < b
(-a) + b = b a , dengan a < b a b = (a + c ) (b + c)
a (b +c) = (a b) c
Sifat komutatif : a + b = b + a (a +b) c = a + (b c)
Sifat asosatif : (a + b) +c = a + (b +
c)
Memiliki unsur identitas 0 (nol)

Perkalian Pembagian
Jika a dan b bilangan bulat dan
Jika a dan b bil. Asli,
b 0, maka
axb=bxa
a x (-b) = - ( a x b ) a:b=n
(-a) x b = - ( a x b )
a =bxn
(-a) x (-b) = a x b

Sifat komutatif : a x b = b x a
Sifat asosiatif : a x ( b x c ) = (a x b) x
c
Sifat distributif :
a x (b + c) = (a x b) + (a x c)
Tertutup
Memiliki unsur identitas 1 (satu)

2
Rangkuman Matematika
B. Operasi Bilangan Pecahan
o Penjumlahan
Definisi :

Untuk semua bilangan pecahan p, q dan r berlaku :


sifat-sifat penjumlahan (komutatif dan asosiatif),
sifat identitas dengan elemen identitas p + 0 = 0 + p
untuk setiap bilangan pecahan p terdapat bilangan rasional p
sehingga, p + (-p) = 0, disebut sebagai invers penjumlahan.
o Pengurangan
Penyelesaian pengurangan bilangan-bilangan pecahan dapat
dilakukan dengan :

(a + b) (c + d) = (a c) + (b d)

o Perkalian

dengan b 0 dan d 0

untuk setiap p, q dan r bilangan pecahan maka berlaku :

Sifat-sifat perkalian ( komutatif, distributif dan asosiatif)


Sifat identitas dengan elemen identitas 1 (satu) : p x 1 = 1 x p

Berlaku untuk setiap bilangan rasional p 0

CATATAN KHUSUS !

Beberapa bentuk perkalian:


(a + b)2 = a2 + 2ab + b2 (a - b)2 = a2 - 2ab + b2
a2 b2 = (a b) (a + b) a3 b3 = (a b) (a2 + ab + b2)
a3 + b3 = (a + b) (a2 - ab + b2) a4 b4 = (a2 b2) (a2 + b2)
(a + b + c)2 = a2 + b2 + c2 + 2ab + 2bc + 2ac
(a - b - c)2 = a2 + b2 + c2 - 2ab - 2bc - 2ac

3
Rangkuman Matematika
o Pembagian

Contoh Soal

1. (2x 3)(4x + 5) = 8x2 + 10x 12x 15


= 8x2 - 2x 15

2. (3a + 4b)(3a 4b) = 9a2 12ab + 12ab 16b2


= 9a2 16b2
3.
= -

4.

C. Konversi Bilangan

Pecahan

Pecahan Biasa Pecahan Desimal Persen

Contoh pecahan biasa : , , ...


Contoh pecahan desimal : 0,256 , 0,24 , 0,1 , 0,000067 . . .
Contoh persen : 25%, 77%, . . .

Menkonversi pecahan ke desimal :


1. 2.

Mengkonversi pecahan ke persen :

1. 2.
Mengkonversi desimal atau persen ke pecahan biasa :

1.

4
Rangkuman Matematika
2.

3. 0,8% =

CATATAN KHUSUS!

o Rasional jika b = 0, maka tdk terdefinisi, ex: , =


o Rasional dinyatakan desimal jika dibelakang koma angka
berulang.
o Irrasional angka dibelakang tdk berulang (selalu
berubah)

2. PERBANDINGAN DAN SKALA


CATATAN!
Perbandingan pada
1. Perbandingan (rasio) umumnya dinyatakan
Membandingkan dua besaran yang sejenis. dengan harga yang
terkecil.
Misal :
Ex :
Membandingkan ukuran dari 2 pipa
Membandingkan luas lahan pertanian
Jika satuan besaran tidak
dapat dinyatakan dengan : sama, harus disamakan
terlebih dulu.
a:b
Ex : satuan meter diubah
menjadi centimeter agar
a lawan b kedua satuan panjang
sama.

a) Perbandingan senilai
Menyatakan dua perbandingan yang nilainya sama.
Misal :
Waktu 2 3 9 N
Jarak 40 60 180 N x 20

Sehingga berlaku .

b) Perbandingan berbalik nilai


Menyatakan dua perbandingan yang nilainya saling berkebalikan.

5
Rangkuman Matematika
Misal : dan

Sehingga dinyatakan dengan a.b = konstan

2. Skala
Skala perbandingan ini dapat merupakan pengecilan atau
pembesaran ukuran yang sebenarnya.
Misal :
Tentukan ukuran sebenarnya pada persegi panjang dengan panjang 3 cm
dan lebar 2 cm jika skala 1: 100 !
Panjang sebenarnya = panjang gmbar : skala = 3 :

= 3 x 100 = 300 cm
Lebar sebenarnya = lebar gambar : skala
=2:

= 2 x 100 = 200 cm

Contoh Soal

1. Seorang pemborong perbaikan jalan memperhitungkan dengan tenaga 14


orang per hari suatu pekerjaan akan selesai dalam waktu 48 hari. Tetapi
setelah dikerjakan selama 18 hari, karena sesuatu hal, pekerjaan itu berhenti
selama 9 hari. Untuk merampungkan pekerjaan tepat pada waktunya,
pemborong tersebut harus menambah tenaga kerjanya. Berapakah
tambahnya pekerja per hari?
Jawab :
Jumlah pekerja Waktu pengerjaan

48-18=30
14

30-9=21
x = 20 orang

3. OPERASI BILANGAN BERPANGKAT

6
Rangkuman Matematika
Merupakan operasi pangkat berdasarkan perkalian berganda.
Secara umum : a : bilangan pokok
an = n : pangkat (eksponen)
an : bilangan berpangkat

Sifat-sifat bilangan berpangkat :


Contoh persamaan bilangan
1. x =
eksponen :
2. : = =1
3. ( = = 20
4. = x x1=0
5. =1 x=1

Contoh Soal

1. 272x+6 = 9x-3 2. 16 -2x - 4=


(3x)2x+6 = (32)x-3 24 (-2x -4) =
36x+18 = 32x 6 2 -8x -16 = 2 -5 (x+2)
6x +18 = 2x 6 -8x - 16 = -5x 10
6x 2x = -18 6 -8x + 5x = -10 + 16
4xBILANGAN
4. OPERASI = -24 IRASIONAL -3x =6
x = -6 x = -2
Bilangan akar, contohnya :
Bukan bentuk akar, contohnya :
Bilangan bentuk akar bukan merupakan bilangan Rasional, melainkan
bilangan Irasional.

Operasi penjumlahan & pengurangan bilangan bentuk akar :

Contoh Soal

7
Rangkuman Matematika
1.

2.

3. 3 +

4.

Misal P

P2 =

P2 = 3P

P=3

5.

6. ( )4 = ( )4 =( )4 = 43 = 64

7. = =d =d =d

5. OPERASI LOGARITMA

Operasi inversi/ kebalikan dari operasi perpangkatan.

8
Rangkuman Matematika
Mencari pangkat dari suatu bilangan pokok, sehingga

Hasilnya sesuai dengan yang telah .

a : absis b : numerus
a log b =c
0<a<1
Catatan :
a>0 a1
b>0 1. a log 1 = 0 ,
c=+/-
sebab a0 = 1
a) Sifat sifat Logaritma 2. a log a = 1 ,
= sebab a1 = a
a log p
a log p . q = a log p + a log q
= a log p
a log = a log p a log q
a log p = b log p / b log a
a log = n . a log p

aalog b = b
a log p p log q = a log q

Contoh Soal

1. 3log 33 +3log 18 - 3log 22 = 3log ( )


= 3log 27
=3
2. 5log 32 + 2log 125=

=
=53
= 15

a. Penggunaan daftar logaritma


Logaritma dengan bilangan pokok 10 adalah logaritma biasa / logaritma
briggs.

9
Rangkuman Matematika
Untuk menentukan nilai suatu logaritma > dgn DAFTAR LOGARITMA.

Karakteristik : banyaknya angka bulat di depan koma dikurangi 1


Mantise : bilangan desimal dari hasil pengambilan logaritma
b. Mencari hasil logaritma
Misal :
Log 4 => di depan koma 1 angka (5) lalu dikurangi 1
Jadi, karakterstiknya = 0, . . .
Mantise = 6021
Hasil = 0, 6021 Lihat daftar logaritma

Log 19 => di depan koma 2 angka (5 dan 0) lalu dikurangi 1


Jadi, karakterstiknya = 1, . . .
Mantise = 2788
Hasil = 1, 2788 Lihat daftar logaritma

Log 2,345 => didepan koma 1 angka (2) lalu dikurangi 1


Kemudian lihat daftar
Buat 3 angka dari depan = 234
Sisanya =5
Cara melihat daftar :
0 1 2 3 4 5
200 3010 3012 3015 3017 3019 3021
... ... ... ... ... ...
234 3692 3694 3096 3698 3700 3701

Jadi, hasilnya adalah 0,3701


c. Mencari logaritma bilangan yang kurang dari 1 (satu)
Indeknya ditentukan oleh banyaknya angka nol (0).
Contoh :
1. Berapakah nilai dari log 0,2345?

Penyelesaian :
Log 0,2345 bahwa banyaknya 0 adalah 1, maka indeknya adalah -1.
Sehingga log 0,2345 = 0, . . . . -1
Sedangkan mantise-nya didapat dari daftar logaritma pada baris 234
kolom 5 yaitu 3701.
Sehingga log 0,2345 = 0,3701 -1
= - 0,6299
d. Mencari hasil anti logaritma
Merupakan proses kebalikan dar mencari harga logaritma.
Contoh :
o Untuk karateristik positif

10
Rangkuman Matematika
Letak koma ditentukan oleh besarnya karakteristik ditambah satu (1)
Contoh :
Log X = 0,3786
0 > sebagai karakteristik
3786 > sebagai mantise
Berada di baris 239 kolom 1 digabungkan
menjadi 2391.
Karena karakterstiknya 0, maka bubuhkan koma (,) di belakang 1 angka.
Jadi X = 2,391

o Untuk karakteristik negatif


Bentuknya bilangan 0 (nol) sesuai dengan besarnya karakteristik.
Contoh :
Log x = -0,0328, tentukanlah nilai x?
Penyelesaian :
Log x = -0,0328
= -0,0328 + 1 1
= 0,9672 1
Karakteristik adalah -1, maka banyaknya 0 di depan koma adalah 1.
Sehngga bila log x = -0,0328, maka di baris 927, kolom 2 dan digabungkan
menjadi 9272
Jadi log x = -0,0328
= 0,9672 1
Maka nilai x = 0,9672

e. Penggunaan operasi logaritma dalam operasi hitung


Dalam operasi hitung bilangan, dapat menggunakan berdasar atas sifat-sifat
logaritma dan dapat diselesaikan dengan bantuan daftar logaritma.
Contoh :
1. Tentukan nilai x = 87,5 4,76 ! 2. Tentukan nilai x = (32,6)4
Penyelesaian : Penyelesaian :
Log x = log 87,5 + log 4,76 Log x = log (32,4)4
Log x = 1,9420 + 0,6776 Log x = 4 log (32,4)
Log x = 2,6196 Log x = 4 1,5132
x = 416,5 Log x = 6,0528
x = 1129000

f. Logaritma napier
Yaitu logaritma dengan bilangan pokok / e (epsilon) dimana e = 2,7182
sehngga

11
Rangkuman Matematika
elog x= 2,7182log x = ln x

Bila e diperoleh dari bentuk ( 1 + )n, dengan n A


Sehingga bila n mendekati tak hingga, maka akan diperoleh e = 2,7182
Hal ini dapat dituliskan bahwa :

Sifat-sifat logaritma napier :


ln p . q = ln p + ln q a log p p log q = a log q
ln = ln p ln q = ln a
ln = a . ln p
ln a = , karena elog e = ln e = 1

Contoh :

1. ln 5 = 2,303 . log 5
ln 5 = 2,303 . 0,6990
ln 5 = 1, 60898

2. ln (345,67)1,25= 1,25 ln 345,67


ln (345,67)1,25= 1,25 (2,303 log 345,67)
ln (345,67)1,25= 1,25 (2,303 x 2,5386)
x = 1,25 x 2,303 x 2,5386
log x = 1,25 x 2,303 x 2,5386

12
Rangkuman Matematika
APROKSIMASI
1. PENGERTIAN MENGUKUR & MEMBILANG
Kegiatan membilang hanyalah ada 1 kebenaran
Contoh : menghitung jumlah buah, pensil, buku
Sementara hasil dari kegiatan mengukur tidak hanya 1
Contoh : mengukur panjang & lebar suatu tanah, yang dilakukan
pembulatan

o Pengukuran
hasil dari kegiatan mengukur tidaklah tepat, tetapi hanya merupakan hasil
pembulatan (pendekatan)

terdapat 3 jenis aturan pembulatan :


a. Pembulatan ke satuan ukur terdekat
Contoh :
5678, 974950 meter = 5678, 97495
= 5678, 9750
= 5678, 975
= 5678, 98
= 5677, 0
= 5677
= 5680
= 5700
= 6000
b. Pembulatan ke banyaknya tempat desimal
Arti dari banyaknya tempat desimal adalah banyaknya angka di
belakang tanda desimal (koma).
Contoh :

4, 879657 = 4, 87966
= 4, 8797
= 4, 880
= 4, 88
= 4, 9
c. Pembulatan ke banyaknya angka signifikan (bermakna)
Yang bisa dinyatakan signifikan :
1. Setiap angka bukan nol (ex : 345,6 , 7890 , 999 )
2. Setiap angka nol diantara 2 angka signifikan(ex : 60,097 , 7078 , 801)
3. Angka nol dibelakang koma yang didahului angka bukan nol
(ex : 34,093 )

13
Rangkuman Matematika
Yang dinyatakan tidak signifikan, jika :
1. angka nol terletak di depan angka bukan nol pada sebuah bilangan.
(ex : 0345 , 0,004578 )
2. angka nol di depan angka bukan nol meskipun berada setelah koma
( ex : 0,034 )
3. angka nol di belakang angka bukan nol yang tidak di beri tanda /
garis bawah. (ex : 80000)

o Mengukur
Menurut cara melakukannya, mengukur dapat dibagi menjadi 3 jenis :
a. Pengukuran langsung : membandingkan sesuatu yang akan diukur
dengan sebuah standar yang dipakai sebagai alat ukurnya.
b. Pengukuran tidak langsung : dengan alat ukur, misal : penggaris,
amperemeter
c. Pengukuran dengan perhitungan : pengukuran berdasarkan pad hasil-
hasil pengukuran yang dilakukan sebelumnya.

o Galat
Dapat disimpulkan, galat dapat dikelompokkan menjadi 3 macam :
a. Galat bawaan (inherent error)
Besarnya kesalahan dalam pengukuran yang dapat disebabkan oleh
kesalahan kecil pengukuran, kesalahan data awal, dll.
b. Galat pemotongan (truncation of error)
Berkaitan dengan metode numerik yang dipakai, karena adanya
pemotongan deret tak berhingga yang menyangkut perhitungan suatu
fungsi atau nilai desimal, & karena penghentian proses penghitungan.
c. Galat pembulatan (rounding of error)
Berkaitan dengan penggunaan sejumlah terbatas angka signifikan.

o Kesalahan dalam pengukuran


Satuan Ukuran Terkecil (SUK)
Contoh :
120 kg = 10 kg
421 m = 1 m
5000 l = 1000 l
Salah Mutlak (SM)
SM = SUK

Contoh : Satuan Ukuran Terkecil dari 25 m adalah 1 m. maka


SM = 1 m = 0,5 m
Salah Relatif (SR)

14
Rangkuman Matematika
SR =

Presentase kesalahan (PK)

Contoh : hasil pengukuran suatu tali adalah 1,25 m, maka . . .

SUK = 0,01 m
SM = SUK = 0,01 = 0,005 m

SR = = = 0,004 m
PK = SR 100% = 0,004 100% = 0,4 %

o Toleransi
Selisih dari batas atas dan batas bawah hasil pengukuran yang dapat diterima.

Batas atas (BA) : hasil pengukuran + SM


Batas bawah (BB) : hasil pengukuran SM

Contoh :
Hasil pengukuran berat suatu benda 34,3 kg, berapa toleransinya?
SUK = 0,1 m
SM = SUK = 0,1 = 0,05 m
BA = hasil pengukuran + SM = 34,3 + 0,05 = 34,35 kg
BB = hasil pengukuran SM = 34,3 - 0,05 = 33,25 kg
Toleransi = BA BB = 34,35 - 33,25 = 0,1
o Operasi pada Aproksimasi
a. Penjumlahan b. Selisih c. Hasil Kali

Jml max = BA + BA Selisih max = BA1 BB2 HK.max = BA x BA


Jml min = BB + BB Selisih max = BB1 BA2 HK.min = BB x BB

15
Rangkuman Matematika
PERSAMAAN & PERTIDAKSAMAAN
1. PERSAMAAN
Adalah kalimat yang mempunyai hubungan sama dengan.
Contoh :
a. 2x + 3y = 45
b. 3x2 4 = 6

2. MENENTUKAN HIMPUNAN PENYELESAIAN DARI PERSAMAAN LINIER


a. Persamaan Linear 1 Variabel
Mengandung 1 peubah

Bentuk umum = ax + b = 0

Contoh :
3(4 5p) = 8p
12 15p = 8p
12 = 8p + 15p
12 = 23p
P =

b. Persamaan Linear 2 Variabel

langkah menyelesaikannya adalah dengan menentukan beberapa nilai


peubah pertama atau peubah kedua untuk menentukan nilai peubah
yang lainnya.

Bentuk umum =

ax + by + c = 0

Contoh :

Tentukan himpunan penyelesaian persamaan 2x y = 8 jika x = -1 !


Jawab :
2 (-1) y = 8
-2 y = 8
y = -2 8
y = -10
c. Pertidaksamaan linear
Kalimat yang dihubungkan dengan tanda ketidaksamaan ( < , > , , )
dengan peubah berderajat satu.

16
Rangkuman Matematika
Contoh :
3x + 4 2
3x 2 4
x
d. Persamaan Kuadrat
Persamaan yang peubahnya berpangkat 2.

Bentuk umum =
ax2 + bx + c = 0
Cara penyelesaian :
Pemfaktoran
Memfaktorkan / mengubah persamaan kuadrat menjadi bentuk
perkalian
Contoh :
x2 2x 8 = 0
(x 4) ( x + 2) = 0
x = 4 atau x = -2
Melengkapi Kuadrat Sempurna
Bentuk kuadrat sempurna : ( x + p )2 = q
Langkah :
Jadikan koefisien x2 menjadi 1
Pindahkan bilangan konstan ke ruas kanan
Ruas kiri diubah menjadi bentuk kuadrat x2 + 2xp +p2
(dengan cara ditambah dengan kuadrat 1/2 koefisien x)
sehingga dapat ditulis menjadi bentuk kuadrat sempurna
( x + p )2.
Contoh :
4x2 5x 6 = 0 (koefisien x2 menjadi 1)

x2 - x - =0 x- =

x2 - x = x =

x2 - x + = + x = 2 atau x =

( x - )2 = +

( x - )2 =

x- =

17
Rangkuman Matematika
e. Rumus Kuadrat
Persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0, a 0, dapat diselesaikan
dengan rumus :

f. Jenis dan sifat akar persamaan kuadrat


Dapat ditentukan dari nilai diskriminan (D) dimana : D =
o Jika D > 0, maka akarnya NYATA DAN BERBEDA
o Jika D 0, maka akarnya NYATA DAN SAMA
o Jika D < 0, maka akarnya TIDAK NYATA / KHAYAL
Sifat-sifat akar persamaan kuadrat, jika X1 dan X2 akar-akar dari
ax2 + bx + c = 0, maka :

X1 + X2 = - X1 . X2 = X1 - X2 =

o Jika akarnya berlawanan, maka <0

o Jika akarnya bertanda sama, maka >0


o Jika akarnya berkebalikan, maka a = c

Contoh Soal
1. Jika dan akar persamaan 2x2 3x + 4 = 0, tentukan

a. + b. 2 + 2
Penyelesaian :

2x2 3x + 4 = 0
a. + = =
+=- =- =
b. 2 + 2 = ( + )2 2. .
.= = =2 = )2 2(2)

= - 4 = -1

18
Rangkuman Matematika
g. Sistim Persamaan Linier dua peubah
Bentuk umum :

Ax + by = c cx + dy = q a, b, c, d, p, q

Cara menyelesaikan :
o Eliminasi
o Subtitusi
o Campuran
o Determinan (cocok untuk angka besar dan pecahan)

ELIMINASI (menghilangkan salah satu variabel)


Contoh :
Selesaikan persamaan 2x 5y = 16 dan 3x + 2y = 5
Jawab :
2x 5y = 16 [ x3 ] 6x 15y = 48 2x 5y = 16 [ x2 ] 4x 10y = 32
3x + 2y = 5 [ x2 ] 6x + 4y = 10 __ 3x + 2y = 5 [ x5 ] 15x + 10y = 25 +
-19y = 38 19x=57
y= = -2 x= 3

jadi penyelesaiannya adalah (3, -2)

SUBTITUSI (penggantian salah satu peubah dengan peubah yang


lain)
Contoh :
Selesaikan persamaan 2x 5y = 16 dan 3x + 2y = 5, x dan y R
Jawab :

2x 5y = 16 3x + 2 = 5
2x = 16 + 5y 3(8 + y) + 2y = 5 x =8+ y
x =8+ y
24 + y + 2y = 5 x = 8 + (-2)
y = -19 x =3
y = -2
Jadi penyelesaiannya adalah (3, -2)

CAMPURAN (gabungan antara eliminasi dan subtitusi)


Contoh :
Selesaikan persamaan 2x 5y = 16 dan 3x + 2y = 5, x dan y R
Jawab :

19
Rangkuman Matematika
2x 5y = 16 [ x3 ] 6x 15y = 48 2x 5y = 16
3x + 2y = 5 [ x2 ] 6x + 4y = 10 __ 2x 5 (-2) = 16
2x + 10 = 16
-19y = 38
2x = 16 10
y= = -2 2x = 6
x =3
Jadi penyelesaiannya adalah (3, -2)

DETERMINAN (mengubah ke bentuk matriks)

Ax + by = p
ditulis menjadi =
Cx + dy = q

Maka x = dan y =

Dengan D = = ad bc

Dx = = dp bq

Dy = = aq cp
Contoh :
Selesaikan sistem persamaan 2x 5y = 16 dan 3x + 2y = 5 !

Jawab :

Sehinga :
D= = 2 . 2 3. -5 = 19 Maka x = = =3

Dx = = 16 . 2 5. -5 = 37 Maka y = = = -2
Dy = = 2 . 5 3. 16 = -38
Jadi penyelesaiannya adalah (3, -2)

h. Sistem Persamaan Linier 3 Peubah


Persamaan yang mengandung masing-masing derajat 1
Rumus umum :

ax + by + c z= 0

20
Rangkuman Matematika
Contoh :

Tentukan himpunan penyelesaian dari 3x + 2y 6z = 12, 5x 4y +2z = 0, 6x + z =


26 !

Jawab : ( Cara Campuran )

3x + 2y 6z = 12 | x2 | 6x + 4y 12z = 24 6x + z = 26 | x10| 60x + 10z = 260


5x 4y +2z = 0 | x1 | 5x 4y +2z = 0 + 11x 10z = 24 | x1 | 11x 10z = 24 +
11x 10z = 24 71x = 284
x=4

3x + 2y 6z = 12 11x 10z = 24
3(4) + 2y 6(2) = 12 11 (4) 10z= 24
2y = 12 -10z = 24 44
y =6 z = =2

Jadi Himpunan Penyelesaiannya adalah {(4, 6, 2)}

i. Pertidaksamaan Kuadrat
Pertidaksamaan yang variabelnya berderajat 2

Contoh :
Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan x2 6x +5 =0
Jawab :
x2 6x +5 = 0
(x 5) (x 1) = 0
x = 5 atau x = 1

dibuat garis bilangan

+++++ _- - - +++++
-1 - - -5

Jadi HP nya {x | x < -1 atau x > 5, x R

21
Rangkuman Matematika
MATRIKS

A. Pengertian
o Susunan bilangan-bilangan o Nama MATRIKS menggunakan
o Berbentuk persegi/ persegi panjang, huruf besar
o Terdiri dari baris dan kolom o Elemen ditulis dengan huruf kecil
o Dibatasi tanda kurung. o Ukuran = baris x kolom

B. Macam-macam Matriks
1. Matriks Baris
Terdiri dari 1 baris
Contoh : A = B=
2. Matriks Kolom
Terdiri dari 1 kolom

Contoh : A = B=

3. Matriks Persegi
Banyak baris = banyak kolom

Contoh : A = B=

4. Matriks nol
Elemennya nol

Contoh : A = B=

5. Matriks Identitas
Matriks persegi yang diagonal utamanya berelemen 1 dan yang lainnya
berelemen nol

Contoh : A = B=

Syarat :
aij = 0 untuk i < j atau i > j aij = 1 untuk i = j

6. Matriks Simetri
Matriks persegi yang diagonal utamanya menjadi sumbu simetri
Contoh :

A= B=

a12 = a21 b12 = b21 b31 = b13

22
Rangkuman Matematika
C. Operasi Matriks
1. Kesamaan matriks
Dikatakan sama jika :
Ordonya sama
Elemen yang seletak sama
Contoh :

A= B= =

2. Matriks Transpose
A m x n Atn x m
Misal :

A 2x3 = = At3 x 2 =

Keterangan :
Baris matriks A menjadi kolom di matrik At
Kolom matriks A menjadi baris di matrik At
3. Penjumlahan dan Pengurangan
Syarat > baris & kolomnya sama
Cara > elemen yang seletak di jumlah / di kurangkan
Contoh :
NOTE :
1. A + C = + =
A . B B . A (tidak komutatif)
4. Perkalian Skalar
(A . B) . C = A ( B . C) (asosiatif)
Contoh :
A.I=I.A
2 =

5. Perkalian 2 Matrik
Syarat > kolom matriks = 1, baris matrik = 2
Cara > matriks A dilihat barisnya
Matriks B dilihat kolomnya
Penjumlahan ( baris x kolom )
Contoh :
A= B=

A.B= = =

D. Determinan Matriks Persegi


1. Matriks 2x2
A= --- det A = a.d b.c = |A|
Contoh :

23
Rangkuman Matematika
P= ----- det P = |P| = 2.1 4.7 = 2 28 = -26

= 3.5 2.4 = 15 8 = 7

2. Matriks 3x3
Cara Sarrus (menambah 2 kolom)
Contoh :

B=

det B = aei + dhc + gbf ceg fha ibd


Cara menghilangkan baris dan kolom

B= det B = x -y +z

E. Invers Matriks
1. Matriks 2x2 NOTE :
A= A-1 . B-1 B-1 . A-1
Invers MatrikS A = A-1 = A-1 . B-1 = ( B . A)-1

2. Matriks 3x3 B-1 . A-1 = ( A . B)-1


Misal : A . A-1 = A-1 . A = I

B=

Cara mencari invers :


- Determinan
- Minor (determinan setelah baris & kolom di hapus)
- Kofaktor
( -1 )ij . mij dimana i = baris j = kolom mij =
minor
atau
Adjoin (transpose dari matriks yang terdiri dari
kofaktor faktor)

A-1 = . Adjoin

Contoh :

R=

24
Rangkuman Matematika
Det R =

= 2.2.1 + 3.2.0 + 4.9.-1 0.2.4 2.2.-1 1.9.3


= 4 + 0 + (-36) 0 (-4) 27
= - 63
mi2 = = 2.1 2.-1 = 4 mi4 = = 9.-1 0.2 = -9

mi3 = = 9.1 2.0 = 9

F. Persamaan Perkalian Matriks


Misal A & B matriks yang sudah diketahui elemennya x matriks yang akan di
cari,
- Persamaan A . X = B - Persamaan X . A = B
-1 -1
A .A.X=A .B X . A . A-1 = B . A-1
I . X = A-1. B X . I = B . A-1
X = A-1. B X = B . A-
1
G. Sistem Persamaan Linear 2 Peubah & 3 Peubah
ax + by = p
cx + dy = q
Dapat diubah menjadi persamaan perkalian matriks,
=

Matriks Matriks Matriks


Koefisien variabel konstanta
A X B

-1
Cara 1 X = A . B

Cara 2 determinan

ax + by = p D= Dx = Dy =
cx + dy = q
x= Y=

25
Rangkuman Matematika
LOGIKA MATEMATIKA

P. Salah

Pernyataan P. Faktual
Kalimat
Terbuka
Bukan
P. Benar
Pernyataan

Kalimat terbuka : kalimat yang belum ditentukan nilai kebenarannya

Contoh : dia adalah anak yang cantik, 5 x = 2, dll.

Pernyataan : dapat ditentukan nilai kebenarannya

Contoh : 2 + 3 = 4, Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945

a. Operasi pada logika


Negasi (kebalikan) { ~ , - }
o Mengingkari dengan menggunakan kata tidak benar atau
bukan. Lambangnya -p atau ~p
Misal : P ~P
p = Anta pergi ke sekolah bersepeda B S
-p = tidak benar Anta pergi ke sekolah bersepeda S B

Konjungsi { ^ }
o Jika dua buah pernyataan p dan q dihubungkan dengan operasi
konjungsi yang dilambangkan ^ di tulis p ^ q dengan kata
hubung yang artinya ^ = dan P Q P^Q
Misal : B B B
P = ibu memasak nasi B S S
Q = ayah mencuci mobil S B S
P ^ Q = ibu memasak nasi dan ayah mencuci mobil S S S
Disjungsi { v }
o Jika 2 buah pernyataan p dan q dihubungkan oleh operasi
disjungsi yang dilambangkan v di tulis p v q, kata hubung v =
atau
P Q PvQ
Misal :
B B B
P = 1+1 = 2
B S B
S B B
Q = 2 adalah bilangan genap S S S

26
Rangkuman Matematika
P v q = 1+1= 2 atau 2 adalah bilangan genap
Implikasi ( )
o Adalah pernyataan majemuk yang di susun dari 2 buah
pernyataan p dan q dalam bentuk jika p maka q, ditulis p q
Dalam penerapan yang lain, p q dapat dibaca ; P hanya jika, q jika p, p
syarat cukup bagi q, q syarat cukup bagi p.

P Q PQ
B B B
B S S
S B B
S S B
Bi-implikasi ( )
o Dua buah pernyataan p dan q dikenakan operasi biimplikasi
dengan lambang yg artinya jika dan hanya jika.
Misal : p q maka dibaca, P Q PQ
- P jika dan hanya jika q B B B
- Jika p maka q dan jika q maka p B S S
- P syarat perlu dan cukup bagi q S B S
- Q syarat perlu dan cukup bagi p S S B

Disjungsi Inklusif (mencakup)


Misal : P Q PUQ
Jika pernyataan 2 x 3 = 6 (p) B B B
B S B
6 adalah bilangan genap (q)
S B B
P U Q = 2 x 3 = 6 dan 6 adalah bilangan genap
S S S
Disjungsi Eksklusif ( memisah )
Misal :
P Q P Q
P>2x2=4
B B S
Q>2x2=5 B S B
P Q = 2 x 2 = 4 atau 2 x 2 = 5 S B B
S S S

b. Kalimat berkuantor
Kuantor umum / universal ( ) di baca ; semua, seluruh, setiap.
Kuantor khusus / ekseternal ( ), di baca ; sebagian, beberapa, ada.

~ =

c. Implikasi, invers, konvers & kontraposisi


Implikasi : p q konvers :qp
Invers : ~q ~p kontraposisi : ~q ~p

27
Rangkuman Matematika
p q ~p ~q pq ~q ~p qp ~q ~p

B B S S B B B B

B S S B S B B S

S B B S B S S B

S S B B B B B B

p q = ~q ~p
Di dapat =>
q p = ~p ~q

Contoh :
p = saya makan q = saya kenyang
implikasi = jika saya makan, maka saya kenyang
invers = jika saya tidak makan, maka saya tidak tenang
konvers = jika saya kenyang, maka saya makan
kontraposisi = jika saya tidak kenyang, maka saya tidak makan
d. Penarikan kesimpulan
1. Prinsip Modus Ponens
Jika pq benar dan p benar maka q benar
(~p ^ q) (p~q)
q
p

p q ~p ~q ~p q p ~q (~p--_q) (p~q)

B B S S S S B

B S S B S B B

S B B S B B B

S S B B S B B

2. Prinsip Modus Tolens


Jika pq benar dan ~q benar maka ~p benar

~q
p

28
Rangkuman Matematika
3. Prinsip Silogisme
Jika pq benar dan qr maka pr benar
(~p ^ q) (p v ~q)

p q ~p ~q ~p ^ q p v ~q (~p ^ q) (p v ~q)

B B S S S B S

B S S B S B S

S B B S B S S

S S B B S B S

29
Rangkuman Matematika
SUDUT DAN BIDANG

A. SUDUT

Derajat () Radian (rad) Gone / Centisimal (g)

1= 1 jam = 60 = 3600
1 rad = 57,3 = 63,69g 1g = 0,94 = 0,016 rad
1= 0,017 rad = 1,1g

B. BANGUN DATAR BERATURAN


1. Segitiga
L= xaxb=
K = jumlah seluruh sisi
S = keliling a = sisi pertama
b = sisi kedua c=sisi ketiga
2. Persegi panjang
L=pxl
K = 2(p + l)
3. Persegi / bujur sangkar
L=sxs
K = 4s
4. Jajar genjang
L=axt
K = 2 (a + b)
5. Belah ketupat
L = x diagonal1 x diagonal2
K = 4s
6. Layang-layang
L = x diagonal1 x diagonal2
K = 2 (a+b)
7. Trapesium
L = x tinggi x jumlah sisi sejajar
K = a +b +c +d
8. Lingkaran
L = r2
K=2 r
9. Segi n beraturan

L= tan
K = n.s
10. Ellips
L = ab
K = (a+b)

30
Rangkuman Matematika
C. BANGUN DATAR TAK BERATURAN

31
Rangkuman Matematika

4. DENGAN LUAS PERSEGI

Lm+ n

m = banyak persegi utuh


n = banyak persegi tak utuh

5. DIKETAHUI TITIK KOORDINATNYA

L ABC = { Xa (Yb-Yc) + Xb ( Yc-Ya) + Xc (Ya-Yb)}

32
Rangkuman Matematika
L ABCD = { Xa (Yb-Yd) + Xb ( Yc-Ya) + Xc (Yd-Yb) + Xd (Ya- Yc)}

L segi n = {( X1 Y2 + X2 Y1)+( X2 Y3 + X3 Y2) + + (Xn-1 Yn + Xn Yn-1) }

D. REFLEKSI (PENCERMINAN)

Pencerminan terhadap sumbu x


Pencerminan terhadap y = k
P(x, y) P (x, -y)
P(x, y) P (x, 2k-y)
Pencerminan terhadap sumbu y
Pencerminan terhadap garis y = x
P(x, y) P (-x, y)
P(x, y) P (y, x)

Pencerminan terhadap x = k
Pencerminan terhadap garis y = -x
P(x, y) P (2k-x, y)
P(x, y) P (-y, -x)

E. TRANSLASI (PERGESERAN)
Pergeseran titik/ bangun menurut arah & jarak tertentu
Dilambangkan dengan , a: komponan x , b: komponan y

P(x, y) P(x + a, y + b)

Translasi dilanjutkan dengan translasi


Komposisi 2 translasi dilambangkan dengan T1 o T2 (T1 bundaran T2)

P(x, y) P(x, y) P(x, y)

33
Rangkuman Matematika
F. ROTASI (PERPUTARAN)

P(x, y) P (-y, x)

P(x, y) P (y, -x)

P(x, y) P (-x, -y)

G. DILATASI (PERKALIAN)
Jika titik P di dilatasikan dengan pusat O dan skala K maka,

OP.K=OP K =

Suatu bangun di dilatasikan dengan faktor skala K maka,

Luas Bayangan = K2 X Luas Bangun Asal

P(x, y) P (Kx, Ky) dimana O= pusat dilatasi, K = Faktor Skala

Contoh Soal
1.

Jawab :

2.
Tentukan luas bangun di samping !

34
Rangkuman Matematika
TRIGONOMETRI

SUDUT 0 30 45 60 90
Sin 0 1

Cos 1 0

Tan 0 1

Cosec 2 1

sec 1 2

cotg 1

Perbandingan Trigonometri di berbagai Kuadran

35
Rangkuman Matematika
A = K. 90 , K = Kelipatan 1, 2, 3, 4
K = 1, 3 SIN hasilnya COS , COS hasilnya SIN , TAN hasilnya COTG
K = 2, 4 SIN tetap SIN , COS hasilnya COS , TAN hasilnya TAN

Sudut Periodik

Untuk SIN & COS Sudut Negatif (- )

A = K. 360 + Sin (- ) = sin (360- ) = - sin

Cos (- ) = cos (360- ) = cos


Untuk TAN
Tan (- ) = tan (360- ) = - tan
A = K. 180 +

Aturan SiN

*Aturan sin digunakan jika diketahui sisi & sudut hadapnya


Aturan Cos

*Aturan cos digunakan jika diketahui sisi, sudut dan sisi

Jumlah & Selisih 2 Sudut

36
Rangkuman Matematika

Sudut Rangkap

=1- =2 -1

Identitas Trigonometri

Sudut Tengahan

Rumus Perkalian

37
Rangkuman Matematika
Rumus Penjumlahan

Persamaan Bentuk

Contoh Soal
Nyatakan sebagai sudut lancip !

1.
2.
3.

Hitunglah !

1.
2.
3.

4.

5. Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan


!

Jadi HP =

38
Rangkuman Matematika
BARISAN & DERET

A. Barisan & Deret Aritmatika


a. Barisan Aritmatika
Bentuk ------->
Beda ------->
Suku 1 ------->
Suku 2 ------>
Suku 3 ------>
Suku ke-n ------->
b. Deret Aritmatika
Bentuk ------->
Barisan yang di jumlah.
Rumus ------->

c. Barisan Aritmatika Bentuk Kuadrat


Rumus ------->
d. Sisipan Barisan Aritmatika
Rumus ------->
B. Barisan & Deret Geometri
a. Barisan Geometri
Rasio ------->
Rumus ------->
b. Deret Geometri
Rumus -----> untuk r > 1

untuk 0 > r > 1

untuk r < 1 n

c. Sisipan
Jika diantara 2 suku barisan geometri a, ar, ar2 (1) kita sisipkan
3 suku sehingga membentuk geometri sebagai berikut:

C. Notasi Sigma
Bentuk ------->

Sifat :

39
Rangkuman Matematika

Contoh Soal

FUNGSI

A. FUNGSI DAN GRAFIK


a. Relasi dan Fungsi
Product Cartesius adalah pasangan berurutan pada setiap dan dengan
dinyatakan dalam bentuk himpunan.

Contoh :
Himpunan A={1, 2, 3, 4} dan B={a, b}, maka
A x B = {(1, a) (1, b) (2, a) (2, b) (3, a) (3, b)}
B x A = {(a, 1) (a, 2) (a, 3) (b, 1) (b, 2) (b, 3)}

40
Rangkuman Matematika
Suatu dikatakan fungsi jika relasi antara anggota A dan B setiap anggota himpunan A
mempunyai kawan 1 anggota himpunan B.
Fungsi F atau pemetaan f dari himpunan A ke himpunan B ditulis :

Jika dinyatakan pada bidang koordinat fungsi F yang menyatakan setiap X ke Y ditulis :

Dengan
f(x) = rumus fungsi F
x = variabel bebas
y = variabel terikat (y merupakan bayangan dari x)
Relasi : sembarang himpunan bagian dari produk cartesius A x B
Contoh :

Pada relasi dapat diebutkan bahwa :


- Himpunan ordinat pertama dari pasangan terurut disebut daerah asal
(domain)
- Himpunan B disebut daerah kawan (kodomain)
- Himpunan bagian dari B yang memiliki pasangan di himpunan A disebut daerah
hasil (range)
Pemetaan
relasi dari himpunan A ke himpunan B disebut fungsi/pemetaan jika dan hanya jika
tiap unsur dalam himpunan A berpasangan tepat hanya dengan satu unsur dalam
himpunan B.
b. Macam-Macam Fungsi
i. Fungsi Khusus
1. Fungsi Konstan
Fungsi F yang memetakan setiap x pada sumbu nilai (konstanta), ditulis :
atau dirumuskan k = konstanta

Grafiknya

f (x) = 2

F = {x|x R)

2. Fungsi Linear
Fungsi F yang memetakan anggota himpunan riil ke himpunan riil, ditulis :

41
Rangkuman Matematika
Dirumuskan atau
Contoh :
f (x) = y = 2x + 5 atau f(x) = 2x + 5, atau y = 2x + 5, jika

maka m = gradien k = konstanta


3. Fungsi Kuadrat
Fungsi F yang memetakan anggota himpunan bilangan riil ke himpunan bilangan riil,
ditulis :

dirumuskan

4. Fungsi Identitas
Fungsi F yang memetakan anggota himpunan bilangan riil ke himpunan bilangan riil,
ditulis :
dirumuskan
Grafiknya

F (-2) = -2
F (-1) = -1
F (0) = 0
F (1) = 1
F (2) = 2

ii. Fungsi Genap Dan Fungsi Ganjil


- Fungsi F disebut fungsi genap jika memenuhi :
- Fungsi F disebut fungsi ganjil jika memenuhi :
iii. Fungsi Modulus (Fungsi Harga Mutlak)
, terdefinisi untuk

Contoh :

iv. Fungsi Tangga (Fungsi Nilai Bulat Terbesar)

1. Untuk
2. Untuk
3. Untuk

42
Rangkuman Matematika
c. Sifat-Sifat Fungsi
i. Fungsi subjektif ( onto / kepada) lebih dari 1 pasangan lainnya adalah fungsi
yang bersifat into/ ke dalam
Onto range = kodomain into range bagian dari kodomain

ii. Fungsi bijektif (korespondensi satu-satu )


tanpa sisa

iii. Fungsi objektif (fungsi satu-satu)


tepat 1 pasangan di domain

B. FUNGSI LINEAR
Menentukan persamaan linear :
Jika diketahui 2 buah titik (X1 , Y1) dan (X2 , Y2) Jika diketahui sebuah titik (X1 , Y1) dan gradien

a. Hubungan Dua Buah Garis

43
Rangkuman Matematika
Karena sudut yang dibentuk untuk 2 garis tersebut pada (selalu positif di
kuadran 1)
i. Jika (kedua garis sejajar)

ii. Jika (kedua garis berpotongan)

iii. Jika (kedua garis tegak lurus)

----> --->

b. Invers Fungsi Linear


Invers fungsi ditulis atau
Langkah menentukan invers fungsi :
1. Memisahkan menjadi Y
2. Menyatakan X ke dalam Y
3. Mengganti X menjadi dan Y menjadi X
Contoh :

Penyelesaian :

C. FUNGSI KUADRAT

Menentukan persamaan fungsi kuadrat :


a. Jika Grafik Melalui 3 Titik (X1 , Y1) (X2 , Y2) (X3, Y3)
Rumus :

b. Jika Grafik Melalui Titik Puncak(P, Q) dan 1 titik


sembarang (X, Y)
Rumus :

c. Jika Grafik Melalui Titik (X1, 0) dan (X2, 0) serta titik (X,
Y)
Rumus :

44
Rangkuman Matematika
Catatan :
Jika nilai grafik parabola akan terbuka ke atas
Jika nilai grafik parabola akan terbuka ke bawah
Titik puncak pada parabola baik maksimal maupun minimal ditentukan oleh :

Sumbu simetri
Nilai ekstrim
Titik potong sumbu
Titik potong sumbu
D. FUNGSI EKSPONEN
Definisi dan
Rumus
Dimana, a = bilangan pokok b = bilangan pangkat
Keterangan
1. Pada dengan , bilamana maka
disebut Fungsi monoton naik
2. Pada dengan , bilamana maka
disebut Fungsi monoton turun.
Penyelesaian soal terapan :
Masalah kenaikan suhu, perkembangan bakteri, diselesaikan dengan menggunakan fungsi
eksponen
Masalah penurunan suhu, pelarutan zat, diselesaikan dengan menggunakan fungsi eksponen

E. FUNGSI LOGARITMA
Bentuk umum alog x atau y = alog x

Dengan atau , ,
Langkah menentukan invers fungsi logaritma :
1. Memisahkan menjadi Y
2. Menyatakan X ke dalam Y
3. Mengganti X menjadi dan Y menjadi X
F. FUNGSI TRIGONOMETRI
Grafik Fungsi

45
Rangkuman Matematika
i. Grafik Fungsi Grafik Fungsi

ii. Grafik Fungsi , misal


Grafik dasar digeser sejauh ke kiri
iii. Grafik Fungsi , misal
Grafik dasar digeser sejauh ke kanan
iv. Grafik Fungsi
Grafik , sedemikian hingga absisnya

(sin, cos)
(tan)
Bentuk umum , nilai a menunjukkan amplitudo nilai maximum dan minimum

G. NILAI EKSTRIM DAN TITIK POTONG GRAFIK DENGAN SUMBU


Grafik fungsi trigonometri akan memotong sumbu x dan sumbu y, dan mempunyai titik ekstrim
a. Syarat titik potong dengan sumbu y x = 0
b. Syarat titik potong dengan sumbu x y = 0
c. Nilai maksimum untuk
d. Nilai minimum untuk
Sehingga

46
Rangkuman Matematika

Contoh Soal

atau

-3 8
-2 4
-1 2
0 1
1

47
Rangkuman Matematika
PROGRAM LINIER
Program linier salah satu cara untuk memecahkan masalah tertentu,
dengan menggunakan model matematika yang terdiri atas pertidaksamaan
linier yang mempunyai banyak penyelesaian.

Dari semua penyelesaian yang mungkin, satu atau lebih memberikan


penyelesaian yang baik/ penyelesaian optimum. Himpunan penyelesaian
ditunjukkan oleh daerah yang tidak diarsir/ daerah bersih dalam grafik
Cartesius (disebut juga Daerah Penyelesaian)

A. Menentukan Daerah penyelesaian


Sistem Pertidaksamaan Linier Dua Variabel
Bentuk umum :

, dengan
Langkah-langkah :
Gambarlah grafik
Tentukan daerah yang memenuhi pertidaksamaan tersebut,
dengan mengarsir daerah yang tidak memenuhi
pertidaksamaan
Daerah bersih merupakan penyelesaian pertidaksamaan
B. Menentukan Sistem Pertidaksamaan Linier jika diketahui Himpunan
Penyelesaian
Tentukan terlebih dahulu persamaan garisnya
1. Persamaan garis melalui 2 titik A(x1, y1) dan B (x2, y2)

2. Persamaan garis melalui titik (x, y) dan gradien m


( )

3. Persamaan garis melalui sumbu koordinat yaitu (a, o) dan (o, b)

Menentukan nilai optimum dengan menggunakan garis selidik

Cara lain untuk menentukan nilai maksimum (optimum)


adalah dengan menggunakan garis selidik dengan
persamaan
Garis sejajar garis yang terletak paling jauh
dengan titik pangkal menyebabkan bentuk
menjadi maksimum

48
Rangkuman Matematika
Garis yang sejajar garis yang terletak paling
dekat dengan titik pangkal menyebabkan bentuk
menjadi minimum.

Contoh Soal

X 0 4
Y 4 0

X 0 8
Y 3 0
2.

X 0 25
Y 25 0

X 0 28
Y 21 0

49
Rangkuman Matematika
PELUANG
A. FAKTORIAL, PERMUTASI & KOMBINASI

a. Faktorial

Rumus n! = 1 x 2 x 3 x 4 x 5 x x n

Secara umum :

Contoh :

b. Permutasi

Rumus :

Permutasi yang memuat k unsur yang sama, l unsur yang


sama, dan m unsur yang sama dan seterusnya. Dapat

ditentukan dengan rumus :

Contoh :

10 unsur yang memuat 3 unsur yang sama, 5 unsur yang

sama dan 2 unsur yang sama.

Permutasi Siklis

Rumus

c. Kombinasi

Rumus :

B. PELUANG

a. Peluang suatu kejadian

o Ruang sampel : kumpulan dari kejadian-kejadian yang terjadi

o Titik sampel : kejadian yang terjadi

o Kejadian tunggal : kejadian yang hanya memiliki 1 anggota

o Kejadian majemuk : memiliki lebih dari 1 anggota

o Peluang memiliki kisaran nilai

50
Rangkuman Matematika
o kepastian

o kemustahilan

o Rumus :
N (A) : banyak anggota A
N(A) : banyak anggota ruang sampel

51
Rangkuman Matematika
b. Frekuensi harapan (fh)

Rumus , n = banyak percobaan

c. Peluang komplemen suatu kejadian

Rumus , = peluang komplemen

d. Peluang gabungan 2 buah kejadian

Rumus

Contoh :

Pelemparan sebuah dadu. Tentukan peluang munculnya mata

dadu prima atau genap.

Penyelesaian :

Mata dadu prima : {2,3,5}

Mata dadu genap : {2,4,6}

e. Peluang gabungan dua buah kejadian yang saling lepas

Rumus

f. Kejadian yang saling lepas

Rumus
Keterangan :

= peluang kejadian A & B yang saling bebas

= peluang kejadian A

= peluang kejadian B

g. Kejadian saling bebas bersyarat

2 buah kejadian A & B disebut kejadian bersyarat jika kejadian B

terjadi dipengaruhi oleh kejadian A, atau sebaliknya.

Rumus :

atau

Keterangan :

peluang kejadian A dan kejadian B

52
Rangkuman Matematika
peluang kejadian A

peluang kejadian B setelah kejadian A

Contoh Soal

1. Dalam suatu pertemuan yang dihadiri 3 orang Cina, 2 orang Arab dan 4

orang Belanda.

a. Apabila duduk mengelilingi meja bundar, berapa cara untuk

menempati tempat duduk tersebut?

b. Apabila duduk mengelilingi meja bundar, orang Belanda harus selalu

berdampingan, berapa cara untuk menempati tempat duduk

tersebut?

c. Apabila duduk mengelilingi meja bundar dan orang Cina harus selalu

berdampingan, berapa cara untuk menempati tempat duduk

tersebut?

Jawab :

a. Orang Cina = 3

Orang Arab = 2

Orang Belanda = 4

Banyak cara = 8! = 8 x 7 x 6 x 5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 40.320

b. Orang Belanda harus berdampingan -> dihitung 1

P(s) = (6-1)! = 5!

Mutasi susunan orang Belanda

c. Orang Cina harus duduk berdampingan dihitung 1

53
Rangkuman Matematika
IRISAN KERUCUT

MACAM-MACAM IRISAN KERUCUT :

1. Lingkaran

a. Lingkaran dengan pusat (0, 0) dan jari-jari A

Persamaan :

Titik P(x, y) dikatakan :

o Terletak pada lingkaran, jika

o Terletak di dalam lingkaran, jika


o Terletak di dalam lingkaran, jika
b. Lingkaran dengan pusat (a, b) dan jari-jari A

Persamaan :

Titik Q(x, y) dikatakan :

Terletak pada lingkaran jika

Terletak di dalam lingkaran jika

Terletak di luar lingkaran jika

Dari persamaan

diperoleh :

54
Rangkuman Matematika
2. Persamaan Garis Singgung Pada Lingkaran

a. Persamaan garis singgung dengan gradien m pada lingkaran

dengan pusat (0, 0) di titik (x, y)

Jika terdapat P di (a, b) maka

Jika terdapat P di (0, 0) maka

b. Persamaan garis singgung di titik

P(x, y) pada lingkaran dengan pusat

(0, 0)

c. Persamaan garis singgung di titik

Q(x1, y1) pada lingkaran dengan

pusat P(a, b) yaitu lingkaran

55
Rangkuman Matematika

3. Parabola

Parabola adalah tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama

terhadap sebuah titik (fokus) dan garis tertentu (direktris)

a. Persamaan Parabola

i. Jika fokus F(p, 0) dan

direktrisnya x=-p, maka

persamaan parabola adalah :

Titik O(0, 0) adalah puncak

parabola dan sumbu x

sebagai sumbu simetri

ii. Jika fokus F(-p, 0) dan

direktrisnya x=p, maka

persamaan parabola adalah :

56
Rangkuman Matematika

iii. Jika fokus F(0, p) dan

direktrisnya y=-p, maka

persamaan parabola adalah :

iv. Jika fokus F(0, -p) dan direktrisnya y=p, maka persamaan
parabola adalah :

b. Persamaan Garis Singgung pada Parabola

i. Persamaan garis singgung di

titik P(x1, y1) pada parabola

adalah :

57
Rangkuman Matematika
ii. Persamaan garis singgung di

titik P(x1, y1) pada parabola

adalah :

iii. Persamaan garis singgung dengan gradien m pada parabola

Titik singgungnya :

iv. Persamaan garis singgung dengan gradien m pada parabola

Titik singgungnya :

4. Elips

A. Persamaan Elips dengan pusat O(0, 0) Keterangan :

A1A2= sumbu panjang


B1B2= sumbu pendek

atau

58
Rangkuman Matematika
Sifat-sifat Elips :

Eksentrisitetnya

Persamaan garis direktrisnya dan

Panjang latus rectum

Titik puncak dan

B. persamaan Garis Singgung Elips

a. Persamaan garis singgung di titik P(x1, y1) pada elips

adalah

Jika elipsnya adalah , maka garis

singgungnya adalah

b. Persamaan garis singgung dengan gradien m pada elips

adalah

Jika elipsnya adalah , maka garis

singgungnya adalah

5. Hiperbola

a. Persamaan Hiperbola

i. Hiperbola dengan pusat O(0, 0)

59
Rangkuman Matematika
Hiperbola dengan fokus

memotong

sumbu x di dan

mempunyai

persamaan

Sifat-sifat :

Jarak kedua fokus = 2c

Jarak antara kedua puncak = 2a

Eksentrisitet =

Persamaan direktris : dan

Asimtut : dan

Bila fokus ; serta dan

adalah puncak, maka persamaan hiperbola adalah

ii. Hiperbola dengan pusat

Hiperbola dengan pusat dan sumbu-sumbu simetrinya

sejajar dengan sumbu x dan sumbu y, mempunyai persamaan

Sifat-sifat :

Asimtut

Persamaan direktrisnya :

Koordinat fokus :

b. Persamaan Garis Singgung pada Hiperbola

i. Persamaan garis singgung di P(x1, y1) pada hiperbola

adalah

60
Rangkuman Matematika

Jika hiperbola adalah , maka garis

singgungnya adalah

ii. Persamaan garis singgung dengan gradien m, pada

hiperbola adalah

Jika hiperbolanya adalah , maka garis

singgungnya adalah

Contoh Soal

1. Tentukan koordinat titik puncak, fokus, persamaan sumbu simetri dan

persamaan direktrik pada parabola !

Jawab :

2. Tentukan persamaan parabola dengan ketentuan fokusnya di (-4, 6) dan

persamaan garis direkriknya adalah !

Jawab :

61
Rangkuman Matematika

62
Rangkuman Matematika
DIMENSI TIGA
(bangun ruang)
1. KUBUS Kubus dibatasi oleh 6 bidang persegi yang
kongruen
ABFE = bidang frontal (bidang yang terletak
pada bidang gambar)
Garisnya disebut Garis Frontal
BCGF = bidang ortogonal
Garisnya disebut Garis Ortogonal (garis yang
tegak lurus bidang gambar.
EB = Diagonal Sisi
EC = Diagonal Ruang

VOLUME LUAS PERMUKAAN Diag. sisi Diag. Ruang

2. BALOK
VOLUME LUAS PERMUKAAN Diag. Ruang

Diagonal Sisi

Alas Depan samping

3. PRISMA TEGAK BERATURAN

VOLUME LUAS PERMUKAAN

LUAS SEGI n

4. PRISMA TEGAK BERATURAN TERPANCUNG

V. Terpancung LUAS PERMUKAAN

63
Rangkuman Matematika

64
Rangkuman Matematika
5. LIMAS TEGAK SEGI n BERATURAN

VOLUME LUAS PERMUKAAN

Limas segitiga = bidang empat

Limas segi empat = beralas segi


empat

6. LIMAS TEGAK SEGI n BERATURAN TERPANCUNG

VOLUME LUAS PERMUKAAN

A : Luas alas atas


D : Luas alas bawah
L.selimut : jumlah luas bidang tegak

7. TABUNG

VOLUME LUAS PERMUKAAN LUAS SELIMUT

8. TABUNG TERPANCUNG

VOLUME LUAS PERMUKAAN LUAS SELIMUT

65
Rangkuman Matematika

9. KERUCUT

VOLUME LUAS PERMUKAAN LUAS SELIMUT

10. KERUCUT TERPANCUNG

VOLUME LUAS PERMUKAAN

LUAS SELIMUT

66
Rangkuman Matematika
11. BOLA

adalah bangun ruang yang dibatasi segi n tak terhingga, bila dipotong

melalui bidang pada titik tengah maka penampang akan berbentuk

lingkaran.

VOLUME LUAS PERMUKAAN

Tembereng Bola

Jika bola dipotong menjadi dua bagian menurut bidang datar.

Juring Bola

Bangun ruang yang terdiri dari kerucut dan tembereng bola yang

berimpit bidang lingkarannya.

Keratan Bola

Bangun ruang yang dibatasi oleh dua lingkaran sejajar dan oleh

bidang lengkung bola antara dua lingkaran tersebut.

Cincin bola

Bangun ruang yang dibatasi bagian luar oleh keratan bola dan

bagian dalam oleh kerucut terpancung dan lingkarannya daling

berimpit.

Contoh Soal

1. Perbandingan panjang, lebar dan tinggi sebuah balok adalah 3:2:1.

Volume balok 162 cm3. Hitunglah luas balok!

Jawab :

67
Rangkuman Matematika
p:l:t=3:2:1

v = 162 cm3

p = 3x

l = 2x

t=x

2. Sebuah kawat berukuran p=2l, t= p. jika lebar kotak = panjang rusuk

kubus yang volumenya 64 cm3 . tentukan luas dan volume balok!

Jawab :
V kubus = 64 cm2

Sisi =

Lebar balok = sisi kubus = 4 cm

P = 2l = 8 cm

T = p = cm

VEKTOR
Vektor adalah kwantitas (besaran) yang mempunyai besaran sekaligus
arah.
(besaran yang tidak memiliki arah disebut besaran skalar)
Ruas Garis :

68
Rangkuman Matematika
ruas garis adalah suatu garis yang mempunyai panjang tertentu.
Secara geometris diwakili ruas garis berarah

jika disebut dengan vektor satuan dari

VEKTOR YANG SAMA VEKTOR YANG BERLAWANAN

Sama besar Sama besar

Searah Berlawanan
arah

A. VEKTOR dalam BENTUK KOMPONEN

B. VEKTOR dalam BENTUK POLAR

69
Rangkuman Matematika
C. VEKTOR dalam KOORDINAT CARTESIUS

D. Penjumlahan dan Pengurangan VEKTOR


a. Metode Segitiga
Langkah menjumlahkan :
Satukan ujung dan
Buat vektor baru dari
pangkal ke ujung
Vektor baru inilah
yang disebut

b. Metode Jajar Genjang

E. VEKTOR dalam PERBANDINGAN RUAS GARIS

70
Rangkuman Matematika

F. Perkalian Vektor dengan Bilangan Real


Jika pengalinya vektor hasil kali searah
Jika pengalinya vektor hasil kali searah

G. Penulisan Vektor
a. Jika koordinat ujung vektor adalah maka
disebut bentuk koordinat vektor .
b. Jika vektor dinyatakan dalam bentuk komponen dan k

bilangan real maka


c. Jika vektor dan dinyatakan dalam bentuk komponen
dan maka

H. Vektor Posisi, Besar Vektor dan Vektor Satuan


a. Vektor Posisi adalah vektor yang pangkalnya titik (0, 0). Bila
titik A dan B , maka disebut vektor
posisi titik A dan disebut vektor posisi titik B.

71
Rangkuman Matematika
b. Bila vektor , maka panjangnya adalah

Bila A dan B , maka besak vektor AB adalah :

c. Bila vektor , maka vektor satuan dari

I. Vektor Pada Bangun Ruang


a. Sistem Koordinat dalam ruang

Setiap titik dalam ruang berdimensi tiga berpadanan dengan


tripel bila terurut (x, y, z) koordinat ruang
b. Vektor Satuan dalam Ruang
Koordinat vektor-vektor , dan
dimana masing-masing panjangnya adalah satu
satuan, sehingga vektor-vektor tersebut disebut vektor basis
dalam ruang.

Jika maka vektor basisnya adalah :

Vektor yang arahnya sama dengan dan panjangnya satu


satuan disebut vektor satuan dari dilambangkan dengan :

72
Rangkuman Matematika
c. Penjumlahan Vektor dalam Ruang

maka

d. Pengurangan Vektor dalam Ruang

maka
e. Pembagian Ruas Garis di R3 dalam bentuk vektor

f. Pembagian ruas garis R3 dalam bentuk koordinat

Jika , dan

Diperoleh rumus :

g. Perkalian Skalar dua Vektor


Perkalian titik antara dua vektor didefinisikan :
dengan adalah sudut terkecil yang
dibentuk vektor a dan vektor b.
Dari rumus tersebut, maka sehingga karena
, maka

73
Rangkuman Matematika
h. Besar Vektor

Selanjutnya untuk titik

dan , maka

i. Perkalian Vektor dua Vektor


s = vektor satuan yang tegak lurus
dengan vektor a dan b

74
Rangkuman Matematika
J. Bilangan Kompleks
Bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk atau
, dimana a dan b bilangan real dan
(bilangan imajiner i=j= ). Jadi bilangan kompleks
merupakan gabungan dari bilangan real dan bilangan imajiner.

K. Bilangan Kompleks dalam Bidang Koordinat


Untuk menggambarkan bilangan
kompleks a + jb bukanlah
penjumlahan aljabar, tetapi
jumlah besaran yang saling tegak
lurus.

L. Konversi Bilangan Kompleks ke bentuk polar

Bilangan kompleks dapat


dinyatakan dalam bentuk polar
(kutub), yaitu dengan
menggunakan jarak titik
terhadap titik polar dan sudut
yang dibentuk dengan sumbu
polar.

M. Operasi Bilangan Kompleks


a. Penjumlahan dan pengurangan bilangan kompleks

b. Perkalian dan pembagian bilangan kompleks

75
Rangkuman Matematika
Pada pembagian bilangan kompleks pada prinsipnya adalah seperti
merasionalkan penyebut jadi penyebutnya diubah menjadi bentuk
real dengan cara mengalikan dengan bentuk sekawannya penyebut
yang secara umum dapat ditulis :

N. Phasor
Kedudukan sesaat dari vektor yang
berputar pada pangkalnya.
Notasi : dengan r panjang
(besar) phasor dan adalah sudut
yang dibentuk phasor dengan
sumbu positif.

Phasor dapat juga dinyatakan


dalam bentuk siku.

O. Penjumlahan Pengurangan Phasor


Jika phasor dinyatakan dalam bentuk siku maka
penjumlahan/ pengurangan phasor prinsipnya sama seperti
pada bilangan kompleks.

Jika phasor dinyatakan dalam bentuk polar maka


penjumlahan/ pengurangan phasor harus diubah terlebih
dahulu menjadi bentuk siku : kemudian
dijumlahkan/ dikurangkan dan hasilnya dikembalikan lagi
dalam bentuk polar
P. Perkalian dan Pembagian Phasor
Jika phasor diberikan dalam bentuk siku maka perkalian/
pembagian phasor prinsipnya seperti pada bilangan
kompleks.

76
Rangkuman Matematika
Jika phasor diberikan dalam bentuk polar maka
perkalian dan pembagian phasor dapat dirumuskan menjadi:
a.
b.

Contoh Soal

1. Jika panjang vektor a dan b masing-masing 5 dan 6 satuan sudut


antara kedua vektor adalah . Hitunglah perkalian titik antara
vektor a dan b!
Jawab :

2. Ditentukan titik , dan


terletak pada satu garis lurus. Tentukanlah nilai p!
Jawab :

Dari persamaan di atas diperoleh sehingga :

3.

77
Rangkuman Matematika

78

Anda mungkin juga menyukai